Anda di halaman 1dari 3

Analisis masalah

Korban : 4 siswa SMP

Pelaku : Gingwan (60)

Tempat : Dusun Kotta Blater, Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten


Jember, Jawa Timur.

Masalah : Gingwang (60) mencabuli gadis 15 tahun dengan iming-iming akan


mendapatkan jodoh pria idaman dengan cara ritual dirumah dukun cabul
tersebut. Korban mendatangi rumah gingwang seorang diri. Dengan ramah,
tersangka mempersilahkan korban masuk ke dalam kamarnya. Saat berada
dalam kamar tersangka, korban diminta membuka bajunya sebagai syarat
ritual ilmu pengasihan. Namun, korban menolak membuka bajunya.

"Karena korban menolak, tersangka memaksa melepas baju korban. Korban


dipaksa melayani nafsu tersangka. Perbuatan itu, diulangi hingga 2 kali, dalam
semalam,".

Usai kejadian itu, tersangka tiap hari melakukan hubungan cinta


terlarang. Pencabulan itu dilakukan di rumah nenek korban, waktu sepi saat
neneknya pergi kerja ke kebun. Kadang juga dilakukan di rumah tersangka.
Perbuatan itu, dilakukan selama 3 bulan, dari bulan September hingga
November 2018.

"Korban mau melayani tersangka, karena diancam tidak akan mendapatkan


jodoh. Selain itu, korban ditakut-takuti tidak akan mendapatkan rezeki,".

Suhartanto menjelaskan, kasus tersebut terungkap, saat korban pulang ke


rumah orangtuanya, di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, sekitar bulan
Desember 2018. Sebab, keluarga korban curiga dengan perubahan psikis
korban. Tidak hanya itu, bagian perut korban membesar.

"Korban selanjutnya diperiksakan ke dokter. Hasilnya korban diketahui sudah


hamil 6 bulan. Korban bercerita bahwa pelakunya adalah Gingdam, saat
tinggal di rumah Kongsi Kotta Blater, rumah neneknya," ucap Suhartanto.

Oangtua korban langsung melaporkan kasus tersebut ke Mapolsek Tempurejo.


Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan yang didukung alat bukti yang
cukup, minimal 2 alat bukti, polisi akhirnya menangkap tersangka. Suhartanto
menambahkan, menyusul penangkapan tersangka ini, ternyata masih ada 3
gadis siswi SMP yang menjadi korban pencabulan yang dilakukan tersangka.

"Modusnya sama, ketiga gadis tersebut diiming-imingi segera mendapatkan


jodoh dan segera mendapatkan pekerjaan," kata Suhartanto.

Polisi masih menyelidiki kasus dugaan pencabulan terhadap ketiga gadis


tersebut. Namun yang sudah divisum, baru korban yang hamil 6 bulan ini.
Diagnosis (Penyebab)

1. Gingwan sangat tersengsem saat melihat daun muda (siswa smp berumur 15
tahun)
2. Gadis yang ingin mendapatkan jodoh pria idaman
3. Gadis yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Internal : dorongan, insting

Eksternal : lingkungan, kebudayaan

Pembahasan

 Perkembangan Fisik

Pada gadis 15 tahun mengalami masa pubertas, kulit yang semakin halus, pinggul
membesar (body sepeti gitar), suara yang naik satu oktaf membuat nada bicara
seorang gadis mejadi lebih indah.

 Perkembangan Kognitif

Pada masa remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang berupa rencana atau
suatu bayangan. Pada kasus terebut gadis sudah memikirkan atau merencanakan
untuk mendapatkan pria idaman dan juga pekerjaan.

 Perkembangan Emosi

Pada orang dewasa perkembangan emosi ditandai dengan seseorang yang mampu
mengenali perasaan yang ada pada dirinya dan tau bagaimana cara untuk
melampiaskannya. Pada kasus tersebut Gingwan sangat suka saat melihat gadis 15
tahun itu dan melampiaskan dengan mencabulinya.

 Perkembangan Moral

Pada kasus tersebut, korban mengalami tahapan kohlberg yaitu:

-penalaran prakonvensional, pada kasus jika korban mau melayani tersangka, maka
korban akan mendapatkan pria idaman dan juga pekerjaan. Sebaliknya, jika korban
tidak mau melayani tersngka, maka korban akan dijauhi rezeki.

-tahap 1 moralitas heteronom, korban mempercai hukuman yang akan terjadi (dijauhi
rezeki) maka korban patuh kepada tersangka agar apa yang korban inginkan dapat
terwujud.

-tahap 2 individualisme, tujuan instrumental dan pertukaran, jika korban melayani


tersangka, maka tersangka akan memberikan apa yang korban inginkan.
 Perkembangan Sosial

Pada gadis usia 15 tahun gadis mengalami konformitas, konformitas muncul ketika
individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata
maupun yang dibayangkan oleh mereka. Pada kasus tersebut penulis memprediksi
bahwa gadis tersebut ingin seperti teman sebayanya yang sudah memiliki pasangan
(pacar), maka dari itu si gadis mempercayai iming-iming dari Gingwan karena ingin
memiliki pasangan.

Solusi

 Solusi Preventif (pencegahan)

- Perhatian dari orang tua harus lebih dioptimalkan karena masa remaja awal
merupakan masa transisi dari sifat kekanak-kanakan ke masa remaja yang dimana
masa tersebut merupakan masanya anak yang senang-senangnya mencoba hal
baru. Orang tua harus berperan aktif terhadap hal tersebut dengan cara pendekatan
yang lebih.
- Kerja sama antar masyarakat sekitar untuk memberantas dukun-dukun cabul.
- Pendidikan moral dan spiritual dari sekolah.

 Solusi Kuratif (penyembuhan)

- Behavioral therapy (terapi perilaku) yang bertujuan untuk membantu mempelajari


perilaku baru dan positif yang dapat mengurangi masalah.
- Family/sistemic therapy (terapi keluarga) merupakan pendekatan yang bekerja
dengan keluarga dan kerabat.
- Hukuman bagi Gingwan agar jera.

 Solusi Developmental (pengembangan)

- Gingwan dapat membantu menyembuhkan orang sakit diguna-guna karena


memiliki kelebihan spiritual.
- Gadis smp bisa mengembangan kegemarannya dengan baik karena gadis memiliki
keinginan yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai