1. Bagaimana petunjuk tertulis teknis pelaksanaan tes Drible Bola Basket Zig-zag Illinois!
2. Buat data hasil tes tersebut jumlah sisw 20 orang (simulus hasil)/fiktif lihat jenis tesnya!
3. Apakah beda antara kesalahan systematic error dan chance error, lengkapi dengan
contohnya?
4. Apakah beda antara tes back dynamometer dan leg dynamometer, jelaskan!
a. Reliabiliti tes
b. Objektiviti tes
c. Validiti tes
jelaskan!
Jawab
1. Bagaimana petunjuk tertulis teknis pelaksanaan tes Drible Bola Basket Zig-zag Illinois!
Alat :
Bola Baket
Cone
Pluit
Stopwatch
Lintasan 10 meter dan lebar 5 meter
Blangko dan alat tulis
Pelaksanaan tes :
2. Buat data hasil tes tersebut jumlah sisw 20 orang (simulus hasil)/fiktif lihat jenis tesnya!
1 Abdillah 38 dt
2 Abidin 44 dt
3 Amri 42 dt
4 Azkiya 58 dt
5 Bestari 42 dt
6 Bian 37 dt
7 Bunga 1 menit 20 dt
8 Carissa 1 menit 11 dt
9 Cesta 45 dt
10 Dinda 59 dt
11 Disa 1 menit 15 dt
12 Elga 48 dt
13 Elsa 1 menit 24 dt
14 Fifi 1 menit 20 dt
15 Gunarso 48 dt
16 Habil 36 dt
17 Hasbi 50 dt
18 Izzul 37 dt
19 Jannah 1 menit 10 dt
20 Kirana 1 menit 25 dt
3. Apakah beda antara kesalahan systematic error dan chance error, lengkapi dengan
contohnya?
Systematic error
Chance error
4. Apakah beda antara tes back dynamometer dan leg dynamometer, jelaskan!
Back dynamometer
Leg dynamometer
a. Reliabiliti tes
b. Objektiviti tes
c. Validiti tes
a Reliabiliti tes
Pengertian reliability berasal dari kata “reliable” yang berarti dapat dipercaya. Tes yang
reliabel adalah tes memberikan hasil yang tetap/sama/ hampir sama apabila tes tersebut
diberikan berkali-kali pada individu atau kelompok yang sama (Baumgartner, et al.,
2002,Grounlund & Waugh, 2009; Lacy, 2011). Dengan kata lain sebuah tes dikatakan
reliabel apabila tes menunjukkan hasil yang tetap/sama/ hampir sama jika tes diberikan
berulang-ulang pada individu atau objek/kelompok yang sama. Reliabilita adalah
bilangan yang menunjukkan ketetapan/konsistensi hasil suatu pengukuran jika tes
diberikan berulang-ulang pada individu/objek atau kelompok yang sama dan
dilaksanakan oleh satu orang tester. Bilangan tersebut diperoleh dengan cara
membandingkan atau menghubungkan antara hasil tes hari I dengan tes hari ke II, atau
antara hasil tes asli dengan hasil tes duplikat, atau antara hasil tes belahan awal dengan
akhir.
b. Objektiviti tes
Objektifitas berasal dari objectivity yang artinya objektif, apa adanya tanpa dipengaruhi
oleh unsur subjektifitas. Suatu tes dikatakan objektif jika dalam pengukuran melibatkan
dua orang tester untuk memberikan skoring atas kinerja setiap testi. Harsuki (2003)
berpendapat bahwa tes yang objektif menunjukkan bahwa suatu tes jika dilakukan oleh
dua orang atau lebih testor mendapat skor yang sama atau hampir sama. Dengan
demikian berarti objektifitas tes ditentukan hasil tes dari dua orang atau lebih testor
dalam menskor hasil tes. Berarti objektivitas tes berhubungan dengan ketelitian dalam
skoring.
c. Validiti tes
Validitas berasal dari bahasa asing yaitu validity yang berasal dari kata valid yang artinya
sahih/tepat, yaitu tes dikatakan “valid” jika tes itu dengan tepat mengukur apa yang
seharusnya diukur sesuai dengan apa yang hendak diukur (Baumgartner & Hensley,
2006). Sebagai contoh kita bermaksud mengadakan tes kelincahan, maka alat ukur yang
tepat digunakan tes berupa lari zig-zag atau squat trhrust atau tes lari Bumerang. Jika
salah satu bentuk tes tersebut digunakan, maka diprediksi hasil tes menunjukkan
ketepatan mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pengukuran.
Tingkat ketepatan /kesahihan (validity) alat ukur dinyatakan dalam suatu angka yang
disebut dengan koefisien validita tes. Besarnya koefisien validita tes berkisar antara 0,0
sampai dengan 1,0 (Lacy, 2011).