Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aliya Rafa Salsabila

NIM : 1204040012

Kelas : PMI/5A

Dosen pengampu : Novi Hidayati Afsari, S. Kom.I., M.Ag.

Keresahan Warga Terhadap Gang Motor/ Gangster

Gangster atau yang biasa dikenal sebagai geng motor adalah suatu perkumpulan anak
muda dikarenakan adanya kesamaan latar belakang, kesamaan daerah, maupun keasamaan yang
lainnya yang tergabung dalam suatu komunitas penggunaan kendaraan bermotor roda dua. Pada
awalnya geng motor ini dianggap positif oleh masyarakat semakin berkembangnya waktu dan
tahun dalam pemberitaan tahun terakhir ini gang motor identik dengan kelompok yang memiliki
budaya atau perilaku yang negatif bahkan hingga membuat warga merasa resah. Perilaku yang
dilakukan oleh geng motor tersebut menjadi suatu penyimpangan dimana terjadinya kejahatan
seperti perampokan, pencurian bahkan hingga pembunuhan secara berturut-turut tanpa adanya
rasa bersalah saat melakukan tindakan tersebut. Tindakan yang tidak terkontrol tersebut yang
dilakukan oleh para geng motor menjerumus kepada tindakan kejahatan.

Pada proses pembentukan geng motor tersebut dapat bermula dari tiap individu yang
berbeda-beda karakter, kepribadiannya, perasaannya yang ada pada diri mereka masing-masing.
Individu-individu tersebut bermaksud untuk membuat geng untuk mencari kebahagiaan dan
mendapatkan teman yang searah dan pasti. Kebahagiaan seorang individu tersebut pada geng
dapat mempererat pertemanan, persatuan dan bertahan pada di dalam geng-nya. Walaupun cara-
cara yang mereka gunakan untuk mendapatkan kebahagiaan itu salah dan menyimpang dari
norma, tetapi mereka tetap melakukannya atas dasar mencari kebahagiaan dan kesenangan
mereka. Contohnya seperti di Desa Trayeman terdapat segerombolan geng motor yang selama
ini meresahkan warga desa tersebut. Seringkalinya geng motor tersebut mengejar seseorang
tanpa pandang bulu baik itu perempuan, anak-anak, orang dewasa, maupun lainnya demi
kesenangan anggota geng tersebut.Geng motor tersebut sepertinya beberapa kelompok yang
berasal dari macam-macam desa, kota bahkan daerah. Kejadian seperti ini sudah lama terjadi
bahkan ada juga yang berasal dari ibukota dan sekarang kejadian ini terjadi lagi di desa tersebut.
Geng motor tersebut dapat pula karena adanya kesenjangan dengan masyarakat atau adanya
dendam geng tersebu kepada masayarakat sehingga mereka melakukan hal tersebut tanpa
pandang bulu. Geng motor tersebut memiliki hubungan erat dengan lemahnya ikatan seseorang
dengan orang tua, dengan lingkungannya, pendidikannya dan juga karena perilakunya yang
selalu diatur.

Pada permasalahan yang diatas dapat juga diambil pada teori psikologi kepribadian
manusia yang terdapat pada psikologi analitis Carl Gustav Jung. Pada psikologi Carl Gustav ini
karena kesadaran dan ketidaksadaran kelompok geng motor disaat melakukan aksinya.
Kejiwaannya yang memiliki pemikiran atas dasar benar dan salah dan juga perasaan yang
dimilikinya atas dasar menyenangkan dan tidak menyenangkan. Tetapi itu juga dapat dilakukan
dengan sadar secara indra. Ketidaksadaran yang dilakukan oleh pribadi masing-masing
kelompok juga dapat dikarenakan oleh perasaan yang positif dan perasaan negatif. Perasaan
tersebut dapat berupa pada kasih sayang seorang ibu atau seorang orang tua. Konsep ini juga
memiliki dua sisi dapat berupa kasih sayang dan mengerikan, dapat juga berupa dua kekuatan
yang berlawanan seperti kekuatan dan kehancuran. Seorang ibu maupun orang tua dapat
memberikan kekuatan kepada anaknya dan dapat juga memberikan kehancuran kepada anaknya
sehingga anak tersebut melakukan penyimpangan-penyimpangan tersebut. Selain itu juga
seorang geng motor yang melakukan penyimpangan dapat berupa dari ego nya masing-masing
yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan kerusuhan seperti itu.

Pada permasalahan ini dapat juga dilihat dari keemosiannya, menurut Ricard Lazarus
mengemukakan bahwa teori emosi ini menekankan pada penafsiran. Teori ini menyatakan bahwa
emosi dialami dari hasil penafsiran atau evaluasi yang datang dari situasi lingkungan dan dari
alam. Ada juga terdapat pada teori atribusi, permasalahan-permasalahan seperti ini dapat juga
disebakan oleh lingkungannya. Perilaku-perilaku seperti tersebut didorong oleh faktor-faktor di
luar dirinya. Teori perilaku ini dapat dihubungkan pada permasalahan geng motor tersebut,
seperti teori insentif pada teori ini menjelaskan bahwa perilaku manusia disebabkan karena
adanya insentif. Dengan adanya insentif manusia dapat mendorong untuk berperilaku baik positif
maupun negatif. Pada teori ini juga dijelaskan bahwa intensif yang negatif akan menghambat
manusia dalam berperilaku. Teori konvergensi juga dapat digabungkan pada permasalahan yang
ini, teori yang dikemukakan oleh William Stern menjelaskan bahwa pengelaman atau lingkungan
mempunyai peranan penting dalam perkembangan suatu individu. Artinya suatu lingkungan
sangat berpengaruh dalam perkembangan suatu anak untuk perilakunya, jika ia berada di sekitar
lingkungan yang kurang baik maka ia pun akan mengikuti perilaku yang sama seperti yang
lainnya, itu juga dapat dilihat pada kebebasan dalam bermain jika ia bermain dalam lingkungan
baik maka perilaku, sikapnya akan baik sebaliknya juga jika ia berada pada pertemanan yang
buruk maka ia akan mengikuti seperti tersebut.

Teori tingkah laku manusia dimulai dari pengalaman, tingkah laku yang dilakukan oleh
para remaja-remaja dapat dibentuk dengan cara menyelami perasaan dan pemikiran pelajar
tersebut melalui unsur-unsur nasihat dan perbincangan. Dalam hal ini pada bidang pendidikan
guru berperan membina tingkah laku yang positif kepada para pelajar. Pembelajaranyang
dilakukan dapat berupa peneguran dan denda. Dan pada lingkungan keluarga orang tua dapat
membimbing dan membina agar bertingkah laku dengan baik, jika ia melakukan kesalahan maka
ia akan di nasehatin dan mendapatkan peneguran. Tingkah laku yang terjadi pada remaja yang
bermasalah terdapat suatu unsur dalam seperti id, ego, dan superego yang dinyatakan oleh teori
psikoanalitik terkait dengan tingkah laku yang bermasalah. Dengan menyadari aspek dalam
defence mechanisms, dapat dilihat pikiran remaja yang bertindak karena aspek unconscious telah
mempengaruhi tingkah laku remaja tersebut. Mereka mengelak diberi suatu tindakan bahkan
mereka semakin bertindak yang semena-mena.

Hati berfungsi mengesan perkara-perkara abstrak dan subjektif. Al-Ghazali menyatakan


manusia menyediakan diri bagi makrifah(mengenal) dengan hatinya. Oleh karena itu pentingnya
memahami persoalan hati bagi membolehkan manusia mengenal dirinya. Al-Ghazali mengatakan
mengenal hati dan sifatnya adalah pokok-pokok agama dan sendi jalan orang-orang yang
berjalan kepada Allah. “Hati yang halus itu, ialah hakikat manusia” karena hati merasa,
mengetahui dan mengenal diri manusia. Apabila baik hatinya, maka tingkah lakunya
menyenangkan orang-orang di sekelilingnya. Jika hatinya buruk, maka tingkah lakunya pun
buruk bagi orang-orang sekelilingnya.
Referensi

Fatwikiningsih, Nur. 2020. Teori Psikologi Kepribadian Manusia. Yogyakarta: ANDI (Anggota
IKAPI)

Saleh, Adnan Achiruddin. 2018. Pengantar Psikologi. Makassar Sulawesi Selatan. Aksara Timur

Khalim, Zainal. 2008. “Memahami tingkah laku remaja bermasalah dari perspektif Teori
Tingkah Laku, Humanistik, Psikoanalitik& Tret Personaliti” dalam Jurnal Pengajian Umum9.4

Sarmani, Yatimah. 2008. Teori Kaunseling Al-Ghazali. Malaysia. PTS Islamika

Irmayani, Nyi R. 2018. Fenomena Kenakalan Remaja Pada Aktivitas Geng Motor. Jakarta
Timur.

Anda mungkin juga menyukai