1 9
iv
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan egara.
Menurut WHO ( World Health Organization ) atau Organisasi Kesehatan Dunia, remaja
adalah suatu masa dimana : Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual . Individu mengalami perkembangan
psikologik dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan
Ketika seseorang mencapai masa remaja, biasanya emosinya meledak – ledak, keinginannya
harus terpenuhi, dan cenderung ingin menang sendiri. Itulah sebabnya, masa remaja sering disebut
Apabila pada masa seperti ini tidak ada pendidikan dan pengendalian dari dalam/ internal
dan dari luar/ eksternal, baik itu berupa edukasi moral dan law enforcement, yakni dari diri sendiri,
keluarga, masyarakat dan egara, tentu akan tercipta generasi yang liar dan barbar, serta perilaku yang
cenderung destruktif. Padahal, masa depan bangsa ini bergantung dari pemuda/ remaja. Bila mereka
baik, insyaAlloh bangsa ini akan baik. Sebaliknya, bila mereka buruk, egara ini niscaya akan rusak.
Salah satu problematika yang menimpa remaja adalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja
sangat beragam jenisnya, misalnya minum – minuman keras, tawuran, pergaulan bebas dan lain – lain.
Pada kesempatan ini, penulis akan membahas salah satu contoh kenakalan remaja, yaitu geng motor.
Apa dan bagaimana geng motor itu? Apa pula penyebab dan solusi menangani hal ini?
RUMUSAN MASALAH
2. Apa kaitan antara gerakan Geng Motor dengan niai-nilai pancasila pada Sila I dan Sila II ?
TUJUAN PENULISAN
2. Untuk mengetahui kaitan antara gerakan Geng Motor dengan nilai-nilai pancasila pada Sila I dan
Sila II.
MANFAAT PENULISAN
Kajian ini diharapkan dalam memberikan kontribusi penting dalam menjaga stabiilitas keamanan dan
kesejahteraan Indonesia. Dengan cara meningkatkan pemahaman pembaca dalam memaknai sila
ketuhanan dan sila kemanusiaan serta menghindarkan diri dari tindakan provokasi yang tidak
bertanggung jawab.
2
KAJIAN PUSTAKA
Geng Motor merupakan sebuah kelompok radikal yang sedang panas dibicarakan karena
kekejamannya. Geng motor dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang.
Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari
berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat
dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep
perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku
METODE
Siapa yang tidak tahu Geng Motor? Sekelompok orang yang menggunakan motor melakukan
kekerasan brutal. Geng Motor adalah sebuah kelompok yang sangat merugikan masyarakat. Beranggotakan
kelompok pemberontak serta dikenal dengan memiliki kekerasan brutal dengan target serangan kepada
masyarakat. Tujuan dari kelompok ini adalah memperlihatkan bahwa mereka adalah penguasa jalanan atau
Sebagai upaya yang bersifat mencegah adanya peningkatan jumlah anggota geng motor dan punkkers
di kemudian hari, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai agama sejak dini. terutama tentang akhlaq (moral dan
etika). Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
Sehingga pada saat mereka sudah mulai berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan
Salah satu solusi yang bisa memperbaiki keadaan mereka secara efektif adalah peran; kepedulian; dan
Solusi ini akan lebih efektif, mengingat penyebab utama mereka memilih geng motor dan punkkers
sebagai bagian kehidupannya adalah karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua. Dalam menterapi
anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa bekerja sama dengan psikolog yang
mereka percayai. Sehingga secara pasikologis sedikit demi sedikit anak akan mendapatkan kembali kenyamanan
berada dalam kasih sayang orang tua. Selain itu kita sebagai ciptaan Tuhan juga berkewajiban berbagi nilai-nilai
religius kepada sesama kita. Karena bagaimanapun kita harus mematuhi peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan oleh sang pencipta, selain itu yang menjadi benteng paling efektif untuk mencegah nilai-nilai negatif
Tindakan yang dilakukan oleh kelompok geng motor merupakan sekumpulan orang yang tidak
memiliki perikemanusiaan yang melanggar sila kedua Pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Fenomena sosial terjadi dikalangan anak muda atas tindakan anarkis geng motor. Mereka sudah tidak
merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya
mereka merasa bangga jika masyarakat takut. Adanya rasa bangga bagi anggota geng motor yang mampu
merobohkan lawan, merusak harta benda orang lain, merampok, merusak fasilitas umum, merupakan musibah
bagi masyarakat. Masyarakat sudah jenuh, bahkan muak dengan perilaku destruktif yang dipertontonkan
anggota geng motor. Sudah banyak korban atas aksi kawanan geng motor yang mengakibatkan rasa takut
dikalangan masyarakat. Ketakutan atas geng motor sudah menghantui masyarakat, tak ada lagi kedamaian di
keheningan malam, karena selalu pecah oleh raungan motor dan suara ribut tawuran. Tak pernah berani keluar
malam hari karena di lingkungan sekitar yang marak aktifitas geng motor.
Geng motor sangat melanggar ideologi pancasila kedua, karena perbuatan-perbuatan dan tindakan
yang di lakukan sangat tidak sesuai. Sebagai manusia yang beradab pastinya kita akan melakukan yang baik
Tindak kekerasan yang dilakukan geng motor ini merupakan cermin kondisi masyarakat yang sedang
Penanganan geng motor sendiri tidak dapat dilakukan secara represif karena anggota-anggotanya
kebanyakan berasal dari kalangan remaja. ”Hukum memang harus ditegakkan, tetapi tetap harus dipilah-pilah”.
Di tengah kondisi masyarakat yang sedang mengalami patologi, sanksi yang bersifat represif bukanlah
obat yang mujarab. Bentuk sanksi yang bersifat represif seperti ancaman tembak di tempat maupun ancaman
Pasalnya sanksi represif justru tidak akan membuat anggota geng motor menjadi jera. Justru
dikhawatirkan remaja yang menjadi anggota-anggotanya menjadi penjahat besar.Untuk anggota geng motor
yang masih remaja, sebaliknya dilakukan pendekatan secara psikologis dan sosiologis. Penanganannya tetap
perlu melibatkan masyarakat secara luas, terutama melibatkan peran orang tua secara aktif. Orang tua menjadi
Membubarkan geng motor juga bukan solusi yang tepat. hal itu malah menimbulkan tindak
kriminalitas baru.Penanganan terhadap geng motor tak hanya sebatas dengan cara-cara hukum. ”Polisi tetap
mengedepankan cara-cara lain dengan melibatkan orang tua, guru dan masyarakat secara luas
Bagi anggota geng motor yang terbukti melakukan tindak kriminal, polisi tetap memberikan sanksi hukum.
Sanksi hukum diharapkan dapat menjadi efek jera. berharap penanganan yang dilakukan dapat menjadi obat
yang tepat. Sebab, jika obat tersebut keliru, dikhawatirkan di masa mendatang fenomena geng motor dengan
Jika dilihat dengan sila ke II pada Pancasila, yang dilakukan oleh kelompok geng motor merupakan
pelanggaran pada Pancasila yang menyebutkan “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Saran untuk para pembaca, agar tidak mudah terpengaruh oleh tindakan yang tidak bertanggung jawab dan
tergabung dalam kumpulan tindakan anarkis yang dilakukan oleh geng motor yang pada hakekatnya tidak
sesuai atau melanggar PANCASILA padasila sila kedua yakni, Sila Kemanusiaan.
Semoga bermanfaat
7
DAFTAR PUSTAKA
Feri Kurniawan (2013). Makalah geng motor dan punkkers. Diakses pada 4 Oktober , 2014 dari World
dalam.html
Eka Lidha Lesmana (2012). Perilaku menyimpang dikalangan remaja. Diakses pada 4 Oktober, 2014
Friska Agustina Ina Dai (2013) . maraknya kasus kekerasan yang dilakukan geng motor. Diakses pada
yang-dilakukan-geng-motor/
Mulyani Hasan (2007). Geng motor di Bandung. Diakses pada 4 Oktober, 2014 dari World Wide Web
: http://mulyanihasan.wordpress.com/2007/04/27/geng-motor-di-bandung/
8
Nama:
Fakultas : Kedokteran
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis seperti berikut ini:
Judul “Tindakan pelanggaran pada sila kedua” merupakan hasil karya kami sendiri.
Di dalam karya ilmiah yang sudah kami buat ini tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan ataupun
gagasan orang lain yang kami ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kata, frasa, atau
kalimat maupun gambar atau simbol yang kami akui sebagai tulisan kami sendiri tanpa memberikan pengakuan
Jika kelak dikemudian hari terbukti bahwa kami ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan
orang lain yang saya akui sebagai hasil pemikiran saya sendiri; maka kami bersedia menerima sanksi sesuai