Presentasi Kasus Skizofrenia
Presentasi Kasus Skizofrenia
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. NW
Usia
: 41 tahun
Alamat
: Laki-laki
Pekerjaan
: Tukang Parkir
: Menikah
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis diperoleh dari :
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 3 Oktober 2014 di Bangsal Madukara RSJ
Prof. Soerojo Magelang.
Alloanamnesis dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2014 dengan Ny. S yang adik
dari bapak penderita (bude).
KELUHAN UTAMA
Mengamuk dan memecah kaca rumah ibunya.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Autoanamnesis
Penderita datang ke IGD diantar oleh polisi dan ibunya karena marahmarah dan memecah kaca rumah ibunya. Pasien tidak mau makan, hanya ingin
minum air putih karena ada setan yang merasuki tubuhnya yang mengendalikan
penderita untuk hanya minum saja. Selain itu penderita mengaku bahwa setan
Alloanamnesis
Alloanamnesis dilakukan pada adik bapak kandung penderita (Bulik).
Menurut pengakuan bulik penderita, keluhan awal terjadi pada tahun 1993 karena
penderita diminta paksa ayahnya untuk bersekolah di pondok pesantren untuk
memperdalam ilmu agama. Tapi hal ini bertentangan dengan keinginan penderita,
sehingga penderita merasa tidak nyaman dan kemudian berhenti sekolah.
Penderita lebih memilih untuk bekerja sebagai tukang parkir. Sejak saat itu
perilaku penderita menjadi lebih mudah marah, tersinggung dan sering
mengamuk. Oleh karena itu penderita dibawa ke RSJS Magelang dan di rawat
inap. Selepas mondok kondisi pasien stabil dan bisa mulai bekerja lagi sebagai
tukang parkir, namun pasien tidak rutin kontrol dan minum obat karena merasa
sering mengantuk setelah minum obat, sehingga tidak bisa bekerja.
Enam tahun SMRS penderita digugat cerai oleh istrinya yang telah
dinikahinya selama 9 tahun dan anak penderita terpisah dan tinggal bersama istri.
Hal tersebut membuat pasien mengamuk dan memecah kaca rumah ibunya
sehingga penderita harus dirawatinapkan di RSJS Magelang.
Satu bulan SMRS pasien menyesal karena telah menghabiskan
tabungannya untuk renovasi rumah, padahal tabungan tersebut akan digunakan
untuk naik haji. Sejak saat itu pasien menjadi marah-marah, tidak tidur selama
lima hari, dan sering keluyuran malam hari menggunakan sepeda motor ke rumah
ibunya yang di Muntilan, hingga suatu saat tidak dibukakan pintu rumah oleh
ibunya karena sudah malam, kemudian pasien memecah kaca rumah tersebut.
Kemudia penderita di bawa oleh polisi dan ibunya ke RSJS Magelang untuk di
rawat inap sampai saat ini.
Pasien sudah pernah rawat inap di RSJ Soerojo Magelang hingga 13 kali mulai
tahun 1993 hingga saat ini karena keluhan yang serupa.
Riwayat Medis Umum
Tidak ada riwayat demam tinggi, kejang, diabetes, hipertensi maupun riwayat
operasi.
Riwayat Merokok, NAPZA, dan Alkohol
Pasien memiliki riwayat merokok saat SD kemudian berhenti saat SMP
Pasien memiliki riwayat minum alcohol pada tahun 2002 namun tidak sampai
kecanduan.
Pasien tidak memiliki riwayat NAPZA.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada saat
dalam kandungan, ibu pasien dalam keadaan sehat dan bahagia.
Kehamilannya pun dikehendaki. Umur ibu saat melahirkan adalah .....
tahun. Penderita lahir cukup bulan, dibantu oleh bidan dan lahir secara
spontan dengan berat lahir 3000 gram. Pada saat lahir, pasien
menangis kuat, setelah lahir diberi ASI sampai kurang lebih.....
Riwayat Masa Kanak (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien tidak sesuai dengan usianya.
Keluarga menyampaikan adanya keterlambatan dalam berfikir dan
gerakan. Pernah bersekolah di SLB Rendang Kasih tetapi tidak
sampai tamat.
Psikomotor
Tidak ada data yang valid tentang pertumbuhan penderita dan
perkembangannya, seperti mengangkat kepala, tengkurap, duduk,
berdiri, berjalan, mengambil, memegang benda pertama kali.
Psikososial
Tidak ada data yang valid kapan pertama kali penderita
tersenyum, merespon suara, menyengir, mengajak bermain atau
Psikomotor
Tidak ada data yang valid tentang pertumbuhan penderita dan
perkembangannya, seperti mengangkat kepala, tengkurap, duduk,
berdiri, berjalan, mengambil, memegang benda pertama kali.
Psikososial
Tidak ada data yang valid kapan pertama kali penderita tersenyum,
merespon suara, menyengir, mengajak bermain atau tepuk tangan
yang pertama kali.
Komunikasi
Pasien cenderung banyak diam
Emosi
Tidak ada data untuk reaksi penderita saat bermain, takut pada
orang, cemburu, atau tersaingi.
Penalaran
Tidak ada data umur berapa pertama kali penderita mengikuti
suatu objek, ibunya atau anggota keluarganya. Namun keluarga
Psikomotor
Tidak ada data yang valid
Psikososial
Pasien dikenal sebagai sesorang yang tidak banyak teman dan
tidak begitu dekat dengan keluarga.
Emosi
Pasien mudah marah atau tersinggung apabila ada orang yang
sedang membicarakannya.
Riwayat Pendidikan
Penderita menempuh pendidikan sampai kelas 1 SMU, namun
pasien memutuskan untuk keluar sekolah karena merasa kesulitan
pada mata pelajaran fisika, kimia, dan matematika.
Riwayat Perkerjaan
Penderita selepas putus sekolah mulai bekerja sebagai tukang
parkir di kantor pos dengan penghasilan Rp. 70.000,- sehari.
Riwayat Pernikahan
Penderita menikah sebanyak 2 kali. Penderita pertama kali
menikah pada tahun 1993 dan bercerai pada tahun 2008 setelah
istri kembali dari Arab karena alasan ekonomi. Setelah bercerai,
anak penderita tinggal bersama istri penderita.
Riwayat Psikososial
RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara, pasien
merupakan anak yang direncanakan, pasien tinggal bersama keuda
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Grafik Perjalana
n Penyakit
: dapat dipercaya
: dapat dipercaya
STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan Umum : Tampak seorang laki-laki, usia 41 tahun, penampilan sesuai usia,
cara berpakaian tidak cukup rapid an bersih.
Kesadaran :
Neurologik
: Compos Mentis
Psikologik
: Jernih
Sosial
Pembicaraan :
Kuantitas
: Meningkat
Kualitas
: Normal
Perilaku :
Hipoaktive
Mutisme
Hiperaktive
Agresif
Katatonia
Gelisah
Katapleksi
Ambivalensi
Negativistik aktif
Ekolalia
Stereotipi
Echoparxia
Otomatisme
Verbigrasi
Kompulsif
Impulsif
Sikap :
Koorperatif
Rigid
Non-koorperatif
Curiga
Indefferent
Tegang
Apatis
Katalepsi
Negativistik pasif
Fleksibilitas Cerea
Dependen
Labil
Infantil
Pasif
Aktif
Stereotipik
Kontak Fisik
Mudah ditarik, mudah dicantum
Mudah ditarik, sulit dicantum
Sulit ditarik, sulit dicantum
Alam Perasaan
Mood :
Euthymic
Hypothimic
Dysphoric
Euphoria
Elevated
Expansive
Irritable
Afek
Appropiate
Inappropiate
Restrictive
Blunted
Flat
Labile
Persepsi
Ilusi :
Auditorik (-)
Visual (-)
Olfaktory (-)
Gustatory (-)
Taktil (-)
Depersonalisasi : (-)
Derealisasi : (-)
Proses Pikir
(Sulit
Arus Pikir :
Kuantitas
Logorrhea
Remming
Blocking
Mustisme
Talk Active
Kualitas (sulit dinilai)
Inkoheren
Koherensi
Flight of Ideas
Sirkumstansial
Poverty of Speach
Asosiasi longgar
Tangensial
Assosiasi Bunyi
Verbigerasi
Perseverasi
Word Salad
Jawaban Irrelevant
Ekolalia
Neologisme
Isi Pikir (sulit dinilai)
Idea of Reference
Waham Kejar
Preokupasi
Waham Cemburu
Obsesi
Waham magic-mistik
Fobia
Delusion of control
Waham Nihilistik
Delusion of Influence
Waham Kebesaran
Delusion of passivity
Delusion of Reference
Delusion of mistic
Delusion perception
Thought of insertion
Thought of broadcasting
Bentuk pikir (sulit dinilai)
Realistik
Non-realistik
Dereistic
Autistic ?
Sensorium dan Kognisi
Taraf Pendidikan
: kurang
Pengetahuan Umum
: buruk
Orientasi waktu/tempat/orang/situasi
: buruk
: buruk
: buruk
Pikiran abstrak
: buruk
Pengendalian Impuls
Pengendalian diri selama diperiksa
: baik
: kurang
Tilikan
Imparied Insight
Intelektual insight
True insight
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 85 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu
: afebris
`Kepala
Mata
Leher
Thorax
Jantung
Paru-Paru
Abdomen
Ekstremitas
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
RESUME
Pasien seorang perempuan, berusia 41 tahun datang ke IGD RSJ
Soerojo Magelang diantar oleh adiknya karena mengamuk sejak 1 hari SMRS.
Pasien itu juga berbicara sendiri, makan berlebihan, mudah tersingung, dan
marah-marah tanpa sebab yang jelas. Hubungan sosial terganggu dan pasien
jadi malas bekerja, mengalami keterlambatan berfikir dan bergerak, tidak bisa
merawat dirinya dengan baik, jarang mandi, Pasien juga melakukan tindakan
aneh seperti berdiri dipinggir jalan sehari penuh tanpa berpindah tempat dan
duduk dikebun tanpa berpindah tempat, dan tidak tidur kurang lebih selama 1
bulan. Riwayat medis umum (+) panas dan kejang usia 9 bulan, dengan
frekuensi sampai lima belas sekali kejang.
--> Perilaku
--> Sikap
: Hipoaktive
: Infantil dan Pasif
: Hipothimic
--> Afek
: Blunted
: Kuantitas : Remming
Kualitas : Jawaban Irrelevant
VII.
: Impaired insight
Diagnosa Banding
a.
b.
c.
Diagnosa Multi-axial
Axis I
Axis II
Axis IV
: Masalah Pendidikan
Axis V
VIII.
Daftar Masalah
Organobiologik
Tidak Ada
Psikologik/Psikiatri :
Sosial/keluarga
sering marah-marah, tidak mampu merawat diri, dan lebih mudah tersinggung.
IX.
Rencana Terapi
Psikofarmaka
Metilfenidat (ritalin)
Untuk memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi
kognitif.
Anti Psikotik :
Tioridazin (melleril) 2 x 100 mg
Terapi Keluarga
Memberi bimbingan kepada keluarga agar selalu berperan
aktive dalam proses penatalaksanaan pasien. Memberi
penjelasan kepada keluarga tentang pentingnya peranan obat
untuk
kesembuhan
pasien
sehingga
keluarga
perlu
Keterangan
gangguan
Prognosis
sosial
ekonomi
Stressor
Tidak ada
+
Kurang baik
Ada
Katatonik Organik
Baik
+
Kurang baik
F 06.1 Gangguan
Jenis penyakit
Buruk
Onset
Usia Tua
Status pernikahan
Belum Menikah
Hubungan Sosial
Buruk
Riwayat Pekerjaan
Tidak ada
Regresi
Ada
Penyakit Organik
Tidak ada
Baik
Respon
terhadap
terapi
Kepatuhan
obat
minum
Buruk
: dubia ad bonam
Ad Fungtionam
: dubia ad malam
Ad sanationam
: dubia ad malam
PEMBAHASAN
Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan suatu kelainan mental seumur hidup, diperkirakan lebih dari 120 juta
orang di seluruh dunia menderita kelainan ini.1 Oleh karena itu retardasi mental merupakan
masalah di bidang kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial dan pendidikan baik pada anak
yang mengalami retardasi mental tersebut maupun keluarga dan masyarakat. Retardasi mental
merupakan suatu keadaan penyimpangan tumbuh kembang seorang anak sedangkan peristiwa
tumbuh kembang itu sendiri merupakan proses utama, hakiki, dan khas pada anak serta
merupakan sesuatu yang terpenting pada anak tersebut. Terjadinya retardasi mental dapat
disebabkan adanya gangguan pada fase pranatal, perinatal maupun postnatal. Mengingat beratnya
beban keluarga maupun masyarakat yang harus ditanggung dalam penatalaksanaan retardasi
mental, maka pencegahan yang efektif merupakan pilihan terbaik.
Prevalens retardasi mental pada anak-anak di bawah umur 18 tahun di negara maju diperkirakan
mencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar 4,6%. Insidens retardasi mental di negara
maju berkisar 3-4 kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir. Angka kejadian anak
retardasi mental berkisar 19 per 1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian melaporkan angka
kejadian retardasi mental lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.
a.
c.
3.
guru adalah hangat dan antusias, hindari penggunaan penguatan negatif, penggunaan
bervariasi, dan bermakna. Syaiful Bahri Djamarah (2005: 123-124) menjabarkan prinsipprinsip penggunaan positive reinforcement adalah sebagai berikut.
a.
b.
Penggunaan Bervariasi
Pemberian penguatan sebaiknya bervariasi baik komponen maupun
caranya. Penggunaan komponen dan cara penguatan yang sama dan
berulangulang akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan.
Pemberian penguatan juga akan bermanfaat apabila arah pemberiannya
bervariasi atau sebaiknya tidak berurutan.
d.
Bermakna
Supaya pemberian penguatan menjadi efektif seharusnya dilaksanakan
pada situasi di mana siswa mengetahui adanya hubungan antara pemberian
penguatan terhadap tingkah lakunya dan melihat itu sangat bermanfaat
bagi siswa.
4.
Maksudnya bila perilaku yang telah diinginkan telah muncul dan akan dipelihara atau
ditingkatkan maka segeralah diikuti dengan pemberian positive reinforcement. Bila ini
dilakukan, maka frekuensi, besaran, dan kualitas perilaku tersebut akan dapat
dipertahankan. Martin dan Pear (Edi Purwanta, 2005: 37) menguraikan bahwa dalam
pemberian positive reinforcement memiliki prinsip prinsip prosedur sebagai berikut.
a.
Menyeleksi Penguat
1).
Jika
memungkinkan
penguat
yang
dipilih
c.
5.
a. Penguatan Verbal
Penguatan verbal berupa pujian dan dorongan yang diucapkan guru
untuk respon atau tingkah laku siswa. Ucapan tersebut dapat berupa katakata bagus, baik, betul, benar, tepat, dan lain-lain.
b. Penguatan Gestural
Penguatan gestural sangat erat sekali dengan pemberian penguatan
verbal. Ucapan atau komentar yang diberikan guru terhadap respon,
tingkah laku, atau pikiran siswa dapat dilakukan dengan mimik yang
cerah, senyum, anggukan, acungan jempol, atau tepuk tangan. Semua
gerakan tubuh tersebut merupakan bentuk pemberian penguatan gestural.
Dalam hal ini guru dapat mengembangkan sendiri gerakan tersebut sesuai
dengan kebiasaan yang berlaku sehingga dapat tercipta interaksi antara
guru dan siswa yang menguntungkan.
c.
Penguatan Kegiatan
Penguatan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi apabila guru menggunakan
suatu kegiatan atau tugas sehingga siswa dapat memilih dan menikmatinya sebagai suatu
hadiah atas pekerjaan atau penampilan sebelumnya. Memang dalam memilih kegiatan
atau tugas hendaknya dipilih yang memiliki relevansi dengan tujuan pelajaran yang
dibutuhkan dan digunakan siswa.
d.
Penguatan Mendekati
Perhatian guru terhadap siswa menunjukan bahwa guru tertarik. Secara fisik guru
e.
Penguatan Sentuhan
Penguatan sentuhan erat sekali hubungannya dengan penguatan mendekati.
Penguatan Tanda
Ketika guru menggunakan berbagai macam simbol berupa benda atau
tulisan yang ditujukan pada siswa untuk penghargaan terhadap suatu penampilan,
tingkah laku, atau kerja siswa, disebut sebagai penguatan tanda. Positive reinforcement
yang dapat diberikan oleh guru dapat bermacam-macam bentuknya antara lain, penguatan
verbal, penguatan gestural, penguatan kegiatan, penguatan mendekati, penguatan
sentuhan, dan penguatan tanda. Penguatan verbal berkaitan dengan ucapan guru untuk
merespon tingkah laku siswa, misalnya saja memberikan pujian berupa bagus, benar, atau
tepat kepada siswa yang rajin. Penguatan gestural sangat berkaitan erat dengan gerakan
tubuh guru, misalnya saja guru memberikan tepuk tangan, acungan jempol, senyuman
atau mimik muka yang cerah. Guru juga dapat memberikan penguatan kegiatan berupa
sebuah tugas yang memiliki keterkaitan dengan tujuan pembelajaran yang
dirancang menjadi suatu hadiah untuk siswa.
Selain hal tersebut guru dapat mendekati tempat duduk siswa. Hal tersebut dapat
dikatakan sebagai penguatan mendekati. Penguatan mendekati digunakan untuk
memperkuat penguatan verbal dan penguatan sentuhan. Penguatan sentuhan berkaitan
dengan penguatan mendekati, guru dapat secara fisik menyentuh siswa dengan tujuan
memberikan penghargaan atas penampilan siswa. Guru juga dapat memberikan
penguatan berupa tulisan, simbol sebagai penghargaan atas penampilan siswa yang dapat
disebut penguatan tanda.
6.
d. Penguatan Perorangan
Penguatan perorangan merupakan pemberian penguatan secara khusus.
Pemberian penguatan perorangan dapat dilakukan dengan menyebutkan nama,
perilaku, atau penampilan siswa yang bersangkutan. Positive reinforcement dapat
diberikan oleh guru melalui berbagai macam model, antara lain penguatan seluruh
kelompok, penguatan yang ditunda, penguatan partial atau sebagian, dan penguatan
perorangan. Pemberian penguatan kepada seluruh kelompok di dalam kelas dapat
dilakukan secara terus menerus. Apabila pemberian penguatan dinilai kurang efektif
untuk tingkah laku siswa pada saat itu, maka dapat dilakukan penundaan dengan
memberikan isyarat verbal bahwa penghargaan akan diberikan kemudian hari. Penguatan
sebagian dapat diberikan kepada siswa untuk sebagian responnya. Penguatan yang paling
khusus adalah penguatan perorangan, karena guru memberikan penguatan dengan
menyebutkan nama, perilaku siswa yang bersangkutan secara perorangan dan langsung.
7.
Penguatan positif dapat diberikan langsung dalam satu waktu saja ketika
suatu perilaku yang baik muncul. Pemberian penguatan dapat diberikan ketika
sudah muncul jumlah tertentu dari respon, dilihat rata-rata kemunculan respon,
diantara respon yang berbeda atau setiap ada respon yang baik langsung diberikan
penguatan.
8.
yakin bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan.
Syaiful Bahri Djamarah, (2005: 119) menuliskan beberapa situasi yang efektif dalam
positive reinforcement adalah sebagai berikut.
a. Siswa memperhatikan guru, kawan lainnya, dan benda yang menjadi
tujuan diskusi.
b. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan
bekerja dipapan tulis.
c. Menyelesaikan hasil kerja baik selesai penuh atau menyelesaikan
format.
memberikan positive reinforcement antara lain pada saat siswa sedang fokus
memperhatikan guru, teman lain pada saat berdiskusi, siswa sedang mengerjakan soal di
papan tulis, siswa telah menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, siswa sedang
berkonsentrasi mengerjakan tugas mandiri dan lainl-lain.
9.
mempertimbangkan
syarat-syarat
antara
lain
memberikan