Anda di halaman 1dari 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFANTICIDE 1. Definisi Infanticide atau pembunuhan anak adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu dengan atau tanpa bantuan orang lain terhadap bayinya pada saat dilahirkan atau beberapa saat sesudah dilahirkan, oleh karena takut diketahui orang lain bahwa ia telah melahirkan anak. 2. Undang-Undang yang Berhubungan dengan Infanticide Undang-undang yang menyangkut pembunuhan anak terdapat pada KUHP pasal 341, 342 dan 343. 2.1 Pasal 341 KUHP Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anaknya sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. 2.2 Pasal 342 KUHP Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat akan dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. 2.3 Pasal 343 KUHP Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak dengan rencana. Berdasarkan undang-undang tersebut kita dapat melihat adanya tiga faktor penting yaitu:5 Ibu yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan

pembunuhan anak sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah atau tidak, sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat yaitu 15 tahun penjara (pasal 338 pembunuhan tanpa

rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati ( pasal 339 dan 340, pembunuhan dengan rencana). Waktu yaitu dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat, tetapi hanya dinyatakan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian . Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila rasa kasih sayang sudah timbul maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh anaknya. Psikis yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya anak yang dilahirkan tersebut didapatkan dari hubungan tidak sah. Definisi dan Batasan Pengertian Pembunuhan Anak Biasa ( Non Infantisida) Pembunuhan anak biasa adalah pembunuhan pada anak diatas usia satu hari yang dilakukan oleh ibu, ayah, atau orang tua tiri. Pembunuhan anak sendiri merupakan kejadian yang relatif jarang. Berdasarkan penelitian di kanada pada tahun 2004 terdapat 27 anak yang dibunuh oleh orang tuanya, termasuk orang tua tiri, dan 22% diantaranya melakukan bunuh diri setelah dia membunuh anaknya.7 Pembunuhan anak biasa adalah pembunuhan yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri dan tidak memenuhi syarat pembunuhan infanticide. Resnick mengklasifikasikan pembunuhan terhadap anak berdasarkan motif dari

pembunuhan, yang terdiri dari altruism, acute psychosis, unwanted child, accidental, dan sposal revenge.7 Bourger and bradford merupakan peneliti pertama yang mengungkapkan bahwa faktor gender merupakan faktor yang penting dalam pembunuhan anak sendiri.7 Klasifikasi pembunuhan anak berdasarkan Resnick7 1. Altruism Adalah pembunuhan anak yang dilakukan berdasarkan motif rasa tidak tahan melihat atau membayangkan anaknya menderita. Jenis pembunuhan ini dilakukan dengan tujuan menghilangkan penderitaan dari anaknya, biasanya pembunuhan dengan motif ini akan disertai dengan bunuh diri dari pelaku. Misal anak yang dibunuh oleh ibunya karena mempunyai

penyakit yang tidak dapat sembuh atau anak yang dibunuh oleh ibunya karena selalu disiksa oleh keadaan atau seseorang. 2. Acute Psychosis Adalah pembunuhan anak sendiri yang dilakukan berdasarkan motif orang tua yang mengalami gangguan kejiwaan. 3. Unwanted children Adalah pembunuhan anak sendiri yang dilakukan karena orang tua tidak mengharapkan anak tersebut. Pembunuhan anak berdasarkan motif ini biasanya sering terjadi pada pernikahan yang tidak dinginkan atau pada kasus pemerkosaan. 4. Accidental Adalah pembunuhan anak sendiri secara tidak sengaja. Pembunuhan jenis ini sering berkaitan dengan penyiksaan terhadap anak yang berujung ke kematian anak tersebut. Biasa pembunuhan dengan motif ini akan tampak tanda-tanda battered child syndrome, cedera yang dihasilkan dari penyiksaan secara fisik bisa berupa bengkak, luka bakar, patah tulang dan lain-lain. 5. Spousal Revange Adalah pembunuhan terhadap anak sendiri dengan tujuan untuk balas dendam terhadap pasangannya atau untuk memberi hukuman terhadap pasangannya. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pembunuhan anak sendiri dapat dilakukan oleh ibu atau ayah korban. Tahun pertama kehidupan merupakan waktu kritikal terjadinya pembunuhan anak sendiri.7 Dari beberapa penelitian mengatakan bahwa ibu lebih sering melakukan pembunuhan anak sendiri dibandingkan ayah tetapi dari penelitian yang lain mengatakan bahwa ayah lebih sering melakukan pembunuhan anak. Bourget dan Gagne sebagai peneliti pertama yang memasukan faktor gender sebagai selah satu faktor yang penting pada pembunuhan anak, mereka juga mengkategorikan kemungkinan pelaku

melakukan bunuh diri dan penyiksaan diri. Mereka mengklasifikasikan pembunuhan anak menjadi.9

1. Mentally ill Adalah seseorang yang melakukan pembunuhan anak dengan gangguan pada axis 1, baik itu psikotik maupun non-psikotik. Pada pembunuhan karena motif ini pelaku bisa mempunyai maksud tertentu pada pembunuhan atau tidak mempunyai maksud apapun. 2. Fatal abuse Adalah seseorang yang melakukan pembunuhan anak dengan motif penolakan pada anaknya sendiri sehingga melakukan penyiksaan pada anaknya yang berujung pada kematian dari anak tersebut. Tidak terdapat gangguan mental pada pelaku. Pada motif ini pelaku secara tidak sengaja atau tidak mempunyai maksud tertentu pada pembunuhan. 3. Retaliating Adalah seseorang yang melakukan pembunuhan anak dengan motif balas dendam atau kemarahan terhadap pasangannya. Tidak ditemukan gangguan mental pada pelaku. Pelaku mempunyai maksud pada pembunuhan anaknya. 4. Mercy Adalah seseorang yang melakukan pembunuhan anak yang

diakibatkan anak yang menderita penyakit yang berat atau yang menimbulkan kecacatan pada anaknya. Gangguan mental tidak ditemukan. 5. Other or Insufficient information Adalah seseorang yang melakukan pembunuhan anak yang melibatkan banyak faktor. 6. Unknown Adalah seseorang yang melakukan pembunuhan anak dengan motif yang tidak jelas, bisa terdapat gangguan mental maupun maksud tertentu. Klasifikasinya 1. Grup A : Dapat disetai bunuh atau terdapat kemungkinan melakukan bunuh diri 2. Grup B : Dapat disertai penyiksaan atau dapat melakukan penyiksaan 3. Grup C : Terduga maupun tidak terduga

Pembunuhan anak sendiri yang dilakukan oleh ibu Ibu yang melakukan pembunuhan terhadap anaknya sendiri cenderung mempunyai stress yang tinggi dan tidak mendapatkan support baik mental maupun material. Banyak faktor yang mempengaruhi pembunuhan anak sendiri yang dilakukan oleh ibu termasuk pada saat ibu baru pertama kali mempunyai anak (post partum depression), mempunyai masalah finansial, mempunyai konflik dengan salah satu anggota keluarga, dan mempunyai akses sosial yang terbatas. Post partum depression adalah suatu keadaan dimana ibu mengalami depresi setelah melahirkan anaknya, biasanya ini terjadi pada ibu yang baru pertama kali mempunyai anak.8 Para peneliti telah membagi keadaan ini menjadi tiga jenis yaitu:10 1. Baby blue Baby blue merupakan bentuk yang paling ringan dari post partum depression. Biasanya ini terjadi pada hari pertama atau ketiga setelah melahirkan. Ibu yang mengalami keadaan ini akan mengalami gangguan tidur, perubahan mood, mudah tersinggung, dan marah. Diperkirakan bahwa 50% - 80% mengalami hal ini. 2. Postpartum depression Postpartum depression merupakan bentuk yang lebih parah dibandingkan baby blue. Wanita yang mengalami hal ini akan merasakan kesedihan, akan sering terlihat menangis, merasakan rasa bersalah, cemas, dan merasa tidak mampu menjalani kehidupan sebagai seorang ibu. Selain itu pada keadaan ini ibu juga akan mengalami gangguan fisik seperti sakit kepala, sakit dada dan hiperventilasi. Ibu akan memperlakukan anaknya secara negatif dan menunjukan rasa ketidaktertarikan terhadap anaknya sendiri. Hal ini akan berdampak pada hubungan antara ibu dan anak. Pada keadaan seperti ini bukanlah hal yang aneh jika seorang ibu mempunyai keinginan untuk mencelakakan anaknya sendiri.7 Salah satu penelitian

menyimpulkan bahwa 41% dari ibu yang mengalami postpartum depression mempunyai pikiran untuk menyiksa anaknya dibandingkan dengan 7% dari yang digunakan sebagai kontrol. Berdasarkan penelitian

kejadian ini akan terjadi pada 3% - 20% dari total kelahiran dan dapat terjadi dalam beberapa bulan bahkan bisa terjadi sampai satu tahun. 3. Postpartum psychosis Postpartum psychosis merupakan kajadian yang jarang terjadi. Ada kecenderungan pada ibu yang mengalami postpartum depression dan tidak dirawat akan mengalami hal ini. Gejala yang nampak yaitu pusing yang sangat parah, kelelahan, agitasi, perubahan mood, merasa tidak berdaya dan malu. Hal ini dapat menimbulkan halusinasi dan mania dari seorang ibu. Berdasarkan penelitian hal ini terjadi pada satu dari seribu kelahiran. Gangguan kepribadian dan gangguan psikososial merupakan kofaktor yang penting pada ibu yang menyiksa anaknya. Hal ini dapat terjadi pada ibu yang mempunyai orang tua yang bercerai sejak ia kecil dan mempunyai riwayat kekerasan pada saat ia kecil. 1Berdasarkan penelitian populasi ditemukan satu dari dua dari kematian anak yang disebabkan karena accidental mempunyai riwayat penyiksaan sebelumnya. Pembunuhan anak untuk balas dendam terhadap pasangan (retaliating) jarang ditemukan. Ibu yang melakukan hal ini biasanya mempunyai gangguan kepribadian dan mempunyai resiko yang tinggi untuk melakukan bunuh diri. Pembunuhan anak
7

sendiri

yang

disebabkan

gangguan

kejiwaan

mempumyai prevalensi yang cukup tinggi dengan depresi dan psikotik sebagai penyebab utamanya. melakukan Resnick menemukan bahwa 67% dari 88 ibu yang pada anaknya menderita depresi mayor dan

pembunuhan

schizophrenia.7 Bourget dan Gagne dalam penelitiannya menemukan 67% dari 27 ibu yang melakukan pembunuhan pada anaknya didiagnosa mengalami depresi mayor dan 15% didiagnosa menderita schizophrenia.7 Berdasarkan dari penelitan Lewis dan Bunce, ibu yang mengalami gangguan kejiwaan cenderung mempunyai banyak korban dan akan melakukan bunuh diri setelahnya. Biasanya senjata yang digunakan adalah pisau dan senjata api.7 Stanson menginvestigasi enam wanita yang mengalami gangguan kejiwaan yang meliputi depresi mayor, schizophrenia, dan schizoafektif. Dia menemukan bahwa keenam ibu tersebut membunuh anak tertuanya dengan pembunuhan lebih dari satu korban pada beberapa kasus.

Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Biasa ( Non Infanticide) Dalam KUHP, belum terdapat pasal yang mengatur secara langsung pembunuhan anak biasa (non infanticida). Oleh karena itu, pembunuhan anak biasa dapat dimasukkan dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang. Selain itu, pada Undang-Undang juga terdapat pasal yang mengatur mengenai perlindungan anak. Berikut merupakan isi-isi pasal tersebut. Pasal 338 Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 339 Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan, ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. Pasal 340 Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. Pasal 344 Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

3. Hal-Hal Yang Perlu Ditentukan Dalam kasus infanticide, hal-hal yang harus ditentukan atau yang perlu dijelaskan dokter dalam pemeriksaannya adalah: - Berapa umur bayi dalam kandungan, apakah sudah cukup bulan untuk dilahirkan. - Apakah bayi lahir hidup atau sudah mati saat dilahirkan.

- Bila bayi lahir hidup, berapa umur bayi sesudah lahir. - Apakah bayi sudah pernah dirawat. - Apakah penyebab kematian bayi. Untuk menjawab kelima hal di atas, diperlukan pemeriksaan yang lengkap, yaitu pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam (autopsi) pada tubuh bayi serta bila perlu melakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan mikroskopis pada jaringan paru (patologi anatomi) dan pemeriksaan test apung paru. 3.1 Umur Janin Dalam Kandungan Untuk mengetahui apakah anak tersebut cukup bulan dalam kandungan (matur) atau belum cukup bulan dalam kandungan (prematur), dapat diketahui dari pemeriksaan sebagai berikut: Pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, panjang badan dan berat badan: dimana yang mempunyai nilai tinggi adalah lingkar kepala dan tinggi atau panjang badan. Panjang badan diukur dari tumit hingga vertex (puncak kepala). Bayi dianggap cukup bulan jika: - Panjang badan di atas 45 cm. - Berat badan 2500 3500 gram. - Lingkar kepala lebih dari 34 cm. Infanticide, bila umur janin 7 bulan dalam kandungan oleh karena pada umur ini janin telah dapat hidup di luar kandungan secara alami tanpa bantuan beralatan.Umur janin di bawah 7 bulan termasuk kasus abortus. Untuk menentukan umur bayi dalam kandungan, ada rumus empiris yang dikemukakan oleh De Haas, yaitu menentukan umur bayi dari panjang badan bayi. Untuk bayi (janin) yang berumur di bawah 5 bulan, umur sama dengan akar pangkat dua dari panjang badan. Jadi bila dalam pemeriksaan didapati panjang bayi 20 cm, maka taksiran umur bayi adalah 20 yaitu antara 4 sampai 5 bulan dalam kandungan atau lebih kurang 20 22 minggu kehamilan. Untuk janin yang berumur di atas 5 bulan, umur sama dengan panjang badan (dalam cm) dibagi 5 atau panjang badan (dalam inchi) dibagi 2. Keadaan ujung-ujung jari: apakah kuku-kuku telah melewati ujung jari seperti anak yang dilahirkan cukup bulan atau belum. Garis-garis telapak tangan dan kaki dapat juga digunakan, karena pada bayi prematur garis-garis tersebut masih sedikit. Keadaan genitalia eksterna: bila telah terjadi descencus testiculorum maka hal ini dapat diketahui dari terabanya testis pada scrotum, demikian pula halnya dengan keadaan labia mayora apakah telah menutupi labia minora atau belum; testis yang telah turun serta labia mayora yang telah menutupi labia minora terdapat pada anak yang dilahirkan cukup bulan dalam kandungan si-ibu. Hal tersebut di atas

10

dapat diketahui bila bayi segar, tetapi bila bayi telah busuk, labia mayora akan terdorong keluar. Pusat-pusat penulangan: khususnya pada tulang paha (os. femur), mempunyai arti yang cukup penting di dalam membantu perkiraan apakah anak dilahirkan dalam keadaan cukup bulan atau tidak; bagian distal dari os. femur serta bagian proksimal dari os. tibia akan menunjukkan pusat penulangan pada umur kehamilan 36 minggu, demikian pula pusat penulangan pada os. cuboideum dan os. cuneiforme, sedangkan os. talus dan os. calcaneus pusat penulangannya akan tampak pada umur kehamilan 28 minggu. Cara melihat pusat penulangan pada femur: Tungkai bawah difleksikan semaksimal mungkin, lalu dibuat insisi melintang pada lutut. Setelah patella disingkirkan, dibuat irisan transversal pada ujung distal femur setipis mungkin ke aras proksimal femur sampai terlihat pusat penulangan yang berwarna kemerahan. Demikian pula cara untuk melihat pusat penulangan pada ujung proksimal tibia. Pada tulang talus, kalkaneus dan kuboid, pusat penulangan dapat dilhat dengan membuat insisi antara jari ke-3 dan ke-4 ke arah belakang/tumit. Insisi akan melewati ketiga tulang ini. Lalu tulang tersebut diiris tipis-tipis sampai terlihat pusat penulangannya. Pusat penulangan berbentuk oval, warna merah dengan diameter + 0,5 cm. - Hubungan umur bayi dengan pusat penulangan: - Kalkaneus, umur bayi 5 6 bulan. - Talus, umur bayi 7 bulan. - Kuboid, umur bayi 9 bulan. - Distal femur, umur bayi 9 bulan. - Proksimal tibia, umur bayi 9 bulan. 3.2. Apakah bayi lahir hidup atu sudah mati saat dilahirkan. Penentuan apakah seorang anak itu dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, dapat dilakukan dengan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. 3.2.1. Pemeriksaan luar Pada bayi yang lahir hidup, pada pemeriksaan luar tampak dada bulat seperti tong .biasanya tali pusat masih melengket ke perut, berkilat dan licin. Kadang-kadang placenta juga masih bersatu dengan tali pusat.Warna kulit bayi kemerahan.

11

3.2.2. Pemeriksaan dalam Insisi pada autopsi sedikit berbeda dengan orang dewasa.Insisi pada bayi dimulai dari perut agar terlihat letak sekat rongga dada (diaphragma). Penentuan apakah seorang anak itu dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati, pada dasarnya adalah sebagai berikut: - Adanya udara di dalam paru-paru. - Adanya udara di dalam lambung dan usus, - Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah, dan - Adanya makanan di dalam lambung. Paru-paru yang sudah mengembang karena terisi udara pernafasan dapat diketahui dari ciri-ciri seperti tersebut di bawah ini yaitu: - memenuhi rongga dada sehingga menutupi sebagian kandung jantung, - berwarna merah unggu atau merah muda, dan tidak homogen, - memberikan gambaran mozaik atau seperti marmer karena adanya berbagai tingkatan aerasi atau pengisian udara dan darah, - tepi paru-paru tumpul, pada perabaan teraba derik udara (krepitasi), yang bila perabaan ini dilakukan atas sepotong kecil jaringan paru yang dibenamkan dalam air akan tampak gelembunggelembung udara, pada pemotongan jaringan paru, bila dipencet terlihat keluar darah bercampur buih, pemeriksaan mikroskopik (patologi anatomi) yang hanya dilakukan pada keadaan tertentu saja (meragukan), akan memperlihatkan adanya pengelembungan dari alveoli yang cukup jelas (seperti sarang tawon). Untuk menentukan apakah bayi pernah bernafas dapat dilakukan test hydrostatik atau test apung paru (docimacia pulmonum hydrostatica), akan memberikan hasil yang positif. Pemeriksaan ini berdasarkan fakta bahwa berat jenis paru-paru yang belum bernafas berkisar antara 1.040 1.056, sedangkan paru-paru yang sudah bernafas 0,940 akibat udara pernafasan telah memasuki alveoli. Oleh karena itu paru-paru yang belum bernafas akan tenggelam sedangkan yang sudah bernafas akan mengapung. Pada bayi yang telah mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan ini tidak berguna lagi. Bila masih baru mengalami pembusukan, test apung paru ini masih bisa dipakai, karena udara pembusukan akan keluar bila jaringan paru-paru ditekan, sedangkan udara pernafasan dalam alveoli tetap disana, atu hanya sedikit yang keluar.

12

Cara melakukan test apung paru adalah sebagai berikut: Keluarkan paru-paru dengan mengangkatnya mulai dari trachea sekalian dengan jantung dan timus.Kesemuanya ditaruh dalam baskom berisi air.Bila terapung artinya paru-paru telah terisi udara pernafasan. Untuk memeriksa lebih jauh, pisahkan paru-paru dari jantung dan timus, dan kedua belah paru juga dipisahkan.Bila masih terapung, potong masing-masing paru-paru menjadi 12 20 potongan-potongan kecil.Bagian-bagian ini diapungkan lagi.Bagian kecil paru ini ditekan dipencet dengan jari di bawah air. Bila telah bernafas, gelembung udara akan terlihat dalam air. Bila masih mengapung, bagian kecil paru-paru ditaruh di antara 2 lapis kertas dan dipijak dengan berat badan.Bila masih mengapung, itu menunjukkan bayi telah bernafas. Sedangkan udara pembusukan akan keluar dengan penekanan seperti ini, jadi ia akan tenggelam. Ada beberapa keadaan dimana test ini diragukan hasilnya. Paru-paru sudah berkembang, namun dalam pemeriksaan ternyata tenggelam. Penyakit: pada edema paru atau pemadatan karena bronkopneumonia atau lues (sifilis). Tetapi biasanya jarang melibatkan kedua bagian paru atau seluruh jaringan paru. Sebagian tetap akan merapung. Lagi pula pemeriksaan ini secara patologi anatomi akan menegaskan adanya penyakit tersebut. Atelektase paru. Biasanya jarang terjadi. Paru-paru yang belum berfungsi (bayi belum bernafas), tetapi pada pemeriksaan mengapung: Telah terjadi proses pembusukan. Ini mudah dikenal karena proses pembusukan pada daerah lain juga didapati. Dimasukkan udara secara artifisial. Susah melakukannya, apalagi oleh orang awam. Adanya udara dalam lambung dan usus merupakan petunjuk bahwa si-anak menelan udara setelah ia dilahirkan hidup, dengan demikian nilai dari pemeriksaan udara di dalam lambung dan usus ini sekedar memperkuat saja. Seperti halnya pada pemeriksaan untuk menentukan adanya udara dalam paruparu, maka pemeriksaan yang serupa terhadap lambung dan usus baru dapat dilakukan bila keadaan si-anak masih segar dan belum mengalami proses pembusukan serta tidak mengalami manipulasi seperti pemberian pernafasan buatan. Caranya adalah dengan mengikat bagian bawah esofagus di bawah thyroid proksimal dari cardia dan colon, kemudian dilepaskan dari organ lainnya.Bila yang terapung adalah lambung, hal ini tidak berarti apa-apa.Bila usus yang terapung berarti bayi telah pernah menelan udara dan ini berarti bayi telah pernah bernafas.

13

n No. 1.

Paru belum bernapas

Paru sudah bernapas

2. 3. 4.

Volume 1 kecil, kolaps, Volume 4-6x lebih besar, sebagian menempel pada vertebra, menutupi jantung, konsistensi konsistensi padat, tidak ada seperti karet busa (ada krepitasi) krepitasi 2 Tepi paru tajam Tepi paru tumpul Warna 3 homogen, merah kebiruan/ungu Kalau 5 diperas di bawah permukaan air tidak keluar gelembung gas atau bila sudah ada pembusukan gelembungnya besar dan tidak rata. Tidak 6 tampak alveoli yang berkembang pada permukaan Kalau 6 diperas hanya keluar darah sedikit dan tidak berbuih (kecuali bila sudah ada pembusukan) Berat 8 paru kurang lebih 1/70 BB Seluruh 8 bagian tenggelam dalam air Warna merah muda

Gelembung gas yang keluar halus dan rata ukurannya.

5.

Tampak alveoli, terpisah sendiri

kadang-kadang

6.

Bila diperas keluar banyak darah berbuih walaupun belum ada pembusukan (volume darah dua kali volume sebelum napas. Berat paru kurang lebih 1/35 BB

7. 8.

paru Bagian-bagian paru yang mengembang terapung dalam air.

Adanya udara di dalam liang telinga bagian tengah hanya dapat terjadi bila si-anak menelan udara dan udara tersebut melalui tuba eustachii masuk ke dalam liang bagian tengah. Untuk dapat mengetahui keadaan tersebut pembukaan liang telinga bagian tengah harus dilakukan di dalam air; tentunya baru dilakukan pada mayat yang masih segar. Adanya makanan di dalam lambung dari seorang anak yang baru dilahirkan tentunya baru dapat terjadi pada anak yang dilahirkan hidup dan diberi makan oleh orang lain, dan makanan tidak mungkin akan dapat masuk ke dalam lambung bila tidak disertai dengan aktivitas atau gerakan menelan. Adanya udara di dalam paru-paru, lambung dan usus serta di dalam liang telinga bagian tengah merupakan petujuk pasti bahwa si-anak yang baru dilahirkan tersebut memang dilahirkan dalam keadaan hidup. Sedangkan adanya makanan di dalam lambung lebih mengarahkan kepada kenyataan bahwa si-anak sudah cukup lama dalam keadaan hidup; hal mana bila keadaannya memang demikian maka si-ibu yang menghilangkan nyawa anak tersebut dapat dikenakan

14

hukuman yang lebih berat dari ancaman hukuman seperti yang tertera pada pasal 341 dan 342. Apabila bayi dilahirkan dalam keadaan mati, ada 2 kemungkinan yang harus diperhatikan, yaitu: Still birth, artinya dalam kandungan masih hidup, waktu dilahirkan sudah mati. Ini mungkin disebabkan perjalanan kelahiran yang lama, atau terjadi accidental strangulasi dimana tali pusat melilit leher bayi waktu dilahirkan. Dead born child, di sini bayi memang sudah mati dalam kandungan. Bila kematian dalam kandungan telah lebih dari 2 3 hari akan terjadi maserasi pada bayi. Ini terlihat dari tanda-tanda: - Bau mayat seperti susu asam. - Warna kulit kemerah-merahan. - Otot-otot lemas dan lembek. - Sendi-sendi lembek sehingga mudah dilakukan ekstensi dan fleksi. - Bila lebih lama didapati bula berisi cairan serous encer dengan dasar bula berwarna kemerah-merahan. - Alat viseral lebih segar daripada kulit. - Paru-paru belum berkembang. Tanda Perawatan Penentuan ada tidaknya tanda perawatan sangat penting artinya dalam kasus pembunuhan anak. Keadaan baru lahir dan belum dirawat merupakan petunjuk dari bayi tersebut tidak lama setelah dilahirkan. Menurut Ponsold, bayi baru lahir (neugeborenen) adalah bayi yang baru dilahirkan dan belum dirawat. Jika sudah dirawat, maka bayi itu bukan bayi baru lahir dan tidak dapat disebut sebagai pembunuhan anak sendiri.4 Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut: Tubuh masih berlumuran darah. Ari-ari (plasenta) masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan dengan pusat (umbilikus). Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air.

15

Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan bagian belakang bokong.4

Viabilitas Bayi yang viable adalah bayi yang sudah mampu untuk hidup di luar kandungan ibunya atau sudah mampu untuk hidup terpisah dari ibunya (separate existence). Viabilitas mempunyai beberapa syarat, yaitu: a. Umur 28 minggu dalam kandungan. b. Panjang badan 35 cm. c. Berat badan 2500 gram. d. Tidak ada cacat bawaan yang berat. e. Lingkaran fronto-ocipital 32 cm.4 Selain itu, juga dilihat adanya kelainan bawaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bayi, seperti kelainan jantung (ASD, VSD), otak (anensefalus atau mikrosefalus), dan saluran pencernaan (stenosis esophagus, gastroskizis).3

2.5.4 Cukup Bulan dalam Kandungan Bayi yang cukup bulan (matur, term) adalah bayi yang lahir setelah dikandung selama 37 minggu atau lebih tetapi kurang dari 42 minggu penuh. Pengukuran bayi cukup bulan dapat dinilai dari: Ciri-ciri eksternal Daun telinga Pada bayi yang lahir cukup bulan, daun telinga menunjukkan pembentukan tulang rawan yang sudah sempurna, pada helix teraba tulang rawan yang keras pada bagian dorsokranialnya dan bila dilipat cepat kembali ke keadaan semula.3 Susu Pada bayi yang matur putting susu sudah berbatas tegas, areola menonjol diatas permukaan kulit dan diameter tonjolan susu itu 7 milimeter atau lebih.3

16

Kuku jari tangan Kuku jari tangan sudah panjang, melampaui ujung jari, ujung distalnya tegas dan relatif keras sehingga terasa bila digarukkan pada telapak tangan pelaku autopsi. Kuku jari kaki masih relatif pendek. Pada bayi yang prematur kuku jari tangan belum melampaui ujung jari dan relatif lebih lunak sehingga ujungnya mudah dilipat.4 Garis telapak kaki Pada bayi yang matur terdapat garis-garis pada seluruh telapak kaki, dari depan hingga tumit. Yang dinilai adalah garis yang relatif lebar dan dalam. Dalam hal kulit telapak kaki itu basah maka dapat juga tampak garis-garis yang halus dan superfisial.4 Alat kelamin luar Pada bayi laki-laki matur, testis sudah turun dengan sempurna yakni pada dasar skrotum dan rugae pada kulit skrotum sudah lengkap. Pada bayi perempuan yang matur, labia minor sudah tertutup dengan baik oleh labia mayor.4 Rambut kepala Rambut kepala relatif kasar, masing-masing helai terpisah satu sama lain dan tampak mengkilat. Batas rambut pada dahi jelas. Pada bayi yang prematur rambut kepala halus seperti bulu wol atau kapas, masing-masing helai sulit dibedakan satu sama lain dan batas rambut pada dahi tidak jelas.4 Skin opacity Pada bayi matur, jaringan lemak bawah kulit cukup tebal sehingga pembuluh darah yang agak besar pada dinding perut tidak tampak atau tampak samar-samar. Pada bayi prematur pembuluh-pembuluh tersebut tampak jelas.4 Processus xiphoideus Pada bayi yang matur processus xiphoideus membengkok ke dorsal, sedangkan pada yang prematur membengkok ke ventral atau satu bidang dengan korpus manubrium sterni.4

17

Alis mata Pada bayi yang matur, alis mata sudah lengkap, yakni bagian lateralnya sudah terdapat, sedangkan pada yang prematur bagian itu belum terdapat.4 Pusat penulangan Pusat-pusat penulangan khususnya pada tulang paha (femur) mempunyai arti yang cukup penting. Bagian distal femur dan proksimal tibia akan menunjukkan pusat penulangan pada umur kehamilan 36 minggu. Demikian juga pada cuboideum dan cuneiform. Sedangkan, talus dan calcaneus pusat penulangan akan tampak pada umur kehamilan 28 minggu. Penaksiran umur gestasi Rumus De Haas Menurut rumus De Haas, untuk 5 bulan pertama panjang kepala-tumit dalam sentimeter adalah sama dengan kuadrat angka bulan. Untuk 5 bulan terakhir, panjang badan adalah sama dengan angka bulan dikalikan dengan angka 5.4 Rumus Arey Menggunakan panjang kepala, tumit dan bokong. Umur (bulan) = panjang kepala - tumit (cm) x 0,2 Umur (bulan) = panjang kepala - bokong (cm) x 0,3.4 Rumus Finnstrom Menggunakan panjang lingkar kepala oksipito-frontal. Umur gestasi = 11,03 + 7,75 (panjang lingkar kepala)4 3.3. Bila bayi lahir hidup, berapa umur bayi sesudah lahir Apabila bayi tersebut sudah pernah bernafas atau lahir hidup, untuk mengetahui sudah berapa lama bayi tersebut hidup sebelum dibunuh dengan memperhatikan kulit, kepala dan umbilicus mayat tersebut. Pada bayi yang baru lahir, warna kulit merah terang.Adanya vernix caseosa pada ketiak, sela paha dan leher. Vernix akan menghilang setelah dua hari lalu kulit menjadi gelap dan menjadi normal kembali.

18

Setelah 1 minggu, kulit akan mengelupas, terutama di bagian abdomen kulit akan mengelupas setelah 3 hari. Caput succedaneum akan menghilang setelah 24 jam sampai 2 3 hari setelah dilahirkan. Setelah 2 jam kelahiran, terdapat bekuan darah pada ujung pemotongan tali pusat. Dua belas jam kemudian akan mengering. Setelah 36 48 jam terbentuk cincin peradangan pada pangkal tali pusat. Tali pusat mengering setelah 2 3 hari. Enam sampai tujuh hari tali pusat akan lepas membentuk cicatriks. Tali pusat akan sembuh sempurna lebih kurang 15 hari. Feses bayi juga dapat membantu menentukan sudah berapa lama bayi hidup.Feses bayi yang baru lahir disebut meconium, biasa dikeluarkan dari usus setelah 24 28 jam, tetapi kadang kala bisa lebih lama. 3.4. Apakah terdapat tanda-tanda perawatan. Penentuan ada tidaknya tanda-tanda perawatan sangat penting artinya dalam kasus pembunuhan anak, oleh karena dari sini dapat diduga apakah kasus yang dihadapi memang benar kasus pembunuhan anak seperti apa yang dimaksud oleh undang-undang, atau memang kasus lain yang mengancam hukuman yang berbeda. Adanya tanda-tanda perawatan menunjukkan telah ada kasih sayang dari si-ibu dan bila dibunuhnya tidak lagi termasuk kasus infanticide, tetapi termasuk kasus pembunuhan biasa. Adapun anak yang baru dilahirkan dan belum mengalami perawatan dapat diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut: - Tubuh masih berlumuran darah, - Ari-ari (placenta), masih melekat dengan tali pusat dan masih berhubungan dengan pusar (umbilicus), - Bila ari-ari tidak ada, maka ujung tali pusat tampak tidak beraturan, hal ini dapat diketahui dengan meletakkan ujung tali pusat tersebut ke permukaan air, - Adanya lemak bayi (vernix caseosa), pada daerah dahi serta di daerah yang mengandung lipatan-lipatan kulit, seperti daerah lipat ketiak, lipat paha dan bagian belakang bokong. Pada seorang anak yang telah mendapat perawatan tentunya akan memberikan gambaran yang jelas, dimana tubuhnya sudah dibersihkan, tali pusat telah dipotong dan diikat, daerah-daerah lipatan kulit telah dibersihkan dari lemak bayi dan tidak jarang si-anak telah diberi pakaian atau pembungkus agar tubuhnya menjadi hangat.

19

3.5. Apakah penyebab kematian bayi. Penyebab kematian bayi dapat diketahui bila dilakukan autopsi, dari autopsi tersebut dapat ditentukan apakah bayi tersebut lahir mati, mati secara almiah, akibat kecelakaan atau akibat pembunuhan. Penyebab kematian alamiah antara lain: - Prematuritas. - Kelainan kongenital, misalnya: sifilis, jantung. - Perdarahan / trauma lahir. - Kelainan bentuk / anatomi, misalnya: anecephalus - Kelainan plasenta, misalnya: plasenta previa - Erythroblastosis foetalis dan lain-lain. Penyebab kematian akibat kecelakaan dapat terjadi di waktu lahir atau sesudah lahir. Pada waktu proses kelahiran, kematian dapat terjadi karena partus yang lama, prolaps tali pusat, terlilitnya tali pusat. Beberapa saat sebelum dilahirkan, misalnya: trauma pada perut ibu hamil akibat tersepak, jatuh dari tempat yang tinggi, dan lain-lain. Kematian yang diakibatkan oleh tindakan kriminal atau pembunuhan, dilakukan dengan mempergunakan kekerasan atau memberi racun terhadap bayi tersebut. Cara yang digunakan untuk membunuh anak antara lain: - Pembekapan, menutup hidung dan mulut dengan telapak tangan, menekan dengan bantal, selimut dan lain-lain. - Penekanan dada, sehingga mengganggu pergerakan pernafasan. - Dengan menjerat leher bayi (strangulasi). Kadang-kadang dengan memakai tali pusat. - Dengan menenggelamkan bayi. - Menusuk fontanella, epicanthus mata, ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, jantung, sumsum tulang dengan menggunakan jarum atau peniti. - Memukul kepala bayi atau melintir kepala bayi. - Memberi obat-obatan, seperti: opium, arsen dan lain-lain misalnya dengan mengoleskan opium di sekitar putting susu, lalu diisap oleh bayi tersebut. - Begitu bayi lahir, dibungkus dan dimasukkan ke dalam kotak kemudian dibuang. Cara atau metode yang banyak dijumpai untuk melakukan tindakan pembunuhan anak adalah cara atau metode yang menimbulkan mati lemas (asfiksia) seperti: penjeratan, pencekikan dan pembekapan serta pembenaman ke dalam air. Adapun cara atau metode yang lain seperti menusuk atau memotong serta melakukan kekerasan dengan benda tumpul relatif lebih jarang dijumpai. Dengan demikian pada kasus yang diduga merupakan kasus pembunuhan anak, yang harus diperhatikan adalah:

20

Adanya tanda-tanda mati lemas: sianosis pada bibir dan ujung-ujung jari, bintik-bintik perdarahan pada selaput biji mata dan selaput kelopak mata serta jaringan longgar lainnya, lebam mayat yang lebih gelap dan luas, busa halus berwarna putih atau putih kemerahan yang keluar dari lubang hidung dan atau mulut serta tanda-tanda bendungan pada alat-alat dalam. Keadaan mulut dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan dibibir atau sekitarnya yang tidak jarang berbentuk bulan sabit, memar pada bibir bagian dalam yang berhadapan dengan gusi, serta adanya benda-benda asing seperti gumpalan kertas koran atau kain yang mengisi rongga mulut. Keadaan di daerah leher dan sekitarnya: adanya luka lecet tekan yang melingkari sebagian atau seluruh bagian leher yang merupakan jejas jerat sebagai akibat tekanan yang ditimbulkan oleh alat penjerat yang dipergunakan, adanya luka-luka lecet kecil-kecil yang seringkali berbentuk bulan sabit yang diakibatkan oleh tekanan dari ujung kuku si-pencekik, adanya luka-luka lecet dan memar yang tidak beraturan yang dapat terjadi akibat tekanan yang ditimbulkan oleh ujungujung jari si-pencekik. Adanya luka-luka tusuk atau luka sayat pada daerah leher, mulut atau bagian tubuh lainnya, dimana menurut literatur ada satu metode yang dapat dikatakan khas yaitu tusukan benda tajam pada langit-langit sampai menembus ke rongga tengkorak yang dikenal dengan nama tusukan bidadari. Adanya tanda-tanda terendam seperti: tubuh yang basah dan berlumpur, telapak tangan dan telapak kaki yang pucat dan keriput (washer woman`s hand), kulit yang berbintil-bintil (cutis anserina) seperti kulit angsa, serta adanya bendabenda asing terutama di dalam saluran pernafasan (trakhea), yang dapat berbentuk pasir, lumpur, tumbuhan air atau binatang air. Pemeriksaan terhadap Pelaku Pembunuhan Anak Sendiri Pemeriksaan terhadap wanita yang disangka sebagai ibu dari bayi bersangkutan bertujuan untuk menentukan apakah wanita tersebut baru melahirkan. Pada pemeriksaan juga perlu dicatat keadaan jalan lahir untuk menjawab pertanyaan Apakah mungkin wanita tersebut mengalami partus presipitatus?.4 1. Tanda telah melahirkan anak a. Robekan baru pada alat kelamin b. ostium uteri dapat dilewati ujung jari c. keluar darah dari rahim d. ukuran rahim saat post partum setinggi pusat, 6-7 hari post partum setinggi tulang kemaluan e. payudara mengeluarkan air susu
21

f. hiperpigmentasi aerola mamma g. striae gravidarum dari warna merah menjadi putih3 2. Berapa lama telah melahirkan a. ukuran rahim kembali ke ukuran semula 2-3 minggu b. getah nifas : 1-3 hari post partum berwarna merah 4-9 hari post partum berwarna putih 10-14 hari post partum getah nifas habis c. robekan alat kelamin sembuh dalam 8-10 hari3 3. Mencari tanda-tanda partus precipitatus a. robekan pada alat kelamin b. inversio uteri (rahim terbalik) yaitu bagian dalam rahim menjadi keluar, lebih-lebih bila tali pusat pendek c. robekan tali pusat anak yang biasanya terdapat pada anak atau pada tempat lekat tali pusat. Robekan ini harus tumpul dibuktikan dengan pemeriksaan histopatologis d. luka pada kepala bayi menyebabkan perdarahan di bawah kulit kepala, perdarahan di dalam tengkorak3 4. Pemeriksaan histopatologi yaitu sisa plasenta dalam darah yang berasal dari rahim.3 Upaya membuktikan seorang tersangka ibu sebagai ibu dari anak yang diperiksa adalah suatu hal yang paling sukar. Beberapa cara dapat digunakan, yaitu: 1. Mencocokkan waktu partus ibu dengan waktu lahir anak Si ibu diperiksa, apakah memang baru melahirkan (tinggi fundus uteri, lochia, kolostrum dan sebagainya). Sedangkan saat lahir si anak dilihat dari usia pasca lahir ditambah lama kematian. 2. Memeriksa golongan darah ibu dan anak Hal ini juga sulit karena tidak adanya golongan darah ayah. Ekslusi hanya dapat ditegakkan bila 2 faktor dominan terdapat bersama-sama pada satu individu sedang individu lain tidak mempunyai sama sekali. Contohnya adalah bila golongan AB sedangkan si anak golongan O atau sebaliknya.

22

Penggunaan banyak jenis golongan darah akan lebih memungkinkan mencapai tujuan, tetapi oleh karena kendala biaya maka cara ini tidak merupakan prosedur rutin. 3. Pemeriksaan DNA Cara ini merupakan cara yang canggih dan membutuhkan dana yang besar.3,4

4.

DIFFERENSIAL DIAGNOSA Abortus Abortus adalah keguguran atau berakhirnya kehamilan sebelum bayi dapat hidup sendiri di luar kandungan.Batasan umur kandungan adalah 28 minggu dan berat badan bayi yang keluar kurang dari 1000 gram. Tanda-tanda bayi yang aviable atau tidak sanggup hidup di luar kandungan adalah: (1) umur kehamilan kurang dari 28 minggu, (2) panjang badan bayi kurang dari 35 cm, (3) berat badan bayi kurang dari 1000 gram, (4) lingkar kepala kurang dari 32 cm. Partus presipitatus Partus presipitatus adalah persalinan deras atau kebrojolan. Pada waktu partus presipitatus dapat terjadi: (1) inversio uteri, (2) robekan tali pusat, (3) lukaluka pada kepala bayi, (4) perdarahan di bawah kulit kepala, perdarahan di dalam tengkorak. Partus presipitatus ini dapat terjadi dimana-mana, di dalam rumah atau di luar lumah, di WC, sedang berjalan, dan sebagainya.Pembuktian partus presipitatus terkadang sukar untuk dilakukan dan memerlukan pemeriksaan setempat.

23

24

Anda mungkin juga menyukai