PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
remaja di Indonesia, mulai dari usia sekolah hingga perguruan tinggi. Pergaulan
bebas dapat dicontohkan seperti berpacaran yang diluar batas dan melakukan
hubungan suami istri tanpa adanya ikatan perkawinan dapat menimbulkan berbagai
konflik dan salah satunya mengakibatkan kasus aborsi bahkan lebih parahnya
menimbulkan kasus pembunuhan bayi. Karena resiko dari suatu hubungan tanpa
Seperti yang kita ketahui biasanya bagi remaja yang sudah melakukan
yang tidak diinginkan bagi remaja tersebut dengan alasan karena malu, maupun
belum siap menjadi ayah atau ibu dari anak yang dikandungnya itu sendiri sehingga
1
menimbulkan masalah bagi pelaku remaja tersebut yaitu seperti menggugurkan
membunuh darah dagingnya sendiri dengan cara berencana maupun dengan alat-
alat yang dapat menimbulkan kematian bagi bayi yang telah dilahirkannya tersebut.
Seperti kasus tahun lalu dari surat kabar terkait mahasiswa yang melakukan
pembunuhan bayi, kasus yang ditemukan bayi tersebut membusuk didalam tas
plastik kemudian dibungkus jas hujan lalu dimasukkan kedalam kardus minuman
ringan didepan kamar kostnya tepatnya dijalan Kertorejo Kota Malang. Pelaku
tersebut adalah mahasiswi semester IV Fakultas Akuntansi. Ketika itu Pelaku yang
malam hari tiba, ia sudah tidak bisa menahan lagi akhirnya ia melahirkan di kamar
tersebut sendirian waktu dini hari. Karena takut ketahuan pelaku membekap bayi
perbuatannya tersebut karena gugup dan takut jika bayinya nanti menangis akhirnya
menyembunyikan bayi itu dengan cara memasukkan bayi yang tewas itu ke dalam
kresek hitam, kemudian dibungkus jas hujan dan dimasukkan kedalam tas ransel
yang berwarna biru muda. Akibatnya pelaku merasa tidak aman dan memasukkan
1
Surya Malang, dalam http://suryamalang.tribunnews.com, access 22 Juli 2017 .
2
jasad bayi kedalam kardus warna coklat kemudian diikatlah mayat bayi tersebut,
Malang. Akibatnya tersangka dikenakan Pasal 341 KUHP tentang seorang ibu yang
merasa malu dan dengan sengaja menghilangkan nyawa bayinya seketika. Lalu
Pada kasus diatas adalah tindak pidana pembunuhan oleh seorang ibu terhadap
anaknya sendiri yang baru dilahirkannya yang terdorong oleh perasaan takut
diketahui orang lain bahwa ia telah melahirkan seorang anak sebagaimana yang
telah diatur dalam pasal 341 KUHP yang berbunyi :”Seorang ibu yang dengan
sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama
sesudah dilahirkan karena takut ketauhan bahwa ia sudah melahirkan anak dihukum
pembunuhan anak. Apabila kinderdoodslaag itu telah dilakukan oleh seorang ibu
terhadap anaknya sendiri yang hari itu ia lahirkan dengan direncanakan lebih
dahulu,maka tindak pidana pembunuhan anak itu disebut kindermoord atau tindak
maupun tidak disengaja, yaitu sebagai perbuatan yang dilarang oleh Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana yang diatur dalam pasal 341 dan 342 KUHP, Seperti yang
2
Ibid.
3
Drs. P.A.F Lamintang, S.H., Kejahatan Terhadap Nyawa,Tubuh, dan Kesehatan, Jakarta: PT.Sinar
Grafika, 2012, hlm.22
3
sudah dijelaskan diatas kita dapat mengetahui bunyi pasal 341 KUHP sedangkan
Kindermoord itu oleh pembentuk Undang-Undang telah diatur dalam pasal 342
KUHP.yang bunyinya sebagai berikut : “Seorang ibu yang dengan dengan sengaja
akan menjalankan keputusan yang diambil sebab takut ketauhan bahwa ia tidak
lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada saat
dilahirkan atau tidak lama kemudian daripada itu dihukum karena membunuh bayi
Perbedaan pasal 342 KUHP dengan pasal 341 KUHP adalah, bahwa dalam
pasal 342 KUHP telah direncanakan lebih dahulu artinya sebelum melahirkan bayi
tersebut telah dipikirkan dan telah ditentukan cara-cara melakukan pembunuhan itu
dan mempersiapkan alat-alatnya. Tetapi pembunuhan bayi yang baru lahir tidak
pasal 341 KUHP khususnya dalam pembuktian karena keputusan yang ditentukan
hanya si ibu tersebut yang mengetahuinya dan baru dapat dibuktikan jika si ibu
hal itu maka penyesalan serta perasaan bersalah pun kerap menyelimuti mereka,
4
Laden Marpaung, Tindak Pidana Terhadap Nyawa dan Tubuh,Jakarta: PT.Sinar Grafika, 2000, hlm
44.
5
Ibid.
4
tidak manusiawi apalagi pembunuhan itu dilakukan oleh ibu yang melahirkan anak
itu sendiri.
lebih detil untuk dapat menyatakan unsur tindak pidana pembunuhan bayi tersebut
terpenuhi, selain ituagar aparat penegak hukum tidak salah dalam menggunakan
pasal yang didakwakan serta dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku. Hal ini
Perbuatan yang diancam dalam Pasal 342 wujudnya sama dengan yang diancam
pada Pasal 341, hanya saja pada Pasal 342 perbuatannya dilakukan untuk
Pasal 341 mengacu pada Pasal 338 sedangkan Pasal 342 rumusan delik mengacu
pada Pasal 340, hanya saja terdapat bagian inti yang ditambah “karena takut akan
ketahuan melahirkan anak, pada saat akan dilahirkan” yang membedakan yaitu
dalam Pasal 342 dilakukan dalam keadaan yang tidak tenang karena takut ketahuan
melahirkan.7
dengan Pasal 342. Karena akan terlihat adanya unsur pembedaan didalamnya yaitu
6
Ibid.
7
Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten)Di Dalam KUHP, Jakarta: Sinar Grafika,
2009, hal. 58.
8
Ibid.
5
Pasal ini belum terlalu dikenal atau dimasyarakatkan bukan supaya kejahatan ini
menjadi terkenal atau diminati, tetapi justru supaya kejahatan ini dihindari bahkan
demikian, karena perempuanlah yang jelas-jelas menjadi pelaku dari kejahatan ini
perempuan diberikan karunia oleh Tuhan untuk menjaga dan memelihara jabang
ibu yang tugasnya menjaga dan memelihara anaknya haruskah justru sebaliknya
menjadi pencabut nyawa. Hal ini dikembalikan kepada kita semua sebagai insan
yang beradab terlebih kepada pelaku yang telah mencoreng nilai-nilai religius
peradaban kemanusiaan.9
dampak negatif bagi remaja sehingga banyaknya berita yang bermunculan terkait
kasus pembunuhan bayi dan sangat bermacam pula motif pelaku untuk
menjalankan aksinya agar bayi tersebut lenyap tanpa diketahui oleh masyarakat
belakang di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul:
B. Rumusan Masalah
9
Ibid.
6
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
kandugnya ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hasil yang tepat maka setiap penulisan ini memerlukan
adanya penentuan suatu tujuan. Secara umum yang menjadi tujuan penulisan ini
di unit PPA terhadap pelaku pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu
kandungnya.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maksud dan tujuan penulis uraikan diatas
maka penulis berharap karya tulis ini dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
7
Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat pemikiran dalam hukum
pidana di Indonesia. Dan juga karya tulis ini diharapkan bertujuan memberikan
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
pidana.
b. Bagi Pemerintah
c. Bagi Masyarakat
E. Kegunaan Penelitian
8
Kegunaan dari penulis melakukan penelitian ini, yaitu:
F. Metode Penelitian
pidana pembunuhan bayi di Kota Malang ini saya menggunakan penelitian hukum
empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat hukum
atau pemerintah.
1. Lokasi Penelitian
Kota. Alasan penulis memilih lokasi ini karena tingkat pembunuhan bayi di
2. Sumber Data
9
Sumber data yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
yaitu :
a. Observasi
b. Dokumentasi
c. Wawancara
10
Hasyim Hasanah, Teknik – Teknik Observasi , Jurnal at-Taqaddum Vol8 No.1 Juli 2006.
10
Wawancara merupakan salah satu pengumpulan informasi maupun
data dari seorang narasumber yang bersangkutan dengan hal-hal yang akan
dibahas dalam penelitian ini. Wawancara hal yang penting dalam suatu
4. Analisis Data
dalam pembahasan nanti sesuai dengan fakta yang telah didapat dan akan
G. Sistematika Penulisan
Dalam Sistematika penulisan hukum ini, penulis akan menyajikan empat bab
yang diantaranya terdiri dari beberapa sub bab yang bertujuan untuk mempermudah
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang penulisan hukum ini,
perumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat dari penelitian, kegunaan dari
11
2. BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang menjadi tinjauan penulis dalam
Pada bab ini yang dibahas oleh penulis adalah hasil dari penelitian yang telah
pidana pembunuhan bayi yang terjadi di Polres Malang Kota, peran kepolisian
12