Miracle Of Life
The Biggest
Miracle Of Life
Penulis:
Alvin Firori
M. Dzulfikar Agustian
Annis Sa'adah
Elok Faiqotul Hasanah
Sofiyatul Arbakiyah
Umrotun Nur Kholizah
Kata Pengantar
Alhamdulillah Kami panjatkan puji dan syukur
kehadirat ALLAH swt. Atas telah selesainya buku
kecil yang kami susun sebagai tugas Bahasa
Indonesia yang dibimbing oleh Ibu Rofik, semoga
dapat menjadi hiburan tersendiri bagi pembacanya.
Kepada semua pihak yang membantu
terselesainya penyusunan buku ini kami mohonkan
kepada ALLAH, semoga mendapatkan pahala yang
berlipat ganda. Aamiiin.
Dalam penyusunan ini, sebagai manusia biasa
tentunya tidak lepas dari kekeliruan dan kekhilafan,
maka dari itu kami mohon maaf.
No. Hp : 087712840113
seorang bayi laki-laki mungil dari orang tua kaya berasal dari
inggris.
pihak berwajib.
berwajib.
temukan.
“ Polisi macam apa kalian udah satu bulan masih belum menemukan
Kekesalan itu bukan Cuma dialami oleh sang istri saja tapi
bayi tercintanya.
Tiba di rumah ayah tersebut mempunyai niat untuk mencari
bayinya, ia ingat bahwa pada saat bayinya lahir dia melihat bahwa
kanannya .
dendam dengannya.
saudaranya .
tersebut .
bayinya tersebut.
Ayah hati hatiya… “ ucap sang istri dengan menangis tersedu sedu
di pelukannya.
kepastian .
dalam rumah .
sang asisten.
pribadinya dia tidak jago dalam menyetir saja tapi dia juga
“ kurasa saya kenal kaos kaki ini…… kaos inikan , hadiah yang di
berikan aku kepada bayi ku tercinta waktu itu “ pikir sang ayah
dalam hati .
belur. karena dia tidak terima atas perbuatan kakaknya itu dia
di Jakarta .
dia bertanya dimana rumah sang pemulung itu tapi tidak ada
Dia berfikir bahwa sulit untuk mencari bayinya yang di bawa oleh
pada anaknya.
suatu hari kita bisa menemukan anak kita kembali di Jakarta ini.
Setelah itu kita bawa kembali anak kita ke inggris lagi “ Ucap sang
ayah di telpon.
mencari anaknya.
Pagi itu Nampak sepi, kemana bapak…???? Fikir dia.. lalu dia
langkah kan kaki ke halaman belakang tak juga ia temui bapaknya
di sana.
Tiba juga sa’at nya hari suka cita bagi umat muslim se dunia
yaitu hari idul Adha, hari itu Paijo shalat id’ dengan khusyuk, dan
sesudah shalat dia langsung melihat prosesi penyembelihan hewan
kurban di dekat masjid.
Paijo pun teringat bahwa dia tidak pernah berbicara
dengan bapaknya sejak sa’at masalah itu.
Paijo jatuh di tanah pada sa’at itu juga.. “ya Allah.. berdosa
lah hamba mu ini.hamba menyesal ya Allah….” Mengadu kepada
Allah.
Paijo coba untuk bangkit. air mata nya pun terasa mulai
mengering di hari suka cita itu. Dia langkah kan kaki untuk masuk
kedalam rumah. Dia peluk erat baju pemberian bapaknya .
Betapa terkejut nya Dia ketika dia buka dan melihat ada
uang yang sangat banyak di dalam nya.. “ya Allah… apa ini.. milik
siapa ini.. apa bapak mencuri nya” fikir Paijo .
“ ohhh… gak usah nak ini terlalu berat “ merasa kasihan terhadap
Paijo .
Jawab Mama “gak sempet sih …….. tapi aku yakin dia itu
bayi kita yang hilang !! “ Sang Mama sampai mengeluarkan air mata
karena dia sangat rindu banget kepada bayinya yang hilang itu.
“ kami turut berduka jo’ ........... trus kamu disini tinggal sama
siapa?????? ”
Sang ibu tersebut lalu bercerita “ jo’ sepuluh tahun lalu ibu
melahirkan bayi laki laki dia sangat manis ,kami berdua sangat
bahagia saat itu, tapi kebahagian itu hilang, bayi ibu di culik oleh
kakak saudara kami sendiri ,ia membuangnya ke tempat
pengumpulan sampah, tapi setelah kami cari ,ternyata bayi kami
telah di temukan seseorang . dan kami bahagia sekarang karna bayi
kami sudah ada di depan kami “ ucap sang ibu sambil mengeluarkan
air mata.
NO.HP : 081946603107
ORANGTUA
Hai teman-teman dan para pecinta cerpen.Bagaimana
keren???”
“Aku bilang enggak ya enggak Wid,udahlah dengerin tuh Bu
guru.” Jawabku.
Steven.”
ujar Widya.
Aku dan Ratna bilang,” Iya tuh bener kata Fia,ayuk kita
cabut aja…!!!”
kenal kamu?”
pantas lah kita deketin dan akrabin dia,dia kan masih belum
kenal siapa-siapa di sini. Apa aku salah kenalan sama dia? Dia
Ratna.
Steven.”sahut Fia.
pesan apa?”
Aku,Widya dan Ratna menjawab serentak,”kayak biasanya
perhatian.”
Widya menjawab,”Eh,apaan sih loe Tasya ,sapa yang caper
loe sih.Hahaha…”
tempat duduk ,nanti keburu Pak guru datang bisa tau rasa
kalian.”
Vi?
depan.”jawabku.
proposalnya.”
nanti.”ucapku.
aja?”ujar Steven.
rumahku.”kataku.
bareng Steven.
looooo…..!”
kamu ?”
kata Widya.
ujar Widya.
nih.”kata Ratna
Akhirnya aku,Fia,Widya dan Ratna pulang.Sampai di
loo…”ujarku.
“Iya.Terserah kamu.”jawabku.
Steven).
“Iya sama-sama.”Jawabku.
menghampiriku lagi,
dekatku.
sambil merayu.
muka serius.
Steven.
“Iya sama-sama.”cetusku.
melirikku.
kepercayaan.
meninggalkanku.
merasa resah.
tertawa terbahak-bahak.
aku gak suka sama Steven.Udahlah gak usah bahas itu lagi
“Emang iya tah Fi,aku gak sempat ngira kalo Widya bakal
jelasku.
“Kita pasti bantu kalian kok Vi,tenang aja.Ya kan Fi?” sahut
terbukti.”kataku.
“Samaaaa………(terdiam lama).
merasakan ada hal yang aneh padaku.Aku gak tau kenapa rasa
With Love
Steven A.
bordering.
To:Vivi
Malem Vi..Aku ganggu gak?
From Steven
To:Steven
Malem juga…enggak kok.Ada apa
emang?
From:Vivi
Pagi-paginya di sekolah.
apa sih?”
“Gue gag ada maksud apa-apa kok.Steven itu gak suka sama
keceplosan.
aja loe..Dia kan udah jadi pacar gue,jadi gak mungkin dia gak
“Sok (….)lo Vi,gue benci lo.Loe gak seperti dulu lagi.Loe bukan
saja?
Rumah Sakit.
selama ini kita gak pernah kenal.Gue muak ngeliat loe semua.”
“Salah kita apa Wid?Sampek-sampek kamu anggap kita
pemakaman.
Kesan :
^-^ ^-^
Hoby : Olahraga
No. Hp : 085941290472
pada Fiska karena dia tak memiliki teman. kemudian Fara dan
Novi. "aku barusan ketemu sama dia,,,lalu dia bilang kalau dia
suka sama aku dan dia juga berkata padaku,,,apakah aku mau
menjadi pacarnya?".
”terus kamu mau nerima dia gak Far?.tanya Novi. Fara hanya
menggelengkan kepalanya.
"sudah terima aja, dia kan anak band,," kata Novi lagi
sekolah.
Fara pun hanya tersenyum dan dia tak mau ambil pusing.
sahabat-sahabatnya.
putus pada Adit karena Fara tak suka padanya, juga satu hal
juga. Dia tampan dan dia adalah gitaris, masih satu band
sama Adit. Rumah dia tak jauh juga dari rumah Adit dan
berkomunikasi.
pacaran".
menangis.
“ok,,aku tunggu!..
“gimana beib, apa kamu mau balikan sama aku lagi? tolong ea
beib jangan bikin aku kecewa malam ini.
“iya sayang, aku mau jadi pacar kamu.Tapi kesalahan yang
pernah kamu lakukan sama aku,tolong jangan di ulangi lagi ya?
“iya sayang.”
“lho..itu kan dah jadi tanggung jawabnya orang tua kan beib?
“ea beib…tapi aku mau kerja,setelah aku lulus mungkin aku
Cuma sebulan dirumah.Habis itu aku berangkat ke Australia
beib”. Fara hanya terdiam dan menangis saat Dayat berkata
seperti itu. Tapi mau gimana lagi, mungkin itu jalan yang
terbaik buat Dayat.
"tante, tinggal dulu ya, kalian santai saja sudah disini, kalau
mau keluar, ajak tuh sih Fara biar gag ndekem terus di
kamar, kan kalian habis lulusan." Kata Ibu Fara dengan
senyumnya yang ramah.
"ayok kita jalanin apa yang dikatakan tante, biar si Fara gag
galau lagi." Kata anis sambil melihat pada teman-temannya.
" maksudku, aku juga tau kalau kamu bodoh melupakan kami.
Iyya kan nis, An?" kata Nova selanjutnya, sambil melempar
pertanyaan pada Anis dan Ana.
Lalu mas itu bilang, “Iya dek saya akan tanggung jawab atas sahabat
mu kok. Adek jangan nangis nangis dan marah lagi.” Sulas pun
semakin menjadi nangisnya di hadapan ku. Karena aku masih belum
sadarkan diri waktu itu. Sampai ia mengatakan, “Sofi jangan tinggalin
Sulas sendirian ya, Sofi harus cepet sadar biar bisa maen sma Sulas
lagi nanti…. Hiks hiks hiks……………”
Aku sangat terharu atas omongan Sulas situ, dan mulai sejak itulah
aku sangat menyayangi dia dan menjadi sahabat selamanya sama dia.
Setelah selesai TK, barulah aku dan sahabat ku melanjutkan ke SD.
Tapi, aku sangat sedih sekali karena aku dan dia gak bersama lagi
dalam satu sekolahan. Namun, dia terus menenangkan ku meskipun
sebenernya iya juga sangat sedih atas ini semua. Dia sangat ingin
menenangkan ku agar aku tidak bersedih lagi atas ini semua. Dia pun
berkata pada ku, “Udahlah sof, Sofi gak usah sedih mulu. Meskipun
kita gak satu sekolahan lagi, yang penting aku gak akan melupakan
persahabatan kita sampai kapanpun sof. Kamu lah sahabat ku yang
pertama sof, gak akan segampang itu aku melupakan sahabat ku ini.
Tetaplah semangat dan selalu ceria meskipun kita gak satu sekolahan
sof.”
Dan saat itu aku mulai bisa tenang atas apa yang ia katakana
padaku. Tapi, aku masih ngarasa gak enak dan bener-bener sedih sihh,
ya mau gimana lagi cobak kalau emang udah kenyataannya seperti ini.
Mulai pertama aku masuk sekolah baru tanpa sahabat ku, aku ngrasa
sendirian dan bener-bener takut. Ada temen rumah ku namanya Kisma
dia cantik banget, kayak orang arab mukanya dia. Dia yang
menemaniku sejak aku sekolah di sana, dia selalu bertanya padaku
“Kenapa sedih mulu sihh sof ??” . Aku cuman diam saja dan mungkin
belum saatnya aku bercerita ini semua pada dia. Dan sudah empat
tahun aku bersekolah disana, emang sihh banyak temen tapi percuma
saja aku masih selalu ingat sama sahabat ku itu.
“Tau enggak sof,,, kenapa aku sangat bahagia sekarang ??? Penasaran
ya sof…Hayooooo…” kata sulas padaku. Aku hanya bisa tersenyum
dan menggelengkan kepala ku ini. Dan sulas mulai bercerita lagi
kepada ku, “Aku lagi senang, karena sahabat-sahabat ku mau ngajak
aku keluar bersama nantik sore sof…hehehe” ujarnya pada ku. Lalu
aku pun berkata padanya, “Lohh,, bukannya nantik sore kamu mau
nemenin aku ke warnet las ??” ujar ku.
“Ehh maaf sof bukannya aku gak mau nemenin kamu, tapi aku juga
gak mau ngecewain sahabat baru ku. Nantik aku takut kalau sahabat
ku gak nyapa aku sof. Gakpapa kan sof, kali ini aja kamu ngertiin aku
sof..”kata sulas. “Ya sudahlah las, aku gakpapa kok. Selamat atas
sahabat baru mu ya..” kata ku sambil menahan kesedihan ku.
Di sore hari aku keluar dari rumah, dan saat itu aku melihat di rumah
sulas sangat ramai. Ternyata di rumahnya sudah ada sahabat barunya
itu, astaga apakah ia sudah melupakan sahabat lamanya ?? Entah lah
aku juga sangat bingung. Apa dia sudah lupa sma omongannya empat
tahun yang lalu ?
“Iyo sofi iki,, gak uasah sedih tok gak baek loh sof lek sedih tok.
Mending ngehibur diri aja sof. Dengan bermain sepak bola sama
kawan-kawan yang laen, piye sof ??” kata bayu padaku.
“Iyo wes aku gelem maen sepak bola sama kalian, tapi maen’e gak
oleh curang yo sob ??” kataku sambil semangat. Aku sangat senang
bermain sepak bola bersama sobat-sobat ku ini, akhirnya aku bisa
menghilangkan rasa sedih ku ini. Tapi, temen cewek ku semua
penasaran kenapa aku bisa berubah seperti anak cowok begini. Lalu
temen ku yang bernama kisma bertanya padaku, “Sof,, kamu kenapa
sihh kok udah berubah kayak gini ??”. Aku pun mulai menjawab,
“Gakpapa santai aja kali kis,, aku cuman pengen seperti ini aja kok kis
gak lebih.”
“Gak pasti ada sesuatu yang bikin kamu seperti ini, cerita lah
sof.” Kata kisma lagi padaku. Aku sangat terkejut atas perkataan
kisma padaku, aku jadi teringat lagi pada sahabat ku itu. Kemudian
dengan lancangnya aku menjawab, “iya ini semua karena sahabat ku
dan dia sudah melupakan ku dengan sahabat barunya itu. Kamu pasti
tau kis siapa yang ku maksud.”
“Siapa sulas ta yang kamu maksud sof ??” ujar kisma penasaran. Aku
hanya diam dan membisu aku bener-bener gak bisa berbicara lagi.
Entah kenapa kalau aku selalu ingat terhadap sulas hati aku sedih dan
sakit. Kisma pun melanjutkan pembicaraannya padaku, “Sof,, aku tau
kalau kamu sangat merindukan sulas disana. Tapi, kalau kamu terus
sedih kalau mengingat dia di sekolah, nanti sulas akan pasti bersedih
juga sof. Lebih baik jalanin ini dengan ikhlas sof, tapi gak dengan cara
merubah sifat kamu. Kami semua disini sangat sedih kalau kamu
merubah sifat kamu menjadi seperti ini sof.” Ujar kisma padaku
dengan panjang lebarnya.
Aku pun berkata, “aku emang bersedih tapi kesedihanku ini sangat
menyakitkan kis. Dia juga tidak akan bersedih di sana, karena ia sudah
punya sahabat baru di sana, aku hanyalah sahabat lamanya yang udah
gak dianggap penting sama sulas. Jujur itu yang bikin aku sakit hati
kis. Aku sangat menyayangi dia tapi kenapa selalu aku yang harus
ngertiin dia dan hanya aku yang selalu mengalah pada dia kis.” Ujar
ku kepada kisma dan dengan menagis. Aku melanjutkan perkataan ku
pada kisma, “aku emang gak ikhlas kalau dia gak ada disini, tapi
kenapa dia tega nyakitin perasaan ku ini ? aku cuman mau dia gak
lupa sama sahabat pertamanya kis dan dia masih ingat sama
perkataannya dulu padaku.”
Kisma pun menjawab, “oohh jadi itu masalahnya sof. Kalau menurut
aku lebih baik kamu omongin ini semua ke sulas, biar gak terus-
terusan seperti ini sof. Tetep semangat aja ya sof.” Aku pun hanya
bisa termenung dengan perkataan kisma itu dan aku pun mulai
menangis. Mungkin ada benarnya juga dengan perkataan kisma itu,
bagaimanapun caranya aku harus bisa bilang ini semua ke sulas. Tapi,
pertanyaan ku adalah apakah aku sanggup cerita ini semua kepada
sulas ? dan apakah sulas akan mengerti apa yang aku maksud kan atas
perkataan ku nanti ? Entah lah……
***
Di waktu siang hari seperti biasa sulas maen kerumah ku, dan
aku ingin mengatakan soal tadi yang aku bicarakan sama kisma. Di
saat itu aku hanya melamun dengan perkataan ku di dalam
hati,”apakah aku bisa dan sanggup ?”. Aku hanya bisa menggelengkan
kepala. Mungkin sulas sangat heran dengan tingkah laku ku sekarang,
dia menepak ku dan sambil berkata, “kenapa sihh sof dari tadi
nglamun aja, geleng-geleng pula, kenapa sihh? “.
Justru aku sangat terkejut atas dia menepak ku dan aku hanya bisa
berkata, “apaan sihh las ngagetin aja, siapa yang nglamun orang aku
cuman..cuman….. mikirin pr aja tadi.” Huft gugupnya aku tadi.
“Ihhh masakk sof. Sofi lagi gak bohong kan, pasti ada yang dipikirin
sama kamu. Cerita aja sof…” ujar sulas sambil tersenyum. Sebelum
aku mulai bercerita aku selalu menggigit bibir ku dan itu membuat ku
berkeringat dingin. “Gini loh las,,, besok kamu mau kan temenin aku
jalan-jalan di alun-alun ?” ujar ku dengan gugup dan padahal bukan
itu yang ingin aku bicarakan, tapi mau gimana lagi akunya sanggup
bercerita. Sulas semakin bingung dengan perkataan ku tadi dia cuman
bilang, “iyadeh aku temenin sof,,hehehe”. Aku hanya bisa ketawa dan
bener-bener bingung, kalau aku terus-terusan seperti ini aku bisa
seperti orang gila yang gak tau arahnya mau kemana.
Hmm,, aku sangat bingung harus ngapain sama sulas ini gara-gara
perkataan ku tadi itu. Huftt sofi-sofi…..
“Hey juga las,, udah kok. Ayo berangkat las !!” kataku dengan ceria
juga.
“Ahhh,, sofi aku belom selesai ngomong nihh. Jelas kamu gak tau !!”
ujarnya.
Aku cuman cengar cengir sendiri, sulas lucu dengan ekspresi seperti
itu. Dan aku hanya menjawab “Ohhh,, sorry las. Peace, hehehe”.
“Gini sof,, emmm.. sebenernya aku tau kalau kamu selama ini kecewa
sama aku kan ?? gara-gara aku selalu mementingkan kepentingan
shabat baru ku daripada sahabat pertama ku.” Ujarnya sambil
menyesali.
“Iya aku cuman mau kita kayak dulu lagi sof. Aku ini egois ya,,
selama ini aku gak bersyukur atas apa yang diberikan padaku. Sahabat
yang selalu mengalah padaku, yang selalu ngertiin aku, dan yang gak
pernah menyimpan marah padaku. Astaga kemana aja aku kali ini,
kenapa baru sadar sekarang ?? katanya dengan menagis.
Jadi aku tidak perlu lagi mengatakan hal itu pada sulas, karena ia
sudah sadar semua ini. Astaga semoga ini bukan lah mimpi semata ya.
Kalau pun mimpi semoga mimpi yang nyata dan sangat bahagia.
Hehehe….
***
Dan apakah sahabat ku ini yang ulang tahun ? tidak mungkin juga
ulang tahun dia kan masih lama. Trus apa dong arti ini semua.
Dia pun tak berkata apa-apa dan dia juga tidak mau
menjelaskan apa-apa padaku. Dia hanya bisa tersenyum dan melihat
ku beberapa kali.
“Iya aku seneng banget kok sulas “ kataku sambil tersenyum padanya.
“Syukur lah kalau kamu seneng sof. Aku kan jadi seneng dan lega “
kata sulas.
Hha lega ?? apa yang di maksud sulas dengan perkataan leganya itu,
emang dia mau kemana dan mau ngapain dia ??
Sulas pun menjawab dengan tenangnya, “nanti kamu akan tau sendiri
kok sof. Aku cuman tidak kuat aja untuk bercerita langsung ke kamu “
ujarnya.
Aku pun hanya bisa merenungi ini semua, apa yang sebenernya terjadi
pada diri sulas. Semoga tidak terjadi apa-apa sama sahabat ku ini.
Lega apa arti itu semua sihh ? aku bener-bener bingung ini semua.
Gak ada angin gak ada apa sulas pun enak bilang kata “LEGA” ???
Hemmm,, ini semua masih menjadi pertanyaan pada diriku sendiri dan
terus aku memikirkan kata itu. Kata itu bener-bener mengganjal di
pikiran ku ini mangkanya aku terus memikirkan kata itu. Huffttt …….
***
Di saat malam yang dingin, setelah aku selesai solat isya’ aku
mendengar di luar ramai sekali. Aku pun penasaran dengan itu, dan
aku segera keluar rumah dan melihatnya. Kenapa orang-orang ini
sedang berkemas-kemas ?? dan lantas siapa yang mau pindah rumah
??.
Setelah itu sahabat ku ini nyamperin aku yang sedang berdiri di luar
rumah ku. Lalu dia memeluk ku dengan erat dan mulai lah ia
mengeluarkan air matanya sambil berkata padaku, “maaf sof maaf
sebelumnya ya. Aku gak crita ini semua sama kamu sof. Hiks hiks
hiks “katanya sambil menangis.
Aku pun mulai menangis pula, lalu aku berkata padanya, “sebenernya
kamu mau kemana sih las ? kamu mau pergi ?” ujarku.
“Sof. Sebenernya aku mau pindah rumah malam ini sof. Dan soal tadi
itu adalah jalan-jalan kita yang terakhir sofi. Hiks hiks…”kata dia.
Aku pun terkejut dan aku pun semakin jadi nangisnya di pelukkan
sulas. Ya Allah ternyata perasaan yang tidak enak ini adalah
perpisahan ku dengan sulas dan kenapa cobaan ini gak ada henti –
hentinya bagi kita.
“Hha sofi abiz nangis, enggak percaya kita ya ??”kata teman ku.
“Iyo ta sof mosok mari nangis ?? kudu kelebon banyu kan ?” kata
bayu dengan mengejekku.
Aku benar-benar kecewa sama mereka semua dan entah lah aku sudah
sangat lelah dengan ini semua. Hmmmmm…….
“Iyo sof, kita bener-bener minta maaf mbek kamu. Kita juga gak mau
ngliat sahabat kita lagi sedih sof. Maafin kita ya sof..”kata bayu
padaku.
“Aku sebenere kecewa mbek kalian tadi, tapi karena kalian sungguh-
sungguh mau minta maaf sama aku. Yowiss aku maafin kok, lagian
gak seru lek aku maen sepak bola dewean gak bareng sahabat-sahabat
ku iki.”kataku.
Sampai rumah aku melihat ada sepatu gitu, kayaknya ada yang dating
ini. Tapi, siapa ya kira-kira, siapa yang sedang mampir kerumah ku ??
“Sofi. Aku senang deh masih bisa kerumah mu lagi dan bertemu
dengan mu. Aku kira kita gak akan pernah bertemu lagi
selamanya.”kata sulas.
“Iya las. Aku juga gak nyangka atas ini semua dan aku sangat senang
atas ini semua las.”ujarku sambil tersenyum.
Aku pun sekolah di SMPN 08 Jember, sekolahan ini beneran jauh dari
rumah ku dan aku sebenernya gak mau sekolah disana, tapi ya mau
gimana lagi udah terlanjur. Dan sahabat ku itu sekolah di SMPN 06
jember, dan gak nyangkanya lagi dia satu sekolahan dengan sahabat
ku yaitu Zaini.
***
Dan disana aku punya sahabat baru, namanya Devi Dwi Jayanti tapi
aku pun dan anak-anak manggil dia DJ. Dia anaknya cantik, tapi dia
itu tomboy banget dulu.
“Sof, qt udh lma sling brsama. Tpi ntah knp ea prsaan q ini beda
sma mu. Ap mngkn aku suka sama mu ? klo emg bner, ap mu mau
jadi pcar aq sof ?
Aku pun sangat kaget, masak aku mau berpacaran dengan seorang
wanita dan kalau aku tidak menerimanya, pasti DJ bakal marah
padaku. Dan aku gak sukak bikin sahabat marah sama aku. Apa aku
harus menerimanya ? duhhh banging banget aku ini dan kenapa harus
aku ?.
“DJ maaf nih ya aq cman mw nanya. Emg bener mue sukak sma aq
? mngkin prsaan mu slah pada q, shrznya mu mncintai seorg cwok
bkn seorg cwek DJ. “
Setelah itu, dia tidak membalasnya tapi keesokan harinya aku bener-
bener gak nyangka waktu itu. Dj nymperin aku dan menarik ku ke
depan dan dia sambil berkata, “sof,, sebenernya aku sangat mencintai
mu dan maukah kamu menjadi pacar ku sof ??”kata dj padaku.
“Sof,, jawablah sof !! aku sangat mencintai mu dan aku gak akan
ngecewain kamu sof. Kalau kamu tolak cinta ku, pastinya kamu telah
mengecawakan cinta aku sof.”kata dia padaku.
“Bukannya aku mau menolak kamu dj, tapi kita ini sama-sama cewek
dan gimana nantik kata anak-anak tentang kita ?”kataku.
“Aku gak perduli apa kata anak-anak sof. Ysng ngejalanin kita kan,
bukan mereka sof. Yang ku tunggu-tunggu adalah jawaban mu
sof.”ujar dj.
***
“Iya las, beneran kok. Ngapain juga aku bohong semua ini.”kataku.
“Emmbbzz, iya las aku trima dia sebagai kekasih ku. Aku gak ingin
ngcewain perasaan dia las.”ujar ku dengan gelisah.
“Hhha,, ya ampun sof. Aku gak nyangka loh kamu mau nrima dia
karena kamu hanya gak ingin ngcewain dia sof. Tapi sebenernya
kamu gak mau kan nrima dia ? jujur sof ?”kata sulas dengan tegas.
“Ya begitu lah las. Aku bingung mau ngmong apa dan bener-bener
gak tau mau ngapain las.”kataku bersedih.
Sulas pun hanya bisa geleng-geleng dan pasrah aja apa yang aku alami
sekarang ini. Haduhhhhhh………
Lalu aku gak nyangka kalau hubungan ku sama Dj kandas begitu saja,
setelah kiki pindah sekolah dan sejak itu aku udah gak saling bersama
dan udah gak pernah nyapa juga.
Aku pun bercerita pada sulas tentang ini semua, dan sulas pun juga
ikut bersedih atas apa yang tlah terjadi padaku.
Aku berkata, “apa mungkin aku dan Dj bisa bersama lagi meskipun
aku dan dia udah gak pacaran lagi ?”kataku dengan lemas.
“Entah lah sofi, akupun juga bingung kenapa Dj sampai begitu sama
kamu. Ku kira dia tidak akan seperti ini sama kamu.”kata sulas
padaku.
Huft, aku sangat bimbang atas ini kejadian ini semua, nyapa sih aku
sama Dj tapi nyapanya itu gak kayak dulu. Dulu kan masih sering
bersama, becanda, nah sekarang kayak orang baru kenal aja aku sama
Dj.
Takdir kali ya udah gak bisa sama-sama lagi kayak dulu, yaudah lah
yang penting aku seneng ngliat Dj bahagia sama anak-anak meskipun
itu bukan aku yang selalu nemenin dia. Aku selalu menyayangi dia
sampai kapan pun.
Aku ngerti kok kalau kamu sebenernya masih sayang kan sama aku ?
lagi pula kamu gak bisa bohong atas ini semua. Bisa gak kita kayak
dulu lagi DJ ?
***
“Enggak jujur las, kamu emang cantik kalau berhijab kayak ini.
Keliatan sholehanya lagi kamu.hehehe.”kataku dengan tersenyum.
“Makasih ya sof. Aku mau berhijab kayak gini kan juga karna
kamu.”kata sulas padaku.
“Sof, aku itu beneran gak nyangka loh sama rico kalau dia ternyata
sukak sama aku. Kemaren dia nembak aku sof.”ujarnya tersenyum
kecil.
“Hehe. Kalau gak di trima berarti aku udah nyakitin perasaan dia. Dan
aku juga sebenernya udah lama sayang sama dia juga sof.hehe”kata
sulas.
“Ya begitu lah sof. Lah kamu kapan mau nyusul ?”ejek sulas.
Dengan omongan sulas itu, ada benernya juga sihh kapan aku
seperti sulas itu ya. Punya pasangan yang bener gitu, jangan pas
cewek lagi. Aku juga pingin ada cowok sholeh yang nrima aku apa
adanya dan pastinya sayang sama aku gitu.
Tapi gakpapa lah, mungkin belum waktunya aja aku punya pasangan
kayak sulas itu. Nanti pada saatnya sulas bakal tau siapa pasangan kun
anti.
“Icchh sofi mah. Bukan itu yang aku maksud. Maksud ku kapan mau
nyusul aku, punya pacar gitu sof.”kata sulas geram.
“Ohh. Ada-ada las. Dari dulu kan aku udah punya pacar, pacar ku
justru lebih sangat sayang sama aku dan kemana-mana sama aku lo.
Pengen tau ya….???”kataku.
“Iya ta sof ? ya iyalah sofi, siapa emang pacar kamu kok gak pernah
crita ke aku sihh sof ?”kata sulas penasaran.
“Accchhhh,, sofi mah. Aku kirain sapa sof. “sulas geram tapi tetep
tersenyum.
Akupun hanya bisa menahan tawa dengan gurauan ku itu,
asyik juga ngjailin sulas. Hehehehe……
Abis kalau bicara soal pacar selalu serius, kenapa sihh kalau soal
pacar ngomongnya tentang perasaan ? dan apa itu cinta ?
Emmmbbz, gak dirumah gak di sekolah selalu aja denger kata cinta.
Kata Diana sihh cinta itu indah dan sangat indah, kata sulas juga sama
sihh tapi masak sihh ?
Kata teman ku sihh, kalau mau ngrasain cinta terhadap cowok harus
pcaran dulu biar bisa mengenal cinta lebih dalam. Aacchh lebay
banget siihh.
Alahh perasaan cinta…cinta aja yang dipikirin, emang sihh cinta itu
indah banget tapi, kalau udah ngerasain sakitnya cinta, buuuiich sakit
polllll dah.
Setelah udah ngerasa dua tahun sekolah disana, sekarang aku
udah kelas 3 di smp8. Seneng sihh udah kelas 3 soalnya bentar lagi
udah lulus dan nglanjutin pendidikan yang lebih tinggi. Sedihnya
memang ada yaitu, bakal pisah ma sahabat-sahabat ku ini tentunya.
Apalagi sama sahabat yang aku sayangi yaitu Dj, aku sihh sebenenya
pengen satu sekolahan lagi sama Dj. Tapi, mau gimana lagi kalau
keinginan sekolah kita gak sama.
***
Setelah itu aku kaget ada yang menepak pundak ku dari belakang, lalu
aku menengok belakang eehhh gak taunya Dj yang menepak. Dj
sempet bilang padaku, “sof. Kamu mau masuk Man 1 kan ?”kata Dj
dengan sedih.
“Iya aku sedih gak bakal satu sekolahan sama kamu sof. Selama ini
aku gagal jadi sahabat baik mu sof. Kenapa gak daftar ke SMA lain
dulu ?”,ujarnya.
“Makasih ya sof, udah pernah masuk dalam hidup aku. Aku ini emang
bodoh dulu karena gak nyapa kamu. Cuman kamu sahabat yang
mungkin bisa ngertiin aku sof. Ooh yadah, sukses ya sof.”kata Dj
ngasih semangat padaku.
“Udah lah dev, yang berlalu biarlah berlalu. Sekarang kita jalanin
hidup yang baru, asal yang dulu jangan pernah di ulangin. Okey
devi..”kataku dengan semangat.
Aku sayang kok sama semuanya, tapi kalau ke Dj aku sayang banget
sama dia. Dia pun sebenernya juga sayang banget kok sama aku,
cuman ya gitu anaknya malu aja, dan ngrasa gak pantes bersahabat
dengan ku.
Lalu akupun bertanya pada sulas, “las. Abis ini mau nglanjutin di
SMA mana?”, ujarku singkat.
“Loh, kok mondok las ? kenapa gak di SMA 1 aja ? kan lumayan tho,
soalnya danem mu juga tinggi, pasti masuk las.”kataku dengan tegas.
“Enggak deh sof. Kayaknya aku tetep bakalan mondok mungkin. Itu
udah keputusan om ku sof.”kata sulas sedih.
“Yahh sulas. Bukannya apa ya, aku sedih kalau kamu mondok kita
gak bakalan ketemu lagi las dan ntar siapa jadi temen curhat ku lagi
?”kataku dengan sedih juga.
Dan selalu ngasih kabar sama aku sampai kapan pun meskipun ia
beneran jadi mau mondok. Jangan pernah ngelupain aku ya las, dan
terus seperti sulas yang aku kenal selama ini.
Dulu sebelum aku masuk sini, sulas ngasih aku kenang kenangan yang
mungkin biasa aja tapi itu sangat berarti buat aku.
“Sofi. Sebelum kita berpisah aku ingin ngasih sesuatu untuk kamu.
Dan mungkin ini biasa aja tapi tolong hargain ya hadiah ku ini.”ujar
sulas.
“Ya pastinya lah sulas. Hadiah dari sahbat sejatiku ini pasti aku
simpan baik-baik kok.”ujar ku dengan senang.
Sebuah kotak yang aku sendiri gak tau isinya apa. Aku sangat
penasaran dengan isi dalam kotak ini. Tapi sulas melarang ku untuk
membukanya, setelah dia udah pulang baru aku boleh membukanya.
Lalu sulas pun berkata padaku, “sof. Kalau kamu selalu inget
dengan hadiah ku ini kamu akan selalu inget aku sof. Inget sof, jangan
pernah lupain aku dan tetap lah jadi sahabat ku untuk selamanya.”kata
sulas menahan air matanya itu.
Aku pun bener-bener gak bisa bicara apa-apa dan aku hanya bisa
mengangguk. Jujur, sebenernya aku pingin nyuruh sulas untuk gak
pergi tapi rasanya mulut ini seperti terkunci dan bener-bener gak bisa
ngmong apa-apa.
Ya Allah gak kuat banget rasanya, berpisah lagi aku dan dia kapan
sihh aku selalu bersamanya selamanya dan gak pernah berpisah kayak
gini….
Beberapa hari yang lalu, aku denger kabar dari sulas ternyata bener
dugaan ku kalau dia udah mondok. Astagfirallah, aku sangat sedih
kapan dia bisa bertemu dengan ku lagi sedangkan dia mondok.
Apalagi jika aku terus melihat hadiah yang diberi sulas padaku, aku
langsung menangis dan berharap dia ada di samping ku lagi. Ya Allah
aku mengerti sekarang, mungkin Kau menghendaki kita berpisah
dengan kenangan yang amat indah, suatu saat aku ingin Engkau
mempertemukan aku kembali dengan sahabat ku itu dengan amat
indah juga. Ammiiieennn……
TERIMA KASIH
Nama : Umrotun Nur Kholizah
●●●
●●●
●●●
" ada apa dengan kalian, it's not funny!, Raka juga, emang
Raka seneng liat Karla sedih." Wajahnya masih merah padam, Karla
melihat pada Raka, Raka tau ini keterlaluan, gadis di depannya ini
sangat mencintainya tak mungkin Karla tak sedih, mendengar orang
yang di cintainya terluka, harusnya Ia tak melakukannya. Raka
kembali menundukkan kepalanya,. Kini karla menatap Chika." maafin
Chika ,Karla, Chika hanya mau Karla seneng, tapi emang Karla susah
di tebak." Karla juga melihat penyesalan di wajah sahabatnya itu, tak
biasanya sahabatnya ini tidak lagi bilang loe-gue. Mereka benar-
benar menyesal. "Lain kali, jangan bikin orang khawatir kalo mau
bikin seneng. Ok!" Karla mencubit pipi sahabatnya ini, lagi- lagi
wajahnya terhias senyum yang tak biasanya. Chika tertawa, begitu
juga temannya, Chika tak keberatan di cubit pipinya, dia hanya
terpaku pada senyum gadis didepannya. Karla menoleh pada Raka,
yang tak ikut tertawa bersamanya, Karla menatap heran Raka, semua
terdiam melihat ekspresi Raka, padahal tadi Ia mengharapkan
senyum dari Karla, tapi sekarang dia yang tak tersenyum. Karla
mengangkat kedua bahunya, ekspresi bertanya. "karla membuat raka
takut". Kata Raka melepas ketegangan, akhirnya mereka semua
tertawa. " Raka juga." Kata Karla sambil mendorong sedikit bahu
Raka. " sudah-sudah ketawanya, kapan ini makannya." Kata seorang
teman karla yang sedang memegang kue tartnya. "iya-iya". Lanjut
teman-temannya hampir bersamaan. "bawa kesini kuenya". Kata
Raka selanjutnya, Raka lalu duduk disusul Karla dan Chika, serta
teman-tamannya yang mengelilingi mereka. " dimana pemotongnya
ini, masak makannya di colek?." Tanya Raka pada teman-temannya,
Karla tersenyum kembali. "ahh, sorry bro, gue lupa!". Jawab pria tadi
yang memegang kue, sambil meletakkan telapak tangannya di
dahinya, didikuti teman-temannya. "jadi bener nih kita colek." Kata
Chika kemudian, sambil tersenyum. "ah, tunggu dulu, aku bawa
penggaris, kita potong saja pake ini." Kata feni, yang sedang berdiri di
samping chika, dengan penggaris di tangannya. Semuanya saling
pandang satu sama lain. " daripada di colek terus baju gue kotor,
ndak lucu dong kalo artis sekolah ini makan celemotan, nanti repotasi
gue bisa turun lagi." Kata chika kemudian, logat loe-gue nya sudah
kembali, dengan mengangkat kerah bajunya sedikit, semuanya
hampir bersamaan mengatakan penolakan dengan apa yang
dikatakan chika, tapi itu memang kenyataan, kalo chika memang artis
sekolah, disamping cantik, ia adalah juara model tahunan, tak heran
jika ia selalu menjaga penampilannya. Chika lalu mengambil
penggaris dari tangan temannya, menerobos gerombolan, mencari
kran air untuk mencuci penggaris tersebut. " lama banget sih loe chik,
sudah pegel nih nungguinnya." Kata pembawa kue tadi. "yehh,
semuanya proses, bro, salah sendiri lupa bawa pemotongnya." Kata
Chika penuh canda. Anak tadi kemudian menggaruk kepalanya, yang
sebenarnya tidak gatal. "sorry-sorry". Sekali lagi Karla tersenyum, kali
ini Raka menangkap senyum tersebut, lalu ikut tersenyum juga.
Jarang-jarang ia melihat senyum Karla seindah itu.
Acara makan sudah selesai, kini hanya tinggal Karla dan Raka
yang masih duduk di tempat duduk yang terbuat dari semen
tersebut. " Raka seneng liat Karla khawatir sama Raka, tapi juga
sedih melihatnya." Kata Raka memulai. Raka mengambil sesuatu dari
sakunya, "ini buat Karla, di pake ya !" raka menyodorkan kotak kecil
tersebut, Karla membuka kotak kecil tersebut, "kalung?". Karla
menatap Raka, Raka tersenyum, mengangguk meng-iyakan.
"Ini sudah jam 09.00, kenapa tak ada guru sama sekali, bel-pun juga
tak terdengar, sekolah juga sepi, ada apa?". Karla mengalihkan
pembicaraan, Ia kembali meluruskan pandangannya.
"Karla lupa ya, para guru kan sedang rapat dengan …" Raka berpikir
sebentar, memutar kedua bola matanya. " rapat itu sudah, Karla
pasti ingat!" akhirnya Raka menyerah, lalu melemparnya pada Karla,
sambil menyeringai.
●●●
"untuk hari ini, Karla pengen barengin Chika, ndak papa kan,?"
"gue sih gag papa, tapi gue takut di labrak sama pacar loe.!"
"umur dan status itu tak penting Karla, yang paling penting dari
segala yang ter-penting adalah…" Chika menatap Karla, dengan
tangan didekapannya. "jadi diri sendiri."
Sekali lagi Karla tersenyum, dengan manisnya, Ia hanya perlu percaya
pada sahabatnya, karna kita adalah kita, beda kamu beda juga aku.
" padahal masih jam 10.00 pagi, tapi matahari sudah ketutupan
awan." Kata Raka, Karla dan Chika pun ikut menoleh ke langit.
"iyya bener, gue jadi gag bisa JJ nih kalo nanti hujan." Sahut Chika
"JJ itu ada…" kata-kata Chika pun terhenti, saat Ia hendak melihat
Raka untuk menjawab ejekan Raka, Ia melihat wajah Karla yang
masih menatap langit, Chika mengisyaratkan Raka untuk melihat
sahabatnya itu. Ada wajah pucat disana, entah apa yang
dipikirkannya. Raka dan Chika pun diam beberapa saat mengoreksi
Karla. Ketika mereka angkat bicara, mereka membangunkan lamunan
Karla. Tapi tak ada jawaban atas pertanyaan mereka.
" udah gag papa, Karla suka hujan, sana gih kalian pulang dulu."
●●●
Karla mencoba membuka matanya, masih terasa silau cahaya
lampu di disekitarnya. "Kak Karla, kak Karla sudah bangun. Bunda-
bunda, kak Karla sudah bangun." Gadis ikal itu berteriak kegirangan
memanggil Bunda. Bunda pun berlari masuk ke ruangan tempat Karla
terbaring lemah di atas tempat tidur. Karla masih menggerakkan
kedua bola matanya mengamati tempatnya sekarang. Mengingat-
ingat apa yang terjadi.
"semua sudah terjadi, apa boleh buat, yang penting sekarang Icha
cepet sembuh."
"Karla ndak boleh gitu, Chika gag maafin Karla kalo sampek hal ini
terjadi lagi, di dengerin ya sayang." Kata Chika kemudian, bunda
terlihat menahan ketawanya mendengar apa yang di bicarakan Chika.
Chika tak sadar bahwa sandal yang di pakainya tak sepasang lagi,
handuk kecilnya juga masih melingkar di lehernya. Ia juga terlihat
khawatir. Karla hanya tersenyum melihat tingkahnya.
"Karla gag papa kan.?". Kata Raka kemudian. Dengan masih wajah
yang lesu, seragam penuh saos juga masih melekat di tubuhnya,
dengan mata yang sembab, mungkin ia juga bisa menangis. Karla
tersenyum sambil menggelengkan kepalanya perlahan.
"Ini gag adil Karla, Raka kan hanya pura-pura kecelakaan tadi pagi,
kenapa Karla malah beneran." Tetes airmata itupun hadir kembali,
Chika juga mulai berlinang airmatanya, begitupun juga Karla.
Sedangkan bunda hanya tersenyum sambil merangkul Sinta dan Kiki.
"Icha,.." ada suara dari arah lain, karla mencari sumber suara tadi.
" Bunda"
Semua orang di ruangan itu sontak kaget, hanya 2 anak yang bingung
tak mengerti ada apa. Ruangan itu kini Ramai, memanggil-manggil
nama Karla, Bunda dan wanita itupun bangkit dari duduknya.
Mengguncang-guncang tubuh Karla, takut terjadi apa-apa padanya.
Karla lalu membuka matanya dengan perlahan. Ruangan tenang
kembali.
"Karla tidak apa-apa kan.?" Kata Raka. Karla hanya menggelengkan
kepala.
●●●
"kenapa tidak masuk bu'?". Sapa Bunda ketika menemukan Ibu Karla
terduduk diam di teras tempat duduk di depan ruang inap Karla.
" saya menunggu Ibu', untuk menemui Karla ketika Dia sudah
bangun, tadi malam saya sempat bersama Karla, tapi setelah adzan
shubuh, saya sholat, tapi tak kembali masukke ruangan."
"Icha, Icha bangun nak, Bunda bawa sarapan." Bunda juga ikut
membangunkan Karla. Tapi usaha mereka sia-sia, Karla tak
bergeming. Bunda lalu lari keluar pintu kamar, berteriak memanggil
dokter, Ia kebingungan tak terarah. Dokter pun muncul, bergegas
menuju ruangan Karla disusul Bunda di belakangnya. Ketika
memasuki ruangan, Bunda melihat wanita tadi terduduk di lantai,
pandangannya kosong, kerudungnya tak serapi tadi. Bunda terdiam
di muka pintu, sambil menggenggam tangannya sendiri.
"maaf bu, Karla sudah tak bernafas lagi, mungkin sekitaran subuh Ia
tertidur untuk selamanya." Kata dokter itu dengan punuh rasa iba.
Hening seketika itu juga.
"pagi Chik, kok diem disini, gag masuk?" Sapa Raka kemudian. Chika
terdiam, Raka melihat kejanggalan dari raut wajah Chika yang
biasanya selalu terhias senyum. Ia lalu mencari sesuatu yang kini
dilihat Chika. Ada Bunda disana. Raka tak berpikir panjang, Ia
langsung meluncur menuju kamar Karla, meninggalkan Chika yang
masih terkatung di lorong. Raka sudah sampai di dekat Bunda. " ada
apa Bun." Tanya Raka dengan raut wajah penuh ketakutan, bunda tak
menjawab,masih dengan isak tangis yang mulai semakin deras dan
keras. Raka tak mengharap jawaban bunda, Ia melihat ke dalam
ruangan Karla. Terlihat disana gadis pengisi hari-harinya terbaring.
Raka mencoba sekuat tenaga melangkah mendekati ranjangnya, Ia
menemukan secarik kertas di genggaman Karla, Ia lalu menggantikan
secarik kertas itu dengan tangannya, seketika airmata Raka mengalir,
Ia tetap menggenggam hangatnya tangan Karla, Ia memutar
memorinya kemarin saat Karla berkata, bahwa' tak selamanya Karla
bisa tersenyum'. Ia menangis lebih terisak, kenapa ia kemarin tak
memaksa Karla untuk pulang bersamanya, "jadi, kemarin adalah
senyum terindah sekaligus terakhir dari Karla." Batinnya. Hangatnya
tangan Karla membuatnya hanyut dalam memori terindah bersama
gadisnya itu.
alasan. Icha tak pernah membenci Ibu, jika Ibu bertanya.tak perlu
bertanya kenapa Icha dan Ibu tak bersama, Icha lalu sadar bahwa
semua ini adalah rahasia Tuhan. Terima kasih bu, untuk bersedia
akan selalu lebih kuat dari rasa sakit Icha. Icha juga yakin di balik
hujan pasti akan ada waktu dimana ada kehangatan. Dan dalam
dinginnya hidup Icha masih ada Chika, Raka dan bunda untuk
menaungi Icha, dan satu lagi, masih ada sentuhan hangat dari
Ibu. Doa Icha terkabul Bu, yaitu harapan Icha tentang bersama
hujan penantian ini akan berakhir. Terima Kasih, untuk do'a yang