Anda di halaman 1dari 185

The Biggest

Miracle Of Life
The Biggest

Miracle Of Life
Penulis:
Alvin Firori
M. Dzulfikar Agustian
Annis Sa'adah
Elok Faiqotul Hasanah
Sofiyatul Arbakiyah
Umrotun Nur Kholizah
Kata Pengantar
Alhamdulillah Kami panjatkan puji dan syukur
kehadirat ALLAH swt. Atas telah selesainya buku
kecil yang kami susun sebagai tugas Bahasa
Indonesia yang dibimbing oleh Ibu Rofik, semoga
dapat menjadi hiburan tersendiri bagi pembacanya.
Kepada semua pihak yang membantu
terselesainya penyusunan buku ini kami mohonkan
kepada ALLAH, semoga mendapatkan pahala yang
berlipat ganda. Aamiiin.
Dalam penyusunan ini, sebagai manusia biasa
tentunya tidak lepas dari kekeliruan dan kekhilafan,
maka dari itu kami mohon maaf.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb..


Jember, Maret 2014
Daftar Isi
“”PERJALANAN SI PAIJO”

NAMA : ALVIN VIRORI

TTL : JEMBER, 15 Oktober 1997

Alamat Asal : Karangharjo-Silo

Alamat sekarang : Kostan

No. Hp : 087712840113

Hobby : bermain sepak bola dan mencari hal-hal baru

Motto : Do the best

Kamut : Jika ingin dihargai maka hargailah orang lain pula


Hari itu hari senin tepatnya pukul 18.00 Sore lahirlah

seorang bayi laki-laki mungil dari orang tua kaya berasal dari

inggris.

Orangtua bayi tersebut sangat bahagia dengan bayinya

tetapi kebahagian tersebut tidak berlangsung lama.

Karena pada saat pemberian nama pada bayi tersebut, bayi

tersebut telah di culik orang yang tak di kenal.

Orang tua bayi tersebut risau mencari anak mereka, lalu

mereka laporkan perkara tentang bayi mereka yang hilang kepada

pihak berwajib.

Mereka pasrahkan pencarian anak mereka pada pihak

berwajib.

Satu bulan telah berlalu tapi keberadaan anak mereka yang

hilang masih tak kunjung di temukan.

Mereka sangat kecewa atas pencarian yang dilakukan pihak

pihak berwajib yang tak kunjung menemukan bayi mereka.


Lalu mereka bergegas pergi kekantor polisi untuk

menanyakan mengapa bayi laki-laki mereka masih belum kunjung di

temukan.

Tiba di kantor polisi .Ucap dengan kesal Ibu bayi tersebut

“ Polisi macam apa kalian udah satu bulan masih belum menemukan

berita tentang anak kami”.

Polisi tersebut hanya mampu duduk bersimpu di bangku

masing-masing, mereka sangat malu pada ibu bayi tersebut karna

tidak bisa menemukan anak mereka .

Ayah dari bayi tersebut merasa Iba pada istrinya yang

sangat gelisah memikirkan tentang kehilangan anak satu-satunya

yang udah di dambakannya sejak lama oleh pasangan muda ini .

“Sabar Ma mungkin Yang di AtasMerencanakansesuatu yang

kita tidak tahu “ Ucap ayah sambil memeluk sang istri.

Kekesalan itu bukan Cuma dialami oleh sang istri saja tapi

ayahnya juga merasakan sakit yang sangat dalam di tinggalkannya

bayi tercintanya.
Tiba di rumah ayah tersebut mempunyai niat untuk mencari

bayinya, ia ingat bahwa pada saat bayinya lahir dia melihat bahwa

bayinya mempunyai tanda lahir yaitu tepatnya di bawah telinganya

kanannya .

Pemikiran Sang ayah berlanjut,dia berfikir bahwa yang

mencuri bayinya mungkin saudaranya sendiri yang munkin ada

dendam dengannya.

Dia berfikir tentang konflik pada masa lalu dengan kakak

saudaranya .

Kakaknya sangat marah pada dia karna dia tidak

mendapatkan tanah seharga trilyunan rupiah yang seharusnya

menjadi miliknya malah menjadi milik Sang ayah bayi tersebut.

Sang Ayah berpikir “ apakah mungkin kakakku sendiri yang

menculiknya “ . Sang ayah merasa penasaran dengan pemikirannya

tersebut .

Suara berisik terdengar dalam kamar , sang istri mengira

bahwa ada perampok di rumahnya , lalu sang istri berjalan diam

diam ke kamar tersebut dan ternyata bukan perampok melainkan

suaminya yang sedang memasukkan baju ke dalam tas.


Kemudian sang istri menghampirinya “ Ayah….. Ayah mau

kemana ???? “ Ucap sang istri ,

Ayah menjawab“ Mama ,… Ayah mau pergi cari bayi kita,

Mama tunggu saja disini “

Sang ayah menceritakan tentang pemikirannya tersebut

kepada istrinya yang membuat penasaran dia untuk mencari

bayinya tersebut.

Dengan mendengar bahwa suaminya akan pergi mencari

bayinya ,istri tersebut dengan terharunya memeluk si suaminya

dan menangis di pelukan sang suami .

“ Mama …. Mama… jangan nangis dong .…. entar baju ayah

basah dech !!!“ ucap sang ayah dengan lebay.

Ceplassssssssssss ……… terbanglah lima jari kepipi sang

sang suami. “Ennnaaaaaaaaak …. A…yah ,itu bekal dari mama untuk

ayah “ ucap si istri sambil tersenyum.

Sang suami mengelus-elus pipinya sambil duduk di atas sofa

memasang wajah melas.


Sang istri menghampirinya dan memeluknya dengan erat “

Ayah hati hatiya… “ ucap sang istri dengan menangis tersedu sedu

di pelukannya.

Sang suami merasa berat meninggalkan istrinya sendiri di

rumah lalu sang suami menelpon keluarganya untuk menjaga sang

istri selama dia pergi.

Perjalanan sang suami mencari bayinya di mulai,ia terbang

ke Indonesia kerumah kakaknya tersebut yaitu di Jakarta mencari

kepastian .

Ketika tiba di rumah kakaknya tersebut dia berjalan diam-

diam mengintip dari jendela rumah , melihat situasi keadaan di

dalam rumah .

“ boz keadaan terkendali gak ada orang di dalam “ ucap

sang asisten.

Dalam mencari anaknya sang ayah membawa sopir

pribadinya dia tidak jago dalam menyetir saja tapi dia juga

mempunyai aliran semacam beladiri yang tidak bisa diragukan lagi.


Mereka memasuki rumah tersebut melalui jendela rumah

tadi. tiba di dalam mereka memeriksa rumah tersebut tetapi ,

sang ayah tidak menemukan bayinya “ pemikiranku telah salah

menuduh kakakku “ Ucap ayah dalam hatinya.

Tiba-tiba sang asisten menemukan sebuah kaos kaki bayi

berwarna biru dengan dilengkapi berlian .

Melihat kaos tersebut sang ayah tiba-tiba diam seketika

“ kurasa saya kenal kaos kaki ini…… kaos inikan , hadiah yang di

berikan aku kepada bayi ku tercinta waktu itu “ pikir sang ayah

dalam hati .

Sang ayah dan asistennya menunggu sang kakak kembali ,

hari menjelang malam kakaknya masih belum datang .

waktu terus berjalan , akhirnya sang kakak pulang tapi

dengan keadaan mabuk berat , dia pingsan di teras depan

rumahnya,lalu mereka membawanya ke tempat tidurnya .

di dalam kamarnya dia sempat mengigau “ rabusa....

akhirnya balas dendamku telah terbalaskan....... hahahaha...!!!!!!!...

aku sangat senang menjauhkan kamu dengan anakmu itu... “ teriak

sang kakak dalam kamar.


Rabusa adalah nama dari sang ayah bayi tersebut . sang

ayah sangat marah ,ia memukuli wajah kakaknya sampai babak

belur. karena dia tidak terima atas perbuatan kakaknya itu dia

melaporkan kakaknya tersebut ke polisi .

Masuklah sang kakak di jeruji besi dengan dikenakan

hukuman 15 tahun penjara , kakaknya tersebut mengaku telah

membuang bayinya 3 hari yang lalu di tempat penampungan sampah

di Jakarta .

Polisi dan sang ayah langsung pergi ke tempat kejadian tapi

pencarian tidak membuahkan hasil .

lalu seorang pemilik penampungan menghampiri polisi

tersebut bahwa ada masyarakat yang bilang ada seorang pemulung

yang menemukan bayi di penampungan tersebut.

Sang ayah diam seketika mendengar perkataan tersebut

dia bertanya dimana rumah sang pemulung itu tapi tidak ada

seorang pun yang tahu.

Dia berfikir bahwa sulit untuk mencari bayinya yang di bawa oleh

sang pemulung di kota jakarta yang luas itu.


Sang ayah Cuma bisa berharap kepada tuhan agar bayinya

baik-baik saja di tangan pemulung tersebut.

Sang ayah mengabari ke keluarganya bahwa ia tidak

berhasil menemukan bayinya dia memberi tahu anaknya telah di

curi kakak saudaranya sendiri ia mengatakan semua yang terjadi

pada anaknya.

Lalu sang ayah berfikir untuk menetap di Jakarta bersama

istrinya ,dia menelpon istrinya untuk mendampinginya.

Ia bercerita alasan kenapa dia pengen menetap di Jakarta

“ mama kita di Jakarta bukan untuk senang-senang tapi mungkin

suatu hari kita bisa menemukan anak kita kembali di Jakarta ini.

Setelah itu kita bawa kembali anak kita ke inggris lagi “ Ucap sang

ayah di telpon.

Kedua orang tua tersebut menjalani lika liku kehidupan di

jakarta mereka tidak lupa untuk apa mereka disana mereka

disamping kerja mereka setiap hari meluangkan waktu untuk

mencari anaknya.

kita pindah di kehidupan sang pemulung yang telah


menemukan seorang anak di penampungan sampah itu.
Ternyata sang pemulung itu adalah seorang yang sebatang
kara istrinya ternyata sudah meninggalkannya .

Dia sangat bahagia telah menemukan bayi tersebut ,dia


memberi nama anak itu PAIJO.

Dia memberi nama Paijo karna pada waktu dulu istrinya


sudah hamil dan ingin memberinya nama itu pada calon bayinya
tapi ia mengalami kegagalan dalam waktu persalinan .Sehingga
merenggut nyawanya dan bayinya.

10 tahun berlalu dia merawat Paijo dengan kasih sayang


seperti anak kandungnya sendiri.

matahari terbit dari sebelah timur dengan diselimuti awan


pagi, hari itu seperti biasa Paijo bangun pagi-pagi untuk bersiap-
siap berangkat kesekolah.

Pagi itu Nampak sepi, kemana bapak…???? Fikir dia.. lalu dia
langkah kan kaki ke halaman belakang tak juga ia temui bapaknya
di sana.

Paijo dengar bunyi gaduh di pekarangan rumah, dengan


segera dia menemukan bapaknya disana, beliau sedang bersiap-
siap untuk pergi mencari barang bekas (memulung).

“bapak.. apa bapak sudah makan…??? Pagi sekali bapak


berangkat. tidak seperti biasa nya” tegur Paijo .
Sang bapak hanya tersenyum pada paijo “sudah mandi sana,
nanti kamu terlambat masuk sekolah.. makanan mu sudah bapak
siap kan di meja..” jawab bapak kepada ku.

Paijo lalu beranjak mandi . ketika dia beranjak mandi Paijo


mendengar bapaknya bicara dengan samar dan berkata “belajar
lah dengan giat nak, bapak tak mau nasib mu seperti bapak”

Paijo melirik kembali kearah bapak, sejenak dia menangis


dan kembali beranjak pergi. dalam benak Paijo sempat juga dia
berfikir untuk berhenti sekolah untuk membantu bapaknya.

Paijo sangat kasihan pada beliau.. seharus nya di usia beliau


yang terbilang sudah tidak muda lagi beliau bisa menikmati masa
tua tanpa menanggung beban hidup..

Keseharian sang bapak mengumpulkan Barang bekas untuk di jual


ke pengepul dan hasil tersebut cukup untuk menghidupi kehidupan
Sang anak Paijo dan dirinya.

Paijo tak pernah malu meski sering di ejek teman teman


sebaya dia. Dia mempunyai prinsip hidup “Dunia boleh saja
menertawai ku, menghina ku, bahkan menghujani ku dengan batu
,Tapi jangan sekali-kali perlakuan yang sama terhadap ku terjadi
pada kedua orang tua ku….. “sebab itu Paijo tak pernah sekali pun
marah terhadap mereka, asal mereka tidak menghina orang tuanya.
Singkat cerita ,sampailah Paijo di sekolahnya, tak terlihat
lagi murid-murid berkeliaran di lapangan sekolah ,” wah aku pasti
terlambat lagi nih “ucap Paijo dalam hati.

Dengan segera dia berlari memasuki kelas, lalu nampak bu


Tejo sedang menjelaskan materi pelajaran Agama Islam. Lalu dia
mengetuk perlahan lahan pintu kelas. semua mata tertuju pada
Paijo , Paijo sangat merasa risih dengan situasi seperti itu.

Bu Warsih pun mendekati dia , Paijo pikir, beliau akan


memarahinya habis-habisan, bahkan menjemurnya di lapangan.

Pikiran Paijo sangat kacau sa’at bu Warsih menepuk


pundaknya , betapa kaget nya dia. “duduk lah Paijo, lain kali jangan
di ulangi lagi ya” ucap bu Tejo sambil tersenyum. Nampak nya bu
Warsih faham akan latar kehidupan Paijo
“te..tee…terii..terimakasiih bu..!” jawab dia dengan gugupnya.

Ternyata apa yang di takut kan Paijo terhadap perlakuan bu


Warsih kepada dia terlalu berlebihan. ternyata bu Warsih
sangatlah pengertian dan baik.

Selang beberapa waktu, pelajaran demi pelajaran telah


usai, dan kini tiba sa’at nya Paijo pulang ke rumah. perlahan-lahan
dia berjalan menyusuri pinggiran kota.

“ohh betapa enak nya bisa hidup seperti mereka” gerutu si


Paijo dalam hati ketika melihat segelintir anak-anak orang kaya
yang sedang makan-makan di sebuah restoran.
Teriknya matahari siang itu membuat Paijo merasa
kepanasan sehingga ia segera mempercepat irama langkahnya. lalu
sampailah dia di rumah mungilnya itu . dengan segera dia
melepaskan seragam sekolahnya dan beranjak untuk shalat dzuhur.

Seusai dari shalat dzuhur dan memanjatkan do’a-do’a nya,


dia pun mencoba mencari-cari bapak di halaman belakang dan
pekarangan seperti tadi pagi, tapi tak Nampak sosok bapak di
sana.

Sejenak Paijo berfikir,” bapak sa’at ini bekerja sangat


keras, dia mungkin sangat lelah ….. mungkin aku bisa membantu
sedikit merapikan kardus-kardus ini”pikir Paijo sambil merapikan
kardus-kardus itu.

Sewaktu membereskan kardus-kardus yang akan dijual


bapaknya , Paijo tersadar bahwa dia sedang mencari bapaknya ,dia
khawatir akan terjadi apa apa pada bapaknya “ bapak kemana ya ?
“ pikir Si paijo dalam kekhawatiran .

Dan tiba-tiba bapak Si paijo berada di belakangnya dan


memukul pundak Paijo “sudah makan Jo’ ..?” Tanya bapak nya
dengan keras.

Tersentak Paijo terkejut oleh suara keras bapaknya “oh..


belum pak..” kata Paijo sambil tersenyum.“sudah letak kan saja
dulu pekerja’an mu kita makan dulu, bapak ada sedikit rezki tadi,
ayo..” ajak bapak, “oh.. iya pak” jawab Paijo ,singkat sambil
meninggalkan pekerja’annya .
Di meja makan paijo hanya melihat nasi dan tempe goreng,
dalam batinnya pun menggerutu “apakah ini hasil yang di dapat dari
kerja keras bapak selama ini” pikir dalam hati Seorang anak
Paijo.“ayo dimakan jo’ Nanti tempenya keburu dingin” suruh bapak
pada Si paijo . “iya pak” jawab nya .

Seusai makan Si Paijo mendekati bapaknya yang sedang


sibuk membereskan barang bekas yang di perolehnya hari ini ,
“pak, bisa bicara sebentar..??” Tanyanya pelan. “bicara lah nak”
jawab Sang bapak dengan wajah ceria. “pak.. lusa kita merayakan
idul Adha kan pak.. apa bapak ada sedikit uang untuk ku membeli
sedikit pakaian baru pak..??” Tanya Paijo ragu pada bapak.

Wajah ceria sang bapak seketika terlarut dalam kesedihan,


beliau menarik nafas dalam-dalam dan berkata “nak, ma’afkan
bapak, bapak tidak bisa membahagiakan mu.” jawab bapak singkat,
seraya meneruskan pekerja’an nya.

Dalam benak hati Paijo se akan tidak terima dengan


jawaban bapakNya tadi, dan dengan segera dia beranjak pergi
dari hadapan bapak tanpa meninggal kan sepatah kata.

Tiba juga sa’at nya hari suka cita bagi umat muslim se dunia
yaitu hari idul Adha, hari itu Paijo shalat id’ dengan khusyuk, dan
sesudah shalat dia langsung melihat prosesi penyembelihan hewan
kurban di dekat masjid.
Paijo pun teringat bahwa dia tidak pernah berbicara
dengan bapaknya sejak sa’at masalah itu.

hari itu dia berniat ingin minta ma’af kepada bapaknya,


Paijo tahu kalau dia salah pada saat itu dia terlalu memaksakan
kehendaknya.

Kemudian terdengar suara ambulance memecah suka cita


hari itu, tapi dalam benak paijo “akhh mungkin hanya orang
tertabrak di jalanan karena kebut-kebutan dan kurang hati-hati..”
kembali Paijo mengarahkan mata ku ke prosesi penyembelihan.

selang beberapa waktu, Paijo pun mulai bosan dan berniat


untuk beranjak pulang dan sungkem sama bapak.. perasa’an Paijo
mulai tidak enak di sepanjang perjalanan pulang.

Sesampainya di rumah. tepatnya di pekarangan rumahnya


Paijo merasakan bahwa perasa’an itu semakin kuat melihat gerobak
bapak hancur tak berbentuk.

Dengan segera Paijo masuk ke rumah dan tiba- tiba Si


Paijo melihat segelintir warga dengan di temani lantunan surah
Yassin yang di tujukan kepada sosok seseorang di dalam kain yang
ditutupkan pada tubuh nya.

Paijo entah kenapa mulai merasa ingin menangis melihat


seseorang di dalam kain tersebut. perlahan Paijo terobos
segelintir warga dan mendekat untuk memastikan siapa gerangan
yang ada di balik kain tutupan itu.
ketika Paijo buka kain penutup itu betapa hancur hatinya
melihat sosok sang bapak terbaring pucat, air matanya pun
berhamburan Paijo histeris melihat kenyata’an yang pahit
itu.warga pun mencoba menenangkannya.

Tak ada henti nya Paijo berteriak untuk meminta ma’af


kepada bapaknya. Sampai ketika jenazah bapaknya di kuburkan,
Paijo tetap berada dalam goncangan batin penyesalan.

Dia memeluk erat kubur bapaknya, mencium nisan kubur


bapaknya, lalu menyirami kubur bapaknya dengan air mata
penyesalan.

Semangat hidup Paijo se akan hilang, dan seakan dia ingin


menyusul ayahnya. Di perjalan pulang tak henti-henti nya dia
menangis.

sesampai nya dia di depan rumah mungilnya, matannya


seakan menangkap kenangan-kenangan ayah di setiap sudut
rumahnya. Air mata kembali membasahi pipinya.

sejenak mata Paijo melirik gerobak Bapaknya yang hancur


berantakan.Dia coba Mengusap air mata di pipinya, dan mencoba
untuk tegar.

Perlahan Dia dekati gerobak sampah bapaknya. Nampak


perjuangan berat bapaknya terlukis dalam gerobak itu. Dia
rapikan serpihan gerobak bapaknya, tapi matanya tertuju pada
suatu benda di dalam serpihan gerobak bapak itu.
“ kantong plastic isinya apa ya???” fikir Paijo penuh tanda
Tanya. Dia mencoba meraih nya, lalu ia buka perlahan kantong
plastic itu.

Paijo berteriak “bapakkkk”… ketika dia temukan selembar


kain berbentuk baju berwarna biru sesuai warna yang paling dia
suka di dalam nya.

Air mata Paijo kembali mengucur. Bapaknya ternyata


membelikannya baju. batin untuknya, seakan tak bisa menahan
sakit di dalam hatinya menerima baju baru itu.

Paijo jatuh di tanah pada sa’at itu juga.. “ya Allah.. berdosa
lah hamba mu ini.hamba menyesal ya Allah….” Mengadu kepada
Allah.

Paijo coba untuk bangkit. air mata nya pun terasa mulai
mengering di hari suka cita itu. Dia langkah kan kaki untuk masuk
kedalam rumah. Dia peluk erat baju pemberian bapaknya .

Sejenak dia terduduk tanpa ada semangat, pada hari itu


pun menjadi hari yang sangat berat baginya .

rembulan pun berganti mentari pagi, hari yang berat sudah


Paijo lalui, namun luka yang mendalam masih tersisa di dalam jiwa
Paijo.

Sejenak dia memasuki kamar bapaknya.dia tatap seluruh


penjuru kamar bapaknya itu . Mata nya kembali berkaca-kaca. Dia
raih barang-barang bapaknya, dia ingin menyimpan barang-barang
peninggalan bapaknya.

Dengan berlinang air mata dan rasa sakit , dia rapikan


pakaian-pakaian ayahnya.

Lalu Paijo menemukan sebuah kotak besar di balik pakaian


ayahnya. Paijo penasaran dan dengan segera dia buka meski
kesulitan.

Betapa terkejut nya Dia ketika dia buka dan melihat ada
uang yang sangat banyak di dalam nya.. “ya Allah… apa ini.. milik
siapa ini.. apa bapak mencuri nya” fikir Paijo .

Tapi Paijo melihat secarik kertas ada pula di dalamnya”


mungkin ini dapat menjelaskan nya!!” fikir Paijo .

Paijo perlahan lahan membuka kertas yang ia temukan di


dalam kotak itu dan terdapat pesan di dalam nya

“ NAK.. KELAK JIKA KAU TEMUKAN KOTAK INI, SEMPATKAN LAH


KAU BACA PESAN BAPAK MU INI.. BAPAK MENGERTI BAGAIMANA
PERASA’AN MU MENJADI ANAK SEORANG PEMULUNG SEPERTI
BAPAK.. BAPAK MENGERTI DI SA’AT TEMAN-TEMAN MU MEMAKAI
BARANG MEWAH, KAU PUN JUGA MENGINGINKAN NYA.. BAPAK
MENGERTI DI SA’AT KAU MELIHAT TEMAN-TEMAN MU MAKAN
MEWAH, KAU JUGA MENGINGINKAN NYA... KAU SANGAT
MENDERITA HIDUP BERSAMA BAPAK. BAPAK TAK MAMPU TIDUR DI
SA’AT BAPAK MELIHAT MU JO..BAPAK SEAKAN TAK PUNYA
KEBERANIAN UNTUK MENCIUM KENING MU DI SA’AT KAU TIDUR..
MELIHAT WAJAH MU YANG BEGITU POLOS. BAPAK MERASA
SANGAT MALU TELAH MENJADI BENALU DALAM HIDUP MU JO.
BAPAK MU MENGERTI BAGAIMANA PERASA’AN MU KETIKA
TEMAN-TEMAN MU MENGHINA MU.. KAU TERHINA KARENA BAPAK
PAIJO. MA’AFKAN BAPAK MAHMUD.. BAPAK TIDAK BISA MEMBUAT
HIDUP MU BAHAGIA.. INI HASIL UANG BAPAK YANG BAPAK
KUMPULKAN UNTUK MU.. MUNGKIN KAU BERPIKIR KERJA KERAS
BAPAK TIDAK ADA HASIL NYA. MA’AF SELAMA INI BAPAK HANYA
MEMBERIMU MAKAN SE ADA NYA.. BAPAK TAK INGIN MENYENTUH
UANG YANG KELAK AKAN BAPAK BERIKAN KEPADA MU INI. MA’AF
BAPAK TERPAKSA MENGAMBIL SEDIKIT UANG INI UNTUK
MEMBELIKAN MU PAKAIAN.. PERGUNAKAN UANG INI UNTUK
MASA DEPAN MU, DAN PENDIDIKAN YANG LAYAK PAIJO. BAPAK
SELALU MENCINTAI MU. DAN BAPAK INGIN MENGATAKAN
SESUATU KEBENARAN YANG HARUS DI KATAKAN PADAMU
,PAIJO….. SEBENARNYA KAMU BUKAN ANAK KANDUNGKU, KETIKA
KAU BAYI AKU MENEMUKAN KAU BERADA DI TEMPAT YANG TAK
LAYAK ENTAH SIAPA YANG TELAH MEMBUANGMU . CARILAH
ORANG TUAMU MUNGKIN MEREKA SANGAT MERINDUKANMU .
MAAFKAN BAPAK ”

Paijo sangat terpukul saat membaca sepucuk surat itu , dia


meresapi setiap kata dari tulisan tersebut dan memaknainya
bahwa ayahnya Paijo ingin dia belajar dengan rajin dan kembali ke
ayah kandungnya .

Paijo berfikir mengapa ke dua orang tua kandungnya tega-


teganya membuangnya , Paijo sangat merasa kesal dan benci
kepada ke dua orang tuanya tersebut tanpa tahu jelas apa
masalah yang di hadapi ke dua orang tuanya pada saat itu.

Ayam berkokok sangat keras ,Paijo seketika itu kaget dan


bangun untuk pergi mandi dan sholat subuh , setelah selesai sholat
ia pergi membersihkan halaman dan dalam rumahnya.

Jam menunjukkan pukul 06.30 Paijo bersiap-siap untuk


pergi sekolah dia menyiapkan bekal makanan yaitu singkong bakar
yang ia ambil tadi pagi .lalu ia menyiapkan buku-bukunya, melihat
perbekalan dan alat-alat sekolah sudah masuk ke dalam tas Paijo
lalu berangkat

Bel berbunyi Paijo segera memasuki kelas ,di dalam kelas


teman-teman paijo mendekati Paijo “ jo kita turut berduka cita
atas musibah yang sedang kamu alami “ Paijo sangat terkesan akan
perhatian teman-temannya karena biasanya mereka slalu
mengejeknya.

Pelajaran matematika telah dimulai , pelajaran tersebut


adalah pelajaran yng disukai Paijo, dia sangat cepat mengerjakan
soal-soal yang berbau matematika.

Setelah pulang sekolah Paijo berangkat ke pasar untuk


mencari pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang dengan
cara yang halal.

Sesampai di pasar dia duduk-duduk di dekat pintu masuk


pasar swalayan, dan tiba-tiba Paijo melihat seorang ibu-ibu yang
lagi susah membawa barang bawaannyatersebut
Paijo menghampiri ibu-ibu tersebut “ bu bisa ku
bantu……….??? “

“ ohhh… gak usah nak ini terlalu berat “ merasa kasihan terhadap
Paijo .

“ Udah bu saya bantu …….. saya kuat kok bu “ Ucap paijo


sambil mengambil salah satu bingkisan ibu tersebut dan mencoba
meyakinkannya bahwa ia bisa membawa bingkisan tersebut.

Sambil membawa bingkisan dalam perjalanan ke mobil sang


ibu tersebut berbincang bincang dengan Paijo .

“ jo rumah kamu dimana…… “Ucap ibu

“ di balik gedung itu bu “ Ucap paijo sambil menunjukkan letak


rumahnya.

“ kamu di sekolah dapat peringkat berapa jo “ ucap ibu

“ Alhamdulillah bu semester kemarin aku meraih juara satu “ Ucap


Paijo sambil tersenyum bangga.

Mereka sudah sampai pada mobil ibu tersebut, lalu Paijo


menaruh Bingkisan tersebut ke dalam mobil ,tiba-tiba dompet sang
ibu tersebut dia melihat foto bayi kecil mungil dalam dompetnya.

Dalam perjalanan pulang Ibu tersebut merasakan perasaan


yang timbul dalam lubuk hatinya tersebut .saat dekat dengan Paijo
,ia merasakan bahwa Paijo mempunyai hubungan erat dengannya .ia
ingat akan kehilangan bayinya pada 10 tahun silam.
Sesampainya di rumahnya ibu tersebut menceritakan semua
tentang perasaan yang dia rasakan ketika bersama si paijo
tersebut kepada sang suaminya “ ayah aku bertemu seorang anak
tadi sore di pasar ,entah kenapa saat aku dekat dengannya hatiku
berdenyut kencang seakan hatiku mengatakan bahwa dia bayi kita
yang hilang dulu “

Sang suami terkejut “ bener ma ???….. kamu lihat di leher


kanannya ada tanda lahirnya nggak “

Jawab Mama “gak sempet sih …….. tapi aku yakin dia itu
bayi kita yang hilang !! “ Sang Mama sampai mengeluarkan air mata
karena dia sangat rindu banget kepada bayinya yang hilang itu.

Si Paijo kembali ke rumah mugilnya ,ia bersyukur karena dia


mendapatkan sedikit uang untuk di tabung dan bisa memudahkan
dia dalam membayar uang iuran dadakan dan untuk mencukupi
kebutuhan sehari-harinya.

Hari menjelang malam Paijo bergegas mandi ,seusai mandi


Paijo pergi sholat magrib , ia membaca surat yasin ayat demi ayat,
tiba-tiba Paijo mengeluarkan air matanya setetes demi setetes
dia ingat akan perjuangan ayahnya yang ingin membahagiakannya
tanpa kenal rasa lelah.

Tiba-tiba terdengar suara ketokan pintu, Paijo segera


menyudahi ngajinya lalu perlahan-lahan membuka pintu rumahnya.
Tiba-tiba dia melihat seorang tamu istimewa yaitu Sang ibu yang
telah ia tolong tadi sore .
“ ini lo pa….. anak baik dan pinter yang ku ceritakan tadi sore “
ucap si Ibu sambil tersenyum

“ ini ma??..... kok imut ya ??????? “ Ucap Sang suami sambil


mencubit pipi si Paijo.

“ Papa ada jo…??? “ Ucap si ibu .

“Gak ada bu’........... “ Ucap paijo sambil menundukkan kepalanya.

“ kami turut berduka jo’ ........... trus kamu disini tinggal sama
siapa?????? ”

Paijo menceritakan masalah yang di alaminya kepada ke dua


orang tersebut “ Bapakku adalah seseorang yang paling aku cintai
dan aku sayangi ...... pada suatu hari bapakku sedang merapikan
barang bekasnya . lalu aku menghampirinya ....... entah kenapa pada
saat itu aku ingin membeli baju lebaran ,lalu ku hampiri bapakku ku
,ku ceritakan tentang keinginan ku, ,tapi bapakku tidak punya uang
sehingga dia tidak bisa membelikanku baju tersebut, aku marah
seketika itu, lalu........... ke esokan harinya tepatnya sesudah sholat
i’d aku pulang dan aku melihat gerobak bapakku sudah
hancur.............Mafkan aku Bapak!!!!!!! maafkan aku !!!!” Teriak Paijo
sambil memukul dirinya sendiri.

Mendengar cerita tentang masalah yang di hadapi si Paijo si


Ibu tersebut dan suaminya mendekati Paijo mencoba untuk
menenangkannya.
Tiba-tiba sang suami melihat tanda lahir di leher kanan
Paijo yang sama persis dengan bayinya yang hilang sepuluh tahun
silam , si suami tersebut membawa sang istri menjauh sejenak “ ma
....!!!! ternyata si Paijo itu bayi kita yang hilang sepuluh tahun yang
lalu ........ “ Ucap sang suami dengan suara pelan.

Sang istri sangat bahagia sekali, tapi timbul dalam


benaknya “ apakah dia mau menjadi anak kita YAH..????? “ sang
istri berbisik kepada suaminya. “ kita berdoa aja ma....... ?? “ kata
sang suami.

Ibu tersebut mengajak si paijo untuk ikut dengannya ke


CAFE, Paijo sudah lama ingin tahu rasanya di dalam CAFE dengan
bahagianya dia bergegas dan mengganti bajunya . Lalu
berangkatlah mereka ke CAFE.

Sesampai di Café, Paijo sangat bahagia dan dia memesan


berbagai macam makanan yang ia sukai . melihat Paijo makan
dengan lahap ibu tersebut sangat bahagia karna bertahun tahun
bayinya yang hilang kini telah ada di hadapannya sedang makan
dengan lahapnya.

Sang ibu tersebut lalu bercerita “ jo’ sepuluh tahun lalu ibu
melahirkan bayi laki laki dia sangat manis ,kami berdua sangat
bahagia saat itu, tapi kebahagian itu hilang, bayi ibu di culik oleh
kakak saudara kami sendiri ,ia membuangnya ke tempat
pengumpulan sampah, tapi setelah kami cari ,ternyata bayi kami
telah di temukan seseorang . dan kami bahagia sekarang karna bayi
kami sudah ada di depan kami “ ucap sang ibu sambil mengeluarkan
air mata.

Paijo seketika itu tersedak mendengar perkatan tersebut


“bu ....... apkah bener aku ini adalah bayi yang di ceritakan ibu..........
apa buktinya???? “

Ibu tersebut memperlihatkan foto tersebut dan


memperlihatkan tanda lahir di leher kanan yang ada pada bayinya
pada saat lahir.

Paijo entah kenapa mengeluarkan air mata “


ibu.................................................... !!!!!!!! “ teriak paijo.

Paijo lari dan memeluk ibunya dengan erat dia sangat


merindukan seorang ibu bertahun tahun lamanya.

Kedua orangtua kandung Paijo sangat senang karna ALLAH


telah menyatukan mereka kembali.

Kedua orangtua paijo ingin membawa kembali Paijo ke


kampung halamannya yaitu di inggris .

Tapi paijo memberikan satu syarat paijo akan kembali tapi


ia ingin menghadiahi almarhum bapaknya dengan sebuah masjid di
dekat kuburannya.

Satu bulan telah berlalu akhirnya masjidnya sudah selesai


di bangun dan di beri nama almarhun ayahnya.
Sebelum ia kembali ke inggris dia berziarah ke makam
almarhum ayahnya yang telah merawat dan menyayanginya sampai
ia di pertemukan kembali dengan orang tua kandungnya .

AKHIRNYA BERSATULAH SEORANG PAIJO


DENGAN KELUARGANYA , DIA TIDAK AKAN
PERNAH LUPA AKAN PERJALANAN HIDUPNYA
DENGAN AYAH PERTAMANYA YANG TELAH
MERAWATNYA DENGAN KASIH SAYANG DAN
RASA CINTANYA .

”””” TAMAT ”””””


Lost: The Outbreak
-Final Assault-

Nama : M. Dzulfikar Agustian


TTL : Jember, 23 Agustus 1997
Alamat : Jl. Brawijaya 1/27, Mangli
No. Hp : 085649356009
Hobi : Geming
Motto : Hemat energi
Kamut : Saya tidak bodoh, hanya saja saya
terlalu malas untuk menunjukkan seberapa
pintarnya diri saya.
Tahun 2102,merupakan era kekacauan di mana perang
dunia ke-3 terjadi. Perang yang melibatkan berbagai senjata
dan teknologi canggih lainnya ini telah membuat banyak orang
harus merasakan penderitaan yang berkepanjangan dan
mendorong budaya-budaya yang kita kenal selama ini ke
ambang kepunahan.Di dalam kekacauan ini,hanya 5 negara
yang dapat bangkit dan bertahan.Mereka adalah United
Empire,U.S.A,Reformed USSR,Raising Sun Empire, dan Light
Federation.Kelima negara ini dapat bertahan setelah
menaklukan berbagai negara di berbagai benua dan
memperluas wilayah serta area pertahanan mereka.
Kekacauan ini bertambah parah setelah insiden 2 April 2109 di
daerah pegunungan Ural,perbatasan antara Reformed USSR
dan Raising Sun.Sebuah kecelakaan di laboratorium perang
milik Reformed USSR yang menyebabkan bocornya senjata
bio-kimia yang mereka ciptakan,yaitu Virus T-2.Virus T-2
semula dibuat untuk menyebabkan peningkatan secara genetik
pada prajurit Reformed USSR.Orang ataupun makhluk lainnya
yang telah terpapar oleh virus ini akan mengalami peningkatan
pada tubuh mereka seperti fungsi dan ketajaman indera yang
meningkat 100%,kemampuan untuk melakukan
regenerasi/penyembuhan secara otomatis.Tetapi karena
ketidak-stabilan dari kode DNA penyusunnya,virus ini dapat
menyebabkan inangnya kehilangan kesadaran dan mengalami
ketidak-stabilan emosi serta virus ini dapat mengambil alih
kontrol syaraf manusia 24 jam setelah virus ini memasuki tubuh
inangnya. Di samping itu,virus ini dapat menyebabkan inangnya
bermutasi menjadi mutant/monster haus darah. Parahnya,virus
ini telah menyebar dan menulari sekitar 55% jumlah manusia
yang ada di bumi hanya dalam 1 tahun dan mengharuskan
Reformed USSR memindahkan pusat pemerintahannya dari
moskow ke stalingrad.
Untuk menghentikan penyebaran virus ini,kelima negara
menandatangani perjanjian damai dan gencatan senjata serta
membentuk satuan organisasi militer yang ditugaskan khusus
untuk memburu dan membunuh mutant. Organisasi ini
bernama WMSA(world's mutant slayer army,tentara khusus
pembasmi mutant berbasis global). Organisasi ini berpusat di
U.S.A,tepatnya di bekas markas CIA di Langley,Virginia.Dalam
berbagai operasinya,organisasi ini bisa dibilang sukses. Sedikit
demi sedikit,para mutant dapat diatasi dan populasinya dapat
ditekan hingga 5%.Tetapi,masih ada 2 masalah yang harus
diselesaikan oleh organisasi ini. Mereka harus menangani
berbagai mutant jenis baru setiap tahunnya,dan mereka juga
harus menciptakan obat bagi anggota mereka yang terinfeksi
selama pertempuran berlangsung.
25 tahun setelah WMSA dibentuk,para manusia masih
memperjuangkan hidupnya melawan mutant....

Suatu hari,terjadi pertempuran antara pasukan WMSA dan


sekawanan mutant di kawasan Pegunungan Tibet. Pasukan
WMSA yang pada kala itu dipimpin oleh 2 super soldier
mereka,yaitu Mayor T.J. Barts dan asistennya,Letnan Evelyn
Cross hampir mendekati kemenangan,ketika mereka diserbu
secara tiba-tiba oleh sekumpulan minor mutant jenis chimera
berbentuk srigala.Karena kalah jumlah dan kalah kuat,akhirnya
mereka hanya bisa bertahan dan memanggil bantuan.
"Astaga! Kawanan chimera ini seperti tidak ada habisnya."
Seru Barts. "Ev,coba periksa status pasukan saat ini dan
hubungi NEST.Minta mereka untuk mengirim setidaknya 2
batalion infanteri dan 1 batalion artileri secepatnya!"
"Baiklah,akan ku usahakan." Kata Evelyn. "Mayor Barts,NEST
merespon.Kata mereka,bantuan sudah dalam
perjalanan.Mereka akan sampai dalam waktu 15
menit."Lanjutnya.
"15 menit?! Baiklah,kurasa kita harus...."Belum sempat
menyelesaikan kalimatnya,seekor srigala berukuran 3 kali lebih
besar muncul dan menerjang mereka berdua.Untungnya,Barts
masih dapat menghindar,tetapi tidak bagi Evelyn. Dia harus
meregang nyawa karena cakar pedang dari srigala raksasa
tersebut.
"Evelyn!!!" Teriak Barts sambil menyaksikan Evelyn tergeletak
dengan kondisi bersimbah darah. Dengan amarah yang
memuncak,Barts mencoba membalas kematian Evelyn dengan
menyerang balik srigala raksasa tersebut,tetapi alih-alih
berhasil menyerangnya,srigala raksasa tersebut berhasil
memberi Barts sejumlah luka serius akibat gigitan dan cakar
pedangnya.Setelah beberapa lama,akhirnya Barts mulai
kehilangan kekuatan dan kesadarannya.Seketika itu juga dia
roboh.Dia menolah ke kanan dan ke kiri,melihat seluruh
pasukannya dibantai.
"Apakah...ini akhirnya? Jika saja aku tidak menerima...misi
ini,pasti...ugh!" Ucap Barts yang semakin lemah karena
kehilangan banyak darah. Di saat dia hampir benar-benar
kehilangan kesadarannya,dia melihat sesosok bayangan hitam
seorang wanita yang tiba-tiba berdiri di depannya.
"Ya ampun.Kelihatannya kau sangat kewalahan kali
ini,Thomas Jaddeus Barts" Kata wanita itu sebelum akhirnya
Barts kehilangan kesadarannya.

2 minggu setelah kejadian...


Seperti biasa,aktifitas di Kadena Island Ship berlangsung
secara normal. Di bagian bandara pun,banyak pesawat
pengangkut dan pesawat tempur yang mendarat maupun lepas
landas.
"Woah...besar sekali Flying Island ini!"Seru seorang pria
dengan pedang besar berwarna hitam dan tangan robotnya
yang berukuran hampir menyerupai ukuran pedangnya.
"Umm...k-kurasa bukan waktunya untuk bersenang-
senang,kak."Kata seorang gadis bergaun biru dengan katana di
tangan kirinya.
"Adikmu benar,Danner.Kita disini dengan satu alasan: kita
dipindahkan ke markas WMSA bagian Raising Sun Empire
sebagai apresiasi sekolah karena kita adalah lulusan terbaik.
Lagipula,kudengar kita dipindahkan ke markas WMSA sektor
terbaik di Kadena Flying Island ini "Lanjut seorang pria
bertopeng dengan pakaian serba hitam dan 2 buah pedang
berekor rantai di punggunya.
"Astaga...apakah kalian bisa santai sedikit? Kita sudah duduk
di pesawat selama 12 jam.Kita kan juga perlu istirahat.Terlebih
lagi aku. Paling tidak,kita harus mengelilingi kota atau ke
central park untuk melihat-lihat."
"Baiklah...kita akan melihat-lihat sebentar.Setelah itu kita
menuju ke markas WMSA ." Balas pria bertopeng tersebut.
Akhirnya,mereka bertiga segera menuju central park sesuai
usul pria dengan pedang besar tadi.Hanya beberapa menit
setelah mereka melihat-lihat,terdengar teriakan minta tolong
dari seorang wanita. Tanpa pikir panjang,mereka bergegas
mencari sumber suara tersebut. Tak lama setelah itu,mereka
menemukan seorang wanita berusia sekitar 20 tahunan yang
sedang mempertahankan tasnya dari seorang perampok.
"Serahkan tasmu atau kubunuh kau!" Teriak perampok
tersebut sambil mengacungkan katananya ke arah wanita
tersebut. "Tidak akan pernah!Ini sangat berharga bagiku!"
Balas wanita tersebut sambil memeluk erat tasnya. "Jadi kau
lebih memilih mati? Baiklah kalau....." *slash* Belum sempat
menyelesaikan kata-katanya,perampok tersebut harus
meregang nyawa setelah kepalanya tiba-tiba ditebas dari
belakang.
"Itulah akibatnya jika kau melukai seorang wanita!" Kata
seorang gadis yang ternyata merupakan salah satu dari 3
pemuda tadi.
"Wow...ternyata adikmu itu berbahaya juga jika sedang
marah." Kata si pria bertopeng. "Hey,bung! Ke mana saja
kau selama ini? Atau kau lupa jika dia mempunyai emosi yang
tidak stabil? Dia kan memang seperti itu jika marah." Balas pria
dengan pedang besar yang bernama Danner tadi.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya gadis tersebut kepada wanita
tadi.
"Ya,aku tidak apa-apa kok.Terima kasih,karena sudah
menolongku."
"Ah,tidak usah berterima kasih. Aku hanya melakukan apa
yang harus ku lakukan." Kata gadis tersebut dengan senyuman
.
"Gracia! Kurasa kita harus segera pergi ke markas WMSA.Kita
sudah terlambat 10 menit." Seru Danner.
"Baiklah,kak." Balas Gracia."Maaf ya,tapi aku harus segera
pergi."
"Tunggu dulu! Bolehkah aku berkenalan denganmu? Paling
tidak,mungkin nanti aku bisa menolongmu jika kau sedang
kesulitan." Kata wanita tersebut.
"Baiklah.Namaku Gracia Zealovich.Senang berkenalan
denganmu." Balas gadis tersebut sambil menyarungkan
pedangnya dan berjalan meninggalkan korban perampokan
tadi.
"Namaku Yuuki Asakura.Hati-hati di jalan ya!" Kata wanita
tersebut sambil melambaikan tangannya.
Akhirnya,ketiga pemuda tersebut segera berangkat menuju
markas WMSA bagian Raising Sun. Di perjalanan,mereka
membicarakan peristiwa perampokan tadi.
"Kak..." Kata Gracia. "Bolehkah aku bertanya satu hal?"
"Kau boleh tanya apa saja padaku.Tenang saja." Kata Danner
sambil menepuk kepala adiknya.
"Aku kira ayah melarang kita untuk tidak melukai sesama
manusia.Tapi..."
"Apakah karena kejadian tadi?" Tanya Danner memotong
ucapan Gracia.Raut wajahnya berubah menjadi datar.
"Dia bahkan hampir melukai wanita tersebut!" Teriak
Gracia."Aku tidak punya pilihan lain kecuali membunuhnya!"
Lanjutnya sambil mengeluarkan air mata.
"Gracia,dengarkan aku!.Dari sudut pandangku,mungkin kau
benar.Lelaki tersebut memang pantas mati." Kata Danner
sambil memeluk Gracia sambil menatapnya dan tersenyum.
"Jadi...*hiks*...apakah yang kulakukan itu benar kak?" Tanya
Gracia.
"Secara hukum,aku mungkin tidak bisa bilang bahwa
tindakanmu itu benar.Kau main hakim sendiri,jadi kau juga
harus diadili.Tetapi,kau mempertahankan apa yang kau
yakini,dan menurutku itu benar" Balas Danner seraya memberi
semangat kepada Gracia.
"Ehm...teman-teman,maaf sudah merusak momen berharga
kalian,tapi kita sudah sampai di tujuan kita." Sela si pria
bertopeng.
"Tunggu dulu! Inikah markasnya?" Tanya Gracia terkejut
melihat sebuah gedung yang besar dan megah.
"Hey,Denzel! Coba kau cek lagi alamatnya! Apa kita tidak
salah?" Tanya Danner.
"Tidak,kalian tidak salah." Kata sesosok pria berkostum robot
yang tiba-tiba turun dari langit.
"Woah! Mereka juga punya Bio-Drone juga! Hebat sekali!"
Teriak Danner seraya terkagum-kagum oleh kedatangan pria
berkostum robot tersebut.
"Namaku adalah Stephan DeLucci,dan aku bukan pria
berkostum robot yang kalian sebut Bio-Drone itu.Apakah kalian
Danner Zealovich,Denzel D. Monroe,dan Gracia Zealovich?"
Tanya pria tersebut setelah memberikan salam.
"Ya,itu kami." Kata Denzel.
Tiba-tiba,pintu gerbang markas tersebut terbuka secara
perlahan.
"Kalau begitu,silahkan masuk.Kami sudah menunggu
kedatangan kalian." Kata Stephan sambil mempersilahkan
mereka bertiga masuk.Mereka bertiga segera memasuki
markas tersebut.Sekali lagi,mereka terkejut sekaligus terkesima
melihat bagian dalam markas tersebut.Berbagai peralatan
canggih seperti Prototype Infection Detector 01,yaitu alat yang
dapat mendeteksi gejala infeksi dini Virus T-2,hingga robot
CyberRonin bersenjata lengkap.
"Woah,lihat itu! Mereka punya drone dengan pedang laser!"
Seru Danner saat melihat sebuah CyberRonin yang sedang
patroli.
"Bukan,Danner.Mereka bukan drone seperti di negara kita.Di
sini mereka dinamakan Ronin.Mereka diprogram seperti
samurai,ninja,atau penembak." Balas Denzel.
"Oh iya,ngomong-ngomong hanya kau yang bukan
robot.Jadi,fitur kostum robotmu ini apa saja,Stephan?"
Lanjutnya pada Stephan.
"Baju ini? Ini sudah bagian tubuhku.Coba kalian Lihat." Balas
Stephan sambil memperlihatkan tangan kanannya kepada
mereka bertiga.
"Maksudmu?" Tanya Gracia yang mulai penasaran.
"Dua bulan yang lalu,aku sedang memimpin pasukan penjaga
pengantar suplai ketika tiba-tiba kami di serang. Pasukan kami
tidak dapat bertahan.Bahkan aku kehilangan tangan kanan dan
kedua kakiku dalam penyergapan itu.Untung saja bantuan
segera datang,jadi para Mutant itu dabat disapu bersih hanya
dalam waktu sekejap. Sayangnya,ketika aku akan dibawa ke
MedCenter,aku mengalami gagal jantung dan mati.Karena aku
merupakan aset berharga markas ini,mereka membuatkanku
baju ini beserta fitur heart repulser yang menjaga jantungku
tetap bergerak,sepasang kaki palsu,serta sebuah tangan kanan
yang dapat kukendalikan dengan otakku. Selain itu,baju ini juga
mempunyai Mini-Stinger missile,dan fitur-fitur canggih lainnya."
Kata Stephan. Danner,Gracia,dan Denzel menjadi terkejut
setelah mereka mendengar ucapan Stephan bahwa ia sudah
mati.
"Apa kau bilang?! Kau Sudah mati?!" Begitulah reaksi Gracia
dan Denzel setelah mendengar ucapan Stephan.
"Apa kau bilang?! Kau punya heart repulser?!" Kata Danner
yang ternyata lebih mempedulikan fakta bahwa Drone armor
yang dikenakan Stephan memiliki fitur heart repulser.
"Ya,dan untukmu Danner,aku juga punya....." Belum sempat
menyelesaikan kalimatnya,seorang wanita berlari menghampiri
mereka dengan ekspresi panik.
"Stephan! Kita mendapat masalah besar!" Teriak wanita
tersebut.
"Ada apa,Minami?" Tanya Stephan terkejut.
"Mayor Barts memanggil seluruh batalion.Kelihatannya kita
akan sibuk lagi hari ini." Kata wanita tersebut dengan ekspresi
panik.
"Ya ampun!Minami....bisakah kau berhenti bersikap panik
setiap kita menerima misi?" Balas Stephan yang mulai kesal
terhadap sikap wanita tersebut.
"Tunggu dulu!" Teriak Gracia yang mendadak kaget melihat
wanita tersebut.
"Yuuki? Kau bekerja di sini juga?" Lanjutnya.
"Maaf,tapi yang kau maksud Yuuki itu siapa,nona?" Tanya
wanita tersebut keheranan
"Namamu Yuuki Asakura kan?" Sekali lagi Gracia bertanya.
"Oh,maksudmu adik kembarku? Tidak,dia tidak kerja di sini.
Dia bekerja di kota sebagai salah satu pemilik
perusahaan.....ah,entahlah.Ngomong-ngomong,namaku
Minami Asakura.Senang berkenalan denganmu." Kata wanita
tersebut sambil menjabat tangan Gracia.
"Namaku Gracia Zealovich.Jadi kau kembarannya? Pantas
saja kalian begitu mirip"
"Oh iya,maaf sebelumnya,tapi aku dan Stephan harus
pergi.Kami masih ada..."
"Tidak perlu.Kami ingin mendaftar di pasukan kalian.Jadi,kami
Boleh ikut kan,Minami?"
"Tidak masalah.Ayo ikut aku."
Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk bergabung
dengan batalion 12,yaitu pasukan mayor Barts.Mereka segera
bergegas menuju H.M.S Bloody Mary,yaitu kapal terbang
raksasa jenis mega-cruiser milik pasukan batalion 12.Tak lama
setelah itu,H.M.S Bloody Mary mulai mengudara.Di
udara,suasana di dalam kapal itu berjalan seperti biasanya.
Para prajurit dan staff melakukan rutinitas seperti biasanya.
Setelah 1 minggu setelah mereka bertiga bergabung,semua
tampak baik-baik saja. Tetapi ada satu orang yang tidak
merasa demikian. Orang itu adalah mayor Barts.Setelah 3
minggu berlalu setelah peristiwa itu,dia masih merasa bersalah
atas kematian Evelyn. Hingga akhirnya,Gracia memperhatikan
sikap Barts yang aneh.
"Hei,bolehkah aku bertanya sesuatu,Minami?" Bisik Gracia
pada Minami ketika mereka sedang makan di sektor kantin.
"Tentu saja. Sekarang kau adalah bagian dari kami.Jadi
silahkan bertanya jika kau masih belum tahu tentang beberapa
hal yang menyangkut batalion kami." Balas Minami sambil
tersenyum dan mengedipkan mata kirinya.
"Baiklah.Ehm...orang itu kenapa? Dari tadi kulihat,dia hanya
melamun."
"Dia mayor T.J Barts.Beberapa waktu yan lalu,beberapa dari
pasukan kami ditugaskan untuk menyergap para Mutant di
pegunungan Tibet,tetapi mereka disergap secara tiba-oleh
sepasukan chimera. Dan parahnya lagi,asisten sekaligus
tunangannya,yaitu Nona Evelyn,tewas dalam pertempuran
tersebut." Jelasnya pada Gracia.
"Eh?! Dia sudah bertunangan?" Kata
"Bukan hanya itu,mereka sudah menentukan tanggal
pernikahan,yaitu tanggal 14 Februari."
"Maksudmu,mereka sudah akan menikah di hari valentine
bulan depan?"
"Jangan salah! Mereka itu pasangan yang tak terpisahkan.
Kemanapun mayor Barts pergi, nona Evelyn selalu ada di
sampingnya."
"Waah,rasanya aku ingin seperti nona Evelyn." Gracia mulai
membayangkan jika dia bernasib beruntung seperti Evelyn
Cross.
"Jadi seperti nona Evelyn? Maksdumu bertempur dan tewas
dimakan Mutant?" Kata Minami seraya tertawa terbahak-bahak.
"Bukan! Maksudku adalah mendapatkan jodoh seperti mayor
Barts dan...."
"Kalian sedang membicarakan apa?" Tanya Barts yang tiba-
tiba muncul di belakang mereka. Kontan saja mereka sangat
kaget dan ketakutan.
"Maaf tuan,eh...maksudku mayor Barts! Kami tidak
membicarakan apa-apa." Kata Minami yang gugup melihat
mayor Barts yang kelihatan marah.
"Oh...baiklah. Hanya sekedar mengingatkan,tapi apa yang
dialami oleh Evelyn,tidak akan pernah terjadi padamu,anak
baru." Kata Barts sambil memandang Gracia dengan tatapan
kosong.
"Baik,pak.Aku tidak akan mengulanginya lagi." Kata Gracia
yang gugup setengah mati karena ketakutan.
Setelah menegur mereka berdua,akhirnya Barts pun berjalan
pergi meninggalkan tempat itu.Minami dan Gracia melanjutkan
pembicaraan sambil makan. Mereka masih ketakutan gara-gara
dikagetkan oleh Barts yang tampaknya mendengar omongan
mereka.
"Wow...tadi itu menegangkan ya." Kata Gracia sambil
tersenyum kecil.
"A...apanya yang menegangkan? Aku bisa saja mati tadi."
Balas Minami dengan suara yang agak lantang.
"Tapi,apakah kau memperhatikan matanya tadi? Dia seperti
tidak pernah tidur 1 minggu penuh."
“Kau baru sadar ya? Dia tidak tidur selama 11 hari penuh
untuk berlatih mengendalikan dirinya.”
“Mengendalikan dirinya?” Tanya Gracia keheranan.
“Ketika insiden penyergapan itu,dia terkena gigitan seekor
Monstrosity. Nona Timothy Galante dari Batalion 01
menemukan mayor Barts tergeletak ketika dia dan pasukannya
datang sebagai bala bantuan.” Jelas Minami.
“Apa?! Jadi maksudmu dia terinfeksi?!” Tanya Gracia yang
terkejut mendengar penjelasan Minami.
“Bukan hanya itu,dia menderita koma selama 3 hari.Setelah
sadar,dia langsung pergi ke ADC di U.S.A untuk berlatih. Dia
tidak tidur selama 10 hari di sana.” Lanjutnya sambil meminum
segelas milkshake rasa jeruk yang ia pesan beberapa menit
yang lalu.
“Dan hasilnya bagaimana?” Tanya Gracia yang semakin
penasaran.
“Dia malah seperti werewolf,hanya saja dia juga bisa berubah
di siang hari.”
“Tapi,bukankah itu sangat beresiko?”
“Tenang saja! Setelah dia selesai berlatih,dia menyuruh
Stephan untuk membuatkan senjata khusus untuknya.Dia juga
mengatakan bahwa dia tidak akan menggunakan kekuatan
tersebut jika dia tidak dalam keadaan terdesak.”
“Ooh…tapi tetap saja.Itu sangat berbahaya menurutku. Aku
saja masih agak kerepotan dalam mengendalikan kekuatanku.”
“Kekuatanmu? Wow…jadi kau juga sudah menjalani program
super soldier?”
“Itu sudah lama sekali.Ah! Sudahlah! Aku tidak ingin
membicarakan hal itu” Wajah Gracia tiba-tiba berubah menjadi
muram.
“Kenapa?” Tanya Minami.
"Tidak ada.Aku hanya tidak ingin membicarakan hal itu
sekarang." Gracia kemudian berdiri dan pergi meninggalkan
Minami.
"Hmm...ada apa ya dengannya?" Tanya Minami yang heran
melihat perubahan sikap Gracia yang terjadi begitu saja.
Di saat yang sama,Danner dan Stephan sedang asyik
mengobrol sambil berjalan di koridor,membicarakan tentang
robot,mesin,persenjataan,dll. Di saat itulah mereka melihat
Gracia yang sedang berlari sambil menangis.
"Hei,Itu adikmu kan?" Tanya Stephan yang heran melihat
Gracia. "Dia kenapa?"
"Entahlah.Mungkin sesuatu terjadi padanya." Jawab Danner
seakan dia tidak mempedulikan hal itu.
"Hei! Dia kan adikmu! Setidaknya tanyakan apa yang terjadi
padanya!" Balas Stephan yang kesal melihat sikap Danner
"Tenanglah!" Jawab Danner dengan santai. "Aku sudah tau
masalahnya.Dia menjadi seperti itu karena satu
alasan:seseorang membicarakan masa lalunya. Dia tidak
terlalu suka itu."
"Memang apa yang terjadi padanya?" Tanya Stephan yang
penasaran.
"Baiklah" Jawab Danner."Akan ku mulai ceritanya.Ini di mulai
ketika dia masih duduk di kelas 1 smp.Waktu itu dia hanya
seorang gadis biasa. Mungkin bisa dibilang dia adalah seorang
gadis yang beruntung. Dia berasal dari keluarga kaya,yaitu
keluarga Zealovich. Di sekolahnya,dia juga memiliki masa
depan yang gemilang. Hanya saja,itu semua pupus ketika dia
diculik. Dia diperlakukan tidak manusiawi,disiksa,dan orang
tuanya pun dimintai tebusan sebesar 5.000.000 US$. Parahnya
lagi,tempat dia diculik diserang tiba-tiba oleh sepasukan
Mutant. Akhirnya....ya seperti itulah. Dia terinfeksi,sama seperti
mayor Barts. Pada saat itu,aku hanyalah seorang pengembara.
Aku bahkan tidak punya apa-apa untuk bertahan hidup. Ketika
aku sedang berkelana di sekitar tempat ia diculik itulah,aku
menyelamatkannya."
"Apa?! Jadi kau bukan anggota keluarga Zealovich asli?"
Tanya Stephan yang terkejut mendengar penjelasan Danner.
"Tentu saja bukan!" Jawab Danner. "Aku disumpah dan
dimasukkan kedalam anggota keluarga Zealovich karena dua
alasan,yaitu sebagai balas budi dan untuk melindungi Gracia.
Mereka bahkan memasukkanku ke dalam program super
soldier,yang karena itulah aku dapat membawa Skull Masher
dan Ion Great Saber ini kemana-mana.Tapi hidupnya berubah
semenjak itu. Ya,mungkin dia masih bisa meneruskan
prestasinya di sekolah. Hanya saja...tak ada yang mau
berteman dengannya. Mereka semua menganggap Gracia
sebagai monster."
"Jadi...itu alasannya kenapa emosinya menjadi tidak stabil?"
"Ya,kau benar.Ngomong-ngomong,dari mana kau tahu
tentang hal itu?"
"Kau lupa ya? Aku ini robot. Aku dapat mengenali seseorang
dan ciri-cirinya lewat scanner yang terletak di mataku."
Di saat mereka berdua sedang asyik mengobrol, tiba-tiba saja
alarm tanda berkumpul berbunyi .Kontan saja,Danner dan
Stephan langsung bergegas menuju ruang pertemuan.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" Kata Danner sambil membuka
pintu ruang pertemuan.
"Akhirnya,kalian datang juga.Segera duduk di kursi kalian!"
Perintah Barts. Saat itu,Gracia dan Denzel sudah duduk di kursi
mereka.
"Stephan,kau pastu tau kan,rencana Final Assault?" Tanya
Barts yang berdiri di podium di samping sebuah peta yang
menggambarkan daerah pegunungan Ural.
"Tolong jelaskan rencana itu pada mereka semua secepatnya!
Rencana itu akan dilaksanakan 5 hari lagi!" Perintah Barts
sambil menunjuk Stephan sebagai isyarat untuk maju ke
depan.
"Baik,pak!" Balas Stephan seraya berdiri dan maju ke depan.
"Baiklah,semuanya.Aku ingin kalian semua mendengarkan
dengan baik!" Kata Stephan sambil menunjuk pada gambar
yang ada di dalam peta.
"Kita mendapat tugas.Tugas ini akan menentukan arah
pertempuran dan nasib manusia di masa depan. Intel dari pusat
mengatakan bahwa alasan dibalik kemampuan Mutant untuk
berevolusi setiap tahunnya adalah terpusatnya energi mereka
di pegunungan Ural."
"Permisi,tapi apakah aku boleh melihat bukti berkasnya?"
Tanya Denzel menyela omongan Stephan.
"Silahkan!" Kata Stephan sambil melempar berkasnya,yang
kemudian ditangkap oleh Denzel dengan gerakan tangan yang
cepat. Dengan segera,Denzel membuka berkas tersebut.
"Baiklah,apakah kau sudah puas,Denzel D. Monroe?"
"Oh...jadi seperti ini ya? Baiklah,aku sudah mengerti." Jawab
Denzel sambil tersenyum tanda mengerti apa yang dimaksud
oleh Stephan.
"Baiklah,seluruh negara akan bekerja sama dalam hal ini.
Reformed USSR akan menyediakan pasukan penyerang dari
arah barat,U.S.A dan United Empire akan menyerang dari arah
timur,lebih tepatnya dari arah laut bering. Kita akan bekerja
sama dengan pihak Light Federation,menyusup dari arah
selatan dan menghancurkan sumber kekuatan tersebut."
"Tapi,bukankah jarak dari Light Federation ke Pegunungan
Ural itu sangat jauh? Bagaimana mereka akan membantu kita?"
Tanya Danner.
"Pasukan kami sudah ada di samping benteng terbangmu.
Kami sudah bersiap-siap sejak lama untuk ini." Kata seseorang
yang masuk secara tiba-tiba ke ruang pertemuan. Semuanya
langsung menoleh kearah pintu.
"Apa?! jadi mereka juga mengajakmu,Saladin?" Tanya Denzel
yang terkejut ketika mengetahui bahwa orang itu adalah
temannya dulu,Saladin.
"Apa kabar,Denzel? Sudah lama kita tidak bertemu." Kata
Saladin sambil tersenyum kecil kearah Denzel.
"Baiklah.Mari kita lanjutkan rapatnya." Kata Stephan menyela
omongan mereka berdua. "Kurasa semua anggota tim sudah
berkumpul."
"Maksudmu?" Tanya Gracia yang penasaran.
"Kita adalah tim penyerangnya.Mayor Barts akan memimpin
penyerangan ini." Jawab Stephan.
"Tapi bagaimana dengan Minami? Kita tidak akan
mengajaknya juga?"
"Dia bertugas untuk mengambil alih kendali pusat kapal ini.
Jadi dia tidak bisa ikut."
"Oh,begitu ya?"
"Kau boleh mengundurkan diri jika kau tidak mau, anak baru."
Seru Barts.
"Tidak. Aku akan menerima misi ini,apapun yang terjadi."
Balas Gracia.
"Baiklah! Sudah ditentukan. Kita akan berangkat 5 hari lagi.
Persiapkan diri kalian. Jangan sampai ada yang berubah
pikiran ketika hari keberangkatan!" Seru Barts.
"Baik,pak!" Semua menjawab dengan nada suara seakan
telah memantapkan pilihannya.
Waktu berlalu sangat cepat, hingga tidak terasa tiba saatnya
bagi mereka untuk melaksanakan misi yang diberikan kepada
mereka.
"Baiklah,ini adalah kesempatan terakhir kalian untuk
mengundurkan diri!" Kata Barts. "Semua yang ingin
mengundurkan diri,silahkan angkat tangan dan kembali ke
markas!"
Tidak ada yang mengangkat tangannya, menandakan bahwa
semuanya telah siap untuk bertempur.
"Baiklah, sebutkan pesan terakhir kalian masing-masing!"
"Siap! Aku ingin mendapatkan banyak wanita dan uang
setelah ini selesai!" Seru Danner.
"Aku ingin pergi ke Akihabara setelah ini selesai!" Dilanjutkan
ole Denzel
"Setelah ini selesai,aku akan menjadi seorang pianis!" Lanjut
Gracia yang membuat Barts terkejut, mengingat itu adalah hal
yang Evelyn katakan sebelum ia berangkat bertempur dan
tewas.
"Aku ingin pulang, dan melaksanakan kewajiban dari
agamaku!" Lanjut Saladin.
"Baiklah,giliranku." Seru Stephan. "Aku hanya ingin
beristirahat. Aku sudah lelah hidup menjadi makhluk setengah
mesin!"
"Baiklah .Mari kita selesaikan ini sekarang juga! Ke pesawat!!"
Seru Barts sambil berlari memimpin mereka semua menuju ke
pesawat pengangkut.
Setelah berjam-jam perjalanan di udara,akhirnya mereka tiba
di lokasi. Mereka turun dari pesawat,berjalan melewati badai
salju,hingga akhirnya mereka tiba di sebuah desa yang
ditengahnya terdapat sebuah gedung raksasa menyerupai
markas Batalion 12,hanya saja dengan tambahan tembok
setinggi 10 meter dan pasukan Mutant yang berpatroli. Mereka
masuk secara diam-diam setelah melumpuhkan 2 penjaga
pintu gerbang dan kamera pengawas. Mereka memasuki
gedung tersebut,mencari dari ruangan satu ke ruangan yang
lain,hingga akhirnya mereka tiba di lantai teratas,tempat
dimana sumber kekuatan yang Intel berikan. Tapi,mereka
terkejut karena mereka melihat seekor Primal Alpha dengan
senjata menyerupai sabit Death Schyte dengan komponen Bio-
Metal yang dipadatkan.
"Tunggu dulu! Mereka tidak bilang jika kita harus melawan
makhluk itu!" Seru Danner.
"Mereka tida sempat mengirim pesan secara lengkap. Mereka
mati karena tertangkap setelah melakukan penyusupan." Balas
Barts.
"Ah...sudah lama aku tidak melihat daging segar. Baiklah,mau
apa kalian kemari?" Tanya Primal Alpha tersebut.
"Di..dia bisa bicara?! Keren!" Seru Danner.
"Simpan itu untuk nanti.Sekarang...ayo maju!!" Perintah Barts.
Akhirnya,pertarungan penentu masa depan ini pun
terjadi.Semua mengeluarkan kekuatan terbaik mereka. Pada
awalnya,Primal Alpha tersebut tidak mengalami kesulitan.
"Ha ha ha! Hanya itu saja kemampuan kalian? Butuh 1 miliar
tahun untuk mengalahkanku." Seru Primal Alpha tersebut
seraya menantang mereka untuk maju.
"Kita lihat saja!" Balas Denzel sambil mengayunkan pedang
kembarnya ke arah Primal Alpha. Dengan mudah,Primal Alpha
tersebut menghindar.
"Terlalu pelan!"
"Itulah yang kubutuhkan,kawan!" Seru Saladin sambil
melompat kearah Primal Alpha tersebut dan menebas
punggungnya. *craaash*
"Lumayan juga. Baiklah...itu yang kalian inginkan.
Cerberus,Serang dia!" Tiba-tiba seekor monstrosity keluar dari
kegelapan dan menerjang mereka semua. Melihat monstrosity
itu,dia teringat akan kematian Evelyn. Amarahnya
memuncak,dan dia melepaskan kekuatan Mutantnya.
"Mayor Barts! Kendalikan dirimu!" Teriak Stephan.
"Ha ha ha! Lihat? Bahkan pemimpin kalian pun telah menjadi
salah satu hewan peliharaanku. Nah,sekarang bunuh mereka
semua!!!" Seru Primal Alpha tersebut seraya tertawa dengan
keyakinan bahwa ia sudah menang.
"Tidak....secepat....ITU!!!!!!" Seru Barts yang telah menjadi
seekor Mutant sambil berlari dan membabi-buta,berniat untuk
memusnahkan Cerberus dan Primal Alpha tersebut. Semua
yang melihatnya pun terkejut,terutama Gracia. Dan karena
itu,dia melepaskan kekuatan Mutantnya yang berupa Ice
Elemental.
Akhirnya,setelah pertarungan yang panjang dan
menegangkan,Cerberus dapat dibunuh dan si Primal Alpha pun
kewalahan dan roboh.
"Jadi,sudah selesai?" Tanya Danner.
"Belum....i-ini belum berakhir!" Jawab Primal Alpha tersebut.
"Masih banyak jenis Primal Alpha yang lainnya di garis depan.
Hanya dengan membunuhku tidak berarti apa-apa. Dan
lagipula kalian tidak akan bisa lari. Gedung ini telah kupasangi
alat peledak yang cukup untuk meruntuhkan gedung ini. Kalian
tidak akan bisa selamat!" Akhirnya si Primal Alpha pun mati
diikuti oleh suara ledakan yang bergemuruh layaknya petir.
"Gedung ini akan runtuh! Kita harus keluar dari sini!" Seru
Barts.
"Akhirnya mereka pun berlari melewati rute yang mereka
lewati saat memasuki gedung tersebut.Tapi di saat mereka
sudah dekat dengan pintu keluar,jalan di depan mereka tiba-
tiba meledak.Tanpa pikir panjang lagi,Gracia langsung
mengeluarkan kemampuan Mutantnya untuk membuat jalan.
"Pergilah! Aku akan bertahan di sini!"
"Gracia?! Apa yang kau lakukan?!" Teriak Danner terkejut.
"Tidak apa-apa! Lagipula pesan terakhirku mungkin takan
pernah terlaksana." Balas Gracia dengan sebuah senyuman.
Semua terdiam untuk sejenak. Hingga akhirnya...
"Baiklah,sudah kuputuskan!" Seru Danner. "Sebagai
kakakmu, aku tidak akan meninggalkanmu apapun yang
terjadi!"
"Danner..." Stephan hanya bisa memanggil namanya.
"Jangan khawatir, sobat. Kita masih bisa bertemu lagi." Balas
Danner dengan sebuah senyuman. "Dan utukmu mayor
Barts....." Danner kemudian memberikan sepucuk surat.
Mengerti akan maksud Danner, Barts hanya bisa
mengangguk.
Akhirnya mereka pun keluar dari gedung tersebut. Beberapa
detik kemudian,gedung itu pun meledak dan runtuh
sepenuhnya. Barts pun membaca surat tersebut yang ternyata
tertulis dari Gracia. Seketika setelah Barts membaca surat
tersebut,dia tersenyum.
"Apa isinya?" Tanya Stephan.
"Entahlah....aku sendiri juga tidak tahu."
"Hah?! Yang benar saja.Apa kau sudah gila,kawan?" Tanya
Saladin yang terkejut mendengar jawaban Barts.

Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa,para Mutant dapat


dibasmi sepenuhnya setelah 5 tahun. Para anggota pasukan
penyerang pun akhirnya mengundurkan diri,dan akhirnya
WMSA pun dibubarkan.
Suatu hari di negara U.S.A,tepatnya di kota Las Vegas,
diadakan sebuah festival untuk mengenang pasukan
penyerang dibawah komando mayor Barts.Tiba-tiba,acara itu
berubah menjadi kacau karena sekelompok pemberontak
menyerang dan mulai menyandera para warga. Seketika
itulah,seorang pria berjubah hitam pun berdiri dengan
menghunuskan pedangnya,yang ternyata adalah sebuah
Energy Blade.
"Hei! Bukankah itu..." Bisik salah seorang sandera kepada
temannya
"Ya! Itu memang dia!" Sela sandera lainnya.
"Ya ampun! Seharusnya acara peringatan ini berlangsung
meriah!" Seru pria berjubah tersebut seraya membuka tudung
yang menutupi wajahnya.
"K-kau...!" Seru seorang pasukan pemberontak.
"Ya! Namaku Thomas Jaddeus Barts!" Seru pria tesebut yang
ternyata adalah....

Thomas Jaddeus Barts


YOU ARE NOT MY BEST FRIEND

NAMA :ANIS SA’ADAH

TTL : Jember, 10 Desember 1997

ALAMAT RUMAH :UMBULSARI- jember

ALAMAT SEKARANG :ASRAMA EL AVIV

NO.HP : 081946603107

HOBBY : membaca, online, nonton TV

MOTTO : INGIN JADI ORANG

SUKSES DAN DAPAT MEMBAHAGIAKAN

ORANGTUA
Hai teman-teman dan para pecinta cerpen.Bagaimana

duniamu saat ini….??? Apakah dipenuhi dengan dunia

persahabatan ?????Tentunya di usia-usia remaja seperti

kalian banyak dipenuhi dengan teman sejati ataupun sahabat.

Di cerpen ini akan menceritakan tentang persahabatan agar

dapat jadi pengalaman bagi kita semua.Yuk kita baca cerpen

ini sampek habis….OKEEEEEEE……………………….

Hai,namaku Vivi,usiaku 17 tahun.Aku sekarang sekolah

di SMA Tunas Bangsa Surabaya.Aku duduk di bangku kelas

XI IPA .Di sekolah aku mempunyai 3 orang sahabat,namanya

Fia,Widya dan Ratna.Fia itu anaknya cantik,manis,pintar dan

baik,tapi sayang dia mempunyai berat badan gemuk.Banyak

anak yang mengejek dia tapi banyak juga yang menyukainya

karna dia cantik dan pintar.Nah,kalo yang namanya Widya

anaknya itu manis,pintar tapi sayang dia sedikit sombong.Kalo

yang satu ini namanya Ratna ,dia itu anaknya pendiam,cuek,

badannya kurus banget gara-gara gak suka

makan.Hehehe….ini semua fakta loh…..


Kalian pengen tau tentang aku kan???? …….. Hehehe…

Kata orang-orang aku itu anaknya cantik,manis,pintar dan

agak cuek…hehehe….!! Emang iya sih aku itu anaknya cuek,aku

suka diam ,gak kayak sahabat-sahabatku mereka selalu buat

gaduh terus di kelas.Aku lebih suka diam daripada berbicara

yang gak ada gunanya.Bener kan guys……

Hari ini hari pertama aku masuk sekolah.Seneng

banget rasanya bisa ketemu temen-temenku.Aku bangun

pagi-pagi supaya gak telat.Aku bersiap-siap secepat mungkin

karna takut sahabat-sahabatku datang.Baru aja aku

memasang tali sepatu dan Widya udah berdiri di depan pintu

kayak patung. Wkwkwkwk... Setelah aku berpamitan sama

orangtuaku, kami bertiga langsung berangkat dan tak lupa

menjemput Ratna dulu.Setiba di sekolah,bel pun langsung

berbunyi,aku dan sahabat-sahabatku segera memasuki

kelas.Tak lama kemudian ,Ibu guru datang memasuki kelas

dan dia berjalan bersama seorang cowok.”Kayaknya sih ada

anak baru nih”…ujarku dalam hati. Dan ternyata benar


,setelah Ibu guru mengucapkan salam dan kemudian Ibu guru

memperkenalkan seorang cowok yang berdiri di sampingnya.

Ibu guru: “Selamat pagi anak-anak.”

Siswa-siswi: “Pagi buuuuu……..”

Ibu guru: “Baiklah anak-anak .Hari ini kita kedatangan siswa

baru.Namanya Steven.Dia pindahan dari SMA

Harapan.Baiklah Steven ,silahkan kamu duduk di depan Vivi.”

Steven berjalan menuju bangkunya.Tiba-tiba Widya

berbisik di telingaku, “Heh Vi,cool banget tuh

cowok,beruntung banget kamu duduk di belakang Steven.Gue

ngiri banget sama loe Vi.”

Aku menjawab,”Eh,apaan sih Wid,enggak lah,aku paling gak

suka duduk di deket cowok.Kamu aja deh yang pindah di sini.”

Widya berkata lagi,”Alaaaahhhh….gak usah bo’ong loe

Vi,siapa yang gak senang kalo duduk di deket cowok

keren???”
“Aku bilang enggak ya enggak Wid,udahlah dengerin tuh Bu

guru.” Jawabku.

Kemudian bel istirahat berbunyi ,Ibu gurupun

meninggalkan ruangan kelas.Siswa-siswi berhamburan

menuju kantin .Aku dan sahabat-sahabatku segera beranjak

dari tempat duduk,tiba-tiba Widya menghampiri Steven.

Widya berkata, “Hy Steven,kenalin aku Widya,dan ini

sahabatku namanya Vivi,ini Fia dan ini Ratna.(sambil

menunjuk padaku,Fia dan Ratna).Steven menjawab,”Iya,aku

Steven.”

Widya berkata lagi,” Oh iya,kalo mau ke kantin ayo gabung

sama kita-kita aja!”

“Iya makasih,tapi aku masih gak laper.Aku mau diem di kelas

aja.” Ucap Steven.

“Daripada kamu di sini sendirian mending ikut kita aja deh,!”

ujar Widya.

Steven menjawab, “Enggak deh,makasih.”


Fia berkata,” Udahlah Widya,Steven lo gak mau ke

kantin,kenapa kamu paksa?yuk kita cabut aja udah…!!!”

Aku dan Ratna bilang,” Iya tuh bener kata Fia,ayuk kita

cabut aja…!!!”

“Iya deh ayo…Eh Steven aku cabut dulu yaaa…..daaaaa……

Steven.” Ucap Widya.

Steven tidak menjawab apa-apa.Dia hanya membaca sebuah

novel yang di pegangnya.

Sesampai di kantin,aku bertanya pada Widya,”Eh

Wid,kamu sekarang kok jadi sok akrab sama Steven itu?

Padahal kan dia siswa baru di sekolah ini,dan diapun belum

kenal kamu?”

Widya menjawab,”Wajarlah Vi,dia kan anak baru di sini jadi

pantas lah kita deketin dan akrabin dia,dia kan masih belum

kenal siapa-siapa di sini. Apa aku salah kenalan sama dia? Dia

kn teman sekelas kita ,dia kan cool,cakep dan paling perfect

di sekolah ini.” (sambil membayangkan ketampanan Steven).


Aku menyahut,” Tapi kan gak gitu caranya Wid,nanti kamu di

kira mengharap Steven .Menurutku,Steven itu anaknya

biasa-biasa aja tuh,gak perfect banget.”

“Iya tuh,mungkin Widya jatuh hati sama Steven ni…??” ucap

Ratna.

“Hahaha…..iya tuh kayaknya Widya lagi jatuh hati sama

Steven.”sahut Fia.

“Eh,apaan sih kalian bertiga ini,aku itu gak suka sama

Steven,kalian jangan mengada-ada deh.Aku itu kan ngefans

banget sama yang namanya Kevin Lukas.” Jelas Widya

(sampai wajahnya memerah).

Aku menyahut,”Kevin Lukas apa Steven Lukas ni….Hahaha…”

“Huffft….Vivi ini apaan sih ?Udah di bilangin aku gak suka

sama Steven,masih aja ngeyel kalian ini.” Ujar Widya.

Fia menyahut, “Udahlah Vivi,Widya,jangan engkel-engkelan

terus.ayuk cepet pesan makanan nanti keburu bel,Kalian mau

pesan apa?”
Aku,Widya dan Ratna menjawab serentak,”kayak biasanya

aja dah.Mie ayam sama es jeruk.”

Setelah pesanan datang,kami berempatpun makan

dengan terburu-buru karena waktu istirahat tinggal 10 menit

lagi.Baru aja selesai makan,bel udah berbunyi.Kami berempat

pun terburu-buru memasuki kelas.Siang ini jamnya guru yang

paling killer,jadi kami cepat-cepat memasuki kelas karna

kalau telat kami bisa di hukum sama guru itu.Ketika kami

sampai di pintu kelas,tiba-tiba ada segerombolan geng Tasya

sedang asyik ngobrol sama Steven.Ketika sedang asyik

berbincang,Widya tiba-tiba lewat di depan Steven dan

Tasya.Widya menyenggol kaki Tasya dan dia berpura-pura

jatuh.Lalu,Steven Widya,Steven berusaha membangunkan

Widya.Kemudian Widya berterima kasih pada Steven.

Tiba-tiba Tasya bilang,”Eh loe Wid,centil banget sih loe

pakek acara pura-pura jatuh segala.,bilang aja kalo cari

perhatian.”
Widya menjawab,”Eh,apaan sih loe Tasya ,sapa yang caper

sama Steven?Aku emang beneran jatuh kok,ngapain coba

gue bo’ong sama loe?Gak ada gunanya kan??????

Tasya berkata lagi,” Alaaahhhhh…Gak usah bo’ong

deh.Ngomong aja deh kalo kamu suka sama Steven.Daripada

kamu nyesel nanti kalo Steven udah jadi milikku.Hahaha…”

Widya menyahut,” Biar dah.Emang aku gak suka sama

Steven.Ambil aja dah Steven itu,tapi kalau Steven mau sama

loe sih.Hahaha…”

Tasya menjawab,” Hahaha…Pasti dia jadi milikku…”

Tiba-tiba Fia datang menghampiri Widya dan Tasya dan

berkata,” Udahlah jangan bertengkar lagi,cepat kembali ke

tempat duduk ,nanti keburu Pak guru datang bisa tau rasa

kalian.”

Widya menjawab,”Iya sudah,lebih baik aku duduk aja

daripada berantem sama anak yang gak jelas.Bye-bye Tasya.”


Tak lama kemudian,Pak guru yang super killer

datang,semua siswa-siswi duduk terdiam tidak ada yang

berani berbicara sama sekali.Setelah mengucapkan salam Pak

guru langsung memberi tugas pada semua siswa.Semua siswa

mengeluh karna belum mengerti maksud dari soal yang di

berikan guru itu.Tiba-tiba Steven maju ke depan kelas dia

mengerjakan soal tersebut dengan cekatan.Semua siswa

heran karna Steven anak baru itu bisa mengerjakan soal

sesulit itu dalam waktu singkat.Widya pun sangat kagum pada

Steven. Dia terus memandangi wajah Steven sampai tidak

berkedip sama sekali.Tiba-tiba Ratna mengejutkan Widya

dari belakang,Widya langsung menjerit keras karna dia

sangat terkejut.Pak guru langsung berdiri dan melihat ke

arah Widya dan Ratna.Pak guru marah pada mereka

berdua.Dia menyuruh Widya dan Ratna maju ke depan

kelas.Widya dan Ratna di suruh berdiri satu kaki dan

memegangi telinga.Sedangkan aku dan Fia asyik mencermati

soal yang sudah dikerjakan Steven tadi.


Tak terasa bel pulang sudah berbunyi.Semua siswa

kegirangan karna bebas dari guru killer tersebut.Setelah di

pimpin berdo’a, pak guru akhirnya keluar meninggalkan

ruangan.Semua siswa berhamburan keluar dan pulang menuju

rumahnya masing-masing.Tapi aku,Fia,Widya dan Ratna tidak

keburu pulang.Widya dan Ratna duduk lesu karna kecapekan

setelah di hukum sama Pak guru tadi.Tiba-tiba Steven

menghampiri aku yang sedang enak-enak duduk .Dia duduk di

dekatku kemudian dia bilang,” Vi,kamu gak pulang ta?”

Aku menjawab,”enggak.Aku masih pengen di sini.Kamu kalau

mau pulang gak apa-apa pulang dulu deh.”

Steven berkata lagi,” Aku gak mau pulang.Aku nunggu kamu

aja.Aku pengen pulang bareng kamu.Gak keberatan kan kamu

Vi?

Aku menjawab lagi,”Hmmm….terserah kamu sudah.Asal kamu

betah nungguin aku.Aku masih males mau pulang.”


Steven berkata,”Aku siap nungguin kamu sampek jam

berapapun itu.Emangnya kamu mau mengerjakan apa Vi?”

“Aku cuma mau menyelesaikan tugas proposal buat minggu

depan.”jawabku.

“Oh…boleh aku bantu kamu?Lagian kan aku juga belum

mengerjakan tugas proposal itu.Aku belum tau tentang apa

proposalnya.”

“hmm…tentang buat lomba HUT RI bulan Agustus

nanti.”ucapku.

“Oh iya sudah.Gimana kalau kita mengerjakan bareng-bareng

aja?”ujar Steven.

“boleh aja.”jawabku singkat.

“Gimana kalau besok sore aku ke rumahmu?”kata Steven.

“Emmm…iya udah.jam 3 sore kamu datang ke

rumahku.”kataku.

“Oke deh.Ayok kita pulang,udah sore nih.”kata Steven.


“iya tunggu bentar.” Jawabku.

Kemudian Widya,Fia dan Ratna datang menghampiriku.Fia

berkata,”ciee ciee Vivi di ajak PDKT ni sama

Steven.Kayaknya di ajak pulang bareng nih.Kita bakal pulang

bertiga dong Wid Rat?”

Widya menjawab,” Iya tuh.kita bakal di cuekin sama

Vivi.Mending kita cabut dulu aja yuk!”

Aku berkata,”Aku pulang bareng kalian aja udah.Aku gak jadi

bareng Steven.

Widya berkata,” Kesempatan jangan di buang sia-sia.Rugi lo

nanti.Mending kamu pulang aja sama Steven.Jangan pikirkan

kita.Kita pasti baik-baik aja kok.Ya kan Fi,Rat?”

Aku langsung berkata,”Pokoknya aku bareng kalian

aja.Steven,maaf aku gak jadi bareng kamu,aku bareng

temen-temenku aja.Kamu duluan.”

Steven menjawab,”Iya udah kalau itu mau kamu,aku

turuti.Bye-Bye.Hati-hati di jalan ya..”


“Iya.”jawabku singkat.

Akhirnya Steven pulang duluan.Widya bilang

padaku,”Vi,kamu kenapa kok gak mau di ajak pulang bareng

Steven?Itu kan keberuntunganmu bisa bareng sama

Steven.Semua siswi di sini lo pengen di ajak ngobrol apalagi

pulang bareng Steven.Eh kamu malah gak mau.Rugi loooo….!!!!”

Aku menjawab,”Endak.Aku gak suka sama Steven.Aku lebih

mementingkan sahabatku daripada cowok.kalo kamu suka

sama Steven bilang aja deh Wid,nanti keburu di ambil orang

looooo…..!”

Widya menjawab,”aku malu mau bilang sama dia,kayaknya

Steven nggak suka deh sama aku.”

Ratna berkata,”ciiieee…Widya ..bilang aja deh kalo

suka…Nanti kalo Steven suka sama Vivi gimana?Gak cemburu

kamu ?”

“Pokoknya Steven gak boleh suka sama siapa-siapa,Steven

hanya milikku.” Ujar Widya.


“Tuh kan kamu Wid,kalo Steven suka sama orang lain nggak

boleh,tapi kamu gak mau bilang kalo kamu suka sama

Steven.Gimana kamu sih Wid?” ujar Ratna.

“Pokoknya nggak boleh…”bentak Widya.

“Kamu jangan seenaknya Wid,kamu mau nyakitin perasaan

orang lain ta?” sahut Fia.

“Ah..udahlah..Vivi lo gak keberatan.Kenapa kalian yang

marah-marah ke aku?Kamu gak keberatan kan Vi…..?????”

kata Widya.

“Endak kok Wid,aku lagian gak suka sama Steven.Aku gak

mau pacaran dulu,aku mau fokus sekolah.”kata Vivi.

“Tuh kan teman-teman,kalian dengar sendiri kan kata Vivi?”

ujar Widya.

“Ya udah terserah kalian.Ayok kita pulang saja,udah sore

nih.”kata Ratna
Akhirnya aku,Fia,Widya dan Ratna pulang.Sampai di

tengah jalan,kami bertemu dengan orang gila.Widya

berteriak-teriak dan lari terbirit-birit karna di kejar sama

orang gila itu.Aku,Fia dan Ratna bersembunyi di dekat pohon

sambil tertawa terbahak-bahak melihat Widya.Setelah

Widya lari sejauh mungkin orang gila itu tidak mengejar

Widya lagi.Widya berhenti di bawah pohon sambil duduk

kecapekan.Aku,Fia dan Ratna menghampirinya,kami bertiga

menertawakannya,tapi Widya marah-marah karena dia malu.

Tak lama kemudian,kami berempat berjalan pulang lagi.

Tak terasa sudah sampai di depan rumahku.Aku mengajak

Fia,Widya dan Ratna mampir ke rumahku,tapi mereka tidak

mau karena hari sudah mulai sore.

Akhirnya merekapun pulang menuju rumahnya masing-

masing. Akupun mengetuk pintu dan mengucapkan salam,

kemudian Ibu membukakan pintu.Aku mencium tangan Ayah

dan Ibu.Kemudian aku masuk ke kamar dan ganti baju.

Setelah itu,aku mandi kemudian sholat ashar.Sehabis sholat


aku sempatkan untuk mengaji meskipun sebentar.Tak terasa

adzan magrib sudah berkumandang.Aku,ibu,ayah dan kakak

sholat magrib berjamaah di musholla dekat rumah.Kemudian

ngaji bersama dan dilanjutkan sholat isya’.

Tepat jam 19.30 kami sekeluarga makan malam bersama.

Selesai makan, aku menuju kamarku,aku mulai membuka buku

dan mengerjakan soal-soal yang ada di buku tersebut. Tiba-

tiba hpku berdering,aku mengambilnya,ternyata ada 1 pesan

dan aku membukanya,ternyata ada nomor baru sms kosong,

aku bingung mau bales apa, akhirnya pesan langsung terkirim

ke nomor baru tersebut,beberapa menit kemudian ada

balasan dari nomor tadi.Ternyata sms tersebut dari Steven

temen sekelasku. Akhirnya kami berdua pun smsan hingga

larut malam,kami saling menceritakan pengalaman yang telah

kami alami beberapa tahun lalu.Jam dinding terus berputar

menunjukkan pukul 11 malam,aku berpamitan tidur karna

besok harus sekolah.


Kukuruyukkkkk…

Ayam mulai berkokok.Aku segera bangun dari tempat

tidur dan beranjak menuju kamar mandi.Setelah semua

pekerjaan rumah selesai.Tepat jam 06.00 aku sarapan pagi

bersama keluargaku dan siap-siap berangkat sekolah.Tak

lama kemudian Fia dan Ratna datang menjemputku.

“Kayaknya ada yang kurang deh hari ini?”ucapku.

“Iya.Widya sakit,jadi dia gak masuk sekolah hari ini.Ini

suratnya Widya.”kata Fia.

“Owh begitu yaaa…ya udah ayo kita berangkat ntar telat

loo…”ujarku.

“Oyieee…” jawab Fia dan Ratna.

Kami bertiga pun berangkat,di tengah-tengah perjalanan

aku menceritakan kejadian semalem aku,temen-temenku


kaget mendengarnya,mereka berdua tertawa dan anehnya

mereka ngasih ucapan selamat ke aku.

“Cieee…selamat ya Vivi…kamu emang pantas dapat Steven,dia

pintar,ganteng dan pokoknya cocok deh sama kamu.”ucap Fia.

“Yeee…apa-apaan sih kamu Fi,aku lo nggak jadian sama

Steven,aku cuman smsan aja kok.Aku Cuma berteman sama

dia dan gak lebih dari itu pokoknya.” Jelasku.

“hemb…Tenang aja Vi,aku gak bakal ngasih tau ke Widya

kok.Kalo dia tau bisa-bisa dia musuhin kita.”kata Ratna.

Tak terasa kami sudah sampai di depan pintu

gerbang,tiba-tiba muncul seorang cowok di depanku,aku

terkejut sekali.(Siapa ya ni cowok,kok kayaknya perfect

banget).Aku mengarahkan pandangan mataku ke wajahnya

ternyata dia adalah…… Steveeennnnnn………

Aku malu sekali sudah menatap dia tajam-tajam.Steven terus

melihati ku,tapi aku langsung lari menuju kelas.Fia dan Ratna

mengikutiku dari belakang sambil tertawa terbahak-


bahak.Sesaat kemudian bel masuk berbunyi,semua siswa-

siswi memasuki kelas,begitupun Steven.Tak lama kemudian

Ibu guru datang memasuki ruangan.Semua siswa-siswi

terdiam mendengarkan pelajaran dari ibu guru.Di sela-sela

pelajaran,Steven menoleh kebelakang,dia berkata

padaku,”Vi,ntar sore jadi kan?”

“Iya.Terserah kamu.”jawabku.

“Ya sudah.Nanti jam 3 aku ke rumahmu.Tapi aku minta alamat

rumahmu dulu,soalnya aku gak tau rumahmu.”ujar Steven.

“Iya tunggu.”(sambil mengambil secarik kertas dan

menuliskan alamat rumahku,kemudian ku berikan pada

Steven).

“Terima kasih ya Vi.” Kata Steven.

“Iya sama-sama.”Jawabku.

Kemudian aku fokus lagi ke pelajaran yang dijelaskan ibu

guru.Tiba-tiba Fia melempariku surat kemudian aku langsung

membacanya,setelah kubaca,aku jadi malu sama Fia.Dia


mengatakan bahwa aku cocok untuk mendapatkan

Steven.Aku tak menghiraukan Fia lagi.Aku kembali fokus

mendengarkan ibu guru.Beberapa saat kemudiaan, bel

pergantian jam berbunyi,ibu guru meninggalkan

ruangan.Semua siswa-siswi mulai gaduh.Tiba-tiba Steven

menghampiriku lagi,

”Vi,abis ini jamnya siapa?” kata Steven sambil duduk di

dekatku.

“Pak Rudi guru Biologi.”sahutku singkat.

“O ya udah makasih.Aku boleh duduk sini gak?” ucap Steven

sambil merayu.

“terserah kamu.”jawabku dengan muka agak kesal.

“Vi,kamu gak keberatan kan kalo aku setiap hari nemenin

kamu,entah di saat kamu gundah ataupun senang?Aku pengen

jadi sahabat kamu Vi.Kamu mau kan?”ucap Steven.


“Iya gak apa-apa kok.Aku gak keberatan.Aku nganggap semua

yang ada di kelas ini temen dan sahabatku.”jelasku dengan

muka serius.

“Makasih ya Vi,aku bangga punya sahabat kayak kamu.” Jelas

Steven.

“Iya sama-sama.”cetusku.

Kemudian Pak guru datang memasuki kelas.Seisi ruangan

kelas menjadi hening.Tak ada yang berbicara sama sekali.

Semua siap dengan buku beserta alat tulis di atas meja.

Pelajaran berlangsung dengan lancar. Tapi perutku udah

bunyi terus tak bisa di ajak komunikasi lagi. Alhamdulillah,

bel istirahat berdering.Semua siswa kegirangan.Setelah Pak

guru pergi,siswa-siswi berhamburn menuju kantin.Begitu juga

dengan aku dan kedua temanku,kami langsung On the way

kantin. Sesampai di kantin,tiba-tiba Steven duduk di

sebelahku.Aku terkejut sekali.


“Aku boleh gabung bareng kalian gak?”cetus Steven sambil

melirikku.

“Iya dong.Tentu boleh.Mumpung gak ada Widya sekarang

.”sahut Fia sambil melihat wajahku dan tersenyum kecil.

“Hahaha..iya benar kamu Fi,aku nggak suka ke temanmu

itu,dia terlalu gimana gitu ke aku.”jelas Steven dengan penuh

kepercayaan.

Tak terasa kami sudah lama ngobrol di kantin ini.Bel

masuk pun berbunyi.Kami pun beranjak memasuki kelas,tetapi

sampai di depan pintu kelas,Tasya dan teman-temanya

menghadang kami untuk masuk.

“Ternyata ini kelakuan kalian ketika Widya gak masuk

sekolah.Hebat ya kalian.Padahal Widya suka sama Steven.

Sahabat macam apa kalian ini?”ucap Tasya dengan lancang.

“Diam loe.jangan ikut-ikut urusan kita.Terserah kita mau

ngapain aja itu bukan urusan loe.Ngerti kan loe?”jelas Fia

dengan wajah penuh emosi.


“Hahaha….Ada yang emosi nih.Yuk kita cabut aja guys…Bye-

bye…”ucap tasya sambil melambaikan tangan.

Kemudian semua siswa-siswi kembali duduk di tempatnya

masing-masing.Setelah pelajaran berakhir,semua murid

berhamburan pulang.Hari ini aku pulang bareng sama

Fia,Ratna dan Steven juga.

Keesokan harinya di sekolah.

Hari ini aku berangkat ke sekolah gak bareng sama

Widya,Fia dan Ratna.Tapi kali ini aku di anter sama

ayahku.Sesampai di sekolah,Widya tidak menyapaku sama

sekali.Aku dicuekin.Aku takut Tasya menceritakan yang

tidak-tidak.Setelah jam pertama berlangsung,tiba-tiba

Widya menghampiriku,”Eh loee Vi,ternyata loe bukan teman

yang baik ya..diam diam lo suka sama Steven.Tapi loe gak

pernah cerita sama gue.Sahabat macam apa loe ini?Nyesel

gue kenal loe?Mulai sekarang kita gak usah sahabatan

lagi.OKEEEEE....”ucap Widya sambil marah-marah.


“Eh denger ya Wid,aku itu gak suka sama Steven.Kemarin aku

cuman kebetulan aja bareng sama dia.Kamu mungkin lebih

percaya sama Tasya daripada ke sahabatmu sendiri.Ya udah

kalo itu mau kamu.Tapi aku gak seperti yang kamu

bayangkan.”cetusku sambil memelas.

“Alahh..mana ada maling ngaku...”ucap Widya sambil pergi

meninggalkanku.

Selama 3 hari aku sama Widya tetep gak nyapa.Setiap

ketemu meskipun tatap mata dia tetep gak mau bicara.Aku

merasa resah.

Sebulan kemudian,aku mendengar berita dari Fia bahwa

Widya jadian sama Steven.Hatiku langsung terpukul

mendengar kabar itu.Aku tidak tau kenapa tiba-tiba aku

merasa kehilangan Steven.Tapi aku harus tetap tegar

mendengar kabar itu.Suatu hari saat aku berpapasan sama

Steven.Steven menyapa aku,tetapi rasanya hatiku sakit

banget saat ketemu Steven.Tiba-tiba dari arah selatan

muncul Widya.Dia menggandeng tangan Steven.Hatiku begitu


terpukul melihat mereka berdua.Tak lama kemudian,aku

langsung kabur karena aku sudah gak kuat melihatnya.Widya

tertawa terbahak-bahak.

Tiba-tiba Tasya datang menghampiriku,

“Eh Vivi,gak cemburu loe ngeliat Widya sama Steven

jadian?Seandainya kalo gue jadi loe pasti gue gak bakal

terima ngeliat mereka jalan bareng.Gimana sih loe Vi?”tanya

Tasya dengan wajah ngeledek.

“Ngapain aku harus cemburu Widya sahabatku sendiri.Lagian

aku gak suka sama Steven.Udahlah gak usah bahas itu lagi

gue males Sya,” jelasku dengan wajah sedih.

“Hahaha…Bilang aja kalo loe cemburu.Gue bantu kok.Dadada,”

ujar Tasya sambil pergi meninggalkan ku .

Beberapa hari kemudian,Fia dan Ratna menghampiriku.

Fia berkata, ” Eh Vi,gue dapet kabar dari temennya Steven,

sebenernya Steven itu gak suka sama Widya,dia suka sama

loe.Dia terpaksa jadian sama Widya karna di suruh sama


orangtua mereka.Loe harus kejar Steven Vi,kasian dia

disakiti sama Widya.”

“Emang iya tah Fi,aku gak sempat ngira kalo Widya bakal

kayak gitu.Tapi aku gak tau harus berbuat apa lagi.Aku

seperti tak punya daya.Apakah kalian mau bantu aku?”

jelasku.

“Kita pasti bantu kalian kok Vi,tenang aja.Ya kan Fi?” sahut

Ratna dengan wajah meyakinkan.

“Iya, tenang aja Vi.Kita pasti bantu kalian.”sahut Fia.

Ketika aku,Fia dan Ratna sedang asyik berbicara Steven

muncul dari arah belakang.”Hy,kalian lagi ngapain disini?Aku

boleh gabung gak?”tanya Steven sambil duduk dekat Vivi.

“Boleh aja kok.”sahut Fia.

“Kamu ngapain disini?Nanti Widya marah ke kamu.Aku gak

mau ngerusak hubungan kalian berdua.Mendingan loe cabut

aja.”jelasku dengan muka kesal.


“Vi,dengerin dulu,gue mau ngomong sama loe.Ini penting

tentang perasaanku yang sebenarnya.”jelas Steven.

“Udahlah gak perlu di jelasin lagi.Semuanya udah

terbukti.”kataku.

“Sebenarnya aku gak suka sama Widya.Aku terpaksa jadian

sama dia karna orangtuaku.Sebenarnyaaaa……Aku itu suka

samaaaaaaa………………….”jelas Steven dengan gugup.

“Sama siapa Steven?”ucapku dengan penuh penasaran.

“Samaaaa………(terdiam lama).

“ kamu Vi.Semenjak pertama aku ngeliat kamu.Aku

merasakan ada hal yang aneh padaku.Aku gak tau kenapa rasa

itu semakin hari semakin bertambah.Kamu itu beda dengan

yang lain Vi.”jelas Steven dengan wajah serius.

“Kenapa harus aku?Kenapa kamu mencintai aku?Aku itu

cewek yang lemah.Aku tidak mengerti tentang cinta.Lebih

baik kamu sama Widya aja.Dia cewek yang cantik,pintar dan


tidak lemah.”jelasku kemudian aku pergi meninggalkan

Steven sendirian di bawah pohon.

“Viiiii………tunggu.Aku belum selesai bicara.Aku sayang kamu

Viiiii……..Aku akan menunggumu sampai kamu mau jadi

pacarku.”ucap Steven sambil berteriak.

Langkahku terhenti.Aku menangis tak kuat menahan ini

semua.Aku gak tau harus berbuat apa.Kenapa harus Steven,

kekasih sahabatku sendiri.Hatiku terus menangis pilu.Air

mataku terus menetes.”Ya Allah…Tolonglah hambamu

ini.Cobaan apa yang harus aku alami?Aku gak mungkin

mencintai kekasih sahabatku sendiri.Begitu bodohnya diriku

tertipu oleh cinta.”ucapku dalam hati.

2 hari kemudian,Fia dating padaku.Dia memberikan surat

padaku.”Vi,ini surat buat loe!”

“Dari siapa Fi?”sahutku.

“Loe liat sendiri aja.Gue cabut dulu.”ucap Fia kemudian pergi.

Kemudian aku membacanya……


Dear Vivi,

Vi,aku tau kamu begitu terpukul saat mendengar


kata-kataku tadi.Tapi aku benar-benar gak bisa
bohongin perasaanku sendiri.Aku benar-benar sayang
sama kamu.Kamu itu beda sama cewek lain.Aku
mencintaimu setulus hatiku.Aku harap perasaanmu
sama terhadapku.Aku mau jujur sama kamu,
sebenarnya aku mengalami penyakit jantung. Tetapi
aku menyembunyikannya dari semua orang,bahkan
orangtuaku pun tidak mengetahui tentang ini
semua.Aku ingin menghabiskan sisa waktuku bersama
seseorang yang aku sayangi sebelum nyawaku di
renggut oleh Yang Maha Kuasa.Aku harap kamu
mengerti keadaanku dan kamu mau menerimaku apa
adanya.Dan aku harap kamu tidak kecewa dengan
keadaanku saat ini.
Aku akan setia menunggumu sampai kamu mau jadi
belahan jiwaku.I Love You forever.You make me drift.I
will be the last for you.

I’m waiting for your answer,dear.

With Love

Steven A.

Aku menangis saat membaca surat dari Steven.Aku

baru mengerti bahwa dia mengidap penyakit jantung.Aku

sudah gak kuat menahan tangisan yang sangat menyakitkan

ini.Aku berusaha sabar menerima keadaan ini.Tiba-tiba hpku

bordering.

To:Vivi
Malem Vi..Aku ganggu gak?
From Steven
To:Steven
Malem juga…enggak kok.Ada apa
emang?
From:Vivi

Enggak kok…aku pengen


smsan sama kamu
aj.boleh kan…?????

Akhirnya kami berdua smsan sampai larut malam.

Pagi-paginya di sekolah.

Widya menghampiriku,”heh..Loe.Loe gak punya perasaan

ya…Seenaknya saja ngerebut Steven dari gue.Mau loe apa

apa sih?”
“Gue gag ada maksud apa-apa kok.Steven itu gak suka sama

kamu,jadi mendingan kamu jangan ngarep deh.”ucapku dengan

keceplosan.

“Hah…Apa kata Loe?Steven gak suka sama gue, yang bener

aja loe..Dia kan udah jadi pacar gue,jadi gak mungkin dia gak

suka sama gue.Jangan asal nyeplos aja loe.”jelas Widya

dengan muka marah.

Setelah beberapa minggu,hubungan Widya dan Steven

terhenti di tengah jalan.Mereka berdua putus karena Steven

sering meninggalkan dan berlagak cuek pada Widya.

Ternyata di balik semua ini,Widya merencanakan

sesuatu.Dia akan membuat Steven menyesal seumur hidup.

Suatu saat,aku dan Steven lagi dinner.tiba-tiba Steven

mengungkapkan perasaanya yang ke 3 kalinya.Dan kali ini,dia

mengatakannya secara langsung di depanku.Aku bimbang

harus menjawab apa.Sebenarnya aku sayang sama Steven

tetapi aku gak enak sama Widya.Tak lama kemudian akupun


menerimanya.Akhirnya kami berdua jadian mulai detik

ini.Steven bahagia mendengar ini dan dia menyanyikan sebuah

lagu untukku.Aku bahagia sekali karena Steven menyanyikan

lagi romantis untukku.Di saat perjalanan pulang.Steven

mengendarai mobil dengan laju kencang.Tiba-tiba dari arah

yang berlawanan ada sebuah mobil yang melintas laju.Mobil

tidak bisa dikendalikan lagi.Akhirnya kecelakaan maut pun

terjadi.Kepalaku terjentus.dan Steven menatap setir

mobil.Darah terus mengalir dari kepala Steven.

Steven pun langsung dilarikan ke RS Dr.Soetomo.Tetapi

sesampai di Rumah sakit,keadaan Steven semakin kritis.

Semua keluarga dan kerabat berada di rumah sakit.

Keadaanku tidak begitu parah cuman luka sedikit saja.

Widya tiba-tiba datang menghampiriku,”Ini semua

gara-gara lo Vi,coba kamu gak bareng sama Steven,gak bakal

gini kejadiannya.”ujar Widya


“Ini bukan salahku Wid.Ini semua udah kehendak Yang Maha

Kuasa.Tugas kita sekarang berdo’a semoga Steven selamat

dari masa kritisnya.”jawabku

“Sok (….)lo Vi,gue benci lo.Loe gak seperti dulu lagi.Loe bukan

teman yang baik.Gue nyesel kenal loe.”cetus Widya.

Tiba-tiba dokter keluar.Ayah Steven langsung

bertanya,”Gimana keadaan Steven dok?Apakah dia baik-baik

saja?

“Semuanya dimohon tenang.Maaf Bapak,Ibu,saya sudah

berusaha sekeras mungkin,tapi maaf Steven tidak dapat

tertolong lagi.Tuhan sudah berkehendak lain.Mungkin ini

takdir dari Yang Maha Kuasa.Kita harus menerima.”

“Innalillahiwainnailahi raji’un.”ucap semua orang yang ada di

Rumah Sakit.

“Apa dokter bilang?Steven meninggal?Gak ,dia masih baik-

baik saja.Dokter bercanda kan?”ucap Widya.


“Enggak.Ini memang sudah takdir.Kita harus menerimanya

dengan ikhlas.Sudah silahkan anda masuk.”jawab dokter

sambil berjalan pergi.

Kami semua masuk ke dalam ruangan.Isak tangis

semakin keras.Aku tak kuat menahan ini semua.Aku baru saja

merasakan kasih sayang bersama dia,tapi dengan secepat ini

dia pergi meninggalkanku.Sungguh keadaan yang sangat

terpukul.Aku harus kuat menghadapi ini semua.Hidupku

serasa melayang melihat keadaan ini.Ayah dan Ibu Steven

berada di dekat Steven.Ibu Steven menangis keras tak

kuat menahan cobaan yang diterimanya.

Pemakaman pun berlangsung.Aku tak kuat menahan air

mata ini.Setelah pemakaman selesai,Aku,Fia,Ratna dan Widya

tidak pulang duluan.Kami masih ingin disini.Widya tiba-tiba

berkata,”Puas kalian?Udah ngebuat semua jadi seperti

ini.Gue benci sama kalian.Kalian bukan teman terbaik

gue.Mulai sekarang kita gak usah sahabatan lagi.Anggap

selama ini kita gak pernah kenal.Gue muak ngeliat loe semua.”
“Salah kita apa Wid?Sampek-sampek kamu anggap kita

musuh gini?Kamu berubah Wid,kamu gak seperti dulu

lagi.Dulu kamu setia bersahabat sama kita.”jelas Ratna.

“Alahhh….kamu gak usah banyak bacot.Mending kalian pergi

aja.Percuma kalian nangis sampek keluar darah ,Steven gak

bakal kembali.”ujar Widya sambil pergi meninggalkan

pemakaman.

Semenjak kejadian itu terjadi,aku gak pernah bareng

sama Widya lagi.Saat berpapasanpun kami tidak menyapa

hanya melirik saja.Aku mulai tau mana sahabat yang baik

maupun yang buruk.Aku pun masih mempunyai 2 sahabat

yang setia menemani aku dikala aku senang maupun susah. :D


^-^ ENDING ^-^

Kesan :

Itulah arti persahabatan. Bagi para remaja kita tidak

boleh egois dalam hal apapun. Kita harus saling menghargai


antar sahabat,jangan sampai menang sendiri. Persahabatan

itu indah dan menyenangkan. Ok…….  

^-^ ^-^

^_^ THANKS YOU ^_^


Nama : Elok Faiqotul Hasanah

TTL : Jember, 19 Juni 1998

Alamat :Plalangan Sukamakmur

Hoby : Olahraga

No. Hp : 085941290472

Motto : Hidup butuh perjuangan untuk mencapai apa yang

kita inginkan, tidak hanya berdiam diri menunggu keajaiban

itu datang yang entah kapan


Awal pertama duduk di bangku kelas 1 SMP. Anis,Novi,

dan Ana berkenalan dengan Fara.Novi orangnya egois,Ana

orangnya penakut dan besar juga omongannya, Anis orangnya

tomboy, pemberani, baik dan juga pintar, sedangkan Fara

orangnya baik, suka menolong. Setelah mereka kenal lama

dengan Fara, akhirnya mereka menjalin persahabatan.

Mereka selalu bermain dan bercanda bersama hingga tak ada

sesuatupun yang mereka lakukan bila salah satu diantara

mereka tidak ada.

Tak lama kemudian ada siswa baru,dia bernama fiska

dan dia pindahan dari Kalimantan. Dia teman Sekolah dasar

(Sd) Fara dulu, akhirnya Fara memperkenalkan Fiska pada

sahabat-sahabatnya. Selama beberapa hari, Fiska telihat

hanya duduk sendiri. Fara dan sahabatnya merasa kasihan

pada Fiska karena dia tak memiliki teman. kemudian Fara dan

sahabatnya berteman dengan dia.

2 bulan setelah itu, ada seorang cowok memanggilnya.

Dia bernama Adit,orangnya gendut,tak tampan dan tapi dia


anak band. Dia memanggil Fara karena dia ingin kenal lebih

dekat dengannya. Mereka pun saling memberi nomor

telepon.Akhirnya mereka pun saling berkomunikasi.

2 minggu setelah mereka saling berkomunikasi, akhirnya Adit

menyatakan perasaannya pada Fara.

”Far apa kamu mau jadi pacarku”?.saling bertatap muka. Fara

bingung harus berkata apa, "beri aku waktu untuk menjawab

kak”. Hanya itu jawaban fara dengan tegang .”ya,,,sudah aku

tunggu jawabanmu ya”. Jawab Adit kemudian dengan raut

wajah yang sedikit kecewa.”baiklah kak,aku ke kelas dulu

ya…”jawab Fara sambil menuju kelasnya, meninggalkan Adit

yang terlihat memaksakan senyumnya.

Setelah tiba di kelas,Fara menceritakan perihalnya

tentang Adit kepada sahabat-sahabatnya. ”kalian tau

gak,kakak kelas kita yang namanya Adit?. Cerita Fara

Berusaha memancing pertanyaan. ”iya aku tau", jawab Ana

dan Anis hampir bersamaan. "Emangnya kenapa Far?".tanya

Novi. "aku barusan ketemu sama dia,,,lalu dia bilang kalau dia
suka sama aku dan dia juga berkata padaku,,,apakah aku mau

menjadi pacarnya?".

”terus kamu jawab gimana Far?.serempak.”ya…aku bilang

sama dia, aku minta waktu buat jawab semuanya”.

”terus kamu mau nerima dia gak Far?.tanya Novi. Fara hanya

menggelengkan kepalanya.

"sudah terima aja, dia kan anak band,," kata Novi lagi

"terus, kalo anak band emang kenapa..?" jawab Fara sambil

memasang ekspresi penolakan.

Pada saat itu bel pulang berbunyi. Akhirnya mereka

pulang dan Fara ingin melanjutkan pembicaraannya besok di

sekolah.

Tiba dirumah Fara merasa bingung, ”aku harus gimana

ini?. Pikir Fara. ”kalau aku terima dia sebagai kekasihku.

ta,,,pi aku gak ada perasaan sama sekali sama dia”.uuuuuuuh

udah deh aku gak mau mikir soal dia.


Keesokan harinya. Fara berkumpul dengan temen-

temannya,di kelas. Lalu teman-temannya bertanya.

”gimana Far,apa kamu dah punya jawabannya soal Adit?.” "aku

gak bisa terima dia,kawan”.jawab Fara.

”lho…emangnya kenapa?. aku tak memiliki perasaan

sedikitpun sama dia dan aku tak suka padanya.

”terima dia lah Far,emangnya kamu gak kasian tah sama

dia,,,? please terima dia ea demi kita”. jawab serempak. Fara

heran kenapa sahabat-sahabatnya malah menyuruhnya untuk

menerima Adit. Fara berpikir 2 kali untuk menjawab iya.

Fara pun hanya tersenyum dan dia tak mau ambil pusing.

Akhirnya Fara terima Adit sebagai kekasihnya. Hanya demi

sahabat-sahabatnya.

2 minggu setelah mereka pacaran,akhirnya Fara minta

putus pada Adit karena Fara tak suka padanya, juga satu hal

lagi Fara tak mau mempermainkan perasaan Adit, masih

dengan alasan yang sama, Fara tak mempunyai perasaan


apapun pada Adit. Akhirnya Adit berpacaran dengan

Novi,tapi Adit tak suka pada Novi dan Adit berpacaran

dengan Novi hanya ingin membuat Fara sakit hati atau

cemburu. Setelah mereka berpacaran selama 3 bulan,Fara

dan sahabat-sahabatnya pergi kerumah Lia. Dengan tidak

sengaja mereka bertemu dengan orang tua Adit.

Mereka pun berbincang-bincang dengan orang tua

Adit.Setelah mereka berbincang-bincang akhirnya mereka

pulang, entah apa yang di bicaraakan mereka. Keesokan

harinya mereka berkumpul bersama di kantin, lalu Fiska

datang dan dia memfitnah Fara dan sahabat-sahabatnya agar

mereka bermusuhan dengan Novi. Setelah itu Novi bergegas

bertanya pada Fara dan sahabatnya. Novi marah-marah pada

mereka,tapi mereka hanya diam dan tak menjawabnya.

Keesokan harinya pembicaraan itu semakin memanas.

Akhirnya Fara dan sahabatnya datang ke kelasnya Novi.

”Eh…Nov kamu bilang apa?sama teman-teman yang

lain?”.tanya Fara,sambil teriak.


”Novi pun masih tetap jelek-jelekin Fara dan sahabatnya ,di

depan teman-temannya.Fara pun kelihatan sangat marah

pada Novi karena yang di bicarakan Novi itu tak sesuai

dengan apa yang di bicarakan Fara. Akhirnya Fara terbawa

emosi dan fara menarik rambut Novi,hingga dia terjatuh.

Dan terjadilah perkelahian. Setelah mereka berkelahi, maka

mereka tidak saling bertegur sapa.

Setahun setelah mereka tak bertegur sapa.Ada

seorang lelaki yang bernama Dayat, dia kakak kelas Fara

juga. Dia tampan dan dia adalah gitaris, masih satu band

sama Adit. Rumah dia tak jauh juga dari rumah Adit dan

Fara. Kelihatannya Fara dan Dayat saling suka. Mereka saling

berkomunikasi.

2 minggu setelah mereka berkomunikasi, Dayat

juga sempat minta tolong sama Fara. Setelah Fara

menolong dia, akhirnya Dayat berkata kepada Fara kalau

sebenarnya Dayat suka pada Fara saat Fara baru pertama


duduk di kelas 1. Fara langsung terima dia sebagai kekasihnya

Keesokan harinya Fara kencan dengan Dayat. Fara

merasa bahagia banget karena lelaki yang dia idamkan

selama ini menjadi sang kekasihnya.

2 hari setelah mereka jadian Saat Fara ulang tahun

Dayat memberi boneka padanya. Fara merasa bangga banget

karena bukan hanya mendapat hadiah dari sahabat dan

orang tuanya, melainkan dari sang kekasih. Beberapa hari

kemudian. Dayat berkata pada Fara .”sayang apa kamu suka

sama boneka itu?"."Iya sayang aku suka banget sama boneka

yang kamu beri padaku saat ulang tahunku dan makasih

banget ya sayang". Dayat hanya tersenyum indah sambil

menatap wajah Fara. Akhirnya mereka berdua pulang.

Setelah lama mereka berpacaran,kedua orang tua Fara

tahu,kalau Fara berpacaran dengan Dayat.Akhirnya kedua

orang tua Fara berkata.


”Putuskan Dayat bapak sama ibu gak mau lihat kamu pacar-

pacaran".

Fara hanya terdiam sambil menuju ke kamar!

Setelah itu Fara telepon Dayat dia berkata sambil

menangis.

”sayang mungkin kita gak bisa lanjutin hubungan kita lagi.”

"Lho emangnya kenapa yang?" tanya Dayat. ”keluargaku gak


ngebolehin aku pacaran yang”.

“Hanya itu alasanmu yang,kalau Cuma itu alasanmu yang aku


akan turuti maumu asal kamu jangan selingkuh yang dan aku
akan tunggu kamu sampai kapanpun”.

Fara hanya terdiam sambil menangis karena Fara tak ingin


berpisah dengan Dayat. Fara tak bisa lagi menjawab
pertanyaan Dayat karena tak bisa berhenti menangis. Lalu
Dayat berkata.

“sudahlah sayang kamu gak usah nangis lagi,mungkin kamu gak


bisa jawab pertanyaanku sekarang.gimana kalau besok kita
ketemu di depan kelasmu pas waktu istirahat yang”?

Fara menjawab ”ea sayang”. Akhirnya Farapun menutup


telponnya. Fara terus-menerus menangis, sampai dia
tertidur.
Keesokan harinya di sekolah, mata Fara bengkak gara-
gara semalam dia menangis. Dan sahabatnya menghampiri dia
dan bertanya.

“Far,matamu kenapa kok bengkak?tanya serempak.

Farapun hanya menggelengkan kepalanya dan neteslah air


matanya.

Far apa kamu ada masalah sama Dayat?Fara hanya terdiam


dan pergi.

Teeeet….teeet….teeet bel istirahat berbunyi, akhirnya


Dayat menemui Fara, merekapun saling berbincang-bincang
untuk menghibur hati Fara. Fara langsung pergi karena dia
tak ingin melihat Dayat sedih.

Setelah beberapa hari mereka tak ada kabar,


merekapun merasa tak nyaman .Fara merasa bersalah dan
Farapun tak ingin melihat Dayat terus-menerus sedih atau
galau. Akhirnya mereka berpacaran lagi tanpa sepengetahuan
kedua orang tua Fara.

Saat hubungan mereka berjalan selama 8 bulan, Dayat


selingkuh. Awalnya Fara tak tahu apa yang dilakukan Dayat
dibelakang Fara.Ternyata Fara mendapat sms dari teman
sekelasnya. Dan berkata padanya ,kalau Dayat kemarin sore
pergi bersama Santi, yaitu selingkuhannya Dayat .Farapun
langsung menyelidiki Dayat.Ternyata yang dikatakan
temannya betul. Fara tak ingin sakit hati terus menerus dan
Fara tak mau ambil pusing.Lalu Fara memutuskan Dayat dan
mereka tak ingin ada hubungan lagi.

Sedikit demi sedikit Fara dapat melupakan


Dayat,setelah kejadian tersebut sudah berjalan 7 bulan.
Fara juga berpacaran dengan teman sekelasnya,yaitu Angga.
Dia seorang pembalap. Fara merasa bahagia saat berpacaran
dengan Angga. Mereka berdua selalu menghabiskan waktunya
bersama.

Setelah Ujian Nasional berakhir.Keesokan harinya


mereka kencan bersama ke Pantai Watu Ulo. Tiba disana,
mereka saling bertanya sambil melihat pemandangan yang
sangat indah.

“Cha entar kalau kita sudah lulus ,kamu mau sekolah


dimana?tanya Angga

“hmmbgtzs…gak tau masih cha. Emangnya kamu mau sekolah


dimana?

“Aku mau sekolah di SMK 5 cha. Gimana kalau kita sekolah


bareng ajja di SMK 5. Biar kita selalu bersama.”

“Bisa ajja kamu itu cha",..sambil tersenyum.

“Cha,setelah kita lulus. kamu jangan pernah lupakan aku ya?


karena aku gak mau kehilangan kamu. Fara hanya diam dan
berpikir, kenapa Angga bicara seperti itu.Apa ini semua akan
berakhir.
Beberapa hari kemudian,mereka lama tak
bertemu.Fara merasa ada yang aneh, saat ketemu dengan
Angga. Anggapun berubah dan cuek sama Fara.2 hari
kemudian Angga memutuskan Fara tanpa ada alasan
sedikitpun. Akhirnya mereka berpisah saat mereka berawal
sekolah di putih abu-abu(SMA). Fara merasa sedih,karena
Angga memutuskan dia tanpa alasan. Akhirnya Farapun
menerima kenyataan ini.

Setelah 2 bulan mereka putus,Fara selalu ingat sama


Angga.Seakan-akan Fara tak mau pacaran.Dan beberapa
bulan kemudian Dayat datang menemui Fara. Dayat minta
maaf pada Fara, dan Dayat ingin mengulangi hubungannya
bersama Fara dari awal lagi seperti awal mereka pertama
kenal.

“beib,apa kamu mau balikan sama aku? tanya Dayat. Fara


hanya terdiam dan termenung karena Fara hanya
menginginkan Angga kembali, bukan Dayat.

“kamu kenapa sih kog Cuma terdiam?apa kamu masih


memikirkan Angga?. Fara hanya menganggukkan kepalanya

“oooo…iya sudah kalau kamu masih memikirkan Angga.Tapi


Aku akan tetap nunggu kamu kok. Ya sudah aku pulang dulu.

Setelah itu Fara merasa bersalah karena dia sudah


membuat Dayat kecewa. Kemudian sedikit demi sedikit Fara
berusaha melupakan Angga. Namun Fara gagal untuk
melupakannya. Dan Farapun tetap berusaha untuk melupakan
segalanya.

3 bulan kemudian, Fara agak sedikit lupa tentang


Angga dan Fara berusaha mempersibuk diri untuk
melupakannya. Akhirnya Fara berhasil melupakan dia.

Nada dering hp berbunyi…(geisha,lumpuhkanlah),.,.akhirnya


Fara angkat telponnya dan ternyata telpon itu dari Dayat.

“halo….ada apa kok telpon?

“hmmmbgtzs,,,gak ada Cuma kangen ajja sama kamu…

“och,,,bisa ajja kamu itu!

“lho…iyo Far bener nie,,kapan kita bisa ketemu???

“gak tahu masih ea,,tunggu waktu yang tepat.Udah dulu ya!

“ok,,aku tunggu!..

1 minggu kemudian mereka kencan. Saat kencan Dayat


berkata.

“gimana beib, apa kamu mau balikan sama aku lagi? tolong ea
beib jangan bikin aku kecewa malam ini.
“iya sayang, aku mau jadi pacar kamu.Tapi kesalahan yang
pernah kamu lakukan sama aku,tolong jangan di ulangi lagi ya?

“iya beib,,,aku janji sama kamu.aku gak bakal ngulanginya lagi.

“iya sudah aku pegang janjimu.

Dayat hanya tersenyum.”Oh ea by the way kita mau kencan


kemana beib?tanya Dayat.

“Kerumahmu ajja dah beib,malem ini aku males yang mau


jalan-jalan.

Setelah mereka sampai dirumah Dayat, Dayatpun


memperkenalkan Fara pada kedua orang tuanya.

“Anak mana nduk?.Tanya orang tua Dayat

“Anak Langsatan bu”.Farapun tegang

“satu sekolah sama Dayat tah nduk?

“iya…bu dulu waktu SMP.

Orang tua Dayat hanya tersenyum,dan Farapun membalas


senyumnya. Setelah Fara selesai berbincang-bincang dengan
orang tua Dayat. Akhirnya Fara berpamit pulang.

Ditengah-tengah perjalanan. Fara cerita kepada Dayat.


“beib,ternyata ibumu baik juga ea? kata Fara

“iya donk beib,kalau sama calon menantunya harus baik donk.”


sambil tertawa

“hmmbgtz..bisa ajja kamu itu beib.”

Akhirnya sampai depan rumah Fara, Dayatpun berpamit


pulang. Dayat belum siap buat kenalan sama kedua orang tua
Fara.

Setelah hubungan mereka berjalan selama satu bulan,


dan tanpa ada halangan apapun. Mereka selalu menghabiskan
waktunya bersama, dengan jalan-jalan dan kadang juga
belajar bersama.

Fara hanya berpikir. Andai sejak dulu kala kita seperti


ini pasti kita akan selalu bahagia.Tapi tak apa-apa lha, yang
lalu biarlah berlalu dan yang penting saat ini aku bahagai
karenamu.

Setelah hubungan mereka berjalan selama 4 bulan.


Ada seorang cewek yang ingin merusak hubungan mereka,
dan Fara sempat bertengkar dengan cewek tersebut.
Menurut Fara mungkin ini halangan bagi hubungan mereka.
Dan Fara hanya berdo’a dan terus berdo’a kepada yang kuasa
agar hubungan mereka baik-baik ajja.
Akhirnya hubungan mereka tetap utuh.Dan hubungan
cewek tersebut dengan pacarnya hancur. Cewek tersebut
datang kepada Fara ia meminta maaf atas segala yang telah
ia lakukan terhadap Fara. Fara pun memaafkan dia.

Setelah seminggu kejadian tersebut berakhir. Fara


sama Dayat sempat juga bertengkar. Fara tak tahu
sebabnya, kenapa Dayat marah sama Fara. Fara mengingat
kejadian yang pernah terjadi pada mereka. Tapi Fara hanya
berharap, kejadian itu tak kan terulang lagi.

Beberapa minggu kemudian, mereka baikan. Dan


beberapa hari mereka marahan lagi. Akhirnya Fara
memutuskan Dayat dan Fara merasa selalu tersakiti olehnya.

Setelah sebulan mereka berpisah, akhirnya Dayat


datang lagi ,ia minta maaf dan minta kesempatan sekali lagi
kepada Fara. Dan Fara memberi satu kesempatan kepada
Dayat untuk merubah sikap dan perilakunya. Akhirnya Dayat
bisa merubah sikap dan perilakunya.

5 bulan kemudian hubungan mereka masih baik-baik


ajja, dan setelah hubungan mereka beranjak 6 bulan. Fara
melakukan hal yang konyol kepada Dayat. Fara membuat
Dayat sangat marah dan benci kepadanya.
Fara minta maaf kepada Dayat, tapi ia tak peduli lagi
kepada Fara, serasa Dayat sangat benci kepadanya. Namun
Fara selalu berusaha agar Dayat bisa memaafkan kesalahan
yang sudah dilakukan oleh Fara. Kemudian Dayat juga
memaafkan Fara. Akhirnya hubungan mereka pulih kembali.

Keesokan harinya mereka kencan, ke kebun renteng.


Dayat berkata ”beib,aku bahagia banget saat kamu
disampingku. Aku gak mau kehilangan kamu lagi beib.sambil
menangis"

“iya beib,kita bina hubungan ini ya.Jangan sampai hubungan


ini berakhir dengan kebencian.

“iya sayang.”

“Och…iya beib by the way,setelah kamu lulus sekolah.Kamu


mau kuliah dimana sayang?

“gini toch beib,, sebenarnya aku sama orang tuaku ntu di


suruh kuliah. Tapi aku gak mau beib,aku pengen cepet-cepet
kerja.

“emangnya kenapa toch beib,kog kamu mau kerja?

“aku ntu gak mau beib,ngrepotin kedua orang tuaku.

“lho..itu kan dah jadi tanggung jawabnya orang tua kan beib?
“ea beib…tapi aku mau kerja,setelah aku lulus mungkin aku
Cuma sebulan dirumah.Habis itu aku berangkat ke Australia
beib”. Fara hanya terdiam dan menangis saat Dayat berkata
seperti itu. Tapi mau gimana lagi, mungkin itu jalan yang
terbaik buat Dayat.

“beib,kamu harus setia nungguin aku ya? aku sayang kamu.


Fara tak ada hentinya menangis, saat Dayat berbicara
seperti itu. Akhirnya Dayat mengajak Fara pulang. Tiba
dirumah, Fara masih tetap menangis, karena Fara ingat apa
yang dikatakan oleh Dayat. Tapi mau gimana lagi,mungkin ini
sudah yang terbaik buat dia.

Tiba dirumah, Fara masih tetap menangis,karena Fara


ingat apa yang dikatakan oleh Dayat. Mereka berdua
berharap, bisa selalu bersama saat suka maupun duka.

Keesokan harinya,mereka kencan lagi. Fara terasa


sangat lupa, Fara masih menyimpan sebuah kenangan dari
Angga yaitu foto. Dayat tak sengaja melihat foto itu.
Akhirnya Dayat marah pada Fara. Setelah itu Dayat
memutuskan Fara dan Dayatpun pergi meninggalkan Fara
sendirian. Fara hanya pasrah ajja, karena semua ini
kesalahannya Fara. Fara selalu berusaha minta maaf sama
Dayat, namun Dayat tak meresponnya.

Setelah seminggu kemudian, Dayat menghubungi Fara,


ia ngajak Fara kencan. Akhirnya Fara mau kencan dengannya.
Setelah mereka kencan, mereka berdua saling meminta maaf.
Saat itu juga Dayat Fara dan ia berkata. ”Maaf beib,
mungkin aku bukan yang terbaik buat kamu,dan mungkin
sudah saatnya kita berpisah.Dayatpun sempat menangis.Fara
hanya terdiam dan menangis juga. Sebenarnya Fara tak ingin
berpisah dengannya, tapi mau gimana lagi mungkin ini jalan
yang terbaik untuk mereka berdua. Akhirnya mereka saling
berjabat tangan, saat ia mau pulang.

Tiba dirumah, Fara merasa sedih sekali,karena cinta yang


telah mereka bina selama 3 tahun, berakhir dengan
kepedihan. Fara hanya berharap dan berdo’a agar ia bisa
hidup dengan tenang,meskipun tanpa sang kekasih.

Waktu berlalu, Fara jalani semua ini tanpanya, hanya


teman-temannya yang selalu setia disampingnya. Saat itu
Anis, Novi dan berkunjung ke rumah Fara. Mereka melihat
sahabatnya itu termenung sendirian di depan jendela,
memandangai foto yang tergenggam erat di tangannya.

Mereka sepakat untuk tak mengganggu Fara, mereka


keluar dari kamarnya lalu bersikap biasa kepada orang tua
Fara, berlagak tak ada apa-apa dengan putrinya, mereka
hanya berbincang-bincang sedikit dengan Ibunya Fara
sebelum Ia meminta izin untuk melanjutkan acara masaknya.

"tante, tinggal dulu ya, kalian santai saja sudah disini, kalau
mau keluar, ajak tuh sih Fara biar gag ndekem terus di
kamar, kan kalian habis lulusan." Kata Ibu Fara dengan
senyumnya yang ramah.

"baik tante" Jawab mereka bertiga serempak.

"ayok kita jalanin apa yang dikatakan tante, biar si Fara gag
galau lagi." Kata anis sambil melihat pada teman-temannya.

Nova dan Ana saling tatap lalu tersenyum meng-iyakan.

Mereka sekarang sudah sampai di pantai, setelah


sekitar setengah jam-an membujuk Fara, wajahnya masih tak
secerah saat mereka mendengar kelulusan mereka. Hari libur
kelulusan biasanya sumringah, sekarang malah kebalikannya.

Fara hanya diam di atas batu, memutuskan untuk tidak


ikut bersenang-senang dengan sahabatnya sebagai sarat
karna dia mau ikut keluar rumah, alasan Fara tidak mau
keluar rumah hanya satu Ia takut jika rasa itu hadir lagi
ketika Ia bertemu dengannya.

Fara membuka buku kecilnya berwanakan coklat,


berpita kecil merah ditengahnya yang bertuliskan disana
diary. Fara membuka selembar demi selembar isinya. Ada
ceritanya disana. Tentang bagaimana selama ini Fara
menjalani hari-harinya, Fara juga terlihat sesekali
tersenyum.

Ia berhenti di lembaran terakhir, terlihat disana


fotonya disana, tak lupa juga seseorang yang sampai
sekarang tertinggal jejaknya. Fara kemudian meneteskan air
mata, Dia mencoba menyentuh wajah di foto itu yang selalu
terhias senyum, Fara lalu memutar kembali memorinya,
mencoba mengingat.

Fara sadar sesuatu, airmatanya lalu berhenti seketika.


Disana tidak hanya ada Farad an Dayat, tapi juga ada
sahabat-sahabatnya yang selama ini ada di sampingnya, yang
tetap ada kala Fara, sempat melupakan mereka.

Fara lalu melihat dimana sahabat-sahabatnya berada,


ketiga orang tersebutlah yang akan selalu menghias hari-
harinya. Fara lalu tersenyum, lalu melangkah mendekati
mereka.
"teman-teman, tak peduli apapun kalian tetap ada, aku
memang bodoh sempat melupakan kalian yang selalu ingat
dengan ku. Maaf ya aku sudah melangkah terlalu jauh
meninggalkan kalian, entah aku atau kalian yang berjalan
lebih dulu, tapi tolong, tetaplah jadi sahabatku.."

"aku juga.."kata Nova

"tidak, kalian tidak bodoh, aku yang bodoh yang meninggalkan


kalian." Jawab Fara

" maksudku, aku juga tau kalau kamu bodoh melupakan kami.
Iyya kan nis, An?" kata Nova selanjutnya, sambil melempar
pertanyaan pada Anis dan Ana.

Mereka saling pandang lalu tertawa hampir bersamaan


melihat lucunya wajah Fara, mereka berpelukan menghadap
ke laut yang senja akan tenggelam disana.
PERPISAHAN YANG SANGAT TERINDAH

Nama : Sofiyatul Arbakiyah

TTL : jember, 02 April 1997

Alamat rumah : JL.KH.WAHID


HASYIM/no.87 jmber

No Telp/hp : (0331) 412198/


089665535843

Hoby : Bermain apa aja, trutama sepak


bola..

MOTTO : jalani hidup dengan tantangan dan

Pastinya dengan kesabaran juga ^.^

Pesan : Berprilakulah dengan


bersikap jujur Terhadap siapapun, dan
terutama Dengan orang terdekat kita..

Kesan : Raihlah cita-citamu


setinggi langit..
Pernakah kalian memulai persahabatan dengan indah? Pasti
pernah merasakan semuanya. Nah, kali ini aku akan menceritakan
tentang awalnya persahabatanku. Oya sebelum itu kenalkan dulu
namaku Sofiyatul Arbakiyah, bisa dipanggil Sofi kok. Aku
mempunyai sahabat, bisa di bilang sahabat sejati namanya Yuliana
Dewi Sulas Tina, bisa dipanggil Sulas. Aku biasanya manggil dia “Si
Cantik Kurus”, hehe. Karena dia anaknya emang cantik, tapi badannya
kurus banget mangkanya aku panggil dia si cantik kurus.

Awal dari perkenalan ku dengan Sulas itu melalui kedua orangtua


kita. Kedua orangtua ku sangat dekat dengan kedua orangtua dia.
Akhirnya aku sama Sulas juga sangat dekat dan sering bermain bareng
tiap hari. Sejak itu aku ingat waktu aku dan dia masih kecil, aku
bermain di rumah Sulas, dan aku ingin mengambil boneka ku di
rumahku. Setelah itu ada sepeda yang lewat dan terus menabrakku.
Kemudian aku tidak sadarkan diri, lalu sahabat ku marah-marah
terhadap orang yang menabrakku. Dan ia pun berkata, “Mas harus
tanggung jawab atas sahabat ku ini !!!”.

Lalu mas itu bilang, “Iya dek saya akan tanggung jawab atas sahabat
mu kok. Adek jangan nangis nangis dan marah lagi.” Sulas pun
semakin menjadi nangisnya di hadapan ku. Karena aku masih belum
sadarkan diri waktu itu. Sampai ia mengatakan, “Sofi jangan tinggalin
Sulas sendirian ya, Sofi harus cepet sadar biar bisa maen sma Sulas
lagi nanti…. Hiks hiks hiks……………”

Aku sangat terharu atas omongan Sulas situ, dan mulai sejak itulah
aku sangat menyayangi dia dan menjadi sahabat selamanya sama dia.
Setelah selesai TK, barulah aku dan sahabat ku melanjutkan ke SD.
Tapi, aku sangat sedih sekali karena aku dan dia gak bersama lagi
dalam satu sekolahan. Namun, dia terus menenangkan ku meskipun
sebenernya iya juga sangat sedih atas ini semua. Dia sangat ingin
menenangkan ku agar aku tidak bersedih lagi atas ini semua. Dia pun
berkata pada ku, “Udahlah sof, Sofi gak usah sedih mulu. Meskipun
kita gak satu sekolahan lagi, yang penting aku gak akan melupakan
persahabatan kita sampai kapanpun sof. Kamu lah sahabat ku yang
pertama sof, gak akan segampang itu aku melupakan sahabat ku ini.
Tetaplah semangat dan selalu ceria meskipun kita gak satu sekolahan
sof.”

Dan saat itu aku mulai bisa tenang atas apa yang ia katakana
padaku. Tapi, aku masih ngarasa gak enak dan bener-bener sedih sihh,
ya mau gimana lagi cobak kalau emang udah kenyataannya seperti ini.
Mulai pertama aku masuk sekolah baru tanpa sahabat ku, aku ngrasa
sendirian dan bener-bener takut. Ada temen rumah ku namanya Kisma
dia cantik banget, kayak orang arab mukanya dia. Dia yang
menemaniku sejak aku sekolah di sana, dia selalu bertanya padaku
“Kenapa sedih mulu sihh sof ??” . Aku cuman diam saja dan mungkin
belum saatnya aku bercerita ini semua pada dia. Dan sudah empat
tahun aku bersekolah disana, emang sihh banyak temen tapi percuma
saja aku masih selalu ingat sama sahabat ku itu.

Sunyi rasanya, jika tidak satu sekolahan dengan sahabat ku itu,


meskipun aku selalu bersama dengannya dia dirumah. Dirumah selalu
bisa bermain bersama, bersenda gurau, dan bersenang-senang dengan
dia dirumah. Tapi lain halnya di sekolah, di sekolah rasanya sangat
sunyi dan sangat sepi meskipun banyak temen juga disana. Sering sihh
ketawa bersama teman-teman sd ku, tapi setelah itu aku mesti ingat
sama sahabat ku ini. Maupun lagi bercerita, bersenda gurau dengan
teman-teman, tapi tetap saja aku selalu ingat sahabat ku itu. Ya
ALLAH, kenapa sihh sahabat ku ini selalu terbayang-bayang di dalam
hari-hari ku, aku selalu ingat sama gurauannya, senyumannya, dan
yang paling utama adalah perhatiannya pada ku. Astaga aku sangat
merindukannya.

Di waktu pulang sekolah aku hanya bisa berdiam didalam


rumah, dan waktu siang Sulas pun bermain di rumah ku. Dan ia begitu
senang waktu itu dan ia pun mulai bercerita padaku.

“Tau enggak sof,,, kenapa aku sangat bahagia sekarang ??? Penasaran
ya sof…Hayooooo…” kata sulas padaku. Aku hanya bisa tersenyum
dan menggelengkan kepala ku ini. Dan sulas mulai bercerita lagi
kepada ku, “Aku lagi senang, karena sahabat-sahabat ku mau ngajak
aku keluar bersama nantik sore sof…hehehe” ujarnya pada ku. Lalu
aku pun berkata padanya, “Lohh,, bukannya nantik sore kamu mau
nemenin aku ke warnet las ??” ujar ku.

“Ehh maaf sof bukannya aku gak mau nemenin kamu, tapi aku juga
gak mau ngecewain sahabat baru ku. Nantik aku takut kalau sahabat
ku gak nyapa aku sof. Gakpapa kan sof, kali ini aja kamu ngertiin aku
sof..”kata sulas. “Ya sudahlah las, aku gakpapa kok. Selamat atas
sahabat baru mu ya..” kata ku sambil menahan kesedihan ku.

Di sore hari aku keluar dari rumah, dan saat itu aku melihat di rumah
sulas sangat ramai. Ternyata di rumahnya sudah ada sahabat barunya
itu, astaga apakah ia sudah melupakan sahabat lamanya ?? Entah lah
aku juga sangat bingung. Apa dia sudah lupa sma omongannya empat
tahun yang lalu ?

“Aku gak akan pernah ngelupain sahabat pertama ku ini kok”,


aku selalu ingat perkataannya itu sampai sekarang.Ya ALLAH, begitu
sakitnya hati aku jika ia sudah melupakan ku karena sudah
mempunyai sahabat baru di sekolahnya, aku ingin ia bahagia dan
selalu tersenyum tapi aku juga gak mau kalau ia sampai melupakan
sahabatnya yang lama.
Di hari sekolah ku ini entah kenapa sifat ku menjadi seperti ini.
Berubah total setelah kejadian dua minggu yang lalu, aku sekarang
bukan lah sofi yang selalu bersedih dan lemah. Sekarang hanya ada
sofi yang bener-bener tegas dan mungkin tomboy, dan sekarang aku
lebih sering bermain sepak bola bersama temen cowok ku. Lalu aku
waktu itu, lagi termenung sendirian di dalam kelas ingatan ku mulai
ke sahabat ku lagi. Kemudian, temen cowok ku masuk dan menyuruh
ku untuk keluar kelas.

Nama temen cowok ku adalah Zaini dan Bayu, mereka gak


tega ngeliat aku bersedih terus. Lalu zaini pun berkata pada ku,
“Uweslah sof,, gak usah sedih tokk. Endi sahabat ku seng selalu
ketawa, guyonan, pokok’e asikk wes.”

“Iyo sofi iki,, gak uasah sedih tok gak baek loh sof lek sedih tok.
Mending ngehibur diri aja sof. Dengan bermain sepak bola sama
kawan-kawan yang laen, piye sof ??” kata bayu padaku.

“Iyo wes aku gelem maen sepak bola sama kalian, tapi maen’e gak
oleh curang yo sob ??” kataku sambil semangat. Aku sangat senang
bermain sepak bola bersama sobat-sobat ku ini, akhirnya aku bisa
menghilangkan rasa sedih ku ini. Tapi, temen cewek ku semua
penasaran kenapa aku bisa berubah seperti anak cowok begini. Lalu
temen ku yang bernama kisma bertanya padaku, “Sof,, kamu kenapa
sihh kok udah berubah kayak gini ??”. Aku pun mulai menjawab,
“Gakpapa santai aja kali kis,, aku cuman pengen seperti ini aja kok kis
gak lebih.”

“Gak pasti ada sesuatu yang bikin kamu seperti ini, cerita lah
sof.” Kata kisma lagi padaku. Aku sangat terkejut atas perkataan
kisma padaku, aku jadi teringat lagi pada sahabat ku itu. Kemudian
dengan lancangnya aku menjawab, “iya ini semua karena sahabat ku
dan dia sudah melupakan ku dengan sahabat barunya itu. Kamu pasti
tau kis siapa yang ku maksud.”

“Siapa sulas ta yang kamu maksud sof ??” ujar kisma penasaran. Aku
hanya diam dan membisu aku bener-bener gak bisa berbicara lagi.
Entah kenapa kalau aku selalu ingat terhadap sulas hati aku sedih dan
sakit. Kisma pun melanjutkan pembicaraannya padaku, “Sof,, aku tau
kalau kamu sangat merindukan sulas disana. Tapi, kalau kamu terus
sedih kalau mengingat dia di sekolah, nanti sulas akan pasti bersedih
juga sof. Lebih baik jalanin ini dengan ikhlas sof, tapi gak dengan cara
merubah sifat kamu. Kami semua disini sangat sedih kalau kamu
merubah sifat kamu menjadi seperti ini sof.” Ujar kisma padaku
dengan panjang lebarnya.

Aku pun berkata, “aku emang bersedih tapi kesedihanku ini sangat
menyakitkan kis. Dia juga tidak akan bersedih di sana, karena ia sudah
punya sahabat baru di sana, aku hanyalah sahabat lamanya yang udah
gak dianggap penting sama sulas. Jujur itu yang bikin aku sakit hati
kis. Aku sangat menyayangi dia tapi kenapa selalu aku yang harus
ngertiin dia dan hanya aku yang selalu mengalah pada dia kis.” Ujar
ku kepada kisma dan dengan menagis. Aku melanjutkan perkataan ku
pada kisma, “aku emang gak ikhlas kalau dia gak ada disini, tapi
kenapa dia tega nyakitin perasaan ku ini ? aku cuman mau dia gak
lupa sama sahabat pertamanya kis dan dia masih ingat sama
perkataannya dulu padaku.”

Kisma pun menjawab, “oohh jadi itu masalahnya sof. Kalau menurut
aku lebih baik kamu omongin ini semua ke sulas, biar gak terus-
terusan seperti ini sof. Tetep semangat aja ya sof.” Aku pun hanya
bisa termenung dengan perkataan kisma itu dan aku pun mulai
menangis. Mungkin ada benarnya juga dengan perkataan kisma itu,
bagaimanapun caranya aku harus bisa bilang ini semua ke sulas. Tapi,
pertanyaan ku adalah apakah aku sanggup cerita ini semua kepada
sulas ? dan apakah sulas akan mengerti apa yang aku maksud kan atas
perkataan ku nanti ? Entah lah……

***

Di waktu siang hari seperti biasa sulas maen kerumah ku, dan
aku ingin mengatakan soal tadi yang aku bicarakan sama kisma. Di
saat itu aku hanya melamun dengan perkataan ku di dalam
hati,”apakah aku bisa dan sanggup ?”. Aku hanya bisa menggelengkan
kepala. Mungkin sulas sangat heran dengan tingkah laku ku sekarang,
dia menepak ku dan sambil berkata, “kenapa sihh sof dari tadi
nglamun aja, geleng-geleng pula, kenapa sihh? “.

Justru aku sangat terkejut atas dia menepak ku dan aku hanya bisa
berkata, “apaan sihh las ngagetin aja, siapa yang nglamun orang aku
cuman..cuman….. mikirin pr aja tadi.” Huft gugupnya aku tadi.

“Ihhh masakk sof. Sofi lagi gak bohong kan, pasti ada yang dipikirin
sama kamu. Cerita aja sof…” ujar sulas sambil tersenyum. Sebelum
aku mulai bercerita aku selalu menggigit bibir ku dan itu membuat ku
berkeringat dingin. “Gini loh las,,, besok kamu mau kan temenin aku
jalan-jalan di alun-alun ?” ujar ku dengan gugup dan padahal bukan
itu yang ingin aku bicarakan, tapi mau gimana lagi akunya sanggup
bercerita. Sulas semakin bingung dengan perkataan ku tadi dia cuman
bilang, “iyadeh aku temenin sof,,hehehe”. Aku hanya bisa ketawa dan
bener-bener bingung, kalau aku terus-terusan seperti ini aku bisa
seperti orang gila yang gak tau arahnya mau kemana.

Hmm,, aku sangat bingung harus ngapain sama sulas ini gara-gara
perkataan ku tadi itu. Huftt sofi-sofi…..

Entahlah aku sangat bingung sekali hari ini……..


Pagi hari di waktu hari minggu yang sangat cerah ini, aku
segera kerumah sulas. Setelah aku kerumah dia, ternyata dia sudah
siap-siap mau menemaniku jalan-jalan. Mungkin duluan dia yang
bangun daripada aku. Aku melihat wajah sulas hanya bisa tersenyum
dan entah mau bilang apa.

“Hey sof,, udah siap ??” ujarnya pada ku dengan ceria.

“Hey juga las,, udah kok. Ayo berangkat las !!” kataku dengan ceria
juga.

“Yaudah,, ayo berangkat.” Katanya.

Aku pun berangkat dengan dia dengan perasaan bahagia, ceria,


bingung juga, campur aduk dah…

Kami berdua sering jalan-jalan, tapi kami jalan-jalan tidak naik


kendaraan cuman jalan kaki aja. Kami berdua sudah terbiasa jalan
kaki. Di tengah perjalanan kami berdua hanya diam-diaman aja. Lalu
sulas pun memulai pembicaraannya.

“Emmzz,,, sof. Tau enggak…” katanya dengan gugup.

“Enggak las,, emang apa ??” kataku dengan tegas.

“Ahhh,, sofi aku belom selesai ngomong nihh. Jelas kamu gak tau !!”
ujarnya.
Aku cuman cengar cengir sendiri, sulas lucu dengan ekspresi seperti
itu. Dan aku hanya menjawab “Ohhh,, sorry las. Peace, hehehe”.

Kemudian sulas pun melanjutkan perkataanya tadi yang


sempat aku potong. Dia sangat gugup mungkin untuk berbicara.

“Gini sof,, emmm.. sebenernya aku tau kalau kamu selama ini kecewa
sama aku kan ?? gara-gara aku selalu mementingkan kepentingan
shabat baru ku daripada sahabat pertama ku.” Ujarnya sambil
menyesali.

“Trus las….”kataku padanya.

“Iya aku cuman mau kita kayak dulu lagi sof. Aku ini egois ya,,
selama ini aku gak bersyukur atas apa yang diberikan padaku. Sahabat
yang selalu mengalah padaku, yang selalu ngertiin aku, dan yang gak
pernah menyimpan marah padaku. Astaga kemana aja aku kali ini,
kenapa baru sadar sekarang ?? katanya dengan menagis.

Aku pun mulai menangis juga, aku benar-benar bersyukur sama


ALLAH telah menyadarkan sahabat ku ini. Aku hanya bisa menangis
dan memeluk erat sahabat ku ini. Dan aku hanya bisa berkata “Aku
sangat menyayangi mu”.
Sejak itu aku benar-benar sangat bahagia terhadapnya, semoga
dia benar-benar telah sadar selamanya. Dan menjadi sahabat sejati ku
untuk selamanya. Aminnn…….

Jadi aku tidak perlu lagi mengatakan hal itu pada sulas, karena ia
sudah sadar semua ini. Astaga semoga ini bukan lah mimpi semata ya.
Kalau pun mimpi semoga mimpi yang nyata dan sangat bahagia.
Hehehe….

***

Sudah setahun aku menjalani persahabatan dengan indah


bersamanya dan itupun bener-bener buat aku gak percaya. Sekarang
menurut sulas sahabat baru dan sahabat lama itu sama saja, tapi kalau
sahabat pertama itu sangat istimewa katanya sihh.

Istimewanya adalah, sahabat pertama itu tulus banget menjalani


persahabatan dan rela ngorbanin apapun demi sahabatnya. Lain halnya
dengan sahabat yang baru di kenal, masih butuh waktu yang lama buat
mengenalinya.

Di awal pagi hari, tepatnya hari minggu aku gak nyangka


banget sulas mau mengajak ku jalan-jalan. Hehehe padahal udah tiap
hari kaliii….
Tapi, kalau yang ini beda banget taukk. Sulas bukan hanya mengajak
ku jalan-jalan tapi juga nraktir aku juga. Aku sungguh terkejut atas ini
semua, apakah aku yang ulang tahun ?? tidak mungkin.

Dan apakah sahabat ku ini yang ulang tahun ? tidak mungkin juga
ulang tahun dia kan masih lama. Trus apa dong arti ini semua.

Dia pun tak berkata apa-apa dan dia juga tidak mau
menjelaskan apa-apa padaku. Dia hanya bisa tersenyum dan melihat
ku beberapa kali.

Setelah aku di traktir, sulas mengatakan padaku, “gimana sof seneng


gak aku ajak jalan-jalan dan aku traktir ?” katanya.

“Iya aku seneng banget kok sulas “ kataku sambil tersenyum padanya.

“Syukur lah kalau kamu seneng sof. Aku kan jadi seneng dan lega “
kata sulas.

Hha lega ?? apa yang di maksud sulas dengan perkataan leganya itu,
emang dia mau kemana dan mau ngapain dia ??

Ya Allah, perasaan ku sungguh tidak nyaman sekali. Aku


mohon jangan pisahkan aku dan sahabat ku ini Ya Allah.

Ada apa ini sebenernya


……………………………………….???????????????
Aku pun segera bertanya lagi, “emang ada apa sih las, tumben kamu
kayak gini sama aku ?” kataku dengan penasaran.

Sulas pun menjawab dengan tenangnya, “nanti kamu akan tau sendiri
kok sof. Aku cuman tidak kuat aja untuk bercerita langsung ke kamu “
ujarnya.

Aku pun hanya bisa merenungi ini semua, apa yang sebenernya terjadi
pada diri sulas. Semoga tidak terjadi apa-apa sama sahabat ku ini.

Lega apa arti itu semua sihh ? aku bener-bener bingung ini semua.
Gak ada angin gak ada apa sulas pun enak bilang kata “LEGA” ???

Hemmm,, ini semua masih menjadi pertanyaan pada diriku sendiri dan
terus aku memikirkan kata itu. Kata itu bener-bener mengganjal di
pikiran ku ini mangkanya aku terus memikirkan kata itu. Huffttt …….

***

Di saat malam yang dingin, setelah aku selesai solat isya’ aku
mendengar di luar ramai sekali. Aku pun penasaran dengan itu, dan
aku segera keluar rumah dan melihatnya. Kenapa orang-orang ini
sedang berkemas-kemas ?? dan lantas siapa yang mau pindah rumah
??.

Setelah itu sahabat ku ini nyamperin aku yang sedang berdiri di luar
rumah ku. Lalu dia memeluk ku dengan erat dan mulai lah ia
mengeluarkan air matanya sambil berkata padaku, “maaf sof maaf
sebelumnya ya. Aku gak crita ini semua sama kamu sof. Hiks hiks
hiks “katanya sambil menangis.

Aku pun mulai menangis pula, lalu aku berkata padanya, “sebenernya
kamu mau kemana sih las ? kamu mau pergi ?” ujarku.

Kemudian sulas melanjutkan pembicaraannya, “sof… hiks


hiks “. Dia benar-benar gak kuat mau melanjutkannya. Aku pun
berusaha menenangkan ia seperti ia menenangkan ku dulu.

“Sof. Sebenernya aku mau pindah rumah malam ini sof. Dan soal tadi
itu adalah jalan-jalan kita yang terakhir sofi. Hiks hiks…”kata dia.

Aku pun terkejut dan aku pun semakin jadi nangisnya di pelukkan
sulas. Ya Allah ternyata perasaan yang tidak enak ini adalah
perpisahan ku dengan sulas dan kenapa cobaan ini gak ada henti –
hentinya bagi kita.

Aku sangat tidak ingin berpisah dengan sulas seperti ini……….

Kemudian, keesokan harinya mata ku bener-bener bengkak


dan bener-bener gak kuat untuk aku buka. Waktu di sekolah teman-
teman ku bertanya semua padaku.
“Widdiihh sofi, begadang ampe’ jam piro sof ?? kata zaini padaku.

“Begadang embah loe, orang abiz nangis di kira begadang “kataku.

“Hha sofi abiz nangis, enggak percaya kita ya ??”kata teman ku.

“Iyo ta sof mosok mari nangis ?? kudu kelebon banyu kan ?” kata
bayu dengan mengejekku.

Aku pun benar-benar marah sama mereka, “ngene yo sahabat-sahabat


ku iki, seneng ndelok sahabate sengsoro. Kudu malah nghibur malah
tambah ngejek ! emboh wes mangkel aku karo awakmu-awakmu iki
!!” kataku sambil pergi meninggalkan mereka.

Setelah istirahat aku bermain sepak bola sendirian, dan aku


masih marah terhadap sahabat ku itu. Kenapa sihh mereka malah
mengejek ku dan bukan malah bertanya kenapa aku kayak gini. Dan
seharusnya mereka semua menghibur ku.

Aku benar-benar kecewa sama mereka semua dan entah lah aku sudah
sangat lelah dengan ini semua. Hmmmmm…….

Capek dan bener-bener bingung mau ngapain nih.

Setelah itu sahabat-sahabat ku mungkin merasa bersalah sama aku,


dan mereka pun nyamperin aku dan meminta maaf padaku.
“Sof. Aku perwakilan dari anak-anak kalau kita ate minta maaf mbek
kamu. Iyo ngerti aku mbek arek-arek salah sof, tapi kita bener-bener
gak ero lek awakmu lagi sedih “kata zaini.

“Iyo sof, kita bener-bener minta maaf mbek kamu. Kita juga gak mau
ngliat sahabat kita lagi sedih sof. Maafin kita ya sof..”kata bayu
padaku.

“Aku sebenere kecewa mbek kalian tadi, tapi karena kalian sungguh-
sungguh mau minta maaf sama aku. Yowiss aku maafin kok, lagian
gak seru lek aku maen sepak bola dewean gak bareng sahabat-sahabat
ku iki.”kataku.

Aku pun sebenermya senang karena sudah mempunyai sahabat


seperti mereka, meskipun sebenernya aku cewek sendiri. Setelah itu
aku pun pulang bareng mereka semua dan sambil bercanda juga.

Sampai rumah aku melihat ada sepatu gitu, kayaknya ada yang dating
ini. Tapi, siapa ya kira-kira, siapa yang sedang mampir kerumah ku ??

Kemudian ada seseorang yang mengagetkan ku dari belakang,


“daarrrrr !!! “

Aku pun benar-benar terkejut dan aku menengok ke belakang, astaga


ternyata sulas lah yang mengagetkan ku. Loh bukannya sulas tadi
malem udah pindah ?
Oya aku baru ingat kalau sulas kan masih sekolah di dekat rumah ku,
jadi dia kalau abiz pulang sekolah pasti mampir kerumah.

“Sofi. Aku senang deh masih bisa kerumah mu lagi dan bertemu
dengan mu. Aku kira kita gak akan pernah bertemu lagi
selamanya.”kata sulas.

“Iya las. Aku juga gak nyangka atas ini semua dan aku sangat senang
atas ini semua las.”ujarku sambil tersenyum.

Ya Allah, ternyata Dia masih menyayangi ku dan masih


memberi kesempatan untuk bertemu sahabat ku lagi. Terima kasih Ya
Allah……….....

Aku sangat senang bisa menghabiskan waktu ku bersama sahabat ku,


msekipun itu hanya sebentar. Tapi gakpapa, aku tetap senang.

Sudah dua tahun aku menjalani ini semua dan SD ku sudah


tamat akhirnya. Lalu aku melanjutkan ke SMP, aku ingin masuk ke
smp favorit ku tapi tetep aja gak ngenak.

Aku pun sekolah di SMPN 08 Jember, sekolahan ini beneran jauh dari
rumah ku dan aku sebenernya gak mau sekolah disana, tapi ya mau
gimana lagi udah terlanjur. Dan sahabat ku itu sekolah di SMPN 06
jember, dan gak nyangkanya lagi dia satu sekolahan dengan sahabat
ku yaitu Zaini.
***

Setelah beberapa bulan aku sekolah di sana, sedih sihh jauh


dari rumah tapi aku disana banyak juga sahabatnya. Dan disana aku
sekelas dengan keponakan aku, akhirnya aku duduk dengan dia. Nama
ponakan ku Kiki, cantik dan lucu anaknya.

Dan disana aku punya sahabat baru, namanya Devi Dwi Jayanti tapi
aku pun dan anak-anak manggil dia DJ. Dia anaknya cantik, tapi dia
itu tomboy banget dulu.

Aku memang sangat dekat dengan dia, tapi dekat sebagai


sahabat. Mungkin dia memang tomboy, tapi kenapa dia menyukai ku
??

Dia cuman smz gini pada ku :

“Sof, qt udh lma sling brsama. Tpi ntah knp ea prsaan q ini beda
sma mu. Ap mngkn aku suka sama mu ? klo emg bner, ap mu mau
jadi pcar aq sof ?

Tlong ngrtiin prsaan q sof. Ok .

Aku pun sangat kaget, masak aku mau berpacaran dengan seorang
wanita dan kalau aku tidak menerimanya, pasti DJ bakal marah
padaku. Dan aku gak sukak bikin sahabat marah sama aku. Apa aku
harus menerimanya ? duhhh banging banget aku ini dan kenapa harus
aku ?.

Entah lah, aku sangat lelah……………

Kemudian aku membalas smz dari DJ yang waktu itu, sedikit


canggung sihh aku membalasnya. Balasan ku buat DJ :

“DJ maaf nih ya aq cman mw nanya. Emg bener mue sukak sma aq
? mngkin prsaan mu slah pada q, shrznya mu mncintai seorg cwok
bkn seorg cwek DJ. “

Setelah itu, dia tidak membalasnya tapi keesokan harinya aku bener-
bener gak nyangka waktu itu. Dj nymperin aku dan menarik ku ke
depan dan dia sambil berkata, “sof,, sebenernya aku sangat mencintai
mu dan maukah kamu menjadi pacar ku sof ??”kata dj padaku.

Semua di dalam kelas tercengang melihat kelakuan dj tadi dan


entah aku harus menjawab apa ini.

“Sof,, jawablah sof !! aku sangat mencintai mu dan aku gak akan
ngecewain kamu sof. Kalau kamu tolak cinta ku, pastinya kamu telah
mengecawakan cinta aku sof.”kata dia padaku.

“Bukannya aku mau menolak kamu dj, tapi kita ini sama-sama cewek
dan gimana nantik kata anak-anak tentang kita ?”kataku.
“Aku gak perduli apa kata anak-anak sof. Ysng ngejalanin kita kan,
bukan mereka sof. Yang ku tunggu-tunggu adalah jawaban mu
sof.”ujar dj.

***

Kemudian sesampainya di rumah, aku langsung bercerita pada


sulas dan dia sempet gak percaya sama cerita ku.

“Aaahh masak sihh sof. Mungkin dia sangat menyayangi mu


mangkanya dia bisa sukak ke kamu sof.”kata sulas.

“Iya las, beneran kok. Ngapain juga aku bohong semua ini.”kataku.

“Truz gimana di terima sama kamu sof ?”ujar sulas penasaran.

Emmzz aku sangat ragu-ragu untuk menjawab perkataan sulas


yang tadi. Dengan perlahan dan hati ku sudah tenang baru aku
mencoba menjawabnya.

“Emmbbzz, iya las aku trima dia sebagai kekasih ku. Aku gak ingin
ngcewain perasaan dia las.”ujar ku dengan gelisah.

“Hhha,, ya ampun sof. Aku gak nyangka loh kamu mau nrima dia
karena kamu hanya gak ingin ngcewain dia sof. Tapi sebenernya
kamu gak mau kan nrima dia ? jujur sof ?”kata sulas dengan tegas.
“Ya begitu lah las. Aku bingung mau ngmong apa dan bener-bener
gak tau mau ngapain las.”kataku bersedih.

Sulas pun hanya bisa geleng-geleng dan pasrah aja apa yang aku alami
sekarang ini. Haduhhhhhh………

Sudah dua bulan aku menjalin hubungan bersama Dj dan itu


pun hanya melakukan orang pacaran biasa kok. Kalau aku gak ada di
sampingnya pasti dia udah nyariin aku dan pasti dia bakal marah sama
aku.

Lalu aku gak nyangka kalau hubungan ku sama Dj kandas begitu saja,
setelah kiki pindah sekolah dan sejak itu aku udah gak saling bersama
dan udah gak pernah nyapa juga.

Aku pun bercerita pada sulas tentang ini semua, dan sulas pun juga
ikut bersedih atas apa yang tlah terjadi padaku.

Aku berkata, “apa mungkin aku dan Dj bisa bersama lagi meskipun
aku dan dia udah gak pacaran lagi ?”kataku dengan lemas.

“Entah lah sofi, akupun juga bingung kenapa Dj sampai begitu sama
kamu. Ku kira dia tidak akan seperti ini sama kamu.”kata sulas
padaku.
Huft, aku sangat bimbang atas ini kejadian ini semua, nyapa sih aku
sama Dj tapi nyapanya itu gak kayak dulu. Dulu kan masih sering
bersama, becanda, nah sekarang kayak orang baru kenal aja aku sama
Dj.

Takdir kali ya udah gak bisa sama-sama lagi kayak dulu, yaudah lah
yang penting aku seneng ngliat Dj bahagia sama anak-anak meskipun
itu bukan aku yang selalu nemenin dia. Aku selalu menyayangi dia
sampai kapan pun.

Keesokannya, ya masih tetep aku masih saling gak nyapa sama


Dj. Jujur, aku kangen sama kebersamaan dia, dulu di sekolah aku
ngrasa gak punya sahabat cuman punya sahabat di rumah. Tapi,
sekarang kamu lah yang bikin aku kayak gini, kamu adalah sahabat
kedua ku yang aku sangat sayangi. Bodoh ya aku ini sekarang, kenapa
aku malah nyuekin kamu dan bener-bener gak pernah manggil
namamu.

Dj pernah bilang padaku, “sofiyatul. Aku sayang banget sama kamu.


Aku mau kamu jadi sahabat sejatiku selamanya dan jangan pernah
ninggalin aku. Tetep menjadi Bestfriend 4ever ku sampai kapan
pun”.

Aku masih ingat dengan kata-kata itu, memory yang bener-


bener gak bisa aku lupakan. Itu mungkin kenangan manis buat ku dari
Dj, tapi juga ada kok kenangan pahitnya. Yaitu, kenapa sih Dj
persahabatan kita berakhir dengan tragis seperti ini. Padahal aku gak
ingin ini semua, buat apa menjalin persahabatan tapi akhirnya, kita
udah gak saling sapa seperti orang yang gak kita kenal.

Aku ngerti kok kalau kamu sebenernya masih sayang kan sama aku ?
lagi pula kamu gak bisa bohong atas ini semua. Bisa gak kita kayak
dulu lagi DJ ?

***

Di waktu pulang sekolah tepatnya hari sabtu, ya aku sekarang


udah gak sedih lagi. Setalah aku sampai rumah, aku udah gak terkejut
lagi atas kedatangan sulas di rumah ku. Karena ia uadah tiap hari
dating kerumah ku. Cuman, aku terkejutnya adalah sulas berhijab dan
di situ entah aku mau ngomong apa tapi jujur aku seneng banget,
ternyata sahabat ku ini mau berhijab.

“Ya Allah,, sulas…subhanallah cantiknya eehhh.”ujarku dengan


gembira.

“Ahhh sofi mah bisa aja deh.”kata sulas malu-malu.

“Enggak jujur las, kamu emang cantik kalau berhijab kayak ini.
Keliatan sholehanya lagi kamu.hehehe.”kataku dengan tersenyum.
“Makasih ya sof. Aku mau berhijab kayak gini kan juga karna
kamu.”kata sulas padaku.

Subhanallah cantiknya sahabat ku ini, aku jadi seneng ngliat


dia berhijab sama sperti aku. Gak nyangka kalau omongan ku di
hargai dan di denger oleh sulas. Apalagi di kerjakan sungguh-sungguh
oleh dia.

Di hari minggunya, aku diajak jalan-jalan sama sulas. Dia bercerita


panjang lebar tentang ia di tembak oleh seorang cowok.

“Sof, aku itu beneran gak nyangka loh sama rico kalau dia ternyata
sukak sama aku. Kemaren dia nembak aku sof.”ujarnya tersenyum
kecil.

“Chiiiee sulas. Udah punya gebetan baru niiieee.”ejekku.

“Hehe. Kalau gak di trima berarti aku udah nyakitin perasaan dia. Dan
aku juga sebenernya udah lama sayang sama dia juga sof.hehe”kata
sulas.

“Haha…eman juga kan ternyata kalau gak di trim alas.”ejekku lagi.

“Ya begitu lah sof. Lah kamu kapan mau nyusul ?”ejek sulas.

Dengan omongan sulas itu, ada benernya juga sihh kapan aku
seperti sulas itu ya. Punya pasangan yang bener gitu, jangan pas
cewek lagi. Aku juga pingin ada cowok sholeh yang nrima aku apa
adanya dan pastinya sayang sama aku gitu.

Tapi gakpapa lah, mungkin belum waktunya aja aku punya pasangan
kayak sulas itu. Nanti pada saatnya sulas bakal tau siapa pasangan kun
anti.

Tetep ceria dan selalu Smile aja………………

“Ehhhh apa’an sihh las. Nyusul kemana ? nyusul ke alun-alun bareng


kamu, ya ayo sekarang.”kataku dengan lugu.

“Icchh sofi mah. Bukan itu yang aku maksud. Maksud ku kapan mau
nyusul aku, punya pacar gitu sof.”kata sulas geram.

“Ohh. Ada-ada las. Dari dulu kan aku udah punya pacar, pacar ku
justru lebih sangat sayang sama aku dan kemana-mana sama aku lo.
Pengen tau ya….???”kataku.

“Iya ta sof ? ya iyalah sofi, siapa emang pacar kamu kok gak pernah
crita ke aku sihh sof ?”kata sulas penasaran.

“Pacarku itu ya…..hehehe. kamu lah sulas.hahahaha”gurauku.

“Accchhhh,, sofi mah. Aku kirain sapa sof. “sulas geram tapi tetep
tersenyum.
Akupun hanya bisa menahan tawa dengan gurauan ku itu,
asyik juga ngjailin sulas. Hehehehe……

Abis kalau bicara soal pacar selalu serius, kenapa sihh kalau soal
pacar ngomongnya tentang perasaan ? dan apa itu cinta ?

Entah lah sepertinya ruwet banget itu cinta ya ??

Emmmbbz, gak dirumah gak di sekolah selalu aja denger kata cinta.
Kata Diana sihh cinta itu indah dan sangat indah, kata sulas juga sama
sihh tapi masak sihh ?

Sampai segitunya cinta ya merasuki pikiran hati seseorang, jadi


penasaran dengan cinta aku. Aku taunya cuman cinta kepada Allah
dan cinta pada orangtua dan teman. Emang ada selain itu ?

Kata teman ku sihh, kalau mau ngrasain cinta terhadap cowok harus
pcaran dulu biar bisa mengenal cinta lebih dalam. Aacchh lebay
banget siihh.

Sumpah, aku kok jadi penasaran gini sihh ma perasaan cinta ??

Alahh perasaan cinta…cinta aja yang dipikirin, emang sihh cinta itu
indah banget tapi, kalau udah ngerasain sakitnya cinta, buuuiich sakit
polllll dah.
Setelah udah ngerasa dua tahun sekolah disana, sekarang aku
udah kelas 3 di smp8. Seneng sihh udah kelas 3 soalnya bentar lagi
udah lulus dan nglanjutin pendidikan yang lebih tinggi. Sedihnya
memang ada yaitu, bakal pisah ma sahabat-sahabat ku ini tentunya.

Apalagi sama sahabat yang aku sayangi yaitu Dj, aku sihh sebenenya
pengen satu sekolahan lagi sama Dj. Tapi, mau gimana lagi kalau
keinginan sekolah kita gak sama.

Sedihnya lagi, sulas kok udah jarang kerumah ya sekarang ?


padahal ada banyak yang mau aku ceritakan sama dia, tapi dia udah
jarang di rumahku. Apa dia sibuk ya sekarang ? mangkanya ia gak
sempet mampir kerumah ku. Uuucchh…sepi banget siihhh hari ini,
gak ada anak yang bisa nemenin aku.

Apa aku sekarang harus sendiri dulu ya ?

Hemm.. bener-bener kesepian aku hari ini eehhh…..??

***

Sewaktu diadakan perpisahan di smp ku, aku bener-bener gak


bisa menahan air mataku ini. Aku gak ingin pisah sama anak-anak,
pengen selalu bersama teman-teman aku.

Setelah itu aku kaget ada yang menepak pundak ku dari belakang, lalu
aku menengok belakang eehhh gak taunya Dj yang menepak. Dj
sempet bilang padaku, “sof. Kamu mau masuk Man 1 kan ?”kata Dj
dengan sedih.

“Emm…iya Dj emang kenapa ?”,ujar ku sambil menahan sedih.

“Iya aku sedih gak bakal satu sekolahan sama kamu sof. Selama ini
aku gagal jadi sahabat baik mu sof. Kenapa gak daftar ke SMA lain
dulu ?”,ujarnya.

“Mmm…kata siapa kamu gagal jadi sahabat baik ku Dj. Kamu


udah berhasil jadi sahabat baikku kok, jdi jangan pernah bilang seperti
itu Dj. Enggak Dj, soalnya MAN 1 itu udah kemauan dari orangtua
ku.”ujarku/\.

“Makasih ya sof, udah pernah masuk dalam hidup aku. Aku ini emang
bodoh dulu karena gak nyapa kamu. Cuman kamu sahabat yang
mungkin bisa ngertiin aku sof. Ooh yadah, sukses ya sof.”kata Dj
ngasih semangat padaku.

“Udah lah dev, yang berlalu biarlah berlalu. Sekarang kita jalanin
hidup yang baru, asal yang dulu jangan pernah di ulangin. Okey
devi..”kataku dengan semangat.

Aku dan Dj pun saling berpelukan dan saling berjanji. Aku


berjanji akan selalu menemui dia, dan Dj juga bejanji bakal ngrubah
sifat tomboynya dan gak akan ngulangin kejadian yang dulu-dulu
dengan ku.

Aku sayang kok sama semuanya, tapi kalau ke Dj aku sayang banget
sama dia. Dia pun sebenernya juga sayang banget kok sama aku,
cuman ya gitu anaknya malu aja, dan ngrasa gak pantes bersahabat
dengan ku.

Hemmm….Dj emang gitu anaknya……

Setelah itu, sulas pun akhirnya kerumah ku dan ia mengajak ku


jalan-jalan atas kelulusan kita ini. Aku bangga sama sahabat sejati ku
ini, selain cantik dia juga pintar ternyata. Udah dari dulu kaleee.
Hehehe…..

Lalu akupun bertanya pada sulas, “las. Abis ini mau nglanjutin di
SMA mana?”, ujarku singkat.

“Mmmm…gak tau masih sof. Aku pengennya di SMA 4 tapi kalau


om ku pengennya aku mondok ma sekolah aja sof.”ujar sulas dengan
perasaan bimbang.

“Loh, kok mondok las ? kenapa gak di SMA 1 aja ? kan lumayan tho,
soalnya danem mu juga tinggi, pasti masuk las.”kataku dengan tegas.

“Enggak deh sof. Kayaknya aku tetep bakalan mondok mungkin. Itu
udah keputusan om ku sof.”kata sulas sedih.
“Yahh sulas. Bukannya apa ya, aku sedih kalau kamu mondok kita
gak bakalan ketemu lagi las dan ntar siapa jadi temen curhat ku lagi
?”kataku dengan sedih juga.

Akhirnya sulas pun menangis, dan memegang tangan ku dan


selalu bilang maaf sama aku. Aku jadi gak tega ngliat sulas bersedih
terus dan bimbang gitu. Aku cuman pengen sulas janji sama aku,
kalau dia bakal terus bisa nemuin aku sampai pkapan pun.

Dan selalu ngasih kabar sama aku sampai kapan pun meskipun ia
beneran jadi mau mondok. Jangan pernah ngelupain aku ya las, dan
terus seperti sulas yang aku kenal selama ini.

Ku mohon jangan pernah berubah ya, kalaupun berubah, berubahlah


sulas yang lebih baik lagi. Okey sulas….

Alhamdulillah,, akhirnya aku masuk di MAN 1 dan bukan


hanya aku yang seneng, tapi kedua orangtua ku juga sangat seneng.
Tapi, bagaimanakah kabar sahabat ku disana ?. Dia sekarang ada
dimana ya ?

Dulu sebelum aku masuk sini, sulas ngasih aku kenang kenangan yang
mungkin biasa aja tapi itu sangat berarti buat aku.
“Sofi. Sebelum kita berpisah aku ingin ngasih sesuatu untuk kamu.
Dan mungkin ini biasa aja tapi tolong hargain ya hadiah ku ini.”ujar
sulas.

“Ya pastinya lah sulas. Hadiah dari sahbat sejatiku ini pasti aku
simpan baik-baik kok.”ujar ku dengan senang.

Setelah itu, dia mengambil sesuatu di dalam tasnya. Dia tidak


kelihatan bahagia dari raut wajah, dia kelihatan seperti gak rela gitu.

Sebuah kotak yang aku sendiri gak tau isinya apa. Aku sangat
penasaran dengan isi dalam kotak ini. Tapi sulas melarang ku untuk
membukanya, setelah dia udah pulang baru aku boleh membukanya.

Lalu sulas pun berkata padaku, “sof. Kalau kamu selalu inget
dengan hadiah ku ini kamu akan selalu inget aku sof. Inget sof, jangan
pernah lupain aku dan tetap lah jadi sahabat ku untuk selamanya.”kata
sulas menahan air matanya itu.

Aku pun bener-bener gak bisa bicara apa-apa dan aku hanya bisa
mengangguk. Jujur, sebenernya aku pingin nyuruh sulas untuk gak
pergi tapi rasanya mulut ini seperti terkunci dan bener-bener gak bisa
ngmong apa-apa.
Ya Allah gak kuat banget rasanya, berpisah lagi aku dan dia kapan
sihh aku selalu bersamanya selamanya dan gak pernah berpisah kayak
gini….

Sudah enam bulan berlalu, aku menjalani keseharian ku tanpa


sulas di samping ku. Dia sudah tidak ada di samping ku lagi, kangen
rasanya sama dia aku jadi bingung mau curhat ke siapa. Bener-bener
gak tau mau kemana.

Beberapa hari yang lalu, aku denger kabar dari sulas ternyata bener
dugaan ku kalau dia udah mondok. Astagfirallah, aku sangat sedih
kapan dia bisa bertemu dengan ku lagi sedangkan dia mondok.

Sudah 16 tahun aku ngejalanin persahabatan dengan sulas dan


ini semua perpisahan yang sangaaattt terindah. Kenangan-kenangan
indah ku dengan dia bener-bener gak mudah untuk di lupakan.

Apalagi jika aku terus melihat hadiah yang diberi sulas padaku, aku
langsung menangis dan berharap dia ada di samping ku lagi. Ya Allah
aku mengerti sekarang, mungkin Kau menghendaki kita berpisah
dengan kenangan yang amat indah, suatu saat aku ingin Engkau
mempertemukan aku kembali dengan sahabat ku itu dengan amat
indah juga. Ammiiieennn……

Pesan ku :”Bersahabat lah dengan saling membagi dan saling


mengerti. Jangan selalu mengeluh jika ada masalah dengan
sahabat sendiri.

Terimalah apa adanya yang di miliki oleh sahabat mu itu,


kelemahan maupun kelebihan dia itu sangat lah tidak penting.
Lebih selalu menjaga tali silaturrahmi dan menjaga kekompakan
dengan sahabat mu”.

TERIMA KASIH
Nama : Umrotun Nur Kholizah

TTL : Jember, 17 April 1998


Alamat Asal : Gagungan-Klatakan-Tanggul
Alamat Sekarang : Jl.Sumatra
No Hp :186706716980
Hobby : membaca, main skak, dan segala sesuatu yg bikin wajah ini
terhias senyum
Motto : Jangan menyalahgunakan istilah MAN JADDA WA JADDA.
KaMut : When you feel all alone in this world
And there's nobody to count your tears
Just remember, no metter where you are
ALLAH knows, ALLAH knows

I'M NOT ALONE, ALLAH IS ALWAYS WITH


ME
Malam.. Seorang gadis menatap gelapnya langit hitam dari balik
jendelanya, awan pekat menghalangi kedipan bintang, disanalah Ia
berada. Gadis cantik dengan rambut berantakannya. Dia melirik jam
dinding di depannya, pukul 01.00 pagi. Matanya merah, mungkin
sudah 1 jam Ia disana, termangu dalam diamnya. Tetesan air
matapun bermunculan, jatuh tepat di lututnya yang sejak tadi Ia
dekap. Ada suatu hal yang sejak tadi mondar-mandir di pikirannya
(5W+1H). Ia kembali mengeratkan selimutnya saat angin malam
menyelinap dari sela-sela jendela.

Pukul 02.00 pagi, gadis itu masih nyaman dengan posisinya,


kali ini Ia tengadahkan tangannya, mencoba menagkap airmatanya, Ia
pandangi lekat-lakat, lalu sedikit menurunkan kelopak matanya. "tak
adakah yang akan menyekanya, ataukah akan tetap mengering
dengan sendirinya?". Kata gadis cantik itu lirih. Seketika itu juga ada
bunyi tetesan air yg menuruni bumi, yang sedikit demi sedikit
meramaikan kesunyian, Gadis cantik tersebut lantas tersenyum di
temani lesung pipinya yang menambah kecantikannya. Ia mulai
beranjak mendekati jendela, terdengar disana suara kasur yang
berisik karena sudah tua umurnya. Ia menempelkan wajahnya di
kaca, memejamkan matanya , dingin , sejuk,ketenangan ,hanya itu
yang ia rasakan. Ia membuka jendela lalu menengadahkan tangannya
mencoba menangkap kembali tetesan air. "akankah hujan ini
nantinya akan hangat Atau airmata Icha akan sedingin ini? Icha
berharap menemukan hujan saat semua penantian ini berakhir."
Kata gadis itu selanjutnya.

●●●

Matahari mulai menampakkan kedamaiannya, membias pada


kaca jendela Karla yang masih terkuci rapat, menyinari wajahnya
dengan sempurna, matanya tetap terbuka dengan mukennah putih
sebagai gaunnya dan sajadah sebagai alasnya, terduduk manis di
lantai samping kasur yang selimutnya masih belum di rapikan.
Terdengar pintu terbuka di belakang Karla, Ia lantas menoleh kearah
datangnya suara, ada senyum ramah yang menyambutnya, Karlapun
membalas senyumnya. Terlihat sesosok wanita yang tubuhnya
hampir memenuhi ukuran pintu tersebut membawa nampan berisi
makanan. "Bunda bawa sarapan untuk Icha, di makan ya sebelum
dingin." Katanya mengawali, sambil berjalan mendekati meja di
seberang tempat Karla saat ini. Wanita itu tak terlihat mengharap
jawaban Karla, Ia lalu berbalik menuju pintu tempatnya tadi masuk,
tapi langkahnya terhenti ketika Karla memanggilnya, Ia menoleh pada
Karla,Ia tahu apa yang di inginkan anak manis di depannya, kemudian
berjalan mendekati Karla dan duduk di kasur tuanya, terdengar suara
berisik sejurus kemudian. Karla melepas mukennahnya, melipatnya
dengan rapi lalu terduduk di samping Wanita yg sejak tadi
memperhatikannya. "Bunda, sekarang adalah hari…". Tak sampai
Karla meneruskan kata-katanya Bunda sudah memotong "Hari ulang
tahun icha ke-17 kan!". "Bunda tidak akan lupa kok Sayang,
mangkanya Bunda membawakan icha sarapan special untuk hari
yang special." Katanya melanjutkan, Karla menoleh ke meja tempat
sarapannya terparkir,lalu kembali ke posisi awal, Ia menoleh pada
Bunda lalu mengangguk men-iya-kan. "karena icha sudah 17 tahun
Bunda, bisakah Bunda ceritakan pada Icha bagaimana Icha bisa
sampai disini, duduk dengan bunda, bermain dengan adik-adik Icha,
menunggu seseorang mengadopsi Icha, atau apapun itu Bunda!".
Jelas Karla. Bunda menghela nafas panjang, lalu memalingkan
wajahnya dari karla. "Satu hal yang harus Icha tahu, semua orang di
dunia ini mempunyai alasan tersendiri mengapa dia diam, mengapa
menghilang, mengapa jauh atau tak bertemu dengan buah hatinya,
semua yang kita anggap buruk, padahal itu terbaik, yang kita anggap
tidak ada padahal ada, yang kita anggap jauh padahal sebenarnya
dekat. Ibu Icha ada, akan selalu ada, tak akan jauh jika rasa yang
Icha punya tetap hangat, besar, penuh harap, dia ada disini." Jelas
bunda, sambil menyentuhkan tangannya ke dada Karla. Karlapun juga
menyentuh dadanya, meresapi apa yang di katakan Wanita di
sampingnya. Karla mengerti, tapi masih ada yang mengganggu
pikirannya, tapi Ia tidak melanjutkan pertanyannya Ia harus mencari
sendiri jawabannya. "Bunda". Terdengar suara dari balik bingkai
pintu, mereka menoleh pada datangnya suara. "Iya Sinta, ada apa?".
Tanya Bunda. Gadis berumur sekitar 7 tahun itu lantas melihat ke
bawah, Bunda dan Karla pun demikian. Mereka berdua pun saling
menatap, lalu tertawa hampir bersamaan. Gadis berambut ikal yg
berdiri di balik bingkai pintu itupun memajukan kedua bibirnya,
bersikap cemberut karena kedua orang di hadapannya
menertawakannya. "Bunda harus mengurus adikmu yang satu ini
Icha, sepertinya Ia membutuhkannya". Kata Bunda kemudian hanya
bunda dan Karla sendiri yang memanggil Karla itu Icha. Karla hanya
mengangguk sambil tersenyum. Bunda berjalan mendekati gadis ikal
itu tadi, lalu menggandengnya menuju kamar mandi. Karla menghela
nafas panjang ketika bayangan mereka sudah tak terlihat.

●●●

Karla mulai menuruni tangga kecil rumah itu, terdengar


kembali suara berisik dari tangga tersebut. Karla sudah rapi dengan
seragam putih abu-abunya, serta kerudung cantik menutupi
auratnya. Tangga tersebut lurus dengan ruang makan sekaligus ruang
tamu yang sudah ramai oleh adik-adik atau seniornya, tidak lupa juga
Bunda, semua bersiap dengan kesibukannya sendiri, ada sekitar 15
orang disana. Karla melangkah mendekati Bunda yang sedang
menyuapi gadis Ikal tadi. Diantara seluruh penghuni rumah hanya 5
orang yang masih sanggup di sekolahkan, itupun karena bantuan
beasiswa, dan ke-5 orang tadilah yang menjadi guru bagi adik-
adiknya, dari ke-5 orang tadi hanya Karla yang bersekolah di sekolah
milik Negara. "Icha berangkat dulu Bunda, masih ada tugas yang
harus di diskusikan dengan kelompok Icha". "Iya sudah, hati-hati ya."
Kata Bunda kemudian. Karla lalu mencium tangan Bunda lalu
bergegas pergi. Sampai di pelataran rumah Karla melihat anak laki-
laki seusia Sinta sedang duduk sendirian di kursi taman depan rumah
tersebut. Karla menghampirinya, mencoba mencari sesuatu yang
sedang mengganggu pikiran anak itu. "Kiki kenapa sayang?". Kata
Karla, anak itupun tersentak lalu menoleh pada Karla. "kakak". Anak
tersebut kembali menundukkan kepala, Karla lalu duduk di
sampingnya, anak itu terdiam beberapa saat, lalu melihat pada
kakaknya. "tidak apa kak, Kiki hanya berfikir,,, kenapa Orang tua Kiki
begitu cepat di panggil Tuhan, Kiki salah apa coba kak, sedangkan
anak seberang rumah, yang nakalnya bukan main masih di beri
kesempatan untuk di asuh orang tuanya. Kenapa Kiki tidak." Tiba-
tiba nada suara Kiki memelan lalu menitikkan air mata, Karla
mencoba merangkulnya, Ia tau apa yang di rasakan adiknya ini, tapi
belum saatnya anak sekecil ini berfikir sedalam itu, Karla mencoba
memberi nasihat. "Kiki harus tau kenapa Tuhan memberikan ini sama
Kiki, karena Tuhan tahu kalau Kiki lebih kuat dari rasa sakit Kiki, lebih
berani menghadapi rasa sakit Kiki, bahkan mungkin orang di luar
sana tidak lebih kuat dari Kiki, lebih beruntung dari Kiki. Yang harus
Kiki ingat, cobaan yang di berikan Tuhan pada Kiki bukan untuk
membuat kiki semakin jatuh, tapi akan membuat Kiki berdiri lebih
gagah dan perkasa. Lihat saja pahlawan super hero kesukaan Kiki,
bukankah setiap dari mereka bertambah lebih kuat setelah mendapat
masalah, harusnya Kiki juga begitu. Kiki kan masih punya Bunda, kak
Karla, dan teman-teman yang lain, tak akan ada waktu untuk Kiki
merasa sendiri. Sekarang, berusahalah untuk berdiri, jangan diam
saja menunggu seseorang yang tak tahu kapan akan datang
membantu." Kata Karla menasihati, sambil memegang lengan atas
Kiki menguatkan. Kiki mengangguk meng-iya-kan. Karla mengusap
airmata Kiki, mencoba tersenyum lebih indah dari biasanya.

Karla merasa waktunya sudah selesai, Ia beranjak


meninggalkan Kiki, sambil mengelus rambutnya halus, Karla merasa
lega dengan kepahaman salah satu adiknya itu. "kak Karla!!". Kiki
berteriak, ketika Karla sudah sampai di ujung halamannya, Karla
menoleh. "Selamat ulang tahun ya!!". Kata Kiki selanjutnya sambil
menyeka sisa air matanya. Karla hanya tersenyum lalu melambaikan
tangannya sebelum berjalan menjauh, Karla selalu begitu, lebih
banyak diam, hingga segala masalahnya hanya di kunci dalam dirinya
saja.

Karla menyusuri jalan setapak di Desanya. Pikirannya masih


berkecamuk memikirkan sesuatu, meski kata-kata bijak yang ia
ucapkan pada Kiki dapat diterima Kiki, tapi tidak untuknya. Entah apa
yang dipikirkannya. Setelah sekian lama Karla berjalan, Ia telah
sampai di perbatasan desa, tertulis disana ' Batas Desa Patsy". Desa
tempat tinggal Karla masih tidak meninggalkan budaya kebiasaan
orang-orang terdahulu. Tiap sore sudah banyak anak-anak yang pergi
ke mushola. Suara jangkrik tiap malam selalu meramaikan desa, dan
embun pagi yang selalu Karla rindukan. Tapi wajah murung Karla
masih saja terpatri disana, karla selalu pintar menyembunyikan
masalahnya. Karla memanggil tukang becak yang sedang santai-
santai menunggu penumpangnya, terlihat disana sudah banyak yang
bersiap, sekiatar 6 orang. Seorang tukang becak mengahampiri Karla,
wajah orang itu secerah matahari pagi, orangnya terlihat ramah,
diketahui dengan cara bicarnya ketika menanyai tujuan
penumpangnya ini. "SMAN 1 Bandung kan dik?". "iya pak, disana".
Bapak itu sudah tau mungkin karena seragam yang di pakai Karla.
Terdengar lagu dari radio Bapak itu, lagunya kira-kira tahun 90-an,
karena sudah terlihat dari liriknya. Bapak itu juga sekali-kali
mengikuti lagunya. Karla menoleh kebelakang, semangat bekerja
terlihat dari senyum bapak itu. "andai saja Icha juga bisa".

●●●

Karla melangkahkan kakinya menuju kelasnya yang terletak di


lantai dua, yang tidak akan khawatir jika terjadi keributan, karena
jauh dari ruang guru, dan kelas di sampingnya masih dalam proses
renovasi. Hari ini ada yang berbeda, karena kelas yang biasanya
ramai kini bagai tempat asing yang baru Karla kunjungi, Karla baru
sadar ketika Ia sudah sampai di muka pintu yang tertutup. Karla
menggerakkan ganggang pintu kelasnya, terdengar bunyi berisik dari
pintu tersebut, Karla mencoba bersikap biasa saja, Ia lalu mengangkat
pandangannya… kosong… tak ada siapapun yang Ia dapatkan duduk
rapi di mejanya masing-masing seperti biasanya. Karla melihat jam
tangan yang terikat di pergelangan kirinya, mengoreksi dirinya,
apakah hari ini Ia sudah bisa berangkat lebih pagi. Ternyata tidak, bel
masuk sudah kurang 5 menit lagi, tapi tak ada siapapun orang yang di
kenalnya mengisi ruangan. Karla tak mau terkatung terlalu lama d
pintu, ia menuju mejanya di barisan kedua dari pintu masuk, di saf
ke-3. Karla membuka buku-buku pelajarannya, mengisi waktu untuk
menunggu teman-temannya, masih dengan satu hal yang di
pikirkannya, 'orang tuannya' . harusnya bel masuk sudah berbunyi,
tapi sekarang hanya sunyi yang Ia dapatkan, belum satu orangpun
yang di kenalnya memasuki pintu yang masih terbuka lebar. Tak lama
kemudian, terdengar bunyi langkah-langkah tak beraturan mendekati
kelasnya. Dan benar mereka datang, satu persatu mereka memenuhi
tempat duduk, tanpa ekspresi apapun, seperti tak ada orang disana,
karla ingin bertanya, tapi Ia mengurungkan niatnya, dia mencari
teman sebangkunya perihal pagi ini. tapi sampai semua temannya
duduk, Karla tak melihat sahabatnya itu, teman-temannya yang lain
juga tak ada yang angkat bicara, gurupun hanya hari ini saja
terlambat masuk kelas. "ada apa ini?".

Tiba-tiba seseorang masuk dengan sangat buru-buru, wajah


Karla sedikit terhias senyum, itu chika sahabatnya, tapi wajahnya
menggambarkan sesuatu yang aneh. "ada apa denganmu Chika?".
Tanya Karla ketika Chika sudah ada di hadapannya. Chika mencoba
mengatur nafasnya,mencoba untuk tenang. "bukan Gue, tapi Raka!".
Jawab Chika. Perasaan Karla sudah tak enak. Matanya menatap
tajam sahabatnya itu, Ia diam sesaat. "ada apa, kenapa dengan Raka,
bicara yang jelas chika." Karla berteriak sambil mengguncang badan
sahabatnya itu. Semua mata kini memandanginya. "Dia… Dia
kecelakaan di depan sekolah, pihak sekolah sedang menghubungi
dokter untuk datang kemari".Jawab chika hati-hati. Karla terbelalak,
dia terjatuh di tempat duduknya. Teman-temannya mulai berkasak-
kusuk, Chika memandangi sahabatnya dengan penuh prihatin, lalu
memegang bahunya. "Dia ada di UKS, ayo kita kesana!". Ajak Chika.
Karla meng-iyakan, Ia menarik tangan Chika, lalu melesat keluar.

Tangan Karla gemetar di kepalan Chika, keringat mulai


berjatuhan dari wajahnya yang bercampur dengan airmatanya,
jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya "Raka". Terdenger
sebutan tersebut dari mulut Karla yang gemetar. Akhirnya mereka
sampai di teras ruang UKS, Karla memelankan langkahnya, melapas
genggaman tangannya, melihat dari balik jendela. Ada seseorang
terkapar disana, dengan baju putih yang sekarang dominan merah,
Karla tak kuat menahannya, airmatanya semakin deras saja mengalir,
Ia terduduk di kursi luar UKS, sahabatnya juga ada disampinnya,
butuh beberapa menit untuk chika menunggu sahabatnya tenang, Ia
tetap menggenggam tangannya.

"ternyata Karla memang sayang sama Raka". Terdenagr


suara di sampingnya, Karla menoleh pada datangnya suara, mencoba
memahami yang terjadi. Ia dapatkan disana Raka dengan tegaknya
berdiri, dengan senyum manisnya. Karla beranjak dari tempatnya,
mukanya merah padam, ada rasa marah dan senang bercampur
disana. Terdengar lagi suara berlawanan arah dari Karla, ada lagu
yang sudah tak asing lagi di telinganya 'lagu selamat ulang tahun'
yang di nyanyikan orang-orang yang dikenalnya, teman sekelasnya. Ia
menatap satu- persatu temannya itu, tanpa ekspresi, lalu Chika, dan
terakhir Raka yang berada di belakangnya. Raka mengakhiri
senyumnya, setelah sadar gadis yang di cintainya ini, tak merespon
dengan apa yang terjadi. Raka menghampiri Karla, mencoba
menggapai tangannya, tapi karla menepisnya, Dia juga melepas
genggaman Chika. " kalo Karla gag suka, maafin Raka ya." "Raka
ndak tau harus ngelakuin apa buat ulangtahun Karla". Raka
mencoba menepis ketegangan, semua yang ada disana pun merasa
bersalah, mereka juga tak tau Karla akan merespon seperti ini. Karla
masih menatap cowok yang kini dihadapannya, terlihat penyesalan
yang besar darinya, Ia lalu melihat sahabatnya, teman-temannya.

" ada apa dengan kalian, it's not funny!, Raka juga, emang
Raka seneng liat Karla sedih." Wajahnya masih merah padam, Karla
melihat pada Raka, Raka tau ini keterlaluan, gadis di depannya ini
sangat mencintainya tak mungkin Karla tak sedih, mendengar orang
yang di cintainya terluka, harusnya Ia tak melakukannya. Raka
kembali menundukkan kepalanya,. Kini karla menatap Chika." maafin
Chika ,Karla, Chika hanya mau Karla seneng, tapi emang Karla susah
di tebak." Karla juga melihat penyesalan di wajah sahabatnya itu, tak
biasanya sahabatnya ini tidak lagi bilang loe-gue. Mereka benar-
benar menyesal. "Lain kali, jangan bikin orang khawatir kalo mau
bikin seneng. Ok!" Karla mencubit pipi sahabatnya ini, lagi- lagi
wajahnya terhias senyum yang tak biasanya. Chika tertawa, begitu
juga temannya, Chika tak keberatan di cubit pipinya, dia hanya
terpaku pada senyum gadis didepannya. Karla menoleh pada Raka,
yang tak ikut tertawa bersamanya, Karla menatap heran Raka, semua
terdiam melihat ekspresi Raka, padahal tadi Ia mengharapkan
senyum dari Karla, tapi sekarang dia yang tak tersenyum. Karla
mengangkat kedua bahunya, ekspresi bertanya. "karla membuat raka
takut". Kata Raka melepas ketegangan, akhirnya mereka semua
tertawa. " Raka juga." Kata Karla sambil mendorong sedikit bahu
Raka. " sudah-sudah ketawanya, kapan ini makannya." Kata seorang
teman karla yang sedang memegang kue tartnya. "iya-iya". Lanjut
teman-temannya hampir bersamaan. "bawa kesini kuenya". Kata
Raka selanjutnya, Raka lalu duduk disusul Karla dan Chika, serta
teman-tamannya yang mengelilingi mereka. " dimana pemotongnya
ini, masak makannya di colek?." Tanya Raka pada teman-temannya,
Karla tersenyum kembali. "ahh, sorry bro, gue lupa!". Jawab pria tadi
yang memegang kue, sambil meletakkan telapak tangannya di
dahinya, didikuti teman-temannya. "jadi bener nih kita colek." Kata
Chika kemudian, sambil tersenyum. "ah, tunggu dulu, aku bawa
penggaris, kita potong saja pake ini." Kata feni, yang sedang berdiri di
samping chika, dengan penggaris di tangannya. Semuanya saling
pandang satu sama lain. " daripada di colek terus baju gue kotor,
ndak lucu dong kalo artis sekolah ini makan celemotan, nanti repotasi
gue bisa turun lagi." Kata chika kemudian, logat loe-gue nya sudah
kembali, dengan mengangkat kerah bajunya sedikit, semuanya
hampir bersamaan mengatakan penolakan dengan apa yang
dikatakan chika, tapi itu memang kenyataan, kalo chika memang artis
sekolah, disamping cantik, ia adalah juara model tahunan, tak heran
jika ia selalu menjaga penampilannya. Chika lalu mengambil
penggaris dari tangan temannya, menerobos gerombolan, mencari
kran air untuk mencuci penggaris tersebut. " lama banget sih loe chik,
sudah pegel nih nungguinnya." Kata pembawa kue tadi. "yehh,
semuanya proses, bro, salah sendiri lupa bawa pemotongnya." Kata
Chika penuh canda. Anak tadi kemudian menggaruk kepalanya, yang
sebenarnya tidak gatal. "sorry-sorry". Sekali lagi Karla tersenyum, kali
ini Raka menangkap senyum tersebut, lalu ikut tersenyum juga.
Jarang-jarang ia melihat senyum Karla seindah itu.
Acara makan sudah selesai, kini hanya tinggal Karla dan Raka
yang masih duduk di tempat duduk yang terbuat dari semen
tersebut. " Raka seneng liat Karla khawatir sama Raka, tapi juga
sedih melihatnya." Kata Raka memulai. Raka mengambil sesuatu dari
sakunya, "ini buat Karla, di pake ya !" raka menyodorkan kotak kecil
tersebut, Karla membuka kotak kecil tersebut, "kalung?". Karla
menatap Raka, Raka tersenyum, mengangguk meng-iyakan.

"hanya itu yang bisa Raka berikan."

"jangan bilang gitu, kehadiran Raka sudah lebih dari sekedar –


hanya- buat Karla."

"senyum Karla juga. Lebih dari sekedar –hanya- buat Raka."

"kenapa senyum Karla, Raka?"

, "Raka tak pernah melihat senyum Karla semurni itu "

"Karla sadar, bahwa senyum ini sewaktu-waktu akan hilang, jadi


gunakan saja selagi ada waktu.!"

"kenapa Karla tiba-tiba ngomong seperti itu.?" Wajah Raka penuh


tanda Tanya.
Keduanya saling tatap, lalu sekali lagi Karla tersenyum dengan
senyum terindahnya.

"Ini sudah jam 09.00, kenapa tak ada guru sama sekali, bel-pun juga
tak terdengar, sekolah juga sepi, ada apa?". Karla mengalihkan
pembicaraan, Ia kembali meluruskan pandangannya.

"Karla lupa ya, para guru kan sedang rapat dengan …" Raka berpikir
sebentar, memutar kedua bola matanya. " rapat itu sudah, Karla
pasti ingat!" akhirnya Raka menyerah, lalu melemparnya pada Karla,
sambil menyeringai.

"pantas saja sepi." Karla mengangguk membenarkan.

●●●

Karla menghampiri Chika, menanyakan bagaimana dengan


tugas kelompok mereka, Chika terlihat malas, sebenarnya Dia
mengaku ingin melakukan tugas kelompok hanya karna sekarang
adalah ulang tahun sahabatnya, Chika memohon untuk
mengerjakannya lain waktu. Senang dan heran bercampur jadi satu,
tidak biasanya sahabatnya ini setuju untuk menunda pekerjaan.
"kenapa, Chika, kok alisnya diangkat?" Tanya Karla, melihat
sahabatnya keheranan.

" tumben banget Si Rajin mununda pekerjaan, apa karna sekarang


ulang tahun loe, terus ada kortingan waktu gitu?." Kata Chika penuh
canda, sambil membenarkan tempat duduknya.

"untuk hari ini, Karla pengen barengin Chika, ndak papa kan,?"

"gue sih gag papa, tapi gue takut di labrak sama pacar loe.!"

"come on Chika, emang kita pacaran?."

"yeee, bercanda kalee, jangan terlalu serius Karla, slow saja


mamen.!" Chika menyeringai, sambil menggoda sahabatnya, Karla
lalu ikut tertawa.

"Chika kapan seriusnya, yahh bersifat dewasa gitu, padahal kan


sudah kelas 2 SMA!" Karla mulai bicara serius.

"umur dan status itu tak penting Karla, yang paling penting dari
segala yang ter-penting adalah…" Chika menatap Karla, dengan
tangan didekapannya. "jadi diri sendiri."
Sekali lagi Karla tersenyum, dengan manisnya, Ia hanya perlu percaya
pada sahabatnya, karna kita adalah kita, beda kamu beda juga aku.

Mereka sudah lama di teras tempat duduk, karna sekolah


yang sepi, mereka dapat tertawa dengan lepas, dan menceritakan
semua apa-apa yang ingin mereka sampaikan. Tiba-tiba Raka datang
bersama teman-temannya, Raka menegur mereka untuk lekas, karna
gerbang akan di tutup. Karla heran, bagaimana mereka mendapat ijin
untuk keluar masuk ke sekolah, padahal sarana belajar mengajar di
liburkan, atau mungkin itu sudah keahlian mereka, Karla hanya
tersenyum, melihat Chika merasa berat hati untuk beranjak. Mereka
semua berpisah di pintu gerbang, hanya tinggal Karla, Raka dan Chika
disana.

" padahal masih jam 10.00 pagi, tapi matahari sudah ketutupan
awan." Kata Raka, Karla dan Chika pun ikut menoleh ke langit.

"iyya bener, gue jadi gag bisa JJ nih kalo nanti hujan." Sahut Chika

"yeeee, JJ thok di pikirin, sekali-kali cari yang bermanfaat dong."


Balas Raka

"JJ itu ada…" kata-kata Chika pun terhenti, saat Ia hendak melihat
Raka untuk menjawab ejekan Raka, Ia melihat wajah Karla yang
masih menatap langit, Chika mengisyaratkan Raka untuk melihat
sahabatnya itu. Ada wajah pucat disana, entah apa yang
dipikirkannya. Raka dan Chika pun diam beberapa saat mengoreksi
Karla. Ketika mereka angkat bicara, mereka membangunkan lamunan
Karla. Tapi tak ada jawaban atas pertanyaan mereka.

"Karla mau Raka anter sampek rumah.?

"gag usah Raka, Karla pengen menikmati jalanan saja."

"tapi entar lagi kan ujan Kar." Kata chika

" udah gag papa, Karla suka hujan, sana gih kalian pulang dulu."

"ya udah kalo gitu, Gue cabut dulu ya Kar."

"Raka juga Karla, hati-hati di jalan ya."

Karla hanya tersenyum, lalu melambaikan tangannya pada kedua


orang yang selama ini telah mengisi hari-harinya. Ia mencoba lebih
memperlihatkan senyum terindahnya sampai sepeda beat dan vespa
itu lenyap di persimpangan.

Karla sekali lagi menatap langit, lalu melangkah menelusuri


jalan yang biasa Ia lalui ketika tidak di bonceng Raka. Karla jarang-
jarang jalan kaki, karna pasti Raka akan memaksanya naik ke vespa
klasiknya, dengan alasan-alasan yang tak bisa di tolak Karla. Raka
selalu mempunyai sesuatu untuk membuat Karla tidak akan
mengurangi rasa cintanya.

Setelah sampai di jalan besar, Karla menoleh sekelilingnya,


tapi tak Ia temukan satupun kendaraan yang tadi pagi saat berangkat
sekolah Ia naiki. Hanya ada beberapa orang yang mencari kesibukan
dengan jalan-jalan dan beberapa pedagang asongan dan tak lupa
kendaraan-kendaraan yang sudah sepi karena sudah melewati jam
waktu berangkat memulai kegiatan. Tiba-tiba titik hujan berangsur-
angsur membasahi tanah pertiwi, Karla menikmatinya beberapa saat,
lalu beranjak mencari naungan karna teringat besok masih memakai
baju yang sama. Karla berteduh di bawah pohon yang rindang. Ada
tempat duduk kecil disana berukuran 1 meteran. Ia membenarkan
posisi duduknya, sebelum terpaku pada hujan. Disekelilingnya orang-
orang masih berlarian, ada yang berjalan santai karena ada pelindung
di atasnya.

Tanpa sadar sudah ada seorang wanita yang duduk disebelah


Karla, Ia terlihat kecapekan, tapi wajahnya masih sangat cerah, Ia
sekali-kali menatap Karla yang sedang tertegun mengamati hujan,
lalu seketika tersenyum. Karla mencoba menengadah, memejamkan
matanya mencoba meresapi titik hujan yang jatuh di pipinya, Ia
kembali tersenyum mengingat kekuasaan Tuhan yang satu ini 'betapa
hangatnya' . Tiba-tiba ada tangan yang membasuh setitik hujan
tersebut, Karla sontak menoleh padanya. Lama mereka saling
menatap, dengan tangan wanita itu masih di pipi Karla. Pikiran itu
kembali muncul, pencarian Karla, Harapan Karla untuk bisa
mengeringkan air mata dengan menyekanya. Mata Karla berbinar
kemudian, ada kebahagiaan menyelimutinya, Dia merasa,
penantiannya telah berakhir, jawabannya telah Ia temukan. "Ibu"
akhirnya kata itu keluar dari mulut Karla, Airmatanya pun terjatuh,
dihiasi senyum bahagianya. Wanita tadi Membesarkan kelopak
matanya, tetes airmata itupun jatuh dipipinya juga. "Ibuu". Sekali lagi
Karla mengucap kata tersebut, Wanita itu melepas sentuhannya,
mengusap airmatanya lalu melesat berlari menembus hujan. Karla
berdiri dari tempatnya mencoba menghentikanya. "Ibu" Kini Karla
berteriak lebih keras, alhasil, Ia berhenti. Airmata Karla masih deras
mengalir, Ia masih terkatung di tempatnya. "aku tak pantas jadi
Ibumu, aku ini terlalu penakut untuk menghadapi kehidupan. Aku tak
pernah menjadi Ibumu. !" wanita itu berbicara lebih keras, merasa
benci pada dirinya sendiri, tangisnya pun semakin menjadi. " Icha tak
pernah bertanya kenapa, yang Icha butuhkan hanya hangatnya
sentuhan untuk menghapus air mata Icha, akhirnya, penantian Icha
telah sampai pada ujungnya." Karla melemahkan suaranya. Mereka
berdua masih tetap berdiri tak bergerak. Karla mencoba
menghampiri wanita tersebut. " Ijinkan Icha memelukmu Bu, biarlah
ini jadi yang terakhir." Karla langsung berhambur memeluk wanita itu
dari belakang. Wanita itu hanya diam sambil menundukkan kepala Ia
membiarkan semua mengalir begitu saja. Karla tiba-tiba mendorong
wanita itu ke pinggir jalan dan 'Gubbrraaaakk'. Wanita itu terjatuh, Ia
mencari anaknya. Terlihat disana Karla dengan lumuran darah.
"Icha… Icha…". Wanita itu menghampiri Karla dengan merangkak,
mencoba menggapai tubuh anaknya, lalu membantalkan kakinya
untuk Icha. Ia mencoba memanggil- manggil anaknya, tapi sia-sia,
Karla tetap tak membuka matanya. Air hujan membasuh darah Icha,
hingga terlihat disana wajah pucat nan tak berdaya berada di pelukan
ibunya. Orang-orangpun berhamburan datang untuk menolong,
sebagian diantara mereka, ada yang memberhentikan mobil yang
mementalkan tubuh Karla.

●●●
Karla mencoba membuka matanya, masih terasa silau cahaya
lampu di disekitarnya. "Kak Karla, kak Karla sudah bangun. Bunda-
bunda, kak Karla sudah bangun." Gadis ikal itu berteriak kegirangan
memanggil Bunda. Bunda pun berlari masuk ke ruangan tempat Karla
terbaring lemah di atas tempat tidur. Karla masih menggerakkan
kedua bola matanya mengamati tempatnya sekarang. Mengingat-
ingat apa yang terjadi.

"Bunda,, maafin Icha, Icha sudah buat Bunda khawatir". Karla


memulai pembicaraan.

"semua sudah terjadi, apa boleh buat, yang penting sekarang Icha
cepet sembuh."

Tiba-tiba sudah ada orang yang berdiri di muka pintu, wajahnya


terlihat khawatir 'Raka'. kemudian melangkah mendekati Karla
setelah tersenyum lega. Belum sampai di kasur Karla, Chika pun
masuk dengan nafas yang tak beraturan sedikit lebih cepat dari Raka.
Chika masih berusaha mengatur nafasnya, setelah sudah agak tenang
ia pun angkat bicara.

"Karla ndak boleh gitu, Chika gag maafin Karla kalo sampek hal ini
terjadi lagi, di dengerin ya sayang." Kata Chika kemudian, bunda
terlihat menahan ketawanya mendengar apa yang di bicarakan Chika.
Chika tak sadar bahwa sandal yang di pakainya tak sepasang lagi,
handuk kecilnya juga masih melingkar di lehernya. Ia juga terlihat
khawatir. Karla hanya tersenyum melihat tingkahnya.

"Karla gag papa kan.?". Kata Raka kemudian. Dengan masih wajah
yang lesu, seragam penuh saos juga masih melekat di tubuhnya,
dengan mata yang sembab, mungkin ia juga bisa menangis. Karla
tersenyum sambil menggelengkan kepalanya perlahan.

"Ini gag adil Karla, Raka kan hanya pura-pura kecelakaan tadi pagi,
kenapa Karla malah beneran." Tetes airmata itupun hadir kembali,
Chika juga mulai berlinang airmatanya, begitupun juga Karla.
Sedangkan bunda hanya tersenyum sambil merangkul Sinta dan Kiki.

"Icha,.." ada suara dari arah lain, karla mencari sumber suara tadi.

"Ibu…" kata Karla lirih, mungkin hanya Ia sendiri yang


mendengarnya. Wanita itu melangkah mendekati Karla, semua orang
melihat padanya, sambil menyeka airmatanya. Bola mata Karla
mengikuti langkah wanita itu. Matanya kembali berlinang. Mereka
saling menatap.
" Kenapa Icha, kenapa Icha ngorbanin diri Icha, buat seorang Ibu
yang tak bertanggung jawab ini." Wanita tadi terjatuh dilantai,
dengan airmata yang semakin deras. Mulut Karla mencoba
mengatakan sesuatu, tapi tak terdengar karna masih terlalu lemah,
Karla mencoba meraba-raba mencoba menggapai Ibunya, tapi nihil.
Akhirnya Bunda menghampiri wanita itu, lalu memagang pundak
wanita tersebut.

"itulah keberuntunganmu memiliki anak sepertinya, berani, penuh


tekad tapi juga lembut." Bisik Bunda didekat telinga Wanita itu.
Semua mata kini tertuju pada mereka.

" Bunda"

"Iyya, ada apa Kiki."

"kak Karla kok tidur lagi.?"

Semua orang di ruangan itu sontak kaget, hanya 2 anak yang bingung
tak mengerti ada apa. Ruangan itu kini Ramai, memanggil-manggil
nama Karla, Bunda dan wanita itupun bangkit dari duduknya.
Mengguncang-guncang tubuh Karla, takut terjadi apa-apa padanya.
Karla lalu membuka matanya dengan perlahan. Ruangan tenang
kembali.
"Karla tidak apa-apa kan.?" Kata Raka. Karla hanya menggelengkan
kepala.

"Karla mau tidur tah..?" Tanya Chika kemudian. Karla kemudian


mengangguk.

"Istirahat dulu sudah Icha, cepat sembuh." Kata bunda.

Karla menatap satu-satu orang di ruangan tersebut, dimulai dari Kiki,


Sinta, Chika, Raka, Bunda dan terakhir Ibunya, Ia menatapnya lama.
Lalu tertidur sejurus kemudian. Tangan yang semula ada di
genggaman Raka, kini terlepas dengan perlahan.

●●●

"kenapa tidak masuk bu'?". Sapa Bunda ketika menemukan Ibu Karla
terduduk diam di teras tempat duduk di depan ruang inap Karla.

" saya menunggu Ibu', untuk menemui Karla ketika Dia sudah
bangun, tadi malam saya sempat bersama Karla, tapi setelah adzan
shubuh, saya sholat, tapi tak kembali masukke ruangan."

Bunda mengamati wajah wanita tersebut, matanya bengkak karna


mungkisemalaman menangis. Mereka kemudian masuk, Tapi Karla
tak kunjung membuka matanya. Bunda berniat membangunkanya,
tapi wanita tersebut mencegahnya, dengan menyentuh lengan atas
Bunda.

"Biar Saya saja, tak apa kan.?"

"sudah pasti tak apa, ".

Wanita itu melangkah mendekati ranjang putrinya yang sedang


terbaring lemah disana, Ia menatap lekat-lekat putri kecilnya, yang
sekarang sudah beanjak dewasa.

"Icha sayang, bangun nak, liat tuh Bundamu sudah membawakanmu


sarapan.!". tak ada respon dari Karla.

"nak..?" wanita tersebut sedikit mengguncang tubuh anaknya, tapi


tetap tak ada jawaban, bergerakpun tak ada. Wanita itu mulai
khawatir. Kemudian Bunda menhampirinya, perasaan cemas juga
menyelimutinya.

"Icha, Icha bangun nak, Bunda bawa sarapan." Bunda juga ikut
membangunkan Karla. Tapi usaha mereka sia-sia, Karla tak
bergeming. Bunda lalu lari keluar pintu kamar, berteriak memanggil
dokter, Ia kebingungan tak terarah. Dokter pun muncul, bergegas
menuju ruangan Karla disusul Bunda di belakangnya. Ketika
memasuki ruangan, Bunda melihat wanita tadi terduduk di lantai,
pandangannya kosong, kerudungnya tak serapi tadi. Bunda terdiam
di muka pintu, sambil menggenggam tangannya sendiri.

"maaf bu, Karla sudah tak bernafas lagi, mungkin sekitaran subuh Ia
tertidur untuk selamanya." Kata dokter itu dengan punuh rasa iba.
Hening seketika itu juga.

Dari lorong Chika melihat Bunda terduduk di lantai depan


pintu kamar Karla, Lalu Raka muncul di belakngnya.

"pagi Chik, kok diem disini, gag masuk?" Sapa Raka kemudian. Chika
terdiam, Raka melihat kejanggalan dari raut wajah Chika yang
biasanya selalu terhias senyum. Ia lalu mencari sesuatu yang kini
dilihat Chika. Ada Bunda disana. Raka tak berpikir panjang, Ia
langsung meluncur menuju kamar Karla, meninggalkan Chika yang
masih terkatung di lorong. Raka sudah sampai di dekat Bunda. " ada
apa Bun." Tanya Raka dengan raut wajah penuh ketakutan, bunda tak
menjawab,masih dengan isak tangis yang mulai semakin deras dan
keras. Raka tak mengharap jawaban bunda, Ia melihat ke dalam
ruangan Karla. Terlihat disana gadis pengisi hari-harinya terbaring.
Raka mencoba sekuat tenaga melangkah mendekati ranjangnya, Ia
menemukan secarik kertas di genggaman Karla, Ia lalu menggantikan
secarik kertas itu dengan tangannya, seketika airmata Raka mengalir,
Ia tetap menggenggam hangatnya tangan Karla, Ia memutar
memorinya kemarin saat Karla berkata, bahwa' tak selamanya Karla
bisa tersenyum'. Ia menangis lebih terisak, kenapa ia kemarin tak
memaksa Karla untuk pulang bersamanya, "jadi, kemarin adalah
senyum terindah sekaligus terakhir dari Karla." Batinnya. Hangatnya
tangan Karla membuatnya hanyut dalam memori terindah bersama
gadisnya itu.

Di dinding pintu sudah ada Chika, menempelkan kepala


bagian kanannya pada bingkai pintu bersama tangis tersakit yang
pernah ia rasakan. "jaga diri baik-baik ya Chika, jika nanti Karla pergi"
pikiran Chika melayang pada apa yang dibicarakan Karla ketika
mereka berbincang berdua di teras muka kelas. Tapi Chika tak
menganggapnya serius, ada apa dengannya. Ia tau sahabatnya itu
selalu mementingkannya, Dia bahkan bertanya bagaimana
kesudahan Chika setelah itu, Kaki Chika tak kuasa melangkah lagi. Ia
hanya memandangai wajah sahabatnya itu dari pintu.

Bunda mengambil sesuatu dari sakunya, sapu tangan. Sapu


tangan yang di berikan Karla kemarin, ketika bunda hendak pergi,
mengurusi Sinta yang ngompol. Dia tak mengerti, apa yang
dimaksudkan Karla dengan memberinya sapu tangan. Kini Ia tau
alasannya. Ia teringat saat Karla terbangun dalam tidurnya,
memanggil-manggil ibunya. Selalu keringat dingin menemaninya.
"Icha bermimpi Bunda, bertemu Ibu, tapi wajahnya tak jelas Bun,
suaranya juga hanya sedikit terdengar karena saat itu hujan, ia
mengucapkan selamat tinggal pada Icha, dan saat itu bukan Ibu yang
menjauhi Icha, tapi malah Icha yang berjalan menjauh. Meskipun
begitu Bun, Icha tetap senang, Bertemu meski hanya banyangnya,
bertemu meski hanya sebentar, bertemu meski hanya mengucapkan
selamat tinggal. Dan satu lagi Bun, saat itu hujannya berubah jadi
hangat, seperti air mata Icha.!". Bunda memeluk sapu tangan yang di
berikan Karla padanya saat cerita Karla memenuhi pikirannya.

Tak ada suara apapun di ruang itu, kecuali tangis yang


menggema. Chika mulai tenang, lalu menghampiri Raka yang masih
gemetar tubuhnya. Mereka memandangi wajah pucat Karla. "Kau
ingat saat Karla melambaikan tangan sambil mengembangkan
senyumnya? Bagiku itu adalah senyum terindahnya." Kata Chika,
Raka hanya menganggukkan kepala.

Lalu Raka memberikan secarik kertas pada Ibu Karla.


"Assalamu'alaikum orang yang selalu Icha rindukan, Ibu. Jangan

Tanya 'Kenapa' pada Icha, karna kasih sayang tak membutuhkan

alasan. Icha tak pernah membenci Ibu, jika Ibu bertanya.tak perlu

khawatir Bu, tentang bagaimana Icha hidup, Bunda selalu

memberikan sesuatu yang terbaik untuk Icha. Dulu Icha pernah

bertanya kenapa Icha dan Ibu tak bersama, Icha lalu sadar bahwa

semua ini adalah rahasia Tuhan. Terima kasih bu, untuk bersedia

menyeka airmata Icha, yang selama ini Icha harapkan setiap

malam, terima kasih juga untuk hangatnya sentuhan Ibu. Icha

akan selalu lebih kuat dari rasa sakit Icha. Icha juga yakin di balik

hujan pasti akan ada waktu dimana ada kehangatan. Dan dalam

dinginnya hidup Icha masih ada Chika, Raka dan bunda untuk

menaungi Icha, dan satu lagi, masih ada sentuhan hangat dari

Ibu. Doa Icha terkabul Bu, yaitu harapan Icha tentang bersama

hujan penantian ini akan berakhir. Terima Kasih, untuk do'a yang

Icha yakin selalu Ibu panjatkan setiap malam."

Dengan Cinta : Cinthia Karla Carisa


" Kita merancang untuk gagal

dan kita gagal untuk merancang"

Anda mungkin juga menyukai