Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Kuburan Datuk Ganjang Yang Ada Di Tebing Tinggi

Makam tua yang dikeramatkan ini terdapat di Jalan M. Bilal Kelurahan Satria Tebing Tinggi.Makam
tua berukuran 8 meter ini dipercaya dapat memberikan berkah pada penziarah , disebutkan bahwa
makam tersebut merupakan makam Datuk Ganjang yang hidup ratusan tahun lalu.Sesuai ukuran
bangunan permanen yang melingkari Kuburan Datuk Ganjang ,disebutkan bahwa ukuran fisik Datuk
Ganjang sepanjang 8 meter.Namun tidak ada warga yang tahu asal usul Datuk Ganjang dan mengapa
dia dimakamkan di tempat itu.

Benarkah panjang makam itu sesuai dengan tinggi jasad penghuni makam tua tersebut ? “Menurut
Orang tua saya, Datuk Ganjang ini konon memiliki tubuh sepanjang 20 meter lebih, hingga ketika
jasad-nya dikebumikan pun terpaksa dilipat tiga karena panjang tubuh-nya,” ungkap, Ribut (55) yang
merupakan “Kuncen” (penjaga – red) makam ketika mengawali perbincangannya dengan Medan
Bisnis beberapa waktu lalu.

Lalu siapa sebenarnya Datuk Ganjang yang jasadnya dikuburkan di makam tersebut ? menurut Ribut,
dirinya tidak mengetahui secara persis siapa sosok Datuk Ganjang itu, bahkan orang tuanya sendiri
(Alm Barjo – red) lahir pada tahun 1930 silam yang sebelum meninggal dunia juga Kuncen makam
itu, kata Ribut, mengaku tidak tahu persis siapa datuk ganjang. “Kata orang tua saya yang dulunya
Sejarah Kuburan Datuk Ganjang Yang Ada Di Tebing Tinggi

merupakan orang pertama bertempat tinggal di daerah ini, dia menceritakan bahwa ketika dia
menghuni daerah ini, makam Datuk Ganjang itu sudah ada,” terang Ribut.

Kalau menurut cerita orang tuanya, lanjut Ribut, Datuk Ganjang itu tidak memiliki keturunan ataupun
keluarga, dan katanya lagi, Datuk Ganjang dari suku Simalungun dan bermarga purba tapi sudah
memeluk agama Islam, perihal kapan lahir dan wafatnya serta siapa nama aslinya, baik
dirinya maupun almarhum orang tuanya tidak tahu persis, karena dimakam tersebut tidak ada tanda-
tanda, ketika makam ini ditemukan orang tuanya, kata Ribut, yang ada ditemukan hanya sebuah batu
diukir bertuliskan Datuk Ganjang, yang terletak persis di atas gundukan makam.

“Orang tua saya dulu pernah memperkirakan, Datuk Ganjang ini hidup di zaman Nabi atau Wali
Allah, karena memang di zaman itu katanya ada manusia seperti ini yang biasanya merupakan utusan
Wali atau sejenisnya,” terangnya.seraya tidak menampik kalau dimasanya dahulu, Datuk Ganjang ini
merupakan tokoh yang sakti.

Tapi apa aktifitas Datuk Ganjang dimasa hidupnya, menurut Ribut tidak ada ceritanya, dia hanya
dipesankan orang tuanya (alm Barjo) supaya menjaga serta merawat makam itu, “Karena memang
sejak pertama tinggal di daerah ini, bapak saya telah merawatnya” kata ribut sembari membakar
sebatang rokok kretek yang terselip disela-sela bibirnya.

Usai menikmati asap rokok yang dihisapnya, Ribut kembali bercerita kalau lokasi makam datuk
ganjang yang kini merupakan tanah dari keturunan Alm tengku Zakaria itu memang merupakan lokasi
keramat.

Sebelum menjadi perkampungan seramai sekarang ini, dulunya daerah ini adalah hutan belantara dan
hanya orang tuanya yang tinggal di daerah itu, di tahun 70-an kata Ribut, dilokasi dekat makam Datuk
Ganjang itu masih ada sebuah pohon besar sejenis pohon beringin yang berusia ratusan tahun, tapi
akibat semakin besarnya pohon itu, membuat akar-akarnya semakin membesar dan telah merambat ke
makam Datuk Ganjang, khawatir akarnya akan merusak batu makam kemudian pohon itu ia tebang.

Namun penebangan itu tidak berjalan mulus, menurut Ribut, ketika rencana penebangan itu timbul
dibenaknya, ia bermimpi rumahnya seperti dihantam angin topan yang sangat kuat, tapi setelah
berkonsultasi dengan seorang paranormal dan setelah dilakukan ritual, baru katanya penebangan itu
berjalan lancar. Keyakinan bahwa sosok Datuk Ganjang ini adalah orang sakti dimasanya, kata Ribut
juga dibuktikan dengan adanya penjaga di lokasi makam berupa harimau berkaki tiga. Keberadaan
Harimau berkaki tiga itu, menurut Ribut, wujudnya nyata memang harimau bukan sejenis
Sejarah Kuburan Datuk Ganjang Yang Ada Di Tebing Tinggi

penampakan, “Kalau tidak percaya boleh ditanya orang-orang tua di kampung ini, mereka juga
mengetahuinya,” ungkapnya.

Sosok harimau berkaki tiga itu, lanjut Ribut, pada tahun 50-an masih sering muncul dan
menampakkan wujutnya di sekitar makam dan sekali-kali mengelilingi kampung, namun katanya,
harimau tersebut tidak pernah mengganggu warga, malah melindungi kampong. “Dulunya jika ada
orang yang berniat mengganggu dikampung ini, maka harimau itupun langsung muncul mengelilingi
kampung, tapaknya sangat besar,” kenang ribut.

Masih cerita tentang kekeramatan makam itu, pernah katanya datang dua orang dari Medan yang
mengaku wartawan ke lokasi makam, namun mungkin karena niat-nya tidak baik, hasil photo-photo
makam yang mereka ambil tidak satu pun yang jadi, “Hasilnya hitam, sampai dua kali mereka datang
namun begitu di cetak hasilnya tetap hitam, karena itu setiap orang yang datang ke makam saya selalu
berpesan agar tidak memiliki niat yang tidak baik, siapapun dari suku atau agama apapun asal niatnya
baik pasti dibalas dengan kebaikan, dan sampai sekarang makam ini tetap di keramatkan,” tuturnya.

Diakuinya juga kalau makam ini banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah baik pulau Sumatra
maupun pulau Jawa, dan mereka yang berkunjung biasanya memiliki berbagai macam niat atau hajat.
Dijelaskannya, bahwa umumnya apa yang menjadi hajat para peziarah yang datang selalu dikabulkan
asal itu permintaan baik, hal itu kata Ribut diketahuinya dari peziarah itu sendiri, “Karena setiap
niatnya terkabul, peziarah itu pasti datang mengadakan semacam acara makam bersama sebagai
ungkapan rasa syukur” terangnya.

Pernah juga, tambah Ribut, seorang warga dari Kisaran datang berziarah ke makam ini karena
matanya tidak bisa melihat, “Alhamdulillah setelah ia berziarah sampai tiga kali ke makam Datuk
Ganjang, orang itu pun kembali dapat melihat dan sebagai rasa syukurnya iapun menjamu warga satu
kampung ini makam bersama” tutur Ribut.

Disinggung perihal kondisi makam yang cukup sederhana dan kurang perhatian untuk ukuran makam
bersejarah, Ribut mengakui kalau keinginan untuk memugar makam itu sudah ada sejak dulu, namun
mengingat penghasilannya selama ini hanya dari profesi sebagai pekerja bangunan membuat niat itu
belum terlaksana, “Bagaimanalah, untuk menghidupi anak isteri aja saya sudah banting tulang,”
ungkapnya.

Rebut mengharapkan kiranya Pemerintah Kota Tebingtinggi memberi perhatian pada makam tua itu
dengan memugarnya, karena bagaimanapun, makam itu merupakan salah satu bukti sejarah dikota ini,
“Kalaulah boleh, saya sangat mengharap pada Pemko untuk berkenan kiranya memugar makam ini
Sejarah Kuburan Datuk Ganjang Yang Ada Di Tebing Tinggi

agar tidak rusak, karena selama ini belum pernah ada bantuan dari pihak pemerintah kota ” terang
Ribut.

Hingga saat ini, baru organisasi Karang Taruna Tebingtinggi saja yang pernah memberi perhatian
pada makam tersebut dengan melakukan gotong royong serta membuatkan atap makam itu beberapa
waktu lalu. “Saya mengucapkan terima kasih kepada karang taruna” terangnya mengakhiri
perbincangan.

Dilansir dari Site Personal Ali Yustono

“Di tahun 70-an, dilokasi dekat makam itu masih ada sebuah pohon besar sejenis pohon beringin yang
berusia ratusan tahun, tapi akibat semakin besarnya pohon itu, membuat akar-akarnya semakin
membesar dan telah merambat ke makam, khawatir akarnya akan merusak batu makam kemudian
pohon itu ditebang.

Penebangan itu tidak berjalan mulus, masih berencana menebang pohon saja Konon Ribut bermimpi
rumahnya seperti dihantam angin topan yang sangat kuat, tapi setelah berkonsultasi dengan seorang
paranormal dan dilakukan ritual, barulah penebangan itu berjalan lancar.

Boleh percaya boleh tidak, tapi menurut Keyakinannya, bahwa sosok Datuk Ganjang ini adalah orang
sakti dimasanya dahulu dapat dibuktikan dengan adanya sosok nyata berupa harimau berkaki tiga
yang sesekali menampakkan diri di lokasi makam. Sosok harimau berkaki tiga itu, pada tahun 50-an
masih sering muncul dan menampakkan wujudnya sekali-kali mengelilingi kampung, namun harimau
tersebut tidak pernah mengganggu warga, malah melindungi kampung.

Diakuinya juga kalau makam ini banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah baik pulau Sumatra
maupun pulau Jawa, bahkan warga etnis Tionghoa juga banyak yang mengunjungi makam ini, mereka
yang berkunjung biasanya memiliki berbagai macam niat. Dijelaskannya, bahwa umumnya apa yang
menjadi niat para peziarah yang datang sering kali terkabulkan asal itu permintaan baik-baik,-

Makam Datuk Ganjang itu keramat


Kekeramatan Makam Tua “datuk ganjang” ini, bukan hanya isapan jempol, namun hal ini
Sejarah Kuburan Datuk Ganjang Yang Ada Di Tebing Tinggi

diperlihatkan dengan bukti bukti, sebagaimana disebutkan ribut, bahwa dulunya makam Datuk
ganjang ini ada penjaganya, yakni semacam Harimau berkaki tiga.

“boleh percaya boleh tidak, tapi Keberadaan Harimau berkaki tiga itu, wujutnya nyata memang
harimau bukan sejenis penampakan,kalau tidak percaya boleh orang orang tua di kampung ini,mereka
juga mengetahuinya” ungkapnya.

Sosok harimau berkaki tiga itu, jelas ribut di tahun 50,an masih sering muncul menampakkan
wujutnya di sekitar makam dan sekali kali mengelilingi kampung,namun katanya harimau tersebut
tidak pernah mengganggu warga,malah melindungi kampung.

“Dulunya jika ada orang yang berniat mengganggu dikampung ini,maka harimau itupun langsung
muncul mengelilingi kampung,tapaknya sangat besar” kenang ribut.

Pernah kata ribut, ia menanami sekeliling rumahnya yang berdekatan dengan makam itu dengan
bunga-bunga yang banyak, saat itu kayanya anak seseorang menabrak dengan sepeda hingga bungan
banyak yang rusak, akibatnya orang itu lumpuh hingga sekarang.

Masih cerita tentang kekeramatan makam itu, pernah katanya datang dua orang dari medan yang
mengaku wartawan ke lokasi makam,namun mungkin karena niatnuya tidak baik, hasil photo-photo
makam yang mereka ambil tak satupun yang jadi,” hasilnya hitam sampai dua kali mereka datang
namun begitu di cetak hasilnya tetap hitam, karena itu setiap orang yang datang ke makam saya selalu
berpesan agar tidak memiliki niat yang tidak baik,siapapun dari suku atau agama apapun asal niatnya
baik pasti dibalas dengan kebaikan dan sampai sekarang makam ini tetap di keramatkan” tuturnya.

Ribut mengakui kalau makam ini banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah baik pulau sumatra
maupun pulau jawa, dan mereka yang berkunjung biasanya memiliki berbagai macam niat atau hajat.

Dijelaskannya, bahwa umumnya penziarah yang datang apa yang menjadi hajatnya selalu dikabulkan
asal itu permintaan baik, hal ini kata Ribut ia ketahui dari penziarah itu sendiri, “karena setiap niatnya
terkabul penziarah itu pasti datang mengadakan semacam acara makam bersama sebagai ungkapan
rasa Syukur” terangnya.

Pernah, kata ribut seorang warga dari kisaran datang berziarah ke makam ini karena matanya tidak
bisa melihat,”Alhamdulillah setelah ia berziarah sampai tiga kali ke makam Datuk Ganjang, orang itu
pun kembali dapat melihat dan sebagai rasa syukurnya iapun menjamu warga satu kampung ini
makam bersama” tutur ribut
Sejarah Kuburan Datuk Ganjang Yang Ada Di Tebing Tinggi

Ribut selalu, mengingatkan meminta pada Allah, agar tidak menjadi syirik dan musrik. Jadikan
makam keramat ini sebagai perantara doa, seperti makam makam Waliyullah lainnya

Dan tentunya semua ini semata mata karena izin Allah SWT, dan wali ini sebagai perantara saja.

Dilansir dari Simalungunonline.

Dari Hasil Pencarian kami , kami tidak dapat menemukan Narasumber yang mengetahui
tentang sejarah makam ini setelah kami menacarinya dengan berbagai informasi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai