Anda di halaman 1dari 4

asal Usul Mbah Buyut Gangsar Roomo Gresik

Diantara makam bersejarah di desa Roomo hanyalah makam Mbah Buyut Gangsar
yang paling ramai di ziarahi orang, terutama pada hari jum’at wage. Mereka datang dari
berbagai daerah di kawasan Gresik dan sekitarnya Makam ini terletak tepat ditepi selatan
jalan raya umum, yang pada pelebaran jalan raya tahun 2010 hampir mengenai dinding
cungkup makamnya. Makam ini masih tetap di rawat dan terpelihara dengan baik oleh juru
kuncinya yang bernama ibu Rukani, warga desa Roomo RT 3 RW 2. Menurut cerita, makam
ini dulu berada di utara jalan raya karena ada pembuatan jalan raya oleh Herman William
Daendels, sekitar tahun 1808, maka makam ini di pindahkan ke selatan jalan agar tak
merintangi jalan raya yang akan di buat oleh Daendels tersebut. Pada evakuasi jenazahnya
ternyata mereka melihat kalau jasad ini masih segar dan utuh layaknya baru di
makamkan. Tentu saja muncul banyak spekulasi masyarakat bahwa jenazah tersebut tentu
orang yang keramat, sebab jasadnya utuh. Kalau memang benar keramat, maka
kekeramatannya bukan hanya figurnya saja tetapi mbah Gangsar memang benar-benar
lelaki yang berasal dari desa Kramat Inggil Gresik. Cerita tutur masyarakat mengabarkan
bahwa dahulu mbah Gangsar berasal desa Kramat yang konon hidup pada masa
pemerintahan Giri Kedhaton. Namun tak ada petunjuk pasti masa Sunan Giri ke berapakah
ia hidup. Mbah Gangsar adalah pedagang gramen atau pedagang aneka barang keliling.
Saat berdagang, sesampainya di desa Roomo ia di rampok dan terjadilah duel yang tak
berkesudahan saking digjayanya mereka. Dalam kepayahan tersebut, mbah Gangsar
menawarkan diri apa yang di maui penyamun itu, nyawanya ataukah hartanya. Perampok
itu menginginkan dua-duanya, yaitu nyawa dan hartanya. Mbah Gangsar akhirnya kasihan
terhadap rampok itu dan menunjukkan titik kelemahan dari kesaktian yang di milikinya
yaitu bilamana mbun-mbunan kepalanya di jitak maka matilah dia. Perampok itu ingin
mencoba apa benar yang dikatakannya. Dan memang benar bahwa dengan sekali jitak
mbah Gangsar telah roboh dan tewas. Perampok itu lalu bingung dan menyesali
perbuatannya. Tewasnya mbah Gangsar di desa Roomo tak banyak warga yang tahu profil
dirinya, baru kemudian pada saat banyak orang yang berkerumun tiba-tiba ada orang
yang kebetulan lewat dan mengenali bahwa yang tewas itu adalah tetangganya di desa
Kramat yang bernama asli Gangsar. Kabar kematian Gangsar telah menyebar ke tengah
masyarakat. Masyarakat mengabarkan bahwa yang tewas adalah Gangsar orang kramat.
Terjadi salah paham di antara para warga. Mereka beranggapan bahwa kramat sama
dengan seorang wali yang mendapat karomah Allah, padahal kramat di sini adalah nama
desa tempat tinggalnya. Salah kaprah mengaitkan karomah atau kramat pada dirinya telah
berlangsung turun temurun. Kalau toh figur dirinya orang karomah maka dia memang
mendapat dua kekeramatan. Keramat lantaran tersohor di isukan orang kramat, dan
Kramat kedua adalah memang dia benar-benar berasal dari desa Kramat. Kabar kematian
orang kramat ini kemudian tersiar kemana-mana. Sejak saat itu banyak orang yang
menziarahi makamnya khususnya pada hari jum’at wage. Mereka datang untuk berziarah
dan berdoa kepada Allah dan bertawasul dengan pribadi mbah gangsar agar Allah
berkenan menjadikan keluarga mereka orang-orang yang gangsar yang berarti lekas bisa
faham ilmu, cerdas, dan selalu sukses. Selain itu mereka datang berziarah dengan maksud
untuk mendoakan yang di makamkan di situ, mendoakan kaum muslim lain yang
meninggal dunia. Memang tak bisa di pungkiri bahwa dalam upaya mendekatkan diri
kepadaNya, manusia mempunyai bermacam cara. Ada yang hatinya tergetar saat
mendengar lantunan ayat Al-Qur’an dibacakan, ada sebagian lain yang nerasakan
keagunganNya saat melihat pesona alam nan indah terhampar, ada juga yang menangis
tatkala mendengar irama musik dan sebagainya. Begitu juga seeorang bisa saja
merasakan kedamaian saat menghadiri pengajian akbar dengan gemuruh lantunan kalimat
thoyibah dari ribuan orang yang hadir, atau mungkin saja seseorang dapat merasakan
kedamaian saat bersunyi dan berdo’a di sebuah makam kuno yang mungkin itulah salah
satu penyebab mengapa makam mbah buyut Gangsar banyak di ziarahi orang.
Bagaimanapun juga makam mbah Gangsar termasuk salah satu makam yang bersejarah di
desa Roomo yang perlu kita jaga sebagai salah satu asset sejarah yang masih tersisa di
desa Roomo.
Asal Usul SEGO ROOMO
Alkisah, hiduplah salah seorang wanita parubaya di Desa Roomo, Kecamatan
Manyar, Kabupaten Gresik. Beliau dan keluarganya harus berjuang untuk memenuhi
perekonomian agar dapat bertahan hidup. Anak-anaknya yang masih kecil, menjadikan
beban tersendiri bagi wanita tua tersebut, beliau berpikir bagaimanapun caranya harus
terus berjuang mendapat penghidupan yang layak.
Suatu ketika, wanita tersebut berjalan keluar Desa untuk mencari sumber
penghasilan. Hingga tiba-tiba, beliau bertemu dengan salah seorang wali bersorban putih
dan memegang tasbih di tangan kanannya. Wali tersebut bertanya, apa yang sedang
dilakukan wanita itu? Berjalan sendiri bagaikan orang kebingungan. Perempuan tua itu
pun menjawab, beliau berdalih bahwa selama bertahun-tahun hidup tidak pernah
sejahtera dan selalu kekurangan. Hingga puncaknya, saat ini wanita tersebut sudah
terlanjur bingung harus berbuat apa lagi, tidak ada sumber penghasian sedikit pun yang
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga.
Sang Wali tersebut mengerti apa yang sebenarnya sedang dialami wanita parubaya
itu. Beliau pun berkata, "Kembalilah ke tempatmu, dan kemudian jual desamu. Kelak,
kau akan mendapat kesejahteraan darisana. Percayalah!". Wanita tersebut sempat tidak
kebingungan dengan maksud perintah wali tersebut. Ketika hendak bertanya, sang wali
menolak dengan alasan harus segera bertemu dengan muridnya dan memerintahkan
perempuan itu untuk segera kembali ke desanya. Tanpa pikir panjang, beliau langsung
memutar balik arah dan segera kembali menemui keluarganya. Namun, di tengah
perjalanan wanita itu kemudian tersadar maksud dari perkataan wali untuk 'menjual
desa'.
Sesampainya di rumah, beliau langsung menceritakan pertemuannya dengan sang
wali kepada suami tercinta. Mereka pun menyanggupi apa yang harus diperbuat,
berjualan nasi berwarna oranye yang biasa disantap oleh penduduk sekitar. Keesokan
harinya, wanita itu menjajakan kuliner tersebut keluar desa (daerah pasar Gresik),
sebagian orang sempat memandang sebelah mata dengan menyebutnya 'hidangan aneh'.
Wanita parubaya tersebut tidak pantang menyerah, pertama kali ia berjualan dengan
harga murah untuk promosi. Beliau juga menjelaskan kepada calon pembeli bahan-bahan
yang digunakan dan sejarah makanan itu. Alhasil, masyarakat mulai menyesuaikan diri
dengan kehadiran kuliner baru tersebut yang dianggap tidak biasa.
Orang-orang kemudian mulai menyebutnya dengan Sego Roomo karena berasal
dari Desa Roomo. Sedangkan kenapa disebut Sego atau Nasi? Konon, wanita tua itu tidak
dapat menyantap nasi dengan tekstur yang padat karena usia, sehingga beliau
menambahkan takaran air dan jadilah seperti bubur. Jadi, tidak masalah apabila
menyebutnya dengan julukan Nasi Roomo ataupun Bubur Roomo, karena keduanya sama
saja.

Anda mungkin juga menyukai