PENDAHULUAN
Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah,
air laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan
membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan
kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
PEMBAHASAN
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali
atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat
dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia
adalah sifat yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur tanpa
mengubah susunan kimia zat tersebut. Sifat yang dapat diamati dengan pancaindera adalah
wujud/rupa, warna, bau, rasa, tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya
endapan, sedangkan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain
bobot jenis, indeks bias, titik didih, dan titik leleh/beku.
1. Klasifikasi Kation
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis
kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation
terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk
klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk
bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak.
Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan
teroksidasi menjadi nitrogen dioksida berwarna
merah: 2NO (tidak berwarna) + O2 2NO2 (merah)
Pereaksi 2+ + +
Pb Hg Ag
HCl Putih, PbCl2 ↓ Putih, Hg2Cl2 ↓ Putih, AgCl2 ↓
Tdk ada prubahan Hitam, Hg ↓ + 2+
+ NH3 Larut, [ Ag(NH3)2]
+ air panas Larut HgNH2 ↓ Tdk ada prubahan
Tdk ada perubahan
3. Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),
Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan
(IV).
a. Merkurium (Raksa), Hg- Merkurium
(II) Rekasi-reaksi ion merkurium (II):
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II)
klorosulfida terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan
hidrogen sulfida lebih lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II)
sulfida.
2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya
2+
dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat: 2Hg
- +
+ NO3 + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merah-
kecoklatan dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah
stoikiometris endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium
(II) oksida:
Air ↓ Putih
BrO(NO)2
SnCl2 + 2 mL HCl
pekat
0,5 mL
SnCl2↓
Coklat tua
NH4-molibolat Kristalin
putih
MgNH4SO4
+CCl4
Gelatin,
kuning muda
Hg
Reaksi spesifik ↓ kuning Barutan Reagensia Reagensia
muda utanil rodamin-B Rodamin-B
asetat:↓ Warna
kuning muda biru
4. Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI),
Nikel, Kobalt, Mangan (II) dan (VII), dan Zink.
Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida(hitam),
aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam),
kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).
a. Besi, Fe-Besi (II)
Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi memiliki
o
titik lebur pada 1535 C. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida,
silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit.
b. Besi, Fe-Besi (III)
c. Aluminium – Al
Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa. Aluminium
o
melebur pada suhu 659 C. Aluminium dapat teroksidasi pada permukaannya
apabila terkena udara. Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih
lanjut. Asam klorida encer dapat melarutkan logam ini dengan mudah.
d. Kromium, Cr – Kromium (II)
No Pereaksi 2+ 3+ 3+ 3+ 4+
Fe Fe Al Cr / Cr
Fe3[Fe(CN)6]3
+NaOH
endapan
merah
FePO4
————
No Pereaksi 2+ 2+ 2+ 7+ 2+
Co Ni Mn ,Mn Zn
1. NaOH Endapan basa Endapan Endapan putih, Endapan putih
+berlebih biru, hijau, Mn(OH)2 gelatin, Zn(OH)2
Co(CN2) Ni(CN2)
larut larut
Pereaksi 2+ 2+ 2+
Ba Sr Ca
NH3 tidak ada perubahan tidak ada endapan tidak ada endapan
+berlebih Keruh
BaSO4 SrCO4
a. Magnesium, Mg
Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa, liat, memiliki titik lebur pada
o
650 C. Logam magnesium dapat terbakar dalam oksigen dengan mudah,
mengeluarkan cahaya putih dan membentuk oksida MgO dan nitrida Mg3N2.
b. Kalium, K
Kalium adalah logam berwarna putih perak, lunak, memiliki titik lebur pada
o
63,5 C. Kalium tidak berubah pada udara kering namun dapat teroksidasi dengan
cepat pada udara lembab. Logam kalium menguraikan air dengan dahsyat
menghasilkan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.
c. Natrium, Na
Natrium adalah logam berwarna putih perak berteskstur lunak dan memiliki titik
o
lebur 97,5 C. Dalam udara lembab, natrium dapat teroksidasi dengan cepat
sehingga harus disimpan dalam pelarut nafta atau silena. Logam natrium dapat
bereaksi hebat dengan air membentuk natrium oksida dan hidrogen.
+
d. Ion Amonium, NH4
Ciri-ciri khas ion amonium serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali.
Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air
dengan membentuk larutan yang tidak berwarna.
2+ 2+ + +
Pereaksi Mg Na K NH4
NaOH ↓ putih gelatin
+ air Larut sedikit
NH4CO3 ↓ putih
Na2CO3 ↓ putih
+ asam Larut
+CH3COOH
H2C4H4O6
+ Na-asetat
HClO4 ↓ kristal
putih
Uji nyala Meah tua Kuning lembayung
intensif
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-
gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion
tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
1. Uji Sulfat
Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah oleh zat
zat pengoksidasi yang lemah sekalipun menjadi garam(III)mangan yang berwarna
coklat tua. Memungkinkan adanya ion ion kompleks
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka
hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl
(putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).
Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral, ambil 10ml ekstrak soda
dan jadikan sedikit asam dengan asam nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia encer
sampai basa, tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan fluoride,
oksalat, fosfat, arsenat dan tartrat
7. Uji Kromat
Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada.
Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
8. Uji Asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika
tercium bau buah maka asetat ada.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam analisa kualitatif yang dilakukan berdasarkan metode H 2S kation-
kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut
terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum dipakai adalah HCl, H2S,
amonium sulfida dan amonium karbonat. Cara identifikasi anion tidak begitu spesifik
seperti pada identifikasi kation. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan,
analisis anion dari zat asal, dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra
soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation
yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada
dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang
2+
ditemukan Pb , anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl 2 larut dalam
air panas. Tida mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.