untuk mengetahui kadar suatu mengetahui kandungan senyawa kimia zat yang terdapat pada sampel uji baik secara kualitatif ataupun secara kuantitatif. ANALISIS KUALITATIF Dasar analisis kualitatif : “ Setiap zat yang memiliki karakteristik yang berbeda” Pelaksanaan analisis kualitatif 1. Memeriksa/mengamati sifat bahan 2. Menafsirkan hasil pengamatan melalui perbandingan dengan sifat zat yang sudah dikenal 3. Mengenal sifat-sifat berbagai bahan, meliputi: a. Sifat fisika : warna, bau, rasa, kelarutan, massa jenis,dll b. Sifat kimia : sifat yang dapat diamati setelah bahan diberi zat kimia lain yang disebut reagen. 4. Hasil reaksi yang dapat diamati antara lain: perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan gas dan pembentukan hasil reaksi yang berbau Syarat-syarat pereaksi : 1. Hasil reaksi harus dapat diamati dengan panca indera atau dengan suatu alat 2. Reaksi harus berlangsung cepat 3. Reaksi harus dapat dipercaya, tidak meragukan atau tetap 4. Reaksi harus bersifat : a. Selektif, artinya pereaksi memberikan hasil positif terhadap beberapa zat saja (untuk pendahuluan/penggolongan) b. Khas/spesifik, artinya memberikan hasil positif terhadap satu zat saja (dibutuhkan untuk penetapan) 5. Reaksi harus peka atau sensitif utk dapat menyatakan suatu zat dalam jumlah kecil Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1.Reaksi kering 2.Reaksi basah 1. Reaksi Kering digunakan untuk zat-zat padat dan dalam keadaan kering, tanpa melarutkan sampel. Reaksi kering salah satunya dapat dilakukan dengan cara uji nyala Uji Nyala • digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. • uji nyala menggunakan nyala bunsen dan kawat nikrom. Zat mengandung Warna Nyala Na Kuning K Violet Ca Merah bata Sr Merah Ba Hijau kuning Cu Hijau kebiruan Stronsium Kalium Merah Ungu Natrium Barium Kuning Hijau Kekuningan Kalsium Merah Bata 2. Reaksi Basah dilakukan dengan cara zat yang akan dianalisis dilarutkan lebih dahulu kemudian ditambahkan dengan larutan pereaksi (reagen). Hasil reaksinya kemudian diamati dan dianalisis melalui perbandingan dengan sifat zat yang sudah dikenal Hasil reaksi yg dapat diamati adalah : • terbentuk endapan • terjadi pembebasan gas • terjadi perubahan warna • timbul bau Contoh : • Zat yg mengandung ion Cl- jika ditambahkan dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan putih • Zat yg mengandung Br- jika ditambahkan dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan kuning IDENTIFIKASI SENYAWA ANORGANIK KLASIFIKASI KATION Untuk memudahkan dalam melakukan analisis, kation-kation dikelompokkan menjadi 5 golongan. Klasifikasi kation berdasarkan reagen adalah sbb: 1. Golongan I Membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium (I) raksa, dan perak(Ag). 2. Golongan II Membentuk endapan dengan hidrogen sulfida. Ion-ion golongan ini dibagi menjadi dua yaitu golongan IIA dan IIB • golongan IIA yaitu merkurium (II), tembaga , bismuth, kadmium, • golongan IIB yaitu arsenik (III), arsenik (V), stibium(III), stibium (V), timah (II) timah (III) dan (IV). 3. Golongan III Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium(III) aluminium, zink dan mangan (II). 4. Golongan IV Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, stronsium dan barium. 5. Golongan V Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation terakhir (sisa) yang meliputi ion magnesium, natrium, kalium, dan amonium. 1. Ion Timbal (Pb2+)