Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

PERCOBAAN ANALISIS KATION GOLONGAN 1

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Dosen Pengampu:
1. Dr. Yudhi Utomo, M.Si
2. Dr. Sc. Anugrah Ricky Wijaya, M.Sc.

Disusun Oleh:
Kelompok 1 Offering B
1. Annisa Sasikirana (210331626094)
2. Sukma Ayu Deaningtyas (210331626088)
3. Tharisa Isna Amalia (210331626114)
4. Yunita Puji Giardini (210331626032)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2023
A. Judul Percobaan
Analisis Kation Golongan I

B. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat memisahkan kation-kation
golongan I dan mgengidentifikasi keberadaan kation-kation tersebut.

C. Dasar Teori
Dalam analisis kualitatif kation-kation (ion yang bermuatan positif) dapat digolongkan
ke dalam lima golongan. Hal ini berdasarkan pada sifat kation terhadap pereaksi tertentu.
Pereaksi yang paling umum digunakan dalam mengklasifikasikan kation adalah asam klorida,
hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Penggolongan ini didasarkan
pada apakah suatu kation bereaksi membentuk endapan atau tidak. Kation yang bereaksi
dengan asam klorida membentuk endapan (garam klorida) merupakan kation golongan I.
Kation golongan II adalah kation yang bereaksi dengan hidrogen sulfida membentuk endapan.
Kation-kation yang bereaksi dengan ammonium sulfida membentuk endapan termasuk kation
golongan III. Kation golongan IV adalah kation yang bereaksi dengan ammonium karbonat
membentuk endapan. Sedangkan kation golongan V adalah kation yang tidak membentuk
endapan ketika direaksikan dengan pereaksi-pereaksi tersebut (Sahirman, 2021).
Kation golongan I yaitu Pb2+, Hg22+, dan Ag+ . Kation ini membentuk endapan putih
ketika bereaksi dengan HCl encer. Endapan yaang terbentuk antara lain; PbCl 2, Hg2Cl2, dan
AgCl. Berikut reaksi pengendapan kation golongan I oleh asam klorida encer.
• Ag+(aq) + Cl(aq) → AgCl(s) (endapan putih)
• Pb2+(aq) + 2Cl(aq) → PbCl2(s) (endapan putih)
• Hg22+(aq) + 2Cl(aq) → Hg2Cl2(s) (endapan putih)
Secara umum, pemisahan anggota kation golongan I dapat dilakukan dengan cara
memisahkan terlebih dahulu PbCl2 dari endapan AgCl dan Hg2Cl2. Endapan PbCl2 larut
dalam air panas dan membentuk kristal seperti jarum setelah dingin. Sedangkan AgCl dan
Hg2Cl2 tidak larut dalam air panas. Setelah PbCl2 terpisah, selanjutnya AgCl dan Hg2Cl2 dapat
dipisahkan dengan cara menuangkan larutan amonia panas pada endapan tersebut. AgCl akan
larut dalam amonia panas membentuk kompleks diamin argentat. Sedangkan endapan Hg 2Cl2
oleh larutan amonia panas diubah menjadi campuran Hg(NH 2)Cl dan Hg yang membentuk
endapan berwarna hitam (Moshinsky, 1959).
Reaksi-reaksi yang terjadi pada pengendapan, pemisahan dan identifikasi kation-
kation golongan I tersebut adalah sebagai berikut:
1. Reaksi Pengendapan
Ag+ + Cl- → AgCl (s) (endapan putih)
Pb2+ + Cl- → PbCl2 (s) (endapan putih)
Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2 (s) (endapan putih)
2. Pemisahan
Endapan PbCl2 larut dalam air panas tetapi membentuk kristal seperti jarum setelah
dingin. Sedangkan AgCl larut dalam amonia encer membentuk ion kompleks
diamenargentat.
AgCl(s) + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl–
Endapan Hg2Cl2 oleh larutan amonia diubah menjadi campuran merkrium (II)
amidoklorida dan logam merkurium yang kedua-duanya merupakan endapan.
Hg2Cl2 (s) + 2NH3 → Hg(s) + Hg(NH2)Cl(s) + NH4+ + Cl-
3. Reaksi identifikasi
Pb2+ + CrO42- → PbCrO4 (s) (endapan kuning)
Pb2+ + 2I- → PbI2 (s) (endapan kuning)
Pb2+ + SO42- → PbSO4 (s) (endapan putih)
[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ →AgCl (s) (endapan putih) + 2NH4+
[Ag(NH3)2]+ + I- + 2H+ → AgI (s) (endapan kuning) + 2NH3

D. Alat dan Bahan:


Alat Bahan
1. Gelas kimia 1. sampel (campuran kation golongan I)
2. Gelas ukur 2. HCl 2M
3. Pengaduk gelas 3. Aquades
4. Pemanas spiritus 4. Ammonia 6M
5. Kaki tiga dan kassa 5. Asam nitrat 6M
6. Corong gelas 6. NaOH
7. Kertas saring 7. KI
8. cawan penguapan 8. Kromat

E. Prosedur Kerja

Sampel

- Diambil sampel sebanyak 10 mL


- Ditempatkan ke dalam gelas kimia
- Diuapkan hingga volume larutan tersisa setengah dari volume awal
- Ditambahkan kembali dengan aquades hingga volume larutan kembali 10 mL
- Ditambahkan tetes demi tetes HCl 2M sambil diaduk sampai seluruh kation
golongan 1 mengendap
- Endapan disaring dan dipisahkan filtratnya
- Filtrate diuji dengan ditambahkan HCl 2M (apabila masih terbentuk endapan
dilanjutkan dengan penambahan reagen hingga tidak terbentuk endapan lagi
dan disatukan dengan endapan sebelumnya)
- Endapan dicuci dengan 4 mL HCl 2M dingin (sebanyak 2 kali)
- Endapan dicuci kembali dengan air dingin 4 mL (sebanyak 2 kali)
- Endapan dipindahkan (dari kertas saring) dalam gelas kimia 50 mL
- Ditambahkan aquades sebanyak 20 mL
- Dididihkan selama 1 menit
- Larutan disaring dalam keadaan panas
- Filtrat dipisahkan dari endapan yang terbntuk
- Endapan yang mengandung ion Ag+ dan Hg+ dicuuci dengan air panas 5 mL
sebanyak 3 kali
- Endapan diatas kertas saring di siram 10 mL ammonia 6M (bila endapan
berwarna abu-abu atau hitam pada kertas saring menandakan adanya Hg)
- Filtat sisa pencucian endapan dengan ammonia
- Ditambahkan asam nitrat 6M hingga suasana larutan menjadi asam
(terbentuknya endapan putihmenandakan adanya Ag)

Hasil
Identifikasi Kation
1. Perak (I) (Ag+)

Perak Nitrat (AgNO3)

- Dimasukkan perak nitrat kedalam tabung reaksi sebanyak 1 mL


- Ditambahkan (masing-masing tabung reaksi satu jenis larutan):
 HCl, terbentuk endapan putih
 Alkali Hidroksida (LOH), terbentuk endapan cokelat dari perak oksida
Ag2O
 Ammonia, pada tetes pertama terbentuk endapam cokelat
 K2CrO4, terbentuk endapan merah dari Ag2CrO4
 KI, terbentuk endapan kuning perak dari AgI
Hasil

2. Merkuro (I) Hg2+

Merkuro Nitrat (Hg2(NO3)

- Dimasukkan merkuro nitrat kedalam beberapa tabung sebanyak 1 mL


- Ditambahkan (masing-masing tabung reaksi satu jenis larutan)
 HCl, terbentuk endapan putih dari merkuro klorida
 Alkali Karbonat (L2CO3), terbentuk endapan kuning dari merkuro karbonat
 Ammonia atau ammonium karbonat, terbentuk endapan abu abu dari
garam merkuri klorida yang tercampur endapan logam Hg
 K2CrO4 dan dipanaskan, terbentuk endapam merah dari Hg2CrO4
 KI, terbentuk endapan kuning kehijauan dari Hg2I2

Hasil

3. Timbal, Pb2+

Timbal Nitrat (PbNO3)2


- Diambil sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berbeda
- Ditambahkan (masing-masing tabung reaksi satu jenis larutan):
 Asam klorida atau garam klorida, akan terbentuk endapan putih dari timbal
klorida
 Alkali hidroksida, akan terbentuk endapan putih dari timbal hidroksida
 Kalium kromat, akan terbentuk endapan kuning dari timbal kromat
 Asam sulfida, akan terbentuk endapan hitam dari timbal oksida
 Kalium iodida, akan terbentuk endapan kuning dari PbI2
 Asam sulfat atau larutan garam sulfat, akan terbentuk endapan putih dari
PbSO4
Hasil

F. Data Pengamatan
Pemisahan Kation Golongan I

Hasil Pengamatan
Perlakuan sampel
Sebelum Sesudah

Diambil Sampel 10 Sampel: larutan berwarna biru Setelah penambahan HCl 2M


mL HCl; larutan tidak berwarna terbentuk endapan warna putih, filtrat
berupa larutan warna biru (untuk
Diuapkan sampel identifikasi golongan kation 2)
hingga setengah Endapan putih berupa kation golongan
volume awal 1(Ag , Hg , dan Pb )
+
2
2+ 2+

Ditambahkan
aquades sampai 10
mL
Tabung 1: Filtrat + K CrO
2 4

Filtrat dari saringan sebelumnya Terbentuk endapan berwarna kuning


Ditambah HCl tetes
Perlakuan sampel Hasil Pengamatan

demi tetes kemudian menguji adanya yang menunjukkan adanya


kation Pb diletakkan pada
2+
kation Pb 2+

Disaring beberapa tabung reaksi;


Tabung 1: Filtrat + K CrO
2 4 Tabung 2: Filtrat + Na S2

Endapan dididihan Tabung 2: Filtrat + Na S 2 Terbentuk endapan berwarna hitam


dengan aquades menunjukkan adanya
sebanyak 20 mL kation Pb 2+

Endapan telah
penambahan
dipanaskan

Amonia; larutan tidak berwarna


Endapan ditambah Terbentuk endapan hitam yang diduga
amonia mengandung Hg 2
2+

Filtrat + HNO 3 Terbentuk endapan putih yang diduga


HNO : larutan tidak berwarna
3
mengandung Ag +

Identifikasi Kation Golongan I

Hasil Pengamatan
Penambahan
Kation Sesudah
(reagen)
Sebelum
Endapan Warna Endapan Kation

Perak(I) HCl 0,1 M Tidak berwarna Ada Putih Ada


Ag+

NaOH Tidak berwarna Ada Cokelat Ada

NH OH 4 Tidak berwarna Ada Putih Ada


K CrO
2 4 Kuning Ada Merah Ada

KI Tidak berwarna Ada Kuning Perak Ada

Merkuro(I) HCl Tidak berwarna Tidak Ada Larutah Keruh Tidak Ada
Hg 2
2+

Na CO2 3 Tidak berwarna Ada Jingga Ada

NH OH 4 Tidak berwarna Ada Abu-Abu Ada

K CrO
2 4 Kuning Ada Merah Ada

KI Tidak berwarna Ada Jingga Ada

Timbal(II) HCl Tidak berwarna Tidak Ada Larutan Keruh Tidak Ada
Pb2+

NaOH Tidak berwarna Ada Putih Ada

K CrO
2 4 Kuning Ada Kuning Ada

Na S 2 Tidak berwarna Ada Hitam Ada

KI Tidak berwarna Ada Kuning Ada

H SO
2 4 Tidak berwarna Ada Putih Ada

G. Pembahasan
1. Pemisahan Kation
Percobaan kali ini merupakan percobaan untuk memisahan kation golongan I.
Sampel yang diberikan merupakan larutan berwarna biru sebanyak 10 mL yang
kemudian diuapkan hingga volume tersisa setengah dari volume awal, larutan tersebut
kemudian ditambahkan dengan aquades hingga volume kembali 10 mL. Kemudian
larutan diteteskan larutan asam klorida 2M (HCl) dan mulai terbentuk endapan berwarna
putih. Penambahan HCl berfungsi untuk memisahkan kation golongan 1 yang terdapat
dalam sampel, filtrate yang dihasilkan dapat digunakan untuk identifikasi kation
golongan II dan endapan yang terbentuk dari penambahan HCl ini diantaranya PbCl 2,
Hg2Cl2, AgCl (Sahirman, 2021). Persamaan reaksi yang dihasilkan adalah:
Ag+(aq) + Cl-(aq) → AgCl(s)↓ (endapan putih)
Pb2+(aq) + Cl-(aq) → PbCl2(s)↓ (endapan putih)
Hg22+(aq) + 2Cl-(aq) → Hg2Cl2(s)↓ (endapan putih)
Endapan yang telah dihasilkan tersebut kemudian dicuci menggunakan HCl dan juga
air dingin sebanyak dua kali, proses pencucian ini bertujuan untuk memastikan bahwa
tidak ada endapan yang tersisa. Endapan tersebut keudian ditambahkan dengan aquades
sebanyak 20 mL dan dididihkan selama 1 menit lamanya. Kemudian setelah itu endapan
disaring kembali untuk memisahkan endapan dengan filtrate yang ada, karena pemanasan
ini bertujuan untuk memisahkan PbCl2 dari Hg2Cl2 danAgCl2, filtrate yang dihasilkan dari
proses pemanasan ini diduga mengandung kation Pb 2+ dan endapan yang dihasilkan
diduga mengandung kation Hg22+ dan Ag+. Kemudian filtrate dibagi menjadi dua untuk
dilakukannya uji identifikasi (untuk memastikan adanya ion Pb 2+). Filtrate yang pertama
diuji dengan mereaksikannya dengan larutan natrium sulfide (Na 2S) yang menghasilkan
endapan berwarna hitam yang menunjukan adanya ion Pb2+ dalam PbS dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
Pb2+(aq) + Na2S(aq) → PbS(s) + Na+(aq)
Filtrat yang kedua diuji dengan mereaksikannya dengan kalium kromat (K2CrO4) yang
menghasilkan endapan berwarna kuning yang menunjukkan adanya ion Pb 2+ dalam
PbCrO4 dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Pb2+(aq) + K2CrO4(aq) → PbCrO4(s) + 2K+(aq)
Setelah melakukan pengujian filtrate dilanjutkan dengan pencucian endapan yang
dihasilkan dari proses pemanasan sebelumnya. Endapan dicuci menggunakan air panas
dan ditambahkan ammonia 6M yang seharusnya membuat terbentuknya endapan
berwarna hitam yang diduga mengandung ion Hg22+ dalam Hg(NH2)Cl, dan filtrate yang
diduga mengandung ion Ag+ dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
AgCl(s) + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
Hg2Cl2(s) + 2NH3(aq) → Hg(s) + Hg(NH2)Cl(s) +NH4+(aq) + Cl-(aq)
Namun, pada percobaan yang telah dilakukan endapan hitam tidak terbentuk, hal ini
dapat terjadi karena mungkin terdapat kesalahan pada saat mereaksikan larutan
Selanjutnya filtrat yang dihasilkan ditambahkan dengan asam nitrat 6M (HNO 3) yang
menghasilkan endapan berwarna putih dari AgCl yang diduga mengandung ion Ag +
dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
[Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq) + HNO3(aq) →AgCl(s) + 2NH4NO3(aq)

2. Identifikasi Kation

a) Identifikasi Ag+

Percobaan ini yaitu identifikasi Ag+, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengambil larutan perak nitrat (AgNO 3) sebanyak 1 mL ke masing-masing
tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan reagen :

 Larutan asam klorida (HCl) 0,1 M

Pada tabung pertama berisi larutan perak nitrat (AgNO 3) tidak berwarna
sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan asam klorida (HCl) 0,1 M yang
berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan HCl 0,1 M ini ditambahkan dan
terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang terbentuk pada reaksi ini
diakibatkan adanya perak klorida (AgCl). Endapan tersebut dapat larut kembali
saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida (NH4OH) sehingga larutan
menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada awalnya. Dari percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa positif Ag+ dan dibuktikan dengan reaksi sebagai
berikut:

AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)

 Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 M

Pada tabung kedua berisi larutan perak nitrat (AgNO 3) tidak berwarna
sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M
yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan NaOH 0,1 M ini ditambahkan
dan terbentuk endapan berwarna coklat. Endapan coklat yang terbentuk pada
reaksi ini diakibatkan adanya perak oksida (Ag2O). Endapan tersebut dapat larut
kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida (NH4OH) sehingga
larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada awalnya. Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Ag+ dan dibuktikan dengan reaksi
sebagai berikut:

AgNO3(aq) + NaOH(aq) → Ag2O(s) + H2O(l) + NaNO3(aq)

 Larutan Ammonium Hidroksida (NH4OH)

Pada tabung ketiga berisi larutan perak nitrat (AgNO 3) tidak berwarna
sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan natrium hidroksida (NH4OH) 0,1 M
yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan NH4OH 0,1 M ini ditambahkan
dan terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang terbentuk pada reaksi
ini diakibatkan adanya perak hidroksida (AgOH). Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa positif Ag+ dan dibuktikan dengan reaksi sebagai berikut:

AgNO3(aq) + NH4OH(aq) → AgOH(s) + NH4NO3(aq)

 Larutan Kalium Kromat (K2CrO4)

Pada tabung keempat berisi larutan perak nitrat (AgNO 3) tidak berwarna
sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan kalium kromat (K2CrO4) 0,1 M yang
berupa larutan berwarna kuning. Saat larutan K2CrO4 0,1 M ini ditambahkan dan
terbentuk endapan berwarna merah. Endapan merah yang terbentuk pada reaksi
ini diakibatkan adanya perak kromat (Ag2CrO4). Endapan tersebut dapat larut
kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida (NH4OH) sehingga
larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada awalnya. Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Ag+ dan dibuktikan dengan reaksi
sebagai berikut:

AgNO3(aq) + K2CrO4(aq) → Ag2CrO4(s) + KNO3(aq)

 Larutan Kalium Iodida (KI)

Pada tabung kelima berisi larutan perak nitrat (AgNO 3) tidak berwarna
sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan kalium iodida (KI) 0,1 M yang
berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan KI 0,1 M ini ditambahkan terbentuk
endapan berwarna kuning perak. Endapan kuning perak yang terbentuk pada
reaksi ini diakibatkan adanya perak oksida (AgI). Endapan tersebut dapat larut
kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida (NH4OH) sehingga
larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada awalnya. Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Ag+ dan dibuktikan dengan reaksi
sebagai berikut:

AgNO3(aq) + KI(aq) → AgI(s) + KNO3(aq)

b) Identifikasi Hg22+

Percobaan ini yaitu identifikasi Hg22+, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengambil larutan merkuri(I) nitrat atau Hg2(NO3)2 sebanyak 1 mL ke masing-
masing tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan reagen :

 Larutan Asam Klorida (HCl)

Pada tabung pertama berisi larutan merkuri(I) nitrat atau Hg2(NO3)2 berupa
larutan tidak berwarna ditambahkan dengan larutan asam klorida (HCl) 0,1 M
yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan HCl 0,1 M ini ditambahkan dan
terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang terbentuk pada reaksi ini
diakibatkan adanya merkuro klorida (Hg2Cl2). Endapan tersebut dapat larut
kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida (NH4OH) sehingga
larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada awalnya. Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Hg22+ dan dibuktikan dengan
reaksi sebagai berikut:

Hg2(NO3)2(aq) + 2HCl(aq) → Hg2Cl2(s) + 2HNO3(aq)

 Larutan Natrium Karbonat (Na2CO3)

Pada tabung kedua berisi larutan merkuri(I) nitrat atau Hg2(NO3)2 berupa
larutan tidak berwarna ditambahkan dengan larutan natrium karbonat (Na 2CO3)
0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan HCl 0,1 M ini
ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna jingga. Endapan jingga yang
terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya merkuro karbonat (Hg2CO3).
Endapan tersebut dapat larut kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium
hidroksida (NH4OH) sehingga larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti
warna pada awalnya. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Hg22+
dan dibuktikan dengan reaksi sebagai berikut:

Hg2(NO3)2(aq) + Na2CO3(aq) → Hg2CO3(s) + 2NaNO3(aq)

 Larutan Ammonium Hidroksida (NH4OH)

Pada tabung ketiga berisi larutan merkuri(I) nitrat atau Hg2(NO3)2 berupa
larutan tidak berwarna ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida
(NH4OH) 0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan NH4OH 0,1
M ini ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna abu-abu. Endapan abu-abu
yang terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya merkuro hidroksida
(Hg2(OH)2). Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Hg22+ dan
dibuktikan dengan reaksi sebagai berikut:

Hg2(NO3)2(aq) + NH4OH(aq) → Hg2(OH)2(s) + NH4NO3(aq)

 Larutan Kalium Kromat (K2CrO4)

Pada tabung keempat berisi larutan merkuri(I) nitrat atau Hg2(NO3)2 berupa
larutan tidak berwarna ditambahkan dengan larutan kalium kromat (K2CrO4) 0,1
M yang berupa larutan berwarna kuning. Saat larutan K2CrO4 0,1 M ini
ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna merah. Endapan merah yang
terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya merkuro kromat (Hg2CrO4).
Endapan tersebut dapat larut kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium
hidroksida (NH4OH) sehingga larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti
warna pada awalnya. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Hg 22+
dan dibuktikan dengan reaksi sebagai berikut:

Hg2(NO3)2(aq) + 2HCl(aq) → Hg2CrO4(s) + KNO3(aq)


 Larutan Kalium Iodida (KI)

Pada tabung kelima berisi larutan merkuri(I) nitrat atau Hg2(NO3)2 berupa
larutan tidak berwarna ditambahkan dengan larutan kalium iodida (KI) 0,1 M
yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan KI 0,1 M ini ditambahkan dan
terbentuk endapan berwarna jingga. Endapan jingga yang terbentuk pada reaksi
ini diakibatkan adanya merkuro kromat (Hg2I2). Endapan tersebut dapat larut
kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida (NH4OH) sehingga
larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada awalnya. Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Hg22+ dan dibuktikan dengan
reaksi sebagai berikut:

Hg2(NO3)2(aq) + 2HCl(aq) → Hg2I2(s) + KNO3(aq)

c) Identifikasi Pb2+

Percobaan ini yaitu identifikasi Pb2+, langkah pertama yang dilakukan adalah
mengambil larutan timbal(II) nitrat atau Pb(NO3)2 sebanyak 1 mL ke masing-
masing tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan reagen :

 Larutan Asam Klorida (HCl)

Pada tabung pertama berisi larutan timbal(II) nitrat atau Pb(NO 3)2 berupa
larutan tidak berwarna sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan asam klorida
(HCl) 0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan HCl 0,1 M ini
ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang
terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya timbal klorida (PbCl 2). Endapan
tersebut dapat larut kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida
(NH4OH) sehingga larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada
awalnya. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Pb 2+ dan dibuktikan
dengan reaksi sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + 2HCl(aq) → PbCl2(s) + 2HNO3(aq)


 Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)

Pada tabung kedua berisi larutan timbal(II) nitrat atau Pb(NO 3)2 berupa larutan
tidak berwarna sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan natrium hidroksida
(NaOH) 0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan NaOH 0,1 M ini
ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang
terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya timbal(II) hidroksida (Pb(OH) 2).
Endapan tersebut dapat larut kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium
hidroksida (NH4OH) sehingga larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti
warna pada awalnya. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Pb 2+ dan
dibuktikan dengan reaksi sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq) → Pb(OH)2(s) + 2NaNO3(aq)

 Larutan Kalium Kromat (K2CrO4)

Pada tabung ketiga berisi larutan timbal(II) nitrat atau Pb(NO3)2 berupa larutan
tidak berwarna sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan kalium kromat
(K2CrO4) 0,1 M yang berupa larutan berwarna kuning. Saat larutan K2CrO4 0,1
M ini ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna kuning. Endapan kuning
yang terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya timbal kromat (PbCrO 4).
Endapan tersebut dapat larut kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium
hidroksida (NH4OH) sehingga larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti
warna pada awalnya. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Pb2+ dan
dibuktikan dengan reaksi sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + K2CrO4(aq) → PbCrO4(s) + 2KNO3(aq)

 Larutan Asam Sulfida (H2S)

Pada tabung keempat berisi larutan timbal(II) nitrat atau Pb(NO 3)2 berupa
larutan tidak berwarna sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan asam sulfida
(H2S) 0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan H2S 0,1 M ini
ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna hitam. Endapan hitam yang
terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya timbal sulfida (PbS). Endapan
tersebut dapat larut kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida
(NH4OH) sehingga larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada
awalnya. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Pb2+ dan
dibuktikan dengan reaksi sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + H2S(aq) → PbS(s) + 2HNO3(aq)

 Larutan Kalium Iodida (KI)

Pada tabung kelima berisi larutan timbal(II) nitrat atau Pb(NO 3)2 berupa larutan
tidak berwarna sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan kalium iodida (KI)
0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan KI 0,1 M ini ditambahkan
dan terbentuk endapan berwarna kuning. Endapan kuning yang terbentuk pada
reaksi ini diakibatkan adanya timbal klorida (PbI2). Endapan tersebut dapat larut
kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida (NH4OH) sehingga
larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada awalnya. Dari
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Pb 2+ dan dibuktikan dengan reaksi
sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(s) + 2KNO3(aq)

 Larutan Asam Sulfat (H2SO4)

Pada tabung keenam berisi larutan timbal(II) nitrat atau Pb(NO 3)2 berupa
larutan tidak berwarna sebanyak 1 mL ditambahkan dengan larutan asam sulfat
(H2SO4) 0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna. Saat larutan H2SO4 0,1 M ini
ditambahkan dan terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih yang
terbentuk pada reaksi ini diakibatkan adanya timbal klorida (PbSO 4). Endapan
tersebut dapat larut kembali saat ditambahkan dengan larutan amonium hidroksida
(NH4OH) sehingga larutan menjadi tidak berwarna kembali seperti warna pada
awalnya. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa positif Pb 2+ dan dibuktikan
dengan reaksi sebagai berikut:

Pb(NO3)2(aq) + H2SO4(aq) → PbSO4(s) + 2HNO3(aq)


H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai analisis dan identifikasi kation
golongan I diketahui bahwa sampel mengandung kation Golongan 1 yakni (Ag+, Hg22+,dan
Pb2+). Kation Pb2+ dapat diidentifikasi menggunakan kalium kromat membentuk endapan
kuning atau natrium sulfida membentuk endapan hitam, kation Ag+ dapat diidentifikasikan
dengan cara dipisahkan dengan cara melarutkan garamnya dalam amonium membentuk
endapan berwarna putih, dan yang terakhir kation Hg22+ dapat diidentifikasi dengan
menambahkan asam nitrat sehingga membentuk endapan hitam, namun pada percobaan kali
ini tidak didapatkan endapan hitam karena suatu kesalahan pada saat percobaan.

I. Daftar Pustaka
Moshinsky, M. (1959). Pemisahan Kation Golongan 1. Nucl. Phys., 13(1), 104–116.

Sahirman. (2021). Modul Kimia Analitik I. 1–32


J. Lampiran

Sampel diuapkan Penambahan HCl Hasil saring larutan Hasil filtrat


hingga setengah pada sampel dan terbentuk endapan penyaringan dari
volume awal terbentuk endapan berwarna putih penambahan HCl
putih

Pemanasan filtrate Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation


selama 1 menit Pb2+ dalam sampel Ag+ dalam sampel Ag+ dengan
terhadap penambahan penambahan HCl
K2CrO4
Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation
Ag+ dengan Ag+ dengan Ag+ dengan Ag+ dengan
penambahan KI penambahan penambahan kalium penambahan LOH
ammonia kromat

Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation


Hg22+ dengan Hg22+ dengan Hg22+ dengan Hg22+ dengan
penambahan ammonia penambahan L2CO3 penambahan KI penambahan HCl
Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation
Hg22+ dengan Pb2+ dengan Pb2+ dengan Pb2+ dengan
penambahan K2CrO4 penambahan K2CrO4 penambahan alkali penambahan
halida K2CrO7

Identifikasi kation Identifikasi kation Identifikasi kation


Pb2+ dengan Pb2+ dengan Pb2+ dengan
penambahan asam penambahan KI penambahan HCl
sulfida

Anda mungkin juga menyukai