1. Placer Residual
Partikel mineral/bijih pembentuk cebakan terakumulasi langsung di atas
batuan sumbernya (contoh : urat mengandung emas atau kasiterit) yang
telah mengalami pengrusakan/peng-hancuran kimiawi dan terpisah dari
bahan-bahan batuan yang lebih ringan. Jenis cebakan ini hanya terbentuk
pada permukaan tanah yang hampir rata, dimana didalamnya dapat juga
ditemukan mineral-mineral ringan yang tahan reaksi kimia.
2. Placer Elluvial
Partikel mineral/bijih pembentuk jenis cebakan ini diendapkan di atas
lereng bukit suatu batuan sumber. Dibeberapa daerah ditemukan placer
eluvial dengan bahan-bahan pembentuknya yang bernilai ekonomis
terakumulasi pada kantong-kantong (pockets) permukaan batuan dasar.
3. Placer pantai
Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang
dan arus air laut di sepanjang pantai. Gelombang melemparkan partikel-
partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana air yang kembali membawa
bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat. Bertambah besar
dan berat partikel akan diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian
terakumulasi sebagai batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan
menunjukkan urutan terbalik dari ukurandan berat partikel, dimana lapisan
dasar berukuran halus dan/ atau kaya akan mineral berat dan ke bagian
atas berangsur menjadi lebih kasar dan/atau sedikit mengandung mineral
berat. Terjadi pada kondisi topografi berbeda yang disebabkan oleh
perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral berat
berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai terbuka. Konsentrasi
partikel mineral/bijih juga dimungkinkan pada terracehasil bentukan
gelombang laut. Mineral-mineral terpenting yang dikandung jenis cebakan
ini adalah : magnetit, ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim
dan zirkon.
Kandungan endapan pasir besi paling banyak dimungkinkan dibawa oleh aliran
sungai karena hulunya merupakan sistem percabangan pola aliran dari Gunung
Berapi semeru. Penyebaran endapan pasir besi sangat dipengaruhi oleh kekuatan
ombak dan arus air laut. Sehingga penyebaran endapan pasir besi menjadi tidak
beraturan. Hal ini dibuktikan dengan adanya lapisan blacksand yang relatif tebal
di beberapa tempat yang jauh dari muara sungai. Semua itu dimungkinkan akibat
lokasi pengamatan berada di lekukan pantai, yang artinya material-material
tersebut terkumpul di lekukan pantai ketika air pasang, Karena pada lokasi
ditemukan adanya genangan air laut. Berkembangnya barrier beach, vegetasi dan
lahan tambak yang ada di sekitar daerah penelitian menyebabkan penyebaran
pasir besi sangat terbatas. Proses angin tidak dapat mengangkut material menuju
ke daratan, sehingga proses yang bekerja adalah kekuatan ombak dan arus (proses
marin). Lapisan endapan pasir besi menunjukkan pola struktur sedimen yang
berbentuk melensa, sejajar, bergelombang, dan tidak teratur (irregular) sesuai
variabilitas kelompok mineral beratnya, struktur sedimen, dan proses kekuatan
ombak dan arus yang bekerja.
Lampirkan peta morfologi daerah penelitian beserta srike dip dan titik
penetuan daerah prospek.
Yang ada foto foto tolong di masukan. Setiap kegiatan yang kita lakukan .