Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL EKSPLORASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemetaan Potensi Endapan Logam


Potensi pasir besi di daerah lumajang ini belum benar-benar diketahui jumlah dan
sebarannya karena kurangnya informasi serta belum dilakukannya pemetaan
secara lebih detail. Melihat kondisi geologi kabupaten lumajang yang memiliki
potensi bahan galian berupa logam dan non logam berupa pasir besi maka perlu
dilakukan pemetaan atau survey geologi yang lebih mendalam agar dapat
diketahui potensi dan sebarannya.

Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan


dengan mineralisasi logam lainnya yang umumnya terdapat pada lokasi penelitian.
Pembentukan pasir besi adalah merupakan produk dari proses kimia dan fisika
dari batuan berkomposisi menengah hingga basa atau dari batuan bersifat
andesitik hingga basaltik. Bahan galian pasir besi merupakan hasil rombakan dari
sumber-sumber batuan mengandung mineral/unsur (Fe) dan atau cebakan mineral
besi yang telah terbentuk sebelumnya. Melalui proses pelapukan, sumber-sumber
tersebut diubah menjadi beragam partikel mineral dan lain-lain dengan dominan
kandunga mineral Fe; yang diiangkut (transportasi) oleh media (terutama air
sungai) dan kemudian terakumulasi pada suatu cekungan sedimen sebagai formasi
pasir besi. Cebakan pasir besi hasil sedimentasi termasuk kedalam kategori
endapan alochton, dengan nilai ekonomi yang dimilikinya disebut oleh para ahli
geologi sebagai cebakan placer.

1. Placer Residual
Partikel mineral/bijih pembentuk cebakan terakumulasi langsung di atas
batuan sumbernya (contoh : urat mengandung emas atau kasiterit) yang
telah mengalami pengrusakan/peng-hancuran kimiawi dan terpisah dari
bahan-bahan batuan yang lebih ringan. Jenis cebakan ini hanya terbentuk
pada permukaan tanah yang hampir rata, dimana didalamnya dapat juga
ditemukan mineral-mineral ringan yang tahan reaksi kimia.
2. Placer Elluvial
Partikel mineral/bijih pembentuk jenis cebakan ini diendapkan di atas
lereng bukit suatu batuan sumber. Dibeberapa daerah ditemukan placer
eluvial dengan bahan-bahan pembentuknya yang bernilai ekonomis
terakumulasi pada kantong-kantong (pockets) permukaan batuan dasar.
3. Placer pantai
Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang
dan arus air laut di sepanjang pantai. Gelombang melemparkan partikel-
partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana air yang kembali membawa
bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat. Bertambah besar
dan berat partikel akan diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian
terakumulasi sebagai batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan
menunjukkan urutan terbalik dari ukurandan berat partikel, dimana lapisan
dasar berukuran halus dan/ atau kaya akan mineral berat dan ke bagian
atas berangsur menjadi lebih kasar dan/atau sedikit mengandung mineral
berat. Terjadi pada kondisi topografi berbeda yang disebabkan oleh
perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral berat
berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai terbuka. Konsentrasi
partikel mineral/bijih juga dimungkinkan pada terracehasil bentukan
gelombang laut. Mineral-mineral terpenting yang dikandung jenis cebakan
ini adalah : magnetit, ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim
dan zirkon.

4. Placer Sungai Atau Alluvial


Jenis ini paling penting terutama yang berkaitan dengan bijih emas yang
umumnya berasosiasi dengan bijih besi, dimana konfigurasi lapisan dan
berat jenis partikel mineral/bijih menjadi factor-faktor penting dalam
pembentukannya. Telah dikenal bahwa fraksi mineral berat dalam cebakan
ini berukuran lebih kecil daripada fraksi mineral ringan, sehubungan :
Pertama, mineral berat pada batuan sumber (beku dan malihan) terbentuk
dalam ukuran lebih kecil daripada mineral utama pembentuk batuan.
Kedua, pemilahan dan susunan endapan sedimen dikendalikan oleh berat
jenis dan ukuran partikel (rasio hidraulik).

4.1.1 Penyebaran Endapan Logam


Dalam penyebaran endapan mineral logam terdapat dua jenis model yang sering
dibahas, yaitu model empiris yang didasarkan atas pemerian endapan dan model
genetik yang menjelaskan endapan atas dasar proses-proses geologi. Model
genetik membahas sifat-sifat endapan yang dihubungkan dengan beberapa konsep
dasar, mungkin lebih bersifat subyektif, tetapi dapat lebih berguna sebagaimana
dapat menduga endapan yang belum tersedia pada basis data deskriptif. Model
lain yang berguna pada evaluasi ekonomi awal adalah suatu model kadar tonase
bijih. Penerapan suatu model endapan tertentu akan tergantung kepada kualitas
data yang dimiliki.daerah penelitian merupakan daerah vulkanik,terlihat dari
gunungapi, gunung api yang ada di daerah tersebut adalah gunung semeru.
Dengan adanya gunung semeru ini dapat menyebabkan banyak keterdapatan pasir
besi yang Sangat banyak atau di sebut dengan daearah yang di dominasi oleh pasir
besi.hal ini di karenakan hasil dari gunung api yang menghasilkan banyak
material vulkanik. Perlu di ketahui bahwa terbentuk nya pasir besi ini terbentuk
dari proses kimia dan fisika dari batuan basaltik seperti yang ada di daerah
penelitian dan pula yang terlihat di daerah penelitian terdapat batuan basaltik
seperti andesit, dan batuan menengah seperti diorit dan trakhit hasil rombakan dari
batuan yang mengandung Fe ( Unsur besi) mengalami proses pelapukan batuan
yang mengandung Fe menjadi berbagai macam partikel mineral dan lainnya yang
mengandung kandungan mineral Fe yang cukup banyak dan tersebar disepanjang
jalur transportasi sungai dan membentuk cebakan placer.
Suatu cebakan pasir besi selain mengandung mineral-mineral bijih besi utama
tersebut dimungkinkan berasosiasi dengan mineral-mineral mengandung Fe
lainnya diantaranya : pirit (FeS2), markasit (FeS), pirhotit (Fe1-xS), chamosit
[Fe2Al2SiO5(OH)4], ilmenit (FeTiO3) , wolframit [(Fe,Mn)WO4], kromit
(FeCr2O4); atau juga mineral-mineral non-Fe yang dapat memberikan nilai
tambah seperti : rutil (TiO2), kasiterit (SnO2), monasit [Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)],
intan, emas (Au), platinum (Pt), xenotim (YPO4), zirkon (ZrSiO4) dan lain-lain.
4.2 Eksplorasi Pasir Besi
Dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh praktikan yang menemukan
singkapan-singkapan dan membuat test pit, praktikan juga menemukan kekar dan
sesar pada singkapan serta lapisan-lapisan pada test pit. Adanya kekar dan sesar
dilihat karena pada singkapan terdapat adanya sisipan-sisipan batuan sat uke
batuan lainnya. Karena terletak disekitar sungai, air sungai juga salah satu
pengontrol terendapnya pasir besi ditepian sungai hingga tepian pantai.

Kandungan endapan pasir besi paling banyak dimungkinkan dibawa oleh aliran
sungai karena hulunya merupakan sistem percabangan pola aliran dari Gunung
Berapi semeru. Penyebaran endapan pasir besi sangat dipengaruhi oleh kekuatan
ombak dan arus air laut. Sehingga penyebaran endapan pasir besi menjadi tidak
beraturan. Hal ini dibuktikan dengan adanya lapisan blacksand yang relatif tebal
di beberapa tempat yang jauh dari muara sungai. Semua itu dimungkinkan akibat
lokasi pengamatan berada di lekukan pantai, yang artinya material-material
tersebut terkumpul di lekukan pantai ketika air pasang, Karena pada lokasi
ditemukan adanya genangan air laut. Berkembangnya barrier beach, vegetasi dan
lahan tambak yang ada di sekitar daerah penelitian menyebabkan penyebaran
pasir besi sangat terbatas. Proses angin tidak dapat mengangkut material menuju
ke daratan, sehingga proses yang bekerja adalah kekuatan ombak dan arus (proses
marin). Lapisan endapan pasir besi menunjukkan pola struktur sedimen yang
berbentuk melensa, sejajar, bergelombang, dan tidak teratur (irregular) sesuai
variabilitas kelompok mineral beratnya, struktur sedimen, dan proses kekuatan
ombak dan arus yang bekerja.

4.2.1 Analisa Geomorfologi Daerah Penelitian


Secara umum geomorfologi daerah penelitian terdiri dari perbukitan dan dataran
tinggi. Daerah penelitian terdapat dataran tinggi yang posisinya melampar dan
tersusun oleh litologi yang relatif resisten. Sungai-sungai utama yang mengalir
sungai besar yang berkelok dan terdapat gosong sungai, sungai kecil pada daerah
penelitian

Pembagian Satuan Geomorfologi berdasarkan analisa peta topografi dan


pengamatan lapangan terhadap relief,litologi dan genesa dengan menggunakan
konsep yang dikemukakan oleh [2], maka geomorfologi yang ada pada daerah
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi 2 satuan geomorfik yang terdiri dari :
1. Satuan Geomorfik Asal Struktural (S )

2. Satuan Geomorfik Asal Fluvial (F )

Lampirkan peta morfologi daerah penelitian beserta srike dip dan titik
penetuan daerah prospek.

4.2.2 Analisa wilayah prospek ekplorasi


Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi kita perlu menentuskan titik mana yang
akan di gunakn untuk melakuskan kegitan eksplorasi tersebut. Hal ini tentu
sangat di penting karena untuk mengetahui tanda tanda adanya bahan galian pasir
besi.adanya pasir besi di di daerah prospek ini di karenakan hasil dari vulkanisme
gunungapi semeru. Ketika kita sudah mengetahui titik atau tanda daerah prospek
banyak mengandung bahan galian pasir besi maka daerah ini layak di lakukan
kegiatan penambangan.berdasarkan hasil yang kita lihat di lapangan.pasir besi
yang di daerah tersebut berada di pesisiran pantai dan sungai atau di derah datran
rendah yang bebentuk tumbukun pasir yang sudah di tambang oleh masyarakat
sekitar.

Yang ada foto foto tolong di masukan. Setiap kegiatan yang kita lakukan .

Anda mungkin juga menyukai