PE M BAHASAN
4.1.1 Cadangan
1 32 14,1 141.000,00
Total 141000
Total L Persegi + L Segitiga 212.531,25
Dilution Factor), yang mana pada daerah penambangan kami diuraikan 10%
cadangan yang tidak tertambang dan cadangan yang tertambang adalah 90%.
Melihat target produksi yang ada, dengan memperhatikan jumlah cadangan. Maka
dapat diketahui umur tambang, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
ketahui hari kerja selama 1 tahun, 2010 – 2011 sebagai acuan. Maka dapat
= 27 tahun
saat ini, namun tidak menutup kemungkinan akibat bertambah jika eksplorasi di
lanjutkan.
3 Kabag. Operasional
7.500.000 90.000.000 10.000
Tambang 1
Pengawas Transportasi 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Pengawas Crushing Plant 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Pengawas Tambang 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Mandor Transportasi 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Mandor Crushing 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Mandor Tambang Penggalian 2 3.500.000 84.000.000 9.333
Mandor O/B 2 3.500.000 84.000.000 9.333
Operator Crushing 3 1.200.000 43.200.000 4.800
Operator Pompa 2 1.000.000 24.000.000 2.667
Helper 15 800.000 144.000.000 16.000
dan Rooter.
berfariasi seperti :
kemudian.
ditumpuk didekat stock yard yang akan menjadi bahan pengolahan untuk tahun
pertama.
bulldozer Sebelum dilakukan pengupasan over burden maka hal yang terlebih
dahulu dilakukan adalah dengan membersikan lahan dari vegetasi yang ada
tonase OB.
adalah :
sedikit tiga klasifikasi tipe vegetasi dengan jarak 2 titik 100 meter.
beberapa tipe alat yang digunakan dalam perbedaan ukuran vegetasi dan
dengan satuan hektar atau acre. Dengan memperhitungkan kecepatan alat dan
Rumus dasar :
= (3 m x 0.0825 hectare/h.):10
= 0,02475 hectar/h
B. Pemotongan ( Cutting )
ditentukan operasionalnya.
Caterpilar D3C. Alasan pemilihan alat Buldozer tipe ini antara lain :
Ekonomis
boulder lain.
a. Land Clearing
Metode Pilling untuk Land Clearing ini dihitung dengan rumus 3.7 bab 3, dan
T = A + M1.N1 + DC
T = 157 + (0.5x35) + 0
T = 174,5 menit/hektar
4.3.5 Pembababatan
dimana bulldozer akan bekerja pada kontur dengan ketinggian yang sama.
A. Pendukung Operasi
Yard.
Perahu motor, Mobil Truck, Pick Up, Pesawat SBB, Handy Talky,
B. Peralatan Tambang
Alat Mekanis :
C. Sarana Penunjang
umum.
200m.
kelancaran.
dan pengapalan.
tempat sekitarnya.
adalah Sistem Tambang Terbuka (Open Cut). Dengan mengacu pada kondisi
Adapun alasan kami mengunakan metode ini di tinjau dari segi teknis
yaitu sistem ini sangat efisien atau mudah diterapkan agar tercapai target
produksi. Selain itu juga, dari pertimbangan ekonomis, sangat
menguntungkan , karena pekerjaan penambangannya, bergerak mengurangi
atau memperpendek jalan tambang.
Mekanisme Penambangan
Penjadwalan Kerja
Waktu kerja dalam rencana penambangan ini, dipilih waktu kerja enam
hari dengan 8 jam waktu kerja/hari dimana satu jam istirahat dan diketahui 7
Hari libur ditetapkan 15 hari yaitu hari libur nasional dan hari libur
keagamaan, dengan 6 hari kerja perminggu dan satu shift perhari.
Jadi perkiraan waktu yang tersedia selama dua tahun sebanyak 1974
Jam/tahun, ini di dapat dari jam setahun x satu, yang mana akan digunakan
sebagai dasar dalam perhitungan tingkat produksi alat pertahun
Dimensi jenjang yang akan kami pakai atau dapat dikembangkan pada
material andesit yang akan di tambang yaitu mengunakan dimensi jenjang
menurut US. Army untuk Lebar Jenjang dan menurut Popov ( The Working
Of Mineral Deposit) untuk Tinggi Jenjang.
Gambar 4.2
Sudut Lereng Keseluruhan Dengan Adanya Ramp
Ramp tersebut dibagi menjadi 2 bagian seperti pada Gambar 4.2 yang masing-
masing ramp tersebut dapat digambarkan dengan sudut lereng. Sudut ini
Tinggi Jenjang
Tinggi Jenjang menurut Popov (the working of mineral deposit) Tinggi
jenjang berkisar antara 12 – 15 m dengan kemiringannya 70 o – 80o untuk Batuan
Beku. Kemiringan jenjang tergantung dari kandungan air pada material. Material
yang relatif kering biasanya memungkinkan kemiringan jenjang yang lebih besar.
Tinggi jenjang yang kami pergunakan adalah 5 m ( jenjang sementara ) dan 12 m
(jenjang utama).
Gambar 4 .5.
Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Jalan Lurus
Luas daerah tangkapan hujan yang akan diatasi saluran ini adalah sebesar 12 ha
atau 0,12 km2. Daerah tangkapan hujan ini terletak disebelah utara yang juga
merupakan arah kemajuan tambang.
Berdasarkan tabel 3.4 pada bab 3, koefisien air limpasan adalah sebesar 0,6 hal
ini dikarenakan daerah tangkapan hujan yang masih berupa hutan dengan
kemiringan lebih besar 15 %
Besarnya saluran penyaliran disesuaikan dengan debit air yang akan masuk dalam
saluran, yaitu sebesar 0,1 m3/detik, sedangkan perhitungan debit air limpasannya
dapat dilihat pada lampiran D.
Untuk lebih jelas, dimensi saluran dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar
4.1
Dimensi saluran
4.4.6.3 Pompa
1. Head statis
Head statis dapat dihitung dengan rumus 3.19 pada bab 3 yaitu perbedaan
ketinggian antara sisi isap dengan sisi keluaran. Berdasarkan rencana
penambangan, elevasi lantai tambang terendah mencapai –14 meter di bawah
permukaan air laut dimana pada elevasi tersebut akan dibuat sumuran yang akan
menampung air limpasan dan air hujan dengan kedalaman 6 meter. Air yang
berada pada sumuran akan dipompakan keluar hingga kedalaman 5 meter dari
permukaan sumuran. Elevasi pembuangan air adalah 30 meter di atas permukaan
air laut, sehingga head statis adalah 49 meter.
2. Head gesekan
Head gesekan yang terjadi sepanjang pipa dihitung dengan menggunakan
rumus 3.21 pada bab 3. Pipa yang digunakan terbuat dari bahan polyethylene
dengan panjang 153,95 m dan diameter pipa sebesar 5 inch (0,127 m).
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran D, besarnya head gesekan pada
debit 100 m3/jam adalah 4,908 m
3. Head belokan
4. Head kecepatan
Head kecepatan atau velocity head berbanding lurus dengan kecepatan air
dalam pipa, semakin besar kecepatan air dalam pipa maka semakin besar pula
headnya. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran D, besarnya head
kecepatan pada debit 100 m3/jam adalah 0,246 m.
Dari hasil perhitungan pada lampiran D, total head pada debit 100 m3/jam adalah:
Head statis = 49 m
Head gesekan = 4,908 m
Head belokan = 0,120 m
Head kecepatan = 0,246 m
Sehingga total head pada debit 100 m3/jam adalah 54,274 m. dengan cara yang
sama dihitung total head pada debit yang berbeda, dapat dilihat pada lampiran D.
6. Debit pompa
Penentuan titik kerja pompa digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
debit pemompaan. Perhitungan dalam rancangan ini didasarkan dari penentuan
head total pompa untuk beberapa nilai debit (lampiran D),
7. Daya air.
Perhitungan daya dilakukan dengan menggunakan rumus 3.26 pada bab 3.
berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui bahwa besarnya daya yang diperlukan
berbanding lurus dengan besarnya debit pemompaan dan head total. Berdasarkan
8. Daya poros
Berdasarkan rumus 3.27 pada bab 3, daya poros adalah daya air ditambah
dengan kerugian daya didalam pompa. Hasil perhitungan diatas diketahui
besarnya daya air adalah 51,27 kW dan efesiensi pompa adalah 64 %, dengan
demikian besarnya daya poros adalah 80,11 kW.
9. Kebutuhan pompa
Setelah dilakukan perhitungan terhadap head dan jumlah air yang harus
dikeluarkan, dilakukan pemilihan pompa yang dapat mengatasi head total sebesar
78 m, debit pompa sebesar 240 m3/jam, dan daya poros sebesar 80,11 kW. Pompa
yang ada saat ini adalah Multiflo 290 dengan spesifikasi head total sebesar 90 m
dan debit maksimum sebesar 370 m3/jam dan daya poros maksimum sebesar 90
kW. Dengan demikian, pompa Multiflo 290 sesuai dengan yang dibutuhkan.
Jumlah pompa yang ada saat ini adalah 2 unit, dengan demikian debit
pompa keseluruhan hanya sebesar 480 m3/jam. Debit air yang masuk kedaerah
penambangan berkisar antara 2400 m3/jam sampai dengan 2900 m3/jam.
= 1,54 m3/gram
Peta kemajuan penambangan untuk tahun pertama sampai kelima dapat dilihat
pada Lampiran
Stockpile
Gedung Adm.