Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

PE M BAHASAN

4.1 Cadangan Dan Umur Tambang

4.1.1 Cadangan

Untuk mempercepat perhitungan cadangan, maka kami menggunakan


Perhitungan dalam excel dengan menggunakan formula :
Tabel 4.1
Contoh Perhitungan dalam Excel
Luas Penampang A

No p L L Persegi Panjang ( PxL = m2 )


1 32,7 3,5 71.531,25
Total 71.531,25
No. a T L Segitiga ( ½ x a x t = m2 )

1 32 14,1 141.000,00
Total 141000
Total L Persegi + L Segitiga 212.531,25

Berdasarkan hasil perhitungan cadangan, diketahui bahwa Tonase yang

dapat ditambang adalah sebagai berikut :



Jumlah tanah Penutup ( OB ) : 1.720.025 m3

Jumlah Ore ( Fe ) : 30.200.108,42 m3

Kadar Fe : 65%

4.1.2 Perolehan ( Mining Recovery )

Mining Recovery adalah perbandingan cadangan tertambang dengan

cadangan yang tidak tertambang dari cadangan yang tereksplorasi. Untuk

Mine Planning and Design 78


mengetahui mining recovery terlebih dahulu harus diketahui factor-faktor yang

mempengaruhi terjadinya kehilangan-kehilangan dan pengotoran ( Loss and

Dilution Factor), yang mana pada daerah penambangan kami diuraikan 10%

cadangan yang tidak tertambang dan cadangan yang tertambang adalah 90%.

Besarnya kehilangan dan pengotoran dari waste selama penambangan yang

dilakukan sebagai berikut :

1. Kehilangan yang terjadi pada saat penambangan sebesar 5%

2. Kehilangan pada saat pemuatan sebesar 5%

Total kehilangan yang diperkirakan sebesar 10 %


Cadangan tertambang = 30.200.108,42 m3 x 90%
= 27.180.097,58 m3
Cadangan tidak tertambang = 30.200.108,42 x 5%
= 1.510.005,42 m3
Total cadangan = 25.670.092,16 m3
.
4.1.3 Target Produksi dan Umur tambang

Melihat target produksi yang ada, dengan memperhatikan jumlah cadangan. Maka

dapat diketahui umur tambang, atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

menghabiskan cadangan yang ada dengan memperhatikan target perhari. Jika di

ketahui hari kerja selama 1 tahun, 2010 – 2011 sebagai acuan. Maka dapat

dikatahui target produksi pertahun, yaitu 10.000 m3 x 282 hari/tahun menjadi

2.830.000 m3/ tahun.

Mine Planning and Design 79


 Umur Tambang

Umur Penambangan dapat dihitung dengan rumus 3.6 bab 3 yaitu:

= 30.200.108,42 m3 : 2.830.000 m3/tahun

= 27 tahun

Umur penambangan ini berdasarkan jumlah cadangan yang di perkirakan

saat ini, namun tidak menutup kemungkinan akibat bertambah jika eksplorasi di

lanjutkan.

4.2 Manajemen Perusahaan Dan Kebutuhan Pekerja


Secara umum dapat digambarkan kebutuhan personel perusahaan dapat
diurut mulai dari General Manager, Manager tambang, sekertaris, Kabag.
Perencanaan beserta staf, Kabag. operasional tambang dan staf, Kabag. Perawatan
dan staf, Kabag. Administrasi dan Umum beserta staf.
Sementara untuk tenaga staff, jumlah tenaga kerja cukup dengan
memeriksa jabatan-jabtan yang masih kosong. Untuk tenaga operasional, perlu
dihitung terlebih dahulu berdasarkan beban kerja yang ada. Dengan
memperhitungkan absensi dan perputaran tenaga kerja yang ada maka akan
diperoleh angka jumlah tenaga kerja operasional yang diperlukan.

4.2.1 Jabatan dan Rencana akan Kebutuhan Pekerja


Jabatan kerja merupakan hasil dari analisis jabatan. Manfaat dalam
organisasi adalah memberikan pedoman bagi setiap pejabat akan fungsi
jabatannya, perincian tugas, wewenang, tanggung jawab, maupun hubungan-
hubungan antar jabatan.

Mine Planning and Design 80


4.2.2. Tenaga Kerja
Jumlah keseluruhan tenaga kerja sebanyak 174 orang, lihat tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Tenaga kerja beserta tingkah upah
Tingkat Gaji/Upah
No. Jabatan Total
Bulan Tahun Tahun
(Rp) (Rp) ($)

1 General Manajer 1 20.000.000 240.000.000 26.667


Manajer Tambang 1 15.000.000 180.000.000 20.000
Sekrstaeris 1 2.500.000 30.000.000 3.333

2 Kabag. Perencanaan 1 6.000.000 72.000.000 8.000


Perencanaan Tambang 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Kepala Lingkungan 1 2.500.000 30.000.000 3.333
Kepala Pengendalian Mutu 1 2.000.000 24.000.000 2.667
Pit Geologist 2 4.000.000 96.000.000 10.667
Surveyor 2 2.500.000 60.000.000 6.667
Operator Komputer 2 1.500.000 36.000.000 4.000
Juru Gambar 2 1.200.000 28.800.000 3.200
Helper 8 800.000 76.800.000 8.533

3 Kabag. Operasional
7.500.000 90.000.000 10.000
Tambang 1
Pengawas Transportasi 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Pengawas Crushing Plant 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Pengawas Tambang 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Mandor Transportasi 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Mandor Crushing 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Mandor Tambang Penggalian 2 3.500.000 84.000.000 9.333
Mandor O/B 2 3.500.000 84.000.000 9.333
Operator Crushing 3 1.200.000 43.200.000 4.800
Operator Pompa 2 1.000.000 24.000.000 2.667
Helper 15 800.000 144.000.000 16.000

4 Kabag. Perawatan 1 7.000.000 84.000.000 9.333


Pengawas Elektrik 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Pengawas Mekanik 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Pengawas Bangunan 1 5.000.000 60.000.000 6.667
Mandor Listrik 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Mandor Mekanik 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Mandor Bangunan 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Asisten Listrik 2 2.500.000 60.000.000 6.667
Asisten Mekanik 2 2.500.000 60.000.000 6.667
Asisten Bangunan 1 2.500.000 30.000.000 3.333
Operator Las 3 1.500.000 54.000.000 6.000

Mine Planning and Design 81


Operator Generator 4 1.200.000 57.600.000 6.400
Helper 8 800.000 76.800.000 8.533

5 Kabag. Administrasi dan


1 4.500.000 54.000.000 6.000
Umum
Kepala Personalia dan Umum 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Kepala Keuangan 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Hubungan Masyarakat 1 3.500.000 42.000.000 4.667
Kepala K-3 dan Keamanan 1 3.000.000 36.000.000 4.000
Kepala Logistik/Gudang 1 3.000.000 36.000.000 4.000
Pengawas Camp 1 2.500.000 30.000.000 3.333
Staf/Pembantu Umum 1 2.500.000 30.000.000 3.333
Staf/Pembantu Logistik 2 2.500.000 60.000.000 6.667
Staf/Pembantu Keuangan 2 2.500.000 60.000.000 6.667
Operator Komputer/Juru Tik 2 1.500.000 36.000.000 4.000
Petugas K-3 2 1.500.000 36.000.000 4.000
Petugas Satpam 10 1.200.000 144.000.000 16.000
Juru Masak 6 1.000.000 72.000.000 8.000
Supir 4 1.200.000 57.600.000 6.400
Helper 10 800.000 96.000.000 10.667

6 Operator/Driver Alat Berat 48 1.600.000 921.600.000 102.400


Total 174 4.190.400.000 465.600

4.3 Persiapan Penambangan ( Development )

4.3.1 Pembersihan Lahan ( Land Clearing )

Pembersihan lahan bertujuan agar dapat membersihkan daerah

tambang dari tumbuhan penganggu atau batuan agar kegiatan penambangan

dapat berlangsung dengan mudah. Peralatan yang digunakan adalah Bulldozer

dan Rooter.

Pembabatan lokasi penambangan menggunakan peralatan mekanis

Bulldozer. Penggunaan bulldozer tidak merata disekuruh lokasi penambangan

karena jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat pada lokasi penambangan

berfariasi seperti :

Mine Planning and Design 82


a. Terdapat semak-semak dan pohon-pohon kecil, bulldozer cukup

mendorongnya. Tanah berhumus dikumpulkan untuk dipakai

kemudian.

b. Apabila terdapat batu-batu besar yang menghalangi pekerjaan, maka

batu-batu tersebut didorong sedikit-sedikit dari pinggir sampai

mencapai batas daerah kerja.

Material bijih yang ditambang selama masa sebelum produksi biasanya

ditumpuk didekat stock yard yang akan menjadi bahan pengolahan untuk tahun

pertama.

Perhitungan Teknis pengupasan over burden Dengan Menggunakan

bulldozer Sebelum dilakukan pengupasan over burden maka hal yang terlebih

dahulu dilakukan adalah dengan membersikan lahan dari vegetasi yang ada

pada daerah penambangan. Dengan demikian cara yang digunakan adalah

Land Clearing. Berdasrkan hal diatas maka dalam menetukan lamanya

pengupasan Over Burden ( OB ) dapat di didasarkan dengan mengacu pada

perhitungan Produksi dari alat gusur buldoser (Lihat lampiran A) sehingga

dalam menetukan lamanya pengupasan OB yang di dasarkan pada jumlah dari

tonase OB.

Hal yang diperhatikan sebelum membersihkan lahan (land clearing)

adalah :

 Survey pekerjaan/lapangan; mengenai curah hujan dan iklim, lahan

bekas akhir dan tempat meletakkan alat ( garasi ). Survey meliputi

topographi daerah secara umum dan catatan beberapa kondisi

Mine Planning and Design 83


tanah seperti sungai, batuan atau rawa yang menpengaruhi

produksi dan dibutuhkan pengawasan khusus.

 Penjelasan area land clearing dan ukuran vegetasi dengan paling

sedikit tiga klasifikasi tipe vegetasi dengan jarak 2 titik 100 meter.

 Pemilihan peralatan clearing.

Metode mengindikasikan tingkatan clearing untuk awal kehadiran dari

beberapa tipe alat yang digunakan dalam perbedaan ukuran vegetasi dan

perbedaan ukuran areal.

Mesin Land Clearing; Ukuran pekerjaan, hambatan pekerjaan seperti

ukuran pohon dan akhir dari penyelesaian pekerjaan mempengaruhi

pemelihan alat (Lihat Lampiran B).

4.3.2 Perhitungan Produksi dan Metode Land Clearing.

A. Kecepatan Tetap Operasi.

Produksi land clearing merupakan total pembabatan sesuai waktu

dengan satuan hektar atau acre. Dengan memperhitungkan kecepatan alat dan

lebar potongan dalam hektar atau acre per jam.

System Volume (Metrik)

Rumus dasar :

Lebar potongan (m) x Speed (Km/h) / 10= hectare/h.

Mine Planning and Design 84


Diketahui : Efisiensi kerja 82,5% dan Lebar potongan 4,5 m.

Maka kecepatan operasi:

= (3 m x 0.0825 hectare/h.):10

= 0,02475 hectar/h

B. Pemotongan ( Cutting )

Operasi clearing seperti penggusuran, pemangkasan, pencungkilan

tidak menunjukan kecepatan tetap sebab perkerjaan produksi sukar

ditentukan operasionalnya.

4.3.3 Pemilihan Alat dan Cara Pembongkaran.

Alat yang digunakan untuk pembersihan lahan adalah Bulldozer type

Caterpilar D3C. Alasan pemilihan alat Buldozer tipe ini antara lain :

 Ekonomis

 Pilihan Bucket yang mampu menangani material, penggalian dan

penimbunan. Ujung Blade dapat berfungsi menggali tanah atau

boulder lain.

 Karena setelah Bulldozer membersihkan lahan dari vegetasi atau

batuan maka pengupasan over burden ( OB ) dapat dilanjutkan.

Alasan Metode yang dipilih dalam Pembongkaran :

a. Land Clearing

Mine Planning and Design 85


Cara land clearing yang diterapkan menggunakan metode Piling untuk

merobohkan pohon dengan diameter tidak lebih dari ≥ 60 cm. Alasannya

karena sesuai dengan diameter antara 20-50 cm.

b. Pengupasan Over Burden ( OB )

Cara pengupasan OB dilakukan dengan metode High Wall or Float

Dozing dimana material dikumpulkan menjadi satu lalu didorong

menuju lereng. Alasannya karena effisien kerja, material dengan gaya

gravitasi akan turun kebagian bawah lereng.

4.3.4 Perhitungan Produksi Pembongkaran.

Metode Pilling untuk Land Clearing ini dihitung dengan rumus 3.7 bab 3, dan

table 3.1 dan 3.2 bab 3, sehingga Pilling Timenya :

T = A + M1.N1 + DC

T = 157 + (0.5x35) + 0

T = 174,5 menit/hektar

4.3.5 Pembababatan

Pembabatan ini bertujuan membersihkan daerah tambang agar tidak

menganggu kegiatan penambangan sehingga kegiatan penambangan dapat

berjalan dengan mudah.

Kegiatan pembersihan lahan ini juga menggunakan metode kontur,

dimana bulldozer akan bekerja pada kontur dengan ketinggian yang sama.

Selain pembersihan lahan maka hal yang di lakukan sebelum proses

Mine Planning and Design 86


penambangan adalah Pengupasan. Pengupasan dilakukan dengan pola gerak

pendorongan ke arah menuruni lereng atau memotong kemiringan lereng.

Metode pengupasan yang diterapkan adalah “Back Filling Digging Method”.

4.2 Penyediaan Sarana Dan Prasarana

A. Pendukung Operasi

 Bangunan pendukung operasi seperti : Kantor, Bengkel, Garasi,

Gudang, Rumah Genset, Tangki BBM, Barak, Mess, Bak

penampungan air, Dermaga, Pos produksi, Pos pengawasan Stock

Yard.

 Sarana Komunikasi dan Transportasi seperti :

Perahu motor, Mobil Truck, Pick Up, Pesawat SBB, Handy Talky,

Antena Parabola, TV, Sarana Olahraga.

B. Peralatan Tambang

 Alat Mekanis :

Bulldozer, DumpTruck, Excavator, Crusher, Wheel Loader.

C. Sarana Penunjang

1. Bangunan Yang akan Dibangun di Kompleks Perumahan adalah :

a. Barak sementara : 1.500 m2, 3 unit

Mine Planning and Design 87


Sebagai perumahan sementara bagi sekitar 174 karyawan.. Setiap barak

dilengkapi dengan perabot rumah tangga sesuai kebutuhan, dan dapur

umum.

b. Mess darurat : 80 m2, 1 unit Bertingkat

Berkapasitas 32 kamar, Khusus 2 kamar ditempati oleh kepala karyawan

dan Wakilnya. Dilengkap dengan peralatan mess dan perabot secukupnya.

c. Bak Penampungan Air : Kapasitas1200 m3, 1 unit.

Bangunan permanen dari beton, dilengkapi dengan pipa – pipa

secukupnya. Jarak bak penampungan air ke lokasi pemukiman sekitar

200m.

2. Transportasi Dan Komunikasi

Sarana transportasi sungai sangat diperlukan, disamping itu sarana

tranportasi darat, serta peralatan komunikasi untuk membantu kelancaran operasi.

Peralatan tranportasi dan Komunikasi yang diperlukan antara lain :

a. Perahu Motor : kapasitas 5 orang, 1 unit.

Diperlukan untuk keperluan para tenaga kerja dan karyawan.

b. Mobil Truck, 1 unit.

Sebagai angkutan yang membawa kebutuhan di lapangan, dalam membantu

kelancaran.

c. Mobil Pick Up, 2 unit.

Sebagai fasilitas pejabat dan pengawas dalam menjalankan tugas di lapangan.

d. Pesawat SBB, 1 unit.

Mine Planning and Design 88


Sebagai sarana komunikasi antara daerah operasi 1 unit.

e. Handy Talky, 10 unit.

Untuk keperluan komunikasi, bagi pengawas – pengawas di daerah tambang

dan pengapalan.

Keperluan Hiburan dan olah raga, dipemukiman perlu disediakan :

 Antena parabola 3 unit, masing – masing untuk barak karyawan 1 unit

mess 1 unit dan 1 unit tempat makan karyawan.

 Lapangan Sepak Bola.

4.4 Perencanaan Teknis ( Technic Planning )

4.4.1 Sistem Penambangan

Karakteristik dari suatu endapan bahan galian akan

menentukan sistem dan peralatan dalam melakukan kegiatan

penambangan. Secara umum penambangan dilakukan

berdasarkan atas prinsip:

a. Butir besi yang sudah terlepas sehingga bijih hasil galian

langsung mengalami proses pengolahan.

b. Berdasarkan lokasi keterdapatan, pada umumnya

kegiatan penambangan dilakukan pada lingkungan kerja

berair seperti sungai-sungai dan rawa-rawa, sehingga

dengan sendirinya akan memanfaatkan air yang ada di

tempat sekitarnya.

Mine Planning and Design 89


Dengan memperhatikan karakteristik endapan bahan

galian besi ( Fe ) tersebut, maka sistim penambangan yang digunakan

adalah Sistem Tambang Terbuka (Open Cut). Dengan mengacu pada kondisi

topografi, kondisi geologi serta hasil perhitungan cadangan yang dilakukan,

maka kami merencanakan mengunakan sistem penambangan Quary tipe Side

Hill dengan jalan masuk langsung.

Adapun alasan kami mengunakan metode ini di tinjau dari segi teknis
yaitu sistem ini sangat efisien atau mudah diterapkan agar tercapai target
produksi. Selain itu juga, dari pertimbangan ekonomis, sangat
menguntungkan , karena pekerjaan penambangannya, bergerak mengurangi
atau memperpendek jalan tambang.

4.4.2 Mekanisme Penambangan dan Penjadwalan Kerja

 Mekanisme Penambangan

Komponen – komponen penambangan yang akan dilaksanakan pada kegiatan


penambangan ini adalah :
1. Persiapan ; Penyiapan lapangan untuk pembuka kerja awal
2. Penambangan; Pembongkaran dan pengangkutan untuk proses pengolahan
3. Pengolahan; Pemisahan mineral berharga dan mineral pengganggu

 Penjadwalan Kerja

Waktu kerja dalam rencana penambangan ini, dipilih waktu kerja enam

hari dengan 8 jam waktu kerja/hari dimana satu jam istirahat dan diketahui 7

jam kerja efektif.

Hari libur ditetapkan 15 hari yaitu hari libur nasional dan hari libur
keagamaan, dengan 6 hari kerja perminggu dan satu shift perhari.

Mine Planning and Design 90


Curah hujan yang cukup tinggi sering menyebabkan tertundanya
pekerjaan karena keadaan jalan yang menghambat serta membahayakan
keselamatan kerja. Kehilangan hari kerja rata-rata akibat hari hujan adalah 15
hari dalam setahun.
Perkiraan waktu tersedia pertahun untuk operasi peralatan 6 hari/minggu
dan satu shift perhari pada perencanaan penambangan ini diperlihatkan pada tabel
4.3 berukut :
Tabel 4.3
Waktu Tersedia Dan Waktu Efektif Setahun
Hari Kalender 360 hari
Hari Libur 15 hari
Hari Minggu 48 hari
Sub Total 297 hari
Hari Hujan 15 hari
Sub Total 282 hari
Shift Setahun 282 hari
Jam Pershift 7 Jam
Jam Setahun 1.974 Jam/tahun

Jadi perkiraan waktu yang tersedia selama dua tahun sebanyak 1974
Jam/tahun, ini di dapat dari jam setahun x satu, yang mana akan digunakan
sebagai dasar dalam perhitungan tingkat produksi alat pertahun

4.4.3 Perencanaan Alat

Alat-alat yang di gunakan pada penambangan ini adalah :


HARGA ALAT KET. Rp./Unit
Bulldozer Cat. D3C Series III 275.000.000
Backhoe Cat. 315 BL 13.6 m3 750.000.000
Dump Truck Hino FM 260 PS 100 ton 640.500.000
Wheel Loader Cat. 926 Gz 7 m3 1.080.000.000
Service truck
Genset 200Kva 200 Kva

Mine Planning and Design 91


Lighthing Tower IR 4000 watt
Sykes Centrifugal Pumps H 250 200 m3/jam
Ambulance
Bus MB 700

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Peralatan dan Spesifikasinya

yang di gunakan dapat dilihat pada lampiran.

4.4.4 Geometri Jenjang

Dimensi jenjang yang akan kami pakai atau dapat dikembangkan pada
material andesit yang akan di tambang yaitu mengunakan dimensi jenjang
menurut US. Army untuk Lebar Jenjang dan menurut Popov ( The Working
Of Mineral Deposit) untuk Tinggi Jenjang.

 Tinggi Jenjang dan Kemiringan


Tinggi jenjang utama direncanakan berukuran 12 m dengan
kemiringan 45o ( Menurut Popov ) sedangkan untuk jenjang sementara
ukurannya direncanakan sebesar 5 meter. Adapun alasan kami
menggunakan jenjang sementara dan jenjang utama yaitu, jenjang
sementara yaitu jenjang yang kami pakai pada waktu sedang berproduksi,
ini disesuaikan dengan panjang atau jangkauan dari boom alat bongkar yang
akan kami gunakan berupa Excavator (Back Hoe) sedangkan untuk jenjang
utama yaitu jenjang akhir dari hasil penambangan.
Berikut ini adalah suatu lereng yang terdiri dari 5 jenjang (Gambar
4.1) dimana sudut lerengnya dibuat dari garis yang menghubungkan kaki
lereng yang paling rendah sampai ke puncak lereng yang paling tinggi
sehingga kemiringan lereng keseluruhannya (overall pit slope) dapat dilihat
pada lampiran E.

Mine Planning and Design 92


Gambar 4.1
Sudut Lereng Keseluruhan

Gambar 4.2
Sudut Lereng Keseluruhan Dengan Adanya Ramp

Ramp tersebut dibagi menjadi 2 bagian seperti pada Gambar 4.2 yang masing-
masing ramp tersebut dapat digambarkan dengan sudut lereng. Sudut ini

Mine Planning and Design 93


disebut sudut antar ramp (interramp angle). Hasil perhitungan dapat dilihat
pada lampiran E :

Panjang dan Lebar Jenjang


Diketahui ;
Lebar alat angkut (radius putar) = 6,8 meter
Lebar alat gali = 3,5 meter
Panjang alat muat = 9,3 meter
Lebar tumpukan hasil pengusuran = 3 meter
Jarak kosongan antara alat angkut dengan ujung jenjang = 2 meter
Jarak alat angkut dengan ujung bench = 2 m
Maka :
Wmin = 2 + 6,8 + 3 + 3,5 + 9,3
= 24,6 m

Tinggi Jenjang
Tinggi Jenjang menurut Popov (the working of mineral deposit) Tinggi
jenjang berkisar antara 12 – 15 m dengan kemiringannya 70 o – 80o untuk Batuan
Beku. Kemiringan jenjang tergantung dari kandungan air pada material. Material
yang relatif kering biasanya memungkinkan kemiringan jenjang yang lebih besar.
Tinggi jenjang yang kami pergunakan adalah 5 m ( jenjang sementara ) dan 12 m
(jenjang utama).

Mine Planning and Design 94


Gambar 4.4
Tinggi Jenjang
4.4.5 Geometri Jalan Angkut

A. Lebar alat angkut yang lurus


Diketahui :
Wt =3m
n = 2 jalur ( 1 lajur )
Maka :
L(m) = 2 x 3 + (1 + 2 ) x (1/2 x 3)
= 6 + ( 3 x 1,5 )
= 6 + 4,5
= 10,5 m

Gambar 4 .5.
Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Jalan Lurus

2. Lebar Jalan Angkut Pada Belokan ( Tikungan )


Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar pada jalur.
Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan di hitung dengan rumus 3.16 bab 3.
Diketahui:

Mine Planning and Design 95


W = Lebar jalan angkut pada tikungan, m
U = Jarak jejak roda ( Center To Center Tires ), 2,3 m
Fa = Lebar juntai ( Overhang ) depan, ( Sin 30o = 0,5 m )
Fb = Lebar juntai belakang, ( Sin 30o = 0,5 m )
Z = Lebar Bagian Tepi Jalan, ...m
Maka :
Z = ( 2,3 + 0,5 + 0,5 ) : 2
= 1.65 m
W = 2 x ( 2,3 + 0,5 + 0,5 + 1,65 )
= 2 x 5,65 = 11,3 m
Gambar 4. 6.

Lebar Jalan Angkut Dua Lajur Pada Belokan

4.4.6 Penirisan (Drainage) / Pengendalian Air Tambang

Penambangan yang dilakukan menggunakan metode Quary type Side


Hill, sehingga setiap kemajuan tambangnya akan mengubah luas daerah
tangkapan hujan. Oleh karena itu rancangan sistem penyaliran harus
disesuaikan dengan setiap kemajuan tambang.

4.4.6.1 Rencana Penyaliran


Rencana penyaliran yang akan diterapkan adalah dengan metode paritan
(saluran) dan metode open sump. Hal ini dikarenakan daerah penambangan

Mine Planning and Design 96


yang berbentuk pit yang akan membentuk cekungan dan kondisi topografi di
luar pit yang memiliki elevasi lebih tinggi.
Saluran penyaliran di sisi pit penambangan berfungsi untuk mencegah
air limpasan dari luar pit sehingga dapat mengurangi debit air yang masuk ke
daerah penambangan.
Open sump (sumuran) akan menampung air yang telah masuk ke daerah
penambangan, kemudian air tersebut dapat dikeluarkan dengan melakukan
pemompaan.

4.4.6.2 Bentuk dan Dimensi Saluran Terbuka


Untuk dapat mengetahui ukuran dari saluran penyaliran yang direncanakan,
terlebih dahulu harus diketahui :

a. Luas daerah tangkapan hujan.

Luas daerah tangkapan hujan yang akan diatasi saluran ini adalah sebesar 12 ha
atau 0,12 km2. Daerah tangkapan hujan ini terletak disebelah utara yang juga
merupakan arah kemajuan tambang.

b. Koefisien Air limpasan

Berdasarkan tabel 3.4 pada bab 3, koefisien air limpasan adalah sebesar 0,6 hal
ini dikarenakan daerah tangkapan hujan yang masih berupa hutan dengan
kemiringan lebih besar 15 %

c. Debit air limpasan

Besarnya saluran penyaliran disesuaikan dengan debit air yang akan masuk dalam
saluran, yaitu sebesar 0,1 m3/detik, sedangkan perhitungan debit air limpasannya
dapat dilihat pada lampiran D.

Mine Planning and Design 97


Material yang digunakan untuk pembuatan saluran adalah material insitu.
Berdasarkan tabel 3.4 pada bab 3, maka nilai koefisien kekasaran Manning sebesar
0,03.

Hasil perhitungan (lampiran D) didapat dimensi saluran penyalirannya sebagai


berikut :

Kedalaman basah (d) : 0,3 m

Tinggi jagaan (d’) : 0,04 m

Lebar permukaan basah (B) : 0,68 m

Lebar dasar saluran (b) : 0,34 m

Panjang sisi miring (a) : 0,34 m

Untuk lebih jelas, dimensi saluran dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar
4.1

Dimensi saluran

Sehingga dengan panjang saluran 168 m dan dimensi seperti tersebut


diatas dapat menampung air limpasan sebesar 0,124 m3/detik.

4.4.6.3 Pompa

Mine Planning and Design 98


Kapasitas dan jumlah pompa yang diperlukan ditentukan berdasarkan
kemampuan mengatasi head (total head), debit pompa, dan daya air.

A. Head total pompa


Head (julang) adalah energi yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah
air pada kondisi tertentu. Semakin besar debit air yang dipompa, maka head juga
akan semakin besar. Berdasakan rumus 3.18 pada bab 3, head pompa ada
beberapa macam yaitu head statis, head gesekan, head belokan dan head
kecepatan.

1. Head statis
Head statis dapat dihitung dengan rumus 3.19 pada bab 3 yaitu perbedaan
ketinggian antara sisi isap dengan sisi keluaran. Berdasarkan rencana
penambangan, elevasi lantai tambang terendah mencapai –14 meter di bawah
permukaan air laut dimana pada elevasi tersebut akan dibuat sumuran yang akan
menampung air limpasan dan air hujan dengan kedalaman 6 meter. Air yang
berada pada sumuran akan dipompakan keluar hingga kedalaman 5 meter dari
permukaan sumuran. Elevasi pembuangan air adalah 30 meter di atas permukaan
air laut, sehingga head statis adalah 49 meter.

2. Head gesekan
Head gesekan yang terjadi sepanjang pipa dihitung dengan menggunakan
rumus 3.21 pada bab 3. Pipa yang digunakan terbuat dari bahan polyethylene
dengan panjang 153,95 m dan diameter pipa sebesar 5 inch (0,127 m).
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran D, besarnya head gesekan pada
debit 100 m3/jam adalah 4,908 m

3. Head belokan

Mine Planning and Design 99


Head belokan adalah kehilangan tenaga yang terjadi pada belokan pipa.
Besarnya head belokan tergantung pada sudut belokan pipa. Head belokan dapat
dihitung dengan rumus 3.23 pada bab 3.
Belokan pipa tergantung pada besarnya kemiringan lereng yang dilalui oleh
pipa. Besarnya sudut kemiringan lereng yang dilalui pipa berkisar antara 480
sampai dengan 500 dan jumlah belokan adalah 5 belokan. Dari hasil perhitungan,
head belokan pada debit 100 m3/jam adalah 0,12 m, untuk lebih jelasnya lihat
pada lampiran D.

4. Head kecepatan
Head kecepatan atau velocity head berbanding lurus dengan kecepatan air
dalam pipa, semakin besar kecepatan air dalam pipa maka semakin besar pula
headnya. Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran D, besarnya head
kecepatan pada debit 100 m3/jam adalah 0,246 m.

Dari hasil perhitungan pada lampiran D, total head pada debit 100 m3/jam adalah:
 Head statis = 49 m
 Head gesekan = 4,908 m
 Head belokan = 0,120 m
 Head kecepatan = 0,246 m
Sehingga total head pada debit 100 m3/jam adalah 54,274 m. dengan cara yang
sama dihitung total head pada debit yang berbeda, dapat dilihat pada lampiran D.

6. Debit pompa
Penentuan titik kerja pompa digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
debit pemompaan. Perhitungan dalam rancangan ini didasarkan dari penentuan
head total pompa untuk beberapa nilai debit (lampiran D),

7. Daya air.
Perhitungan daya dilakukan dengan menggunakan rumus 3.26 pada bab 3.
berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui bahwa besarnya daya yang diperlukan
berbanding lurus dengan besarnya debit pemompaan dan head total. Berdasarkan

Mine Planning and Design 100


hasil perhitungan diatas diketahui debit pemompaan sebesar 240 m 3/jam dan
head total sebesar 78 m. Dari hasil perhitungan pada lampiran D, besarnya daya
air adalah 51,27 kW

8. Daya poros
Berdasarkan rumus 3.27 pada bab 3, daya poros adalah daya air ditambah
dengan kerugian daya didalam pompa. Hasil perhitungan diatas diketahui
besarnya daya air adalah 51,27 kW dan efesiensi pompa adalah 64 %, dengan
demikian besarnya daya poros adalah 80,11 kW.

9. Kebutuhan pompa

Setelah dilakukan perhitungan terhadap head dan jumlah air yang harus
dikeluarkan, dilakukan pemilihan pompa yang dapat mengatasi head total sebesar
78 m, debit pompa sebesar 240 m3/jam, dan daya poros sebesar 80,11 kW. Pompa
yang ada saat ini adalah Multiflo 290 dengan spesifikasi head total sebesar 90 m
dan debit maksimum sebesar 370 m3/jam dan daya poros maksimum sebesar 90
kW. Dengan demikian, pompa Multiflo 290 sesuai dengan yang dibutuhkan.
Jumlah pompa yang ada saat ini adalah 2 unit, dengan demikian debit
pompa keseluruhan hanya sebesar 480 m3/jam. Debit air yang masuk kedaerah
penambangan berkisar antara 2400 m3/jam sampai dengan 2900 m3/jam.

4.4.7 Cut off Grade

( Volume Cadangan x 100% ) : Kadar Cadangan

= ( 30.200.108,42 m3 x 100% ) : 19.630.070,47

= 1,54 m3/gram

Mine Planning and Design 101


4.4.8 Kemajuan Penambangan

Peta kemajuan penambangan untuk tahun pertama sampai kelima dapat dilihat

pada Lampiran

Peta Keamajuan Tambang Tahun Ke 1

Mine Planning and Design 102


Peta Keamajuan Tambang Tahun Ke II

Mine Planning and Design 103


Peta Keamajuan Tambang Tahun Ke III

Mine Planning and Design 104


Pabrik Pengolahan

Tangki Bahan Bakar Solar

4.4.11. Peta Lokasi Areal Stockpile dan Pengolahan

Stockpile

Gedung Adm.

Mine Planning and Design 105

Anda mungkin juga menyukai