Anda di halaman 1dari 11

METODE SUBLEVEL STOPING/ROOM AND PILAR

DAN PERALATAN – PERALATAN MEKANIS YANG


DIGUNAKAN PADA PENAMBANGAN BAWAH
TANAH

Disusun oleh :
MAHDIANZAR 1504108010021
ZAHLUL AMRI 1504108010036

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SYAH KUALA
2017
I. PENDAHULUAN
Tambang bawah tanah adalah suatu kegiatan penambangan dengan
cara membuat lubang/terowongan bawah tanah dengan tanpa membuka
lahan di atasnya secara luas.
Pemilihan tambang bawah tanah akan menjadi opsi bagi para
pengusaha tambang, selain karena stripping ratio yang makin tidak
ekonomis, isu lingkungan yang terus berkembang juga akan mendorong
pengusaha tambang menyiapkan kemampuan untuk melakukan
penambangan bawah tanah. Penambangan bawah tanah akan mempunyai
risiko yang sangat besar, namun dengan penerapan teknologi dan sistem
penambangan bawah tanah yang baik seperti di Jepang, maka tetap dapat
dilakukan dengan tingkat risiko kecil.
Sesuai dengan kecenderungan lapisan batubara yang memiliki
kemiringan (slope) maka semakin lama kedalaman batubara akan
semakin dalam. Dengan demikian ongkos produksi open pit akan
semakin meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya volume
lapisan penutup yang harus dipindahkan. Selain faktor ongkos produksi,
ada beberapa faktor lain yang menjadi pertimbangan mulai diliriknya
underground. Faktor tersebut diantaranya semakin meningkatnya biaya
untuk pembebasan lahan, adanya faktor landscape dari pemerintah,
pinjam pakai dan lain-lain sesuai dengan lokasi, keadaan sosial
masyarakat lingkar tambang serta kebijakan pemerintah daerah.

Metode Tambang bawah tanah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Metode tanpa penyanggaan ( Self Supported Opening Method)


b. Metode dengan penyanggan ( supported Opening Method)
c. Metode ambrukan (Caving Method)
II. PEMBAHASAN
1. Metode Sublevel Stoping/Room and Pilar (Self Supported
Opening Method)

Gambar 3D Rekayasa bukaan tambang pada metode Room and Pilar

Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah


untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi.
Seluruh block batubaranya dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10
m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 30×30 m) menggunakan
kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr.

Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian
sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang
cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter.
Contoh bahan galian yang relatif lebih cocok menggunakan metode room and
pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara, dan bahan-bahan galian lainnya
yang memungkinkan dan memenuhi syarat untuk ditambang menggunakan
metode room and pillar.

Metode Room and Pilar hanya mengambil 30-40% dari total batubara
yang ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah
semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft,
pilar-pilar yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya retreat
mining). Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap
batuan semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.

2. Ciri-ciri dari metode room and pillar


a) Produktivitas rendah
b) Investasi alat kecil
c) Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %
d) Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan
peralatan
e) Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka
berpotensi terjadi swabakar
f) Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 m
g) Potensi subsidence kecil

3. Keunggulan dan Kelemahan dari Metode Room and Pillar


a) Keunggulan
 Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan
lebih luas dibanding dengan sistem lorong panjang yang
dimekanisasi.
 Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap
variasi kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal
tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta sifat dan
kondisi lantai dan atap.
 Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang
sistem lorong panjang, misalnya karena adanya patahan.
 Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan
dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan
bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).
 Selain itu, cukup efektif unyuk menaikkan recovery
sedapatnya, pada blok yang tidak cocok ditambang semua,
misalnya penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut.

b) Kelemahan
 Recovery penambangan batubara yang sangat buruk. (sekitar
enam puluh sampai tujuh puluh persen).
 Bila dibandingkan dengan metode penambangan batubara
sistem lorong panjang, banyak terjadi kecelakaan, seperti
atap ambruk.
 Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang
antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi
(batasnya sekitar lima ratus meter di bawah permukaan
bumi).
 Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan
masalah dari segi keamanan untuk penerapan di lapisan
batubara yang mudah mengalami swabakar.

4. klasifikasi dari metode Room and pillar secara umum


a) Classic Room and Pillar Method
Metode ini merupakan metode yang sering ditemukan pada
bahan galian maupun batubara yang cadangannya cenderung
tersebar mendatar (flat) dan dengan ketebalan yang
memungkinkan.
 Kelebihan metode classic room and pillar method adalah
setelah permuka kerja penambangan dibuat, dapat segera
memulai penambangan batubara, sehingga tidak
memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan
penambangan batubara.
 kekurangan classic room and pillar method adalah
recovery sedikit, hanya berkisar 40 - 60% bila tanpa
mengekstraksi pilar.

b) Post Room and Pilar


Dengan inklinasi candangan yang mencapai 20°-55°, metode
yang digunakan umumnya ialah post room and pillar method.
Efektivitas pengambilan cadangan bisa lebih besar disebabkan
pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang
cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang
ditambang semakin kecil.
 Kelebihan metode post room and pillar method adalah
recovery lebih besar disebabkan pengambilan cadangan
dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan
sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang
ditambang semakin kecil.
 kerugian metode post room and pillar method
adalah kemungkinan terjadinya subsiden lebih besar bila
tidak diikuti dengan penambahan penyangga buatan.

c) Step Room and Pillar Method


Metode step room and pillar cocok diterapkan pada cadangn
dengan inkliasi 15-30 dengan ketebalan lapisan cadangan antara 2-
5 meter. Step room and pillarmerupakan metode yang digunakan
dirancang untuk memudahkan peralatan beropersi didalam
cadangan (ore deposit), stope dirancang berjenjang akan tetapi
terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau jenjang.
 Kelebihan metode step room and pillar method
adalah pengangkutan di dalam permuka kerja hampir tidak
memerlukan tenaga penggerak karena dapat berjalan
sendiri, misalnya melalui jalan penghubung.
 Kerugian metode step room and pillar method
adalah memerlukannya tenaga kerja yang banyak untuk
membawa masuk peralatan, sehingga volume produksi
tergantung dari banyaknya alat mekanis yang tersedia.

5. Peralatan mekanis yang umum digunakan dalam aktivitas


penambangan pada metode Room and Pilar
a) Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah ( continuous
miner).
 Sheare
 Plow (plough)

b) Alat muat gali


 Load –Haul Dump (LHD)

 Over Shoot Loader


 Slusher

c) Alat angkut.
 Truck

 Belt conveyor
 Chain conveyor

 Lori lokomotif (Train)


III. KESIMPULAN
Setiap kegiatan pastilah menghasilkan suatu akibat, begitu juga dengan
metode sublevel stoping/room and pillar mining, pastilah membawa dampak
yang jelas terhadap lingkungan dan juga kehidupan di sekitarnya, dampak
tersebut dapat bersifat negatif ataupun positif, namun pada metode room and
pillar mining pastilah terdapat dampak negatifnya, hal tersebut dapat
diminimalisir apabila pihak yang bersangkutan bertanggung jawab terhadap
pengolahan sumber daya alamnya dan juga memanfaatkannya secara bijaksana.
Sebagai contoh adalah kegiatan pertambangan batubara di pulau Kalimantan
yang bisa dibilang telah mencapai tahap yang kronis, dengan menyisakan
lubang-lubang besar bekas kegiatan pertambangan dan juga dampak-dampak
yang lainnya. Hal tersebut setidaknya dapat diminimalisir dan dikurangi
dampaknya apabila kita melakukan tindakan perbaikan dan juga memanfaatkan
SDA secara bijaksana.
DAFTAR PUSTAKA

 http://afanmining10.blogspot.co.id/2013/05/metode-penambangan-
tambang-bawah-tanah.html
 https://zozongeologeous.wordpress.com/2014/08/13/metode-
penambangan-batubara/
 https://www.google.co.id/search?q=gambar+metode+room+and+pill
ar&espv=2&biw=1366&bih=662&tbm=isch&imgil=V6ttR_Axi6pA
 dM%253A%253B27Ug5ElYKnuZcM%253Bhttp%25253A%25252
F%25252Ftambangindo.blogspot.com%25252F2012%25252F03%2
5252Fmetode-penambangan-batubara.html
 https://www.google.co.id/search?q=peralatan+mekanis+underground+mi
ne&espv=2&biw=1366&bih=613&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved
=0ahUKEwjf4de_sqXSAhXMqo8KHa2VA1oQ_AUIBigB

Anda mungkin juga menyukai