MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Kimia
Dasar I (Anorganik)
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan izin-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Larutan
Kimia” yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Kimia Dasar I.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya memperdalam ilmu kimia dasar
tentang larutan kimia.
Makalah ini hasil dari kerja keras penyusun yang mungkin ada beberapa
kesalahan, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini
sangat penyusun harapkan dan semoga penulisan makalah ini membawa manfaat
bagi penyusun sendiri maupun bagi pembacanya. Aamiin…
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
ii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Berbagai jenis asam ............................................................................................ 3
2. Beberapa basa dan reaksi ionisasinya ................................................................. 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh : Asam klorida (HCl) dan asam sulfat (H2SO4) dalam air akan
terionisasi sebagai berikut:
2
3
*) Asam hipotetis, asam yang tidak stabil, segera terurai menjadi zat lain. Asam hipotetis
di atas terurai menurut persamaan
2HNO3 (aq) → H2O (l) + NO (g) + NO2 (g)
H2SO3 (aq) → H2O (l) + SO2 (g)
H2CO3 (aq) → H2O (l) + CO2 (g)
#) Asam nonoksi adalah asam yang tidak mempunyai oksida asam. Asam oksi adalah
asam yang mempunyai oksida asam. Asam organik adalah asam yang tergolong senyawa
organik. Asam organik tidak mempunyai oksida asam.
Bila kita mereaksikan dua asam yang berbeda pada logam yang sama,
maka kita akan memperoleh hasil yang berbeda. Hal itu disebabkan
perbedaan kekuatan asam yang kita gunakan.
Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut
valensi basa. Beberapa contoh basa diberikan pada Tabel 2.
7
Contoh larutan bersifat basa antara lain air kapur, air abu, larutan sabun,
larutan amonia, larutan soda.
Jika bilangan oksidasi logamnya lebih dari satu buah, maka penamaannya
ada dua cara yaitu sistem lama dan sistem Stock.
11
Sistem Lama
Nama logam (dengan nama latin) dengan diberi akhiran “i” (jika biloks
logamnya yang tertinggi) atau akhiran “o” (jika biloks logamnya yang
terendah) dan diikuti dengan sisa asamnya. Syaratnya logam hanya
memiliki dua jenis biloks seperti Fe (+2, +3), Cu (+1, +2). Contoh :
- FeSO4 = Fero Sulfat (nama latin besi = Ferum, karena Besi dalam
FeSO4 biloksnya +2 dimana unsur Besi memiliki biloks
+2 dan +3, maka digunakan akhiran “o”)
- Fe2(SO4)3 = Feri Sulfat (nama latin besi = Ferum, karena Besi dalam
Fe2(SO4)3 biloksnya +3 dimana unsur Besi memiliki
biloks +2 dan +3, maka digunakan akhiran “i”)
- AlCl3 = Tidak dapat dinamai dengan tata nama ini karena Al
hanya memiliki satu jenis biloks yaitu +3 saja
Sistem Baru (Sistem Stock)
Nama logam (tidak mengikuti nama latin tetapi nama umum) diikuti
bilangan oksidasi yang ditulis dengan angka romawi di dalam kurung
lalu diikuti nama sisa asam. Contoh :
- CuSO4 : Tembaga (II) Sulfat
- SnS2 : Timah (IV) Sulfida
- Cr2(SO4)3 : Khrom (III) Sulfat
- NaCl : Tidak dinamai dengan sistem ini karena Na hanya
memiliki satu jenis biloks yaitu +1
- Basa sekunder adalah basa yang kehilangan dua gugus OH tapi masih
memiliki atom OH seperti Al(OH)2+, Fe(OH)2+, dan lain – lain.
Contohnya, jika kita melarutkan 0,9 gram NaCl dalam 100 ml air, maka kita
menuliskannya larutan 0,9% NaCl. Persen massa/volume banyak digunakan
dalam bidang medis dan farmasi.
Persen konsentrasi terdiri dari v/v, % v/b, % b/v,% b/b
v/v, yaitu banyaknya volume zat terlarut dalam 100 ml larutan.
% b/v, yaitu banyaknya gram zat terlarut dalam 100 ml larutan.
Misal : 1% b/v = 1 gr / 100 ml
1% b/b = 1 gr / 100 gr
1% v/b = 1 ml / 100 gr
1% v/v = 1 ml / 100 ml
Keterangan :
Berat = gram
Volume = ml
gram
Jika mol = Mr maka
gr gr 1000
M= = x
Mr x Ltr Mr mL
mgr
atau M=
Mr x mL
Keterangan :
m = molalitas (mol/kg)
Mr = massa molar zat terlarut (g/mol)
Massa = massa zat terlarut (g)
P = massa zat pelarut (g)
Keterangan :
N = Normalitas larutan
ek = ekuivalen zat terlarut
17
V = volume larutan
M = molaritas
a = valensi (banyaknya ion)
m = massa zat terlarut
Contoh : Berapa gr larutan 0,25 N asam sulfat (Mr = 98) dalam 500 liter
larutan?
Jawab : Reaksi: H2SO4 2H+ + SO4-2
Normalitas = 0,25 N dan a = 2 (terdapat 2 ion H+)
Karena konsentrasi H 2 O relatif besar, maka persamaan ini dapat ditulis menjadi:
Contoh soal : Berapa pH dari 0,4 gram NaOH? Jika dilarutkan dalam 1 liter air.
Ar ; Na = 23, O = 6, H = 1.
Jawab : Hubungan pH dan pOH yaitu dalam kesetimbangan air :
H2O ⇌ H⁺ + OH-
K = [H⁺] + [OH-]
[H2O]
dan indeks bias untuk sampel cair, terlebih dahulu analisis pendahuluan.
Untuk sampel padat analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk,
kelarutan, pemanasasan dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan
untuk sampel cair analisis penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan
serta keasaman.
2) Identifikasi kation berdasarkan metode H2S.
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena
itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang
paling umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium
sulfida, dan ammonium karbonat. Secara sistematik cara analisis
kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, hal ini didasarkan
pada sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi tertentu
membentuk endapan atau tidak, dengan kata lain klasifikasi kation
yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation.
Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena
anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas
tertentu diantaranya :
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan
asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam
suasana asam, klorida dan kation dari golongan lain larut.
Penggunaan asam klorida berlebih untuk pengendapkan kation
golongan I memiliki dua keuntungan yaitu memperoleh endapan
klorida semaksimal mungkin dan menghindari terbentuknya
endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang terlalu
banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl2 larut kembali dalam
bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2, tetap stabil.
27
3.1 Kesimpulan
Larutan adalah campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya
merata atau serba sama (homogeny).
Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang
terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute).
Larutan asam adalah senyawa yang dapat melepaskan ion H+ (ion
hidrogen).
Larutan basa adalah larutan yang dapat melepaskan ion hidroksil (OH¯).
Larutan garam adalah larutan dari senyawa garam, dimana dapat
melepaskan ion positif dari logam atau sisa basa dan ion negatip dari non-
logam atau sisa asam
Konsentrasi larutan diartikan sebagai perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap jumlah zat pelarut.
Sifat larutan ditentukan oleh derajat keasaman (pH) untuk senyawa asam,
atau derajat kebasaan (pOH) untuk senyawa basa.
Larutan Buffer ( larutan penyangga) adalah larutan yang bila ditambah
sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti.
Kimia analisis adalah cara untuk menentukan bagian-bagian dari senyawa
sampel yaitu Analisis Kualitatif (kation, anion, dan identifikasi) dan kadar
(konsentrasi) dari senyawa asam dan basa atau larutan sampel adalah
Analisis Kuantitatif disebut juga Analisis Jumlah
32
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H. 1980. General College Chemistry,
6th edition. Knoxville: Harper and Row Publisher, Inc.
Purba, M. 1994. Kimia untuk SMA kelas XI: 2B. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition).
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Lew, Kristi. 2009. Essential Chemistry: Acids and Bases. New York: Chelsea
House.
McMurry, John E., Fay, Robert C., & Robinson, Jill K. 2016. Chemistry (7th
edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
33
34