Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

SEDIAAN: EMULSI

Nasywa Hanif Aqila Roshada

22/498207/FA/13511

B-2022/Gol. II/Kel. 4

A. Tinjauan Pustaka
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III (1979) emulsi adalah sediaan yang
mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Menurut Farmakope
Indonesia Edisi IV (1995) emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
tedispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Menurut Anief (2005) emulsi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam
cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
Adapun perbedaan antara suspensi dengan emulsi, antara lain (Gennaro, 1990):
1. Emulsi adalah kombinasi dari dua cairan yang tidak bercampur sedangkan, dalam
suspensi, kedua komponen dapat dalam fase serupa;
2. Stabilitas emulsi dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan pengemulsi; dan
3. Partikel dalam suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan, namun partikel / tetesan
dalam emulsi tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan.
Tipe-tipe emulsi menurut Gennaro (1990), yaitu:
1. M/A (minyak/air) Suatu emulsi dimana minyak terdispersi sebagai tetesan-tetesan
dalam fase air dan diistilahkan emulsi minyak dalam air;
2. A/M (air/minyak) Jika air adalah fase terdispersi dan minyak adalah medium
pendispersi, maka emulsi disebut emulsi air dalam minyak; dan
3. Emulsi danda dikembangkan berdasarkan pencegahan pelepasan bahanaktif. Dalam
tipe emulsi ini dihadirkan 3 fase yang disebut bentuk emulsi A/M/A atau M/A/M atau
disebut “emulsi dalam emulsi”. Emulsi mana yang terjadi, tergantung dari
emulgatornya. Jika emulgator larut dalam air, maka terbentuk emulsi O/W. Jika
emulgator larut dalam minyak maka terbentuk emulsi W/O.
Keuntungan emulsi menurut Gennaro (1990), yaitu:
1. Dalam emulsi, efek terapeutik dan kemampuan tersebarnya bahan-bahan ditingkatkan;
2. Rasa dan bau yang tidak menyenangkan dari minyak dapat ditutupi sebagian atau
seluruhnya dengan emulsifikasi. Tehnik penutupan kedua tersedia untuk formulator
tapi harus digunakan dengan hati-hati. Jika pengaroma dan bahan pemanis ditambahkan
dalam emulsi, hanya dalam jumlah minimal digunakan untuk mencegah gangguan
nausea atau lambung yang diakibatkan oleh pemberian yang dalam jumlah besar;
3. Absorpsi dan penetrasi dari bahan obat dapat dikontrol lebih mudah jika digabung
dalam bentuk emulsi;
4. Aksi emulsi diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar jika dibandingkan
dengan sediaan lain; dan
5. Air merupakan pembawa yang tidak mahal dan suatu pelarut untuk berbagai obat dan
pengaroma yang. dicampur dalam emulsi.
Kekurangan emulsi menurut Jenkins, et al (1957), emulsi memiliki pecahan dan
bagian terdistribusi di dalam fase internal adalah bahan yang harus selalu dikocok dalam
mikstura. Sedangkan, menurut Ansel (1989), kerugian emulsi adalah adanya
penggabungan bulatan-bulatan fase dan pemisahan fase menjadi satu lapisan.
Contoh nama dagang emulsi yang tersedia di pasaran adalah Scott’s, Bigfish,
Curcuma Plus, dll

B. Nama dan Isi Formula


Nama Resep : Emulsum Olei Aselli Compositum
Bentuk Sediaan : Emulsi (tipe emulsi O/W atau M/A)
Kekuatan Sediaan : Oleum Iecoris Aselli
Isi Formula : Ol. Ieocoris Aselli : 25 gram
PGA : 7,5 gram
Glycerol : 2,5 gram
Aquae : 18,75 gram = 18,75 mL
Ol. cinnamomi : 2 tetes

C. Formula Standar
Resep: Emulsum Olei Iecoris Aselli Compositum
Resep Asli (Anonim, 1978): Resep Standar (Anonim, 1978):
R/ Ol. Iecoris Aselli 25 R/ Ol. Iecoris Aselli 100
PGA 7,5 Glycerolum 10
Glycerol 2,5 Gummi Arabicum 30
Aquae 18,75 Ol. Cinnamomi gtt VI
Ol. Cinnamomi 2 gtt Aqua Destilata ad 215
m.f.emuls.
S.t.d.d.Cth. 1

Pro: Dani
Keterangan:
R/ (Recipe) *ambillah
gtt (Guttae) *tetes
gtt VI (Guttae 6) *6 tetes
ad *sampai
m.f.emuls. (Misca fac emulsa) *Buatlah emulsi
S.t.d.d.Cth.1 (Signa ter de die cochlear theae) *tandailah 3x sehari 1 sendok teh
Pro *identitas pasien

D. Fungsi Setiap Bahan


1. Ol. Iecoris Aselli : Untuk penambah nafsu makan, sumber vitamin A dan D
- Pemerian: Cairan, kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas
- Kelarutan: Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dalam
eter P dan dalam eter minyak tanah p.
- Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.

2. PGA : Sebagai emulgator


- Pemerian: Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir
- Kelarutan: Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus
cahaya. Ptaktis tidak larut dalam etanol (95%)
- Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

3. Aquae: sebagai pelarut


- Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan, tidak mempunyai rasa.
- Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

4. Ol. Cinnamomi: Sebagai corrigent odoris


- Pemerian: Cairan, suling segar berwarna kuning, bau dan rasa khas, jika disimpan
dapat menjadi coklat kemerahan
- Kelarutan: Dalam etanol laritkan 1 ml 8 ml etanol 70%, opalesensi yang terjadi tidak
lebih kuat dari opalesensi larutan yang dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak nitrat
0,1 M kedalam campuran 0,5 ml natrium klorida 0,002 M dan 50 ml air.

5. Glycerol: Sebagai corrigent saporis, zat tambahkan untuk menaikkan viskositas


- Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, viskos, cairan yang higroskopis, memiliki
rasa yang manis, kurang lebih 0,6 kali manisnya dari sukrosa.
- Kelarutan : Gliserin praktis tidak larut dengan benzene, kloroform, dan minyak, larut
dengan etanol 95%, methanol dan air.
- Stabilitas : Pada suhu 20°C. Gliserin sebaiknya ditempat yang sejuk dan kering.

E. Khasiat
Sebagai penambah nafsu makan.

F. Perhitungan Penimbangan Bahan


1. Ol. Ieocoris Aselli : 25 gram
2. PGA : 7,5 gram
3. Glycerol : 2,5 gram
4. Aquae : 18,75 gram = 18,75 mL
5. Ol. cinnamomi : 2 tetes

G. Peralatan Untuk Meracik


1. Neraca lengan (1)
2. Mortar & stamper (3)
3. Anak timbang (1)
4. Sendok sungu (1)
5. Lap & tisu (secukupnya)
6. Pipet tetes (secukupnya)
7. Botol (1)
8. Sudip (1)
9. Botol timbang (1)
10. Kertas timbang (secukupnya)
11. Kertas timbang yang dilapisi gliserin (secukupnya)
12. Gelas ukur (1)

H. Cara Kerja

Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan (Ol. Iecoris Aselli 25 gram, PGA 7,5 gram,

Glycerol 2,5 gram, Aquae 18,75 gram = 18,75 mL, dan Ol. Cinnamomi 2 tetes);

Ditambahkan PGA dan Oleum Iecoris Aselli 2/3 bagian dan diaduk hingga homogen;

Ditambahkan aquae sebanyak 15 gram sedikit demi sedikit sambil diaduk kuat dengan
gerakan dari luar ke dalam hingga terbentuk korpus emulsi, diaduk hingga homogen;


Ditambahkan sisa aquae dan Oleum Ieocoris Aselli secara bergantian dan diaduk hingga
homogen;

Dimasukkan ke dalam botol serta diteteskan oleum cinnamomi sebanyak 2 tetes;


Ditutup botol dan diberi etiket.
Keterangan:
Wadah untuk penimbangan digunakan kertas timbang untuk bahan yang kering, untuk
bahan yang berlemak digunakan kertas perkamen yang diolesi dengan gliserin, serta untuk
bahan cairan digunakan botol timbang. Pemindahan cairan digunakan dengan pipet tetes.

J. Etiket
Apotek
Farmasetika
Jl. Sekip Utara, Yogyakarta
Telp. (0274) 587333
No. VII Tanggal : 31 Maret 2023
Pasien : Dani
Obat : Emulsum Olei Iecoris Aselli Compositum (Penambah nafsu makan)
Aturan Pakai : 3x sehari 1 Sendok teh
Sebelum makan
Peringatan Simpan di Kadaluarsa Apoteker
Konsultasikan pada Tempat sejuk dan 14 April 2023
apoteker jika obat kering
memisah
Nasywa Hanif
Kadaluarsa selama 14 hari setelah peracikan, karena merupakan formula oral yang
mengandung air.
K. Wadah Akhir
Botol yang tertutup baik

L. Referensi
Anief, M., 2005, Ilmu Meracik Obat-Teori dan Praktik, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk sediaan Farmasi Edisi 4, UI Press, Jakarta.
Gennaro, A. R., 1990, Remingtons Pharmaceuticals Science 18th ed, Marc Public Co,
Easton.
Jenkins, G. L, et al., 1957, Scoviels The Art Of Compounding, Pharmaceutical Press,
London.

Asisten Praktikan

Nasywa Hanif

Anda mungkin juga menyukai