Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SEMENTARA

FARMASETIKA II

EMULSI

Nama : Mutiara Jelita

NIM : 22/494753/FA/13434

Kelas/Golongan/Kelompok : C-2022/I/4

A. Nama Bentuk Sediaan


• Nama Resep : Emulsum Olei Arselli Compositum
• No Resep : XIII
B. Tinjauan Pustaka
Emulsi (emulsion) adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersi dan medium
pendispersinya berupa cairan yang tidak dapat bercampur. Misalnya benzena dalam air,
minyak dalam air, dan air susu. Mengingat kedua fase tidak dapat bercampur, keduanya
akan segera memisah. Untuk menjaga agar emulsi tersebut mantap atau stabil, perlu
ditambahkan zat ketiga yang disebut emulgator atau zat pengemulsi (emulsifying agent).
(Sumardjo, 2009).
Tipe-tipe emulsi:
1. M/A (minyak/air)
Suatu emulsi dimana minyak terdispersi sebagai tetesan-tetesan dalam fase air dan
diistilahkan emulsi minyak dalam air.
2. A/M (air/minyak)
Jika air adalah fase terdispersi dan minyak adalah medium pendispersi, maka emulsi
disebut emulsi air dalam minyak.
3. Emulsi Ganda
Dikembangkan berdasarkan pencegahan pelepasan bahanaktif. Dalam tipe emulsi
ini dihadirkan 3 fase yang disebut bentuk emulsi A/M/A atau M/A/M atau disebut
“emulsi dalam emulsi”. Emulsi mana yang terjadi, tergantung dari emulgatornya.
Jika emulgator larut dalam air, maka terbentuk emulsi O/W. Jika emulgator larut
dalam minyak maka terbentuk emulsi W/O.
(Gennaro, 1990).
Keuntungan dari sediaan emulsi yaitu:

1. Sifat terapeutik dan kemampuan menyebar konstituen lebih meningkat.


2. Rasa dan bau dari minyak dapat ditutupi.
3. Absorpsi dan penetrasi lebih mudah dikontrol.
4. Aksi dapat diperpanjang dan efek emolient lebih besar.
5. Air merupakan eluen pelarut yang tidak mahal.
(Lachman, 1994).

Kerugian dari sediaan emulsi yaitu:

1. Sediaan kurang praktis.


2. Mempunyai stabilitas yang rendah.
3. Takaran dosis kurang teliti.
4. Tidak tahan lama.
(Lachman, 1994).
Emulsi untuk pemakaian dalam meliputi pemakaian per oral. Emulsi untuk penggunaan
oral biasanya mempunyai tipe m/a. Emulgator merupakan film penutup dari minyak obat
agar menutupi rasa tidak enak. Flavor ditambahkan pada fase ekstern agar rasanya lebih
enak. Emulsi juga berguna untuk menaikkan absorpsi lemak melalui dinding usus (Anief,
1994).
Emulsi untuk pemakaian luar meliputi pemakaian pada injeksi intravena yang
digunakan pada kulit atau membran mukosa yaitu lotion, krim dan salep. Produk ini secara
luas digunakan dalam farmasi dan kosmetik untuk penggunaan luar. Emulsi parenteral
banyak digunakan pada makanan dan minyak obat untuk hewan dan manusia (Anief, 1994).
Dalam penyiapan emulsa dapat digunakan metode gom kering (metode kontinental),
gom basah (metode inggris), dan metode botol (metode botol forbes). Pada metode gom
kering, zat pengemulsi dicampur dalam minyak sebelum penambahan air yang dilakukan
dengan terlebih dahulu membuat corpus emulsi dengan perbandingan
emulgator:air:minyak adalah 2:3:4. Metode ini biasa digunakan untuk membuat emulsi tipe
minyak dalam air dengan emulgator PGA atau tragakan. Sementara itu, pada metode gom
basah zat pengemulsi ditambahkan air agar membentuk mucilago. Botol digunakan untuk
minyak menguap atau minyak-minyak kurang kental (Van Duin, 1954).
C. Resep
1. Resep Asli

R/ Ol. Iecoris Aselli 25


PGA 7,5
Glycerol 2,5
Aquae 18,75
Ol. Cinnamomi 2 gtt
m.f.emuls.
S.t.d.d. Cth 1
Pro: Dani
Keterangan:
a) m.f.emuls. : misce fac emulsum
Arti : buatlah emulsi
b) S.t.d.d. Cth 1 : signa ter de die cochlear theae 1
Arti : tandailah sehari tiga kali satu sendok teh

Arti keseluruhan : Buatlah sediaan emulsi dan tandailah tiga kali sehari sebanyak
satu sendok teh setiap penggunaan.

2. Resep Standar

R/ Olei Iecoris Aselli 100


PGA 30
Gliserol 10
Aqua destilata ad 215
Ol. Cinnamomi gtt IV
m.f.l.a. emulsum

(Anonim, 1978).

3. Kekuatan Sediaan : Ol. Iecoris Aselli 25 gram

D. Diskripsi Bahan
1. Oleum Iecoris Aselli
a. Pemerian : cairan kuning pucat, berbau khas, tidak tengik, rasa khas
b. Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%), mudah larut dalam kloroform,
eter
c. Khasiat : sumber vitamin A dan D, penambah nafsu makan
d. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Anonim, 1979).
2. PGA (Pulvis Gummi Arabici)
a. Pemerian : serbuk putih/kekuningan, tidak berbau, rasa tawar
b. Kelarutan : larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, tetapi sangat
lambat, tidak larut dalam eter dan etanol
c. Khasiat : emulgator
d. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
(Anonim, 1995).
3. Gliserin
a. Pemerian : cairan air seperti sirup, manis, tidak berwarna, berbau khas
lemak, higroskopis, netral terhadap lakmus
b. Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol, tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam
minyak menguap
c. Khasiat : corigen saporis, penyetabil emulsi
d. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
(Anonim, 1995).
4. Aqua Destilata
a. Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
b. Khasiat : sebagai zat tambahan, pelarut pembentuk korpus emulsi
c. Penyimpanan : wadah tertutup baik
(Anonim, 1979).
5. Oleum Cinnamomi
a. Pemerian : cairan air suling segar berwarna kuning, bau dan rasanya khas,
jika disimpan dapat menjadi coklat kemerahan
b. Kelarutan : dalam etanol (1 mL dalam 8 mL etanol 70% P)
c. Khasiat : corrigen odoris, sebagai zat tambahan
d. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik dan tempat sejuk
(Anonim, 1979).
E. Khasiat Bentuk Sediaan
Berdasarkan zat aktifnya, sediaan berkhasiat sebagai sumber vitamin A dan D serta
sebagai penambah nafsu makan.

F. Perhitungan dan Penimbangan Bahan


1. Oleum Iecoris Aselli = 25 gram = 25 mL
2/3 x 25 = 16,67 gram (untuk korpus emulsi)
1/3 x 25 = 8,33 gram (untuk ditambahkan)
2. PGA = 7,5 gram
3. Gliserol = 2,5 gram = 2 mL
4. Aqua Destilata = 18,75 gram = 18,75 mL
mula-mula 1,5 x bobot PGA = 11,25 mL (untuk korpus emulsi)
sisa yang ditambahkan = 18,75 – 11,25 = 7,5 mL
5. Ol. Cinnamomi = 2 tetes = 7,5 ml
6. Korpus emulsi = PGA : Air : Minyak = 2 : 3 : 4

G. Peralatan yang Dibutuhkan


• Neraca lengan • Corong
• Stamper • Pipet tetes
• Anak timbangan • Kertas timbang
• Sendok tanduk • Mortir
• Gelas ukur • Wadah botol

H. Cara Kerja

Ditimbang semua bahan

Dimasukkan 7,5 gr PGA dan 16,67 gr Oleum Iecoris Aselli, digerus hingga
homogen

Ditambahkan aquades 11,25 mL sedikit demi sedikit sambil diaduk kuat


dengan gerakan dari luar ke dalam hingga terbentuk korpus emulsi bewarna
putih
Ditambahkan gliserol 2,5 gr, digerus sampai homogen

Ditambah aquades sisa 7,5 mL dan Oleum Iecoris Aselli 8,38 gr bergantian,
digerus sampai homogen

Dimasukkan dalam botol

Diteteskan Oleum Cinnamomi 2 tetes

Botol ditutup dan diberi etiket putih (untuk obat dalam)

I. Etiket
Pada kemasan diberi etiket berwarna putih karena digunakan untuk pemakaian dalam
atau oral. Beyond use date dari sediaan ini tidak lebih dari 14 hari karena sediaan ini
merupakan sediaan oral yang mengandung air.

Apotek
Farmasetika
Sekip Utara, Yogyakarta
No: XIII Tgl: 09 Maret 2023
Nama Pasien : Dani
Obat : Emulsium Olei Iecoris Aselli Compositum
Aturan Pakai : 3x sehari 1 sendok teh, sesudah makan
Obat Dalam
Peringatan Simpan di Kadaluarsa Apoteker

Jauhkan dari
Tempat sejuk dan
jangkauan anak- 23 Maret 2023
kering
anak
Mutiara Jelita

J. Wadah Akhir
Sediaan emulsi dikemas dalam botol dan beri etiket warna putih dengan volume 100 mL.
Botol ditutup rapat agar tidak terkontaminasi.
K. Penyimpanan
Disimpan ditempat sejuk dan kering.

L. Hasil yang Diharapkan


Emulsi berwarna putih tulang, kental, dan berbau campuran antara amis minyak ikan
dan wangi minyak atsirii kayu manis. Emulsi yang dihasilkan homogeny, tidak ada
pemisahan antara fase air dan fase minyak. Berkhasiat untuk menambah nafsu makan.
Volume sediaan 50 ml (Anief, 2006).

M. Daftar Pustaka
Anief, M., 1994, Farmasetika, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta.
Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Gennaro, A. R., 1990, Remingtons Pharmaceuticals Science 18th ed, Marc Public Co,
Easton.
Lachman, Leon dkk, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI Press, Jakarta.
Sumardjo, D, 2009, Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa. EGC, Jakarta.
Van Duin, C.F., 1954, Buku Penuntun Ilmu Resep Dalam Praktek dan Teori, Cetakan
kedua, Soeroengan, Jakarta.

Yogyakarta, 09 Maret 2023


Asisten Koreksi, Praktikan,

Mutiara Jelita
22/494753/FA/13434

Anda mungkin juga menyukai