Anda di halaman 1dari 5

FORMULASI TABLET EKSTRAKDAUNMAJA (aeglemarmelos l.

Correa)
DENGANMETODEGRANULASIBASAH
Nurul Hidayah
Dosen tetap Program Studi DIII Farmasi STIKES Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Daun Maja (AeglemarmelosL.Correa) merupakan tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat, namun
penggunaannya masih secara tradisional sehingga perlu dibuat menjadi sediaan yang lebih praktis yaitu tablet.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula tablet ekstrak Daun Maja (AeglemarmelosL. Correa) yang
memenuhi persyaratan mutu fisik tablet. Daun Maja (Aegle marmelos L. Correa) dimaserasi menggunakan
etanol 70% sebagai penyaridan di dapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental Daun Maja di buat menjadi tiga
formula menggunakan Metode Granulasi Basah. Digunakan Natrium Carboxy Methil Cellulose (Na.CMC)
sebagai bahan pengikat dengan masing- masing konsentrasi 1%, 2%, dan 4%. Tablet ekstrak Daun Maja (Aegle
marmelos L.Correa) yang dibuat selanjutnya dilakukan Pengujian Mutu Fisik Tablet antara lain Keseragaman
Bobot, Kekerasan, Kerapuhan, dan Waktu Hancur.Hasil pengujian mutu fisik tablet menunjukkan formula II
dengan bahan pengikat Natrium Carboxy Methil Cellulose (Na.CMC) konsentrasi 2% yang memenuhi
persyaratan mutu fisik tablet.
Kata Kunci: Tablet, Ekstrak Daun Maja, Granulasi Basah
.
PENDAHULUAN merupakan salah satu alternatif bentuk
Aegle marmelosatau orang biasa mengenal sediaan yang dikembangkan mengingat
dengan nama maja atau billa merupakan bentuk sediaan tablet memiliki beberapa
tanaman yang berasal dari daerah subtropis. keuntungan.
Tanaman ini tumbuh di lahan berawa, tanah Tablet dapat dibuat dengan metode
kering, dan toleran terhadap alkalinitas serta granulasi basah. Keuntungan menggunakan
suhu ekstrem, mampu tumbuh pada suhu metode granulasi basah yaitu memperoleh
o o
49 C dan -7 C. Maja (Aegle marmelos) aliran yang baik, meningkatkan
tumbuh liar di hutan kering di semenanjung kompressibilitas, untuk mendapatkan berat
India, Srilanka, Pakistan, dan Bangladesh. jenis yang sesuai, mengontrol pelepasan,
Tanaman yang bersinonim Crataeva mencegah pemisahan komponen campuran
marmelos dan Feronia pellucida itu telah lama selama proses dan memperbaiki/
dibudidayakan dan kerap ditemukan di area meningkatkan distribusi keseragaman
kebun tempat peribadatan di India. kandungan (Chaerunissa,dkk.2009).
Tumbuhan dari suku Rutaceae itu kemudian
menyebar ke Indonesia- Cina, AsiaTenggara, BAHAN DAN METODE
dan daerah tropis lainnya. Maja (Aegle Jenis penelitian ini adalah eksperimen
marmelos) banyak terdapat di Indonesia dan laboratoriumdimana tablet dibuat dengan
umumnya ditanam di dataran rendah (100 metode granulasi basah untuk mendapatkan
Plus Herbal Indonesia).Daun maja (Aegle formula tablet ekstrak Daun Maja (Aegle
marmelos) merupakan salah satu tanaman marmelos) yang memenuhi persyaratan fisik
obat yang telah lama digunakan oleh mutu tablet.
masyarakat. Penggunaan daun maja (Aegle 1. Lokasi dan Waktu penelitian
marmelos) yaitu untuk mengobati gigitan ular, a. Lokasi Penelitian
borok, eksim, bisul, demam, dan radang Penelitian ini dilaksanakan di
selaput lendir hidung. Laboratorium Teknologi Farmasi
Dalam penelitian Jessica (2014) pemberian Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan
ekstrak etil asetat daun maja (Aegle Farmasi.
marmelos) memiliki aktivitas antidiabetes b. Waktu Penelitian
terhadap penurunan kadar glukosa mencit Penelitian inidilaksanakan pada bulan
yang diinduksi aloksan. juni- agustus 2015
Secara tradisional, daun maja (Aegle 2. Pembuatan ekstrak Daun Maja
marmelos) biasanya digunakan dalam bentuk a. Simplisia daun maja (Aegle marmelos)
perasan dan seduhan simplisia. Namun hal ini ditimbang sebanyak 600 g dimasukkan
kurang praktis dan mudah rusak, sehingga dalam bejana maserasi.
perlu dibuat dalam bentuk sediaan lain yang b. Ditambahkan pelarut etanol 70% lalu
lebih efisien. Contohnya yaitu tablet. Tablet diaduk sebentar, ditambahkan etanol
ekstrak daun maja (Aegle marmelos) hingga permukaan tertutup selanjutnya

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 36
campuran tersebut didiamkan selama Perhitungan bahan Formula III
kurang lebih 5 hari dengan sesekali Ekstrak daun maja : 0,100 g x 100 tab
pengadukan. = 10 g
c. Setelah 5 hari, ekstrak disaring dan Natrium CMC : 4% x 40g
diuapkan dengan waterbath sampai = 1,6 g
kental. Pati Jagung : 20 % x 40 g
d. Kemudian ditimbang untuk mengetahui =8g
bobot ekstrak kental yang diperoleh. Magnesium Stearat : 1% x 40 g
3. Formula Tablet Ekstrak Daun Maja (Aegle = 0,4 g
marmelos) Magnesium Karbonat : 1% x 40 g
Akan dibuat 100 tablet untuk tiap = 0,4 g
formula, dimana tiap tablet memiliki berat Talkum : 1% x 40 g
400mg. Total berat untuk 100 tablet : 100 x = 0,4 g
400 mg= 40.000 mg = 40 gram. Avicel : 40
(10+1,6+8+0,4+0,4+0,4)
N Nama bahan Kegunaan F1 F2 F3 = 19,2
o b
Ekstrak daun Zat Aktif 100 mg 100 mg 100 mg 4. Cara pembuatan mucilago Na.CMC 1% / b
1 maja (Aegle
marmelos) a. Ditimbang 1 gram Na.CMC lalu
2 Na.CMC Bahan Pengikat 1% 2% 4%
3 Pati Jagung Bahan Penghancur 10% 10% 10% dimasukkan dalam lumpang dan digerus
4
5
Mg. Stearat
Mg. Karbonat
Bahan Pelincir
Absorban
1%
1%
1%
1%
1%
1%
b. Sambil digerus, dimasukkan kurang
6
7
Talk
Avicel PH 102
Bahan antilekat
Bahan Pengisi
1%
ad 100%
1%
ad 100%
1%
ad 100%
lebih 20 ml air panas lalu diaduk hingga
terbentuk mucilago, dicukupkan volume
Perhitungan Bahan Formula I dengan air dingin ad 100 gram.
Ekstrak daun maja : 0,100 g x 100 tab c. Untuk pembuatan mucilago Na.CMC
= 10 g 2% dan 4% dibuat dengan cara yang
Natrium CMC : 1% x 40 g sama seperti mucilago Na.CMC 1%,
= 0,4 g dengan menimbang Na.CMC sebanyak
Pati Jagung : 20 % x 40 g 2 gram dan 4 gram.
=8g 5. Cara pembuatan granul tablet
Magnesium Stearat : 1% x 40 g Disiapkan alat dan bahan, dimasukkan
= 0,4 g ekstrak daun maja kedalam lumpang
Magnesium Karbonat : 1% x 40 g ditambahkan magnesium karbonat.
= 0,4 g Ditambahkan pati jagung (penghancur
Talkum : 1% x 40 g dalam), gerus ad homogen, dikeluarkan.
= 0,4 g Bahan obat dimasukkan kedalam wadah,
Avicel : 40 lalu ditambahkan sedikit campuran Na-
(10+8+0,4+0,4+0,4+0,4) CMC, kemudian dihomogenkan hingga
= 20,4g massa kempal yang sesuai. Sisa campuran
Na-CMC dalam beker tersebut ditimbang
Perhitungan bahan Formula II bersama dengan batang pengaduk
Ekstrak daun maja : 0,100 g x 100 tab (dicatat). Bahan obat yang telah lembab
= 10 g selanjutnya direduksi ukuran partikel
Natrium CMC : 2% x 40 g menggunakan ayakan mesh 60 (untuk
= 0,8 g memudahkan pengeringan, memperkecil
Pati Jagung : 20 % x 40 g ukuran partikel), selanjutnya pengeringan
=8g menggunakan lemari pengering selama 8
Magnesium Stearat : 1% x 40 g jam. Lalu, granul yang telah dikeringkan
= 0,4 g ditambahkan magnesium stearat dan talk,
Magnesium Karbonat : 1% x 40 g dicampurkan menggunakan pengorek
= 0,4 g selama 5 menit setelah itu dicetak
Talkum : 1% x 40 g menggunakan singel punch tablet press,
= 0,4 g tablet yang dihasilkan selanjutnya
Avicel : 40 dilakukan pengujian mutu fisik tablet, lalu
(10+0,8+8+0,4+0,4+0,4) dikemas dalam wadah.
= 20 g 6. Pengujian Mutu Fisik Tablet
a. Keseragaman bobot
Sebanyak 20 tablet lalu ditimbang satu
per satu dan dihitung rata- rata tablet.
Persyaratan uji keseragaman bobot
yaitu tidak lebih dari 2 tablet yang

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 37
Tabel 1; Hasil Pengujian Keseragaman Bobot
masing- masing bobotnya menyimpang F1 F2 F3

dari bobot rata-rata lebih dari 5% dan Tablet


Bobot per
Tablet (g)
Penyimpa
ngan (%)
Bobot per
Tablet (g)
Penyimpa
ngan (%)
Bobot per
Tablet (g)
Penyimpa
ngan (%)
tidak satupun tablet yang bobotnya 1
2
0,349
0,345
0,63 %
0,51 %
0,310
0,313
0,29 %
1,26 %
0,347
0,345
1,11 %
1,68 %
menyimpang dari bobot rata-rata lebih 3
4
0,337
0,352
2,82 %
1,50 %
0,321
0,314
3,84 %
1,58 %
0,349
0,369
0,54 %
5,15 %
dari 10% (Farmakope Indonesia Edisi 5 0,357 2,94% 0,301 2,62 % 0,336 4,24 %
6 0,328 5,4 % 0,306 1,00 % 0,364 3,73 %
III.1979). 7 0,342 1,38 % 0,315 1,90 % 0,356 1,45 %
8 0,354 2,07 % 0,309 0,03 % 0,354 0,88 %
b. Kekerasan 9 0,352 1,50% 0,314 1,58 % 0,361 2,87 %
10 0,345 0,51 % 0,319 3,20 % 0,358 2,02 %
Sebutir tablet diletakkan vertikal 11 0,357 2,94 % 0,310 0,29 % 0,364 3,73 %
antara ujung dari penekanan, alat 12
13
0,362
0,343
4,38 %
1,4 %
0,330
0,315
0,29 %
1,90 %
0,363
0,345
3,44 %
1,68 %
ditekan sehingga tablet tertekan dan 14
15
0,337
0,348
2,82 %
0,34 %
0,304
0,308
1,64 %
0,35 %
0,347
0,348
1,11 %
0,8 %
pecah. Pengujian ini diulang sebanyak 6 16 0,354 2,07 % 0,314 1,58 % 0,345 1,68 %
17 0,341 1,6 % 0,314 1,58 % 0,350 0,2 %
tablet. Kekerasan tablet ditunjukkan 18 0,332 4,27 % 0,301 2,5 % 0,340 3,10 %
19 0,349 0,63 % 0,308 0, 35 % 0,348 0,8 %
pada skala alat (kg) disaat tablet pecah 20 0,337 2,82 % 0,303 1,97 % 0,302 2,52 %
Bobot 0,3468 0,3901 0,3509
(Voight.1994). Persyaratan uji rata-
rata
kekerasan yang baik adalah lebih dari 4 Kesimp Memenuhi Memenuhi Memenuhi
ulan syarat syarat syarat
kg (Ansel.1989).
c. Kerapuhan Tabel 2; Hasil Pengujian Kekerasan Tablet
Kekerasan (kg/cm3)
Sebanyak 20 tablet yang telah F1 F2 F3
Tablet
dibersihkan dimasukkan dalam I 3 5 3
II 3 7 2
Friabilator tester dengan kecepatan 25 III 3 4 3
IV 1 5 2
rpmselama 4 menit sebanyak 100 kali V 2 5 4
VI 3 4 3
putaran. Kemudian tablet-tablet tersebut Rata-rata 2,5 5 2,8
dikeluarkan, dibersihkan dan ditimbang Kesimpulan Tidak memenuhi
syarat
Memenuhi syarat Tidak memenuhi
syarat
kembali (b gram) (Lachman.1994).
Tablet yang baik mempunyai nilai Tabel 3; Hasil Pengujian Kerapuhan Tablet
Berat F1 F2 F3
kerapuhan tidak lebih dari 0,8% -1% Awal
Akhir
6,949
0,453
6,235
6,230
7,922
3,616
(Voight.1994). Dihitung kerapuhan tablet Penyimpangan (%) 93,48% 0,08 % 54,3 %
Kesimpulan Tidak Memenuhi Tidak
dengan rumus: memenuhi syarat memenuhi
syarat syarat

Kadar Kerapuhan =
Tabel 4; Hasil Pengujian Waktu Hancur
Tablet Waktu Hancur
F1 F2 F3
Kadar % keausan/kerapuhan tablet 1
2
1:49
2:18
06:58
09:59
07:00
08:47
tidak boleh lebih dari 1 % (Voight,1994). 3 2:38 10:06 09:27
4 3:17 13:48 09:33
d. Waktu hancur 5 4:03 13:57 10:31
6 4:10 14:16 14:01
Tablet diletakkan pada alat waktu Kesimpulan Memenuhi syarat Memenuhi syarat Memenuhi syarat
hancur, keranjang diturun naikkan PEMBAHASAN
dalam cairan pencelup dengan Dalam penelitian inidigunakan tiga formula,
frekuensi 30 kali turun-naik per dengan menggunakan Na.CMC sebagai
menit.Tablet yang baik mempunyai bahan pengikat yaitu pada formula I dengan
waktu hancur tidak lebih dari 15 menit konsentrasi 1%, formula II dengan konsentrasi
(Farmakope Indonesia Edisi III.1979). 2%, dan formula III dengan konsentrasi 4%.
7. Pengumpulan Data Semua formula dibuat dengan metode
Data yang dikumpulkan adalah hasil granulasi basah dengan berat rata- rata per
dari pengujian mutu fisik tablet ekstrak tabletnya berkisar 400 mg.
Daun Maja (Aegle marmelos). Dari hasil pengujian keseragaman bobot
didapatkan hasil bahwa tidak lebih dari 2 tablet
HASIL PENELITIAN yang menyimpang lebih besar dari 5% dan
Dari penelitian yang telah dilakukan tidak satupun tablet yang menyimpang dari
didapatkan hasil Pengujian Mutu Fisik Tablet 10%, hasil ini menunjukkan bahwa tablet yang
Ekstrak Daun Maja sebagai berikut: diuji memenuhi persyaratan mutu fisik tablet
yang tertera di Farmakope Indonesia Edisi IV.
Keseragaman bobot tablet dipengaruhi
oleh sifat alir dari granul tablet dan semakin
bagus sifat alir granul tablet maka aliran granul
yang masuk ke dalam lubang dies akan
seragam sehingga jumlah granul yang masuk
akan selalu sama dan pada akhirnya bobot
tablet akan seragam. Bobot tablet yang
seragam akan menghasilkan tablet yang

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 38
memilki kandungan bahan aktif yang seragam 14:01 menit. Data ini menunjukan waktu
sehingga efek yang ditimbulkan juga akan hancur semua formula tablet yang memenuhi
seragam. persyaratan yaitu kurang dari 15 menit. Waktu
Dari uji kekerasan tablet diperoleh hasil, hancur yang cepat akan memberikan efek
pada tablet formula I memiliki kekerasan rata- yang relatif lebih cepat pula. Waktu hancur
rata 2,5, tablet formula II memiliki kekerasan dipengaruhi oleh kekerasan tablet dan bahan
rata-rata 5, dan tablet formula III memiliki penghancur yang digunakan. Semakin keras
kekerasan rata-rata 2,8 kg/cm2, hanya tablet tablet maka waktu hancur akan semakin lama,
Formula II yang memenuhi persyaratan dan semakin banyak bahan penghancurnya
2
kekerasan yaitu berkisar 4 8 kg/cm . Dari maka waktu hancur tablet juga akan semakin
penelitian ini terlihat bahwa pengempaan cepat.
mesin pencetak tablet merupakan faktor yang
mempengaruhi kekerasan tablet, serta KESIMPULAN DAN SARAN
konsentrasi bahan pengikat yang tinggibelum Kesimpulan
tentu mempengaruhi kekerasan suatu tablet. Dari hasil penelitian dan pembahasan
Pada uji kerapuhan tablet diperoleh hasil dapat ditarik kesimpulan bahwa formula tablet
tablet formula I 93,4% formula II 0.08 %, dan yang memenuhi semua persyaratan mutu fisik
formula III sebesar 54,3 %, berdasarkan hasil adalah Formula II yaitu keseragaman bobot
uji kerapuhan terlihat bahwa tablet formula II hanya satu tablet yang menyimpang dari bobot
yang memenuhi persyaratan uji mutu fisik rata-rata 5%, kekerasan nya 5kg/cm3,
yaitu kurang dari 1%. kerapuhan 0,08%, dan waktu hancur 13:48
Dalam penelitian ini digunakan mesin menit.
pencetak tablet manual dengan tekanan yang Saran
umum digunakan dalam membuat tablet (tidak Untuk penelitian selanjutnya disarankan
terlalu kuat dan juga tidak terlalu lemah), untuk dilakukan dengan menggunakan bahan
sehingga kekerasan dan kerapuhan tablet pengikat yang lain atau dengan menaikkan
dapat dipengaruhi oleh pengempaan mesin konsentrasi bahan pengikat Na.CMC hingga
pencetak tablet. 6%.
Berdasarkan uji waktu hancur tablet terlihat
bahwa formula I memilki waktu hancur 04:10
menit, formula II 14:16 menit dan formula III

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Jenskin, G.L. 1957. The Art of Compunding. Burgess Publishing Company. USA.

Parrot, L.E. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutis. Burgess Publishing Company. USA

Voight.R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Anwar, Effionora. 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Penerbit Dian Rakyat.Jakarta.

Siregar, J.P.C.2010.Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Penerbit Buku Kedokteran:EGC.Jakarta

Agoes, G. 2009. Teknologi Bahan Alam. Penerbit ITB. Bandung.

Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. ECG. Jakarta.

Howard, Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press.Jakarta.

Chaerunissa, Y.A, dkk. 2009. Farmasetika Dasar. Widya Padjajaran.

Lachman, Leon. 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri. UI Press.Jakarta

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 39
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2011. Formularium Obat Tradisional ramuan etnomedisin volume 1.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2008. Aegle marmelos(L.) Correa. Direktorat Bina Obat Asli Indonesia.

Heinrich, M. dkk.2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. Penerbit Buku Kedokteran:EGC. Jakarta.

Kit, Info Trubus. 100 Plus Herbal Indonesia, Vol.11. Penerbit PT Niaga Swadaya. Depok.

Nuraini, N.D. 2014. Aneka Daun Berkhasiat Obat. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

Zahra, G.E. 2014. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Maja (Aegle marmelos) Pada Mencit Jantan
Yang Diinduksi Aloksan [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Jember.

Puspita, D.J. 2014. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etil Asetat Daun Maja (Aegle marmelos) pada Mencit
Jantan yang Diinduksi Aloksan [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas Jember.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Journal of Pharmaceutical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 Juni 2016 40

Anda mungkin juga menyukai