Anda di halaman 1dari 11

OPTIMASI ASAM TARTRAT DAN NATRIUM BIKARBONAT GRANUL

EFFERVESCENT KOMBINASI EKSTRAK DAUN Guazuma ulmifolia Lam. DAN


KELOPAK Hibiscus sabdariffa L.

Dwi Nurahmanto, Dita Isnaini Prabawati, Bawon Triatmoko, Nuri


Fakultas Farmasi Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
email korespondensi : dwinurahmanto.farmasi@unej.ac.id

ABSTRAK
Guazuma ulmifolia Lam. dan Hibiscus sabdariffa L. secara empiris digunakan
sebagai jamu untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jamu yang mengandung
ekstrak tersebut memiliki rasa yang pahit dan aroma yang tidak menyenangkan.
Penelitian ini dibuat sediaan granul effervescent dari kombinasi ekstrak daun Guazuma
ulmifolia Lam. dan ekstak Kelopak Bunga Hibiscus sabdariffa L. Formulasi dalam bentuk
granul effervescent, terdiri dari sumber asam dan basa yaitu asam tartrat dan natrium
bikarbonat. Granul effervescent dapat memperbaiki rasa dan aroma. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui formula optimum yang memiliki sifat fisik granul
effervescent yang baik. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode desain faktorial
dengan dua faktor dan dua level yang menghasilkan empat formula yaitu formula (1), a,
b, dan ab. Sifat fisik granul effervescent yang diuji adalah kelembaban dan waktu larut.
Hasil menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi natrium bikarbonat dapat
menurunkan kelembaban dan waktu larut. Sedangkan, peningkatan konsentrasi asam
tartrat justru sebaliknya. Formula optimum yang diperoleh dalam penelitian ini
mengandung asam tartrat 600 mg dan natrium bikarbonat 1209 mg. Formula tersebut
memiliki komposisi yang sama seperti formula b.

Kata kunci : Guazuma ulmifolia, Hibiscus sabdariffa, granul effervescent,


antihiperlipidemia

PENDAHULUAN dengan cara mengurangi absorbsi lipid


Daun Jati Belanda (Guazuma dalam usus [Havsteen, 2002]. Saponin
ulmifolia Lam.) dan Kelopak Bunga dapat menghambat lipase pankreatik
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) secara [Zarabal, dkk, 2012].
empiris digunakan sebagai jamu Kelopak Bunga Rosella
antihiperlipidemia [Sari dkk, 2013]. mengandung beberapa senyawa fenolik
Ekstrak etanol Daun Jati Belanda sederhana dan beberapa senyawa
mengandung flavonoid, saponin, dan flavonoid (antosianin, antosianidin dan
tanin dengan kadar tinggi [Iswantini, glikosida kuersetin), serta asam organik
2011]. Kandungan flavonoid dalam Jati (asam sitrat dan asam malat) dan
Belanda dapat menurunkan kolesterol derivatnya [Zarabal dkk, 2012].
dengan mekanisme kerja menghambat Kandungan antosianin pada Kelopak
enzim HMG CoA reduktase yang berperan Bunga Rosella memiliki aktivitas
dalam proses pembentukan kolesterol. antihiperlipidemia dengan mekanisme
Tanin memiliki aktivitas antihiperlipidemia kerja sebagai inhibitor pankreatik lipase

14
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
yang dapat menurunkan penyerapan dan effervescent yang acceptable, dibutuhkan
pencernaan lipid makanan [Sari dkk, jumlah asam basa yang optimum. Sumber
2013]. Kandungan asam pada Kelopak asam dan basa yang digunakan adalah
Bunga Rosella juga dapat menghambat asam tartrat dan natrium bikarbonat.
sintesis triasilgliserol, sehingga dapat Asam tartat memiliki tingkat kelarutan
menurunkan LDL [Hopkins dkk, 2013]. baik, asam tartat dapat membentuk
Kombinasi daun Jati Belanda dan karbondioksida lebih banyak
Kelopak Bunga Rosella dengan dibandingkan dengan asam sitrat anhidrat
mekanisme kerja yang berbeda sangat dan asam askorbat ketika direaksikan
memungkinkan untuk menghasilkan efek dengan natrium bikarbonat dalam
komplementer, sehingga efektivitasnya perbandingan yang sesuai, serta banyak
akan lebih baik. Kombinasi ekstrak etanol tersedia dipasar [Mohrle, 1989]. Natrium
daun Jati Belanda dan ekstrak air Kelopak bikarbonat dapat larut sempurna, tidak
Bunga Rosella mampu menurunkan kadar higroskopik, murah, dan banyak tersedia
kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL secara komersial mulai dari bentuk bubuk
dan meningkatkan kadar HDL pada tikus sampai bentuk granul [Mohrle, 1989].
percobaan [Sholihah, 2016]. Optimasi asam tartrat dan natrium
Di pasaran terdapat beberapa bikarbonat dilakukan dengan
produk jamu yang mengandung Daun Jati menggunakan metode desain faktorial
Belanda atau Kelopak Bunga Rosella untuk mendapatkan suatu formula
sebagai antihiperlipidemia, namun belum optimum yang memenuhi persyaratan.
ada kombinasi antara keduanya. Jamu Respon dalam penelitian ini meliputi
yang beredar di pasaran umumnya dalam waktu larut dan kelembaban granul
bentuk simplisia, serbuk, kapsul, pil, dan effervescent.
tablet. Jamu tersebut identik memiliki bau METODE PENELITIAN
dan rasa yang kurang menyenangkan. Alat-alat yang digunakan dalam
Oleh karena itu, diperlukan penelitian ini adalah seperangkat alat-alat
pengembangan formulasi salah satunya gelas, grinder mixer (Orsatti Single Phase
dalam bentuk sediaan granul Motor), rotary evaporator (Laboratta 4000-
effervescent. Granul effervescent dipilih efficient), oven (Memmert), panci infus,
karena bentuk sediaan ini mempunyai kompor gas, freeze dryer (Zirbus VacO 5-
rasa yang menyenangkan, dapat II-D), spatula, lemari pendingin,
memberikan efek menyegarkan, dapat timbangan analitik (Adventure Ohaus),
menutupi rasa bahan aktif yang pahit, dan alat penguji sifat alir dan sudut diam
mudah digunakan [Allen, 2002]. (Pharmeq), alat uji bobot jenis mampat
Pada penelitian ini untuk (TAP-28, Logan instrumens), pH meter
mendapatkan suatu sediaan granul
15
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
(CP 502 Elmeiron), ayakan mesh 100 basa dibuat dengan mencampurkan
(Pharmeq), mortir dan stamper, cawan natrium bikarbonat dan pewarna yellow.
penguap, desikator dan perangkat lunak Larutan pvp dicampurkan sedikit demi
Design Expert Trial 10.0.6. sedikit. Semua granul diayak
Bahan yang digunakan meliputi menggunakan ayakan 16 mesh dan
Daun Jati Belanda dan Kelopak Bunga dikeringkan dalam oven selama 2 hari.
Rosella yang diperoleh dari daerah
Tabel 1. Susunan Formula granul
Kabupaten Jember, akuades, dekstrin,
effervescent
tanol 96%, etanol 70% diperoleh dari Formula (mg)
Bahan
Aneka Kimia. natrium bikarbonat asam F(1) Fa Fb Fab
Ekstrak Jati 100 100
tartrat, PVP, aspartam dan laktosa 1001 1001
Belanda 1 1
Ekstrak
diproleh dari Bratachem. 151 151
Rosella + 1512 1512
2 2
1. Persiapan ekstrak dekstrin
Asam 108
Serbuk daun G. ulmifolia 600 1080 600
tartrat 0
dimaserasi dengan etanol 96% selama 24 Natrium 671.6 671.6 120 120
bikarbonat 7 7 9 9
jam. Ekstrak hasil maserasi kemudian PVP 60 60 60 60
disaring dan residu kemudian dimasearsi Aspartam 180 180 180 180
lagi dengan etanol 96% selama 24 jam. 2 2
Pewarna 2 2
tete tete
yellow tetes tetes
Ekstak etanol diuapkan menggunakan s s
ad ad
rotary evaporator pada suhu 60oC. ad ad
Laktosa 600 600
6000 6000
0 0
Serbuk Kelopak Bunga H. sabdariffa
diekstraksi dengan metode infus selama 3. Evaluasi Granul Effervescent

15 menit pada suhu 90oC. Setelah itu a. Uji organoleptis

disaring dan dikeringkan menggunakan Uji dilakukan dengan melihat

freeze dryer. tampilan dari granul effervescent.

2. Pembuatan granul Effervescent Pemeriksaan yang dilakukan meliputi

Granul effervescent dibuat warna, aroma, dan kondisi granul.

menjadi empat rancangan formula, yaitu b. Laju alir dan sudut diam

F(1), Fa, Fb, Fab. Formulasi keempat 100 gram granul ditimbang lalu

granul dapat dilihat pada Tabel 1. dimasukkan ke dalam corong flowability

Granul asam dibuat dengan tester, kemudian penutup dasar corong

mencampurkan ekstrak kering Rosella, dibuka sambil dijalankan alat pencatat

ekstak daun Jati Belanda, laktosa, dan waktu. Laju alir dinyatakan dalam

aspartam dan asam tartrat dalam mortir. gram/detik. Pengukuran sudut diam (α),

Larutan pvp dicampurkan sedikit demi tinggi kerucut (h) dan jari-jari (r) dasar

sedikit sampai terbentuk granul. Granul kerucut granul yang terbentuk dilakukan

16
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
setelah granul mengalir bebas. Kecepatan dimasukan ke dalam gelas hingga seluruh
alir dan sudut diam dapat dihitung granul larut dalam akuades tersebut.
menggunakan persamaan berikut: f. Uji pH
6 gram dilarutkan dalam beaker
glass berisi air sebanyak 200 ml. Alat pH
meter yang akan digunakan sebelumnya
dikalibrasi terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan buffer pH 7.
c. Bulk density dan tap density
Selanjutnya elektroda dicelupkan ke
Ditimbang sejumlah granul dari
dalam sampel dan dibiarkan beberapa
setiap formula hingga volume gelas ukur
saat sampai diperoleh nilai pH sampel
mencapai 100 mL dan dicatat volume awal
yang stabil.
(V0), kemudian gelas ukur dipasang pada
g. Analisis desain faktorial dan penentuan
alat, dan alat dihidupkan. Pengetapan daerah optimum
dilakukan sampai 500 kali ketukan atau Hasil penentuan nilai waktu larut
sampai diperoleh volume konstan, dan kelembaban kemudian dilakukan
kemudian volume konstan (Vt) dicatat. analisis dengan mengggunakan software
Kompresibilitas granul dihitung design expert trial 10.0.6 untuk
menggunakan rumus Carr’s index dan menentukan formula optimum. Contour
Hausner ratio, seperti pada persamaan plot yang didapat kemudian digabungkan
berikut: menjadi contour plot super imposed untuk
mengetahui daerah komposisi optimum
dari natrium bikarbonat dan asam tartrat
yang digunakan untuk pembuatan granul
effervescent.
h. Uji kesukaan
Metode yang digunakan adalah
d. Kandungan lembab granul
accidental sampling, dengan jumlah 30
6 gram granul dimasukkan ke dalam
responden. Karakteristik responden yaitu
alat moisture content analyzer. Alat
laki-laki dan perempuan di daerah
dijalankan dengan mengatur suhu hingga
Jember, usia 20-50 tahun. Tiap responden
105oC.
mencoba formula optimum granul
e. Uji waktu larut
effervescent. Responden tersebut
6 gram granul dimasukkan ke dalam
kemudian memberikan penilaian terhadap
gelas berisi akuades sebanyak 200 ml.
warna, aroma dan rasa dari granul
Waktu larut ditentukan mulai dari granul
effervescent yang dicoba. Setelah itu,

17
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
responden mengisi form atau angket
penilaian yang tersedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil ekstraksi daun G.Ulmifolia
yang diperoleh sebesar 37,163±0,105 (a) (b)
gram, dengan rendemen sebesar 6,194 ±
0,017%. Ekstrak kering kelopak bunga
H.Sabdariffa yang diperoleh sebanyak
40,27±0,105 gram, dengan rendemen
sebesar 13,422±0,035%. Hasil ekstrak
yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar
(c) (d)
1.
Gambar 2. Granul effervescent (a)
Formula 1, (b) Formula a, (c)
Formula b, (d) Formula ab

Berdasarkan pengujian laju alir


menunjukkan bahwa semua granul
effervescent yang dihasilkan memiliki
waktu alir yang baik. Waktu alir granul
(a) (b) yang baik adalah lebih dari 10 gram/detik
Gambar 1. Ekstrak Daun Jati Belanda (a)
dan Ekstrak Kelopak Rosella (b) [Fadlil dkk, 2012]. Hasil pengujian laju alir
granul effervescent untuk setiap formula
Evalausi Granul
dapat dilihat pada Tabel 3.
Hasil pemeriksaan organoleptis
granul effervescent dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil uji laju alir granul
effervescent
Tabel 2. Hasil keempat formula granul
Kecepatan alir (gram/detik)
effervescent dapat dilihat pada Gambar 2.
Replikasi F(1) Fa Fb Fab
Tabel 2. Hasil uji organoleptis granul
effervescent 1 11,3 10,93 11,22 11,05
Kondisi 2 11,05 10,85 11,51 10,95
Formula Warna Aroma
granul
Coklat Sedikit Kering dan 3 11,66 11,12 11,36 11,13
1
kekuningan berbau kasar
Rata-rata 11,3 10,97 11,36 11,05
a Coklat Sedikit Kering dan
kekuningan berbau kasar SD 0,315 0,142 0,142 0,113
b Coklat Sedikit Kering dan Hasil pengujian sudut diam granul
kekuningan berbau kasar effervescent berada pada rentang 28,44-
ab Coklat Sedikit Kering dan
berbau kasar 28,810. Nilai sudut diam granul yang baik

18
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
apabila tidak lebih dari 300 [Patel dkk, Kompresibilitas (rata-
rata) Kemampu
2012 ]. Hasil pengujian sudut diam granul Formula
an Alir
Carr’s index Hausner’s
effervescent dapat dilihat pada Tabel 4. (%) ratio

1 12,48±1,472 1,14±0,019 Baik

a 13,34±1,073 1,15±0,014 Baik

b 12,88±1,857 1,15±0,025 Baik

Tabel 4. Hasil uji sudut diam effervescent ab 12,81±0,136 1,10±0,002 Baik


Replika Sudut diam (0)
si F(1) Fa Fb Fab Hasil pengujian pH granul effervescent
29,3 yang diperoleh berkisar antara 6,13-6,46.
1 29,36 29,36 28,81
6
Berdasarkan data yang diperoleh
28,2
2 28,26 27,69 28,26 menunjukkan bahwa nilai pH dari keempat
6
28,8 formula telah memenuh nilai pH
3 28,811 29,36 28,26
1 effervescent yang baik yaitu 6-7 [Kailaku,
Rata- 28,8
28,81 28,8 28,44 2012]. Pengukuran pH perlu dilakukan
rata 1
karena jika larutan effervescent yang
SD 0,55 0.96 0,319 0,55
Hasil yang diperoleh dari persen terbentuk terlalu asam dapat mengiritasi

kompresibilitas menunjukkan nilai Carr’s lambung sedangkan jika terlalu basa

index berkisar antara 12,48-13,34%. menimbulkan rasa pahit dan tidak enak.

Hasil ini sesuai dengan literatur yang Hasil pengujian pH granul effervescent

menyatakan bahwa granul yang memiliki dapat dilihat pada Tabel 6.

nilai Carr’s index kurang dari 15% memiliki Tabel 6. Hasil uji pH granul effervescent
Replikas
kemampuan alir yang baik [Patel, H. K., F(1) Fa Fb Fab
i
dkk, 2012]. Nilai Hausner’s ratio yang 1 6.3 6.14 6.51 6.28
diperoleh dari keempat formula berkisar
2 6.28 6.06 6,4 6.17
antara 1,10-1,15. Nilai Hausner’s ratio
3 6,34 6,2 6,47 6,22
pada rentang 1,00-1,18 dikatakan
Rata-
memiliki kemampuan alir yang baik [Patel, 6,31 6,13 6,46 6,22
rata
H. K., dkk, 2012]. Hasil pengujian sudut SD 0,031 0,07 0,056 0,055
diam granul effervescent dapat dilihat
pada Tabel 5. Hasil uji kelembaban granul
effervescent diperoleh kandungan lembab
Tabel 5. Hasil uji bulk dan tap density
yang berkisar antara 1,33-1,93%.
granul effervescent
Berdasarkan hasil tersebut, keempat

19
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
formula memenuhi persyaratan SD 3.61 3.51 5.61 1.53
kelembaban granul effervescent dari
bahan ekstrak yaitu ≤ 5% [BPOM, 2014]. Hasil uji kesukaan terhadap skor

Hasil uji kelembaban granul effervescent warna, aroma dan rasa granul

dapat dilihat pada Tabel 7. effervescent dari keempat formula dapat


dilihat pada Gambar 3.

Tabel 7. Hasil uji kelembaban granul


effervescent
Kelembaban (%)
Replikasi
F(1) Fa Fb Fab

1 1,8 2 1,3 1,8 Gambar 3. Hasil uji kesukaan granul


effervescent
2 1,5 1,8 1,35 1,8

3 1,5 2 1,35 2 Penilaian kesukaan terhadap warna

Rata-rata 1,6 1,93 1,33 1,87 ditunjukkan warna biru, penilaian

SD 0,17 0,12 0,03 0,12 kesukaan aroma ditunjukkan warna


merah, dan penilaian kesukaan rasa
Hasil waktu larut yang diperoleh ditunjukkan warna hijau. Dari hasil uji
menunjukkan bahwa semua formula kesukaan terhadap warna, diperoleh hasil
granul telah memenuhi persyaratan waktu bahwa 26,66% responden menyatakan
larut yaitu kurang dari 150 detik [Wehling sangat suka, 40% responden menyatakan
dan Fred, 2004]. Hasil uji kelembaban suka dan 33,33% menyatakan tidak suka
granul effervescent dapat dilihat pada terhadap sediaan tersebut. Pada penilaian
Tabel 8. aroma 10% responden menyatakan
sangat suka , 50% responden
Tabel 8. Hasil uji waktu larut granul
effervescent menyatakan suka dan 40% responden
Replika Waktu larut (detik) menyatakan tidak suka. Penilaian rasa
si F(1) Fa Fb fab merupakan faktor penting dalam
1 117 127 89 110 menentukan keputusan akhir konsumen
2 119 123 96 109 dalam menerima atau menolak suatu
3 112 130 94 112 produk pangan. Berdasarkan penilaian
Rata- responden, didapatkan 50% responden
116 126.67 93 110.33
rata
sangat suka dan 33,33% responden

20
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
menyatakan suka dan 16,66% kelembaban yang paling rendah. Hal ini
menyatakan tidak suka. dikarenakan pada formula b mengandung
PEMBAHASAN natrium bikarbonat level tinggi, natrium
Data uji organoleptis yang bikarbonat dapat menstabilkan asam
diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada tartrat yang bersifat higroskopis
perbedaan aroma dan kondisi granul (menyerap air) sehingga semakin tinggi
effervescent pada keempat formula, konsentrasi natrium bikarbonat yang
namun terdapat perbedaan pada tampilan ditambahkan maka akan semakin sedikit
warna. Pada formula 1, a dan b cenderung uap air yang terserap [Sandrasari dan
memiliki warna kuning kecoklatan, Abidin, 2010]. Granul effervescent yang
sedangkan pada formula ab memiliki memiliki kelembaban tinggi akan
warna coklat. Hal ini dikarenakan pada menyebabkan terjadinya reaksi
granul formula 1, a dan b jumlah laktosa effervescent yang prematur sehingga
yang digunakan lebih banyak granul effervescent menjadi tidak stabil
dibandingkan pada formula ab. Laktosa [Purwandari, 2007].
memiliki warna putih, sehingga ketika Pengujian waktu larut granul
laktosa yang digunakan lebih banyak effervescent menunjukkan bahwa formula
maka granul yang dihasilkan akan (b) yang mengandung natrium bikarbonat
memiliki warna lebih terang. Selain itu juga level tinggi dan asam tartrat level rendah
dipengaruhi dengan adanya granul basa memiliki waktu larut yang paling cepat.
yang berwana kuning, semakin banyak Formula (a) yang mengandung natrium
jumlah granul basa yang digunakan, maka bikarbonat level rendah dan asam tartrat
akan memiliki warna yang lebih kuning. level tinggi memiliki waktu larut yang
Pengujian pH menunjukkan paling lama. Perbedaan waktu larut ini
formula a memiliki nilai pH yang paling dipengaruhi oleh penggunaan jumlah
rendah, sedangkan formula b memiliki natrium bikarbonat dan asam tartrat. Hal
nilai pH yang paling tinggi. Hal tersebut tersebut juga berhubungan dengan
dikarenakan terdapat perbedaan kandungan lembab granul, semakin
kompenan asam dan basa. Variasi jumlah rendah kandungan lembab granul maka
asam dan basa mempengaruhi pH semakin mudah untuk menarik air yang
sediaan. Semakin banyak jumlah asam ada di sekitarnya sehingga granul akan
tartrat yang digunakan, maka pH sediaan mudah pecah dan terlarut [Purwandari,
semakin menurun. 2007]. Hasil uji kelembaban juga
Pengujian kelembaban menunjukkan bahwa formula b memiliki
menunjukkan bahwa formula a memiliki kandungan lembab yang paling rendah
nilai kelembaban yang paling tinggi, dibanding formula yang lain.
sedangkan formula b memiliki nilai
21
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
Analisis dengan menggunakan pada formula (b) dengan jumlah asam
software design expert diperoleh lima tartra sebesar 600 mg dan natrium
formula optimum, dengan batas minimum bikarbonat sebesar 1209 mg dengan
respon kelembaban 1-1,8% serta batas prediksi kelembaban 1,33% dan waktu
minimum respon waktu larut 60-150 detik. larut 93,00 detik.
Formula yang paling baik dari keempat Beberapa saran pada penelitian ini
formula optimum yang didapat dari design adalah pada proses produksi granul
expert adalah formula yang mengandung effervescent, sebaiknya dikerjakan pada
asam tartrat sebesar 600 mg dan natrium kondisi kelembaban relatif (RH) ruangan
bikarbonat sebesar 1209 mg, dengan yang lebih rendah (≤ 25%) untuk
prediksi waktu larut 93 detik dan menghasilkan sediaan effervescent yang
kelembaban 1,33%. Komposisi formula lebih bagus dan stabil.
tersebut sama dengan formula b.
Prsentase uji kesukaan terhadap DAFTAR PUSTAKA
Sari, I. P., A. Nurrochmad, dan I. M.
aroma, warna, dan rasa granul
Setiawan. 2013. Indonesian Herbals
effervescent terhadap formula optimum Reduce Cholesterol Levels In Diet
Induced Hypercholesterolemia
(formula b) menunjukkan bahwa
Through Lipase Inhibition. Malaysian
responden dengan jumlah persentase Journal of Pharmaceutical Sciences.
11(1):13–20.
paling banyak menyatakan tidak suka
terhadap bau dari sediaan granul Iswantini, D., R. F. Silitonga, E. Martatilofa,
dan L. K. Darusman. 2011. Zingiber
effervescent. Hal tersebut dikarenakan cassumunar, Guazuma ulmifolia, and
bahan aktif yang digunakan dalam Murraya paniculata Extracts As
Antiobesity: In Vitro Inhibitory Effect
sediaan ini berasal dari ekstrak tumbuhan, On Pancreatic Lipase Activity. Hayati
sehingga memiliki bau yang kurang Journal of Biosciences. 18(1):6–10.
menyenangkan. Havsteen, B. H. 2002. The Biochemistry
KESIMPULAN and Medical Significance Of The
Flavonoids. Pharmacology and
Berdasarkan hasil penelitian yang Therapeutics. 96(2–3):67–202.
sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Zarabal, O. C., D. Maria, B. Dermitz, Z. O.
semakin banyak jumlah asam tartrat yang Flores, P. Margaret, H. Jones, C. N.
digunakan akan meningkatkan waktu larut Hipolito, dan K. Bin Bujang. 2012.
Hibiscus sabdariffa L, Roselle calyx,
dan kelembaban granul effervescent, From Ethnobotany To Pharmacology.
sebaliknya semakin banyak jumlah Journal of Experimental
Pharmacology. 4:25–39.
natrium bikarbonat yang digunakan akan
Hopkins, A. L., M. G. Lamm, J. L. Funk,
menurunkan waktu larut dan kelembaban
dan C. Ritenbaugh. 2013. Hibiscus
granul effervescent. Berdasarkan overlay sabdariffa L. In The Treatment Of
Hypertension and Hyperlipidemia: A
plot didapatkan komposisi optimum yaitu
Comprehensive Review Of Animal and

22
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
Human Studies. Fitoterapia. 85(1):84– Asam Sitrat Pada Pembuatan Serbuk
94. Minuman Anggur Berkarbonasi
(Effervescent). J. Tek. Ind. Pert. 21
Sholihah, M. 2016. Uji Aktivitas (2): 113-117
Antihiperlipidemia Kombinasi Ekstrak
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Purwandari, L. E. 2007. Optimasi
Lamk.) dan Kelopak Bunga Rosella Campuran Asam Sitrat–Asam Tartrat
(Hibiscus sabdariffa L.) pada Tikus Dan Natrium Bikarbonat Sebagai
Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Eksipien Dalam Pembuatan Granul
norvegicus). Skripis. Jember: Fakultas Effervescent Ekstrak. Skripsi.
Farmasi Universitas Jember. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Dharma Yogyakarta.
Allen, V. L. 2002. The Art, Science and
Technology of Pharmaceutical
Compounding. Edisi 2. Washington
D.C: American Pharmaceutical
Assosiation.

Mohrle, R. 1989. Effervescent Tablet.


Dalam Pharmaceutical Dosage Form:
Tablet. New York: Marcel Dekker, Inc.

Fadlil, A., W. S. Aji, N. Azis, dan A. B.


Setianto. 2012. Rancang Bangun
Sistem Instrumentasi Otomatis Uji
Kecepatan Alir Granul / Serbuk Obat.
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan
Teknologi Periode III. (November).
2012. 1–6.

Patel, H. K., P. Chauhan, K. N. Patel, B. A.


Patel, dan P. A. Patel. 2012.
Formulation and Evaluation Of
Effervescent Tablet Of Paracetamol
and Ibuprofen. International Journal
for Pharmaceutical Research
Scholars. 1(2):509–520.

Kailaku, S. I., J. Sumangat, dan Hernani.


2012. Formulasi Granul Efervesen
Kaya Antioksidan dari Ekstrak Daun
Gambir. J. Pascapanen. 9(1):27–34.

BPOM. 2014. Persyaratan Mutu Obat


Tradisional. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia.

Wehling dan Fred. 2004. Effervescent


Composition Including Stevia.
http://www.google.ch/patents/US6811
793 [Diakses pada 20 April 2014].

Sandrasari dan Abidin. 2010. Penentuan


Konsentrasi Natrium Bikarbonat Dan
23
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019
24
Jurnal Farmasi FKIK Vol.2 2019

Anda mungkin juga menyukai