Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

MORFOLOGI BAKTERI

Disusun oleh :

Susi Susilawati
NIM : 33178k20068

Dosen pengampu : Apt. Rina Nurhayatina S.Farm., Mp

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah mikrobiologi dan Parasitologi dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kuningan , Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I
1.1 Tujuan praktikum
1.2 Dasar teori

BAB II
2.1 prosedur kerja

BAB III
3.1 hasil praktikum

BAB IV
4.1 Pembahasan

BAB V
Kesimpulan
Saran

BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM

 Melakukan pewarnaan terhadap bakteri gram positif dan gram negatif

DASAR TEORI

Mikroorganisme sulit dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya, karena tidak


mengabsorpsi dan membiaskan cahaya. Hal tersebut menyebabkan zat warna di gunakan
untuk mewarnai dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme dan sekelilingnya
di tingkatkan.
Staining atau pewarnaan merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mempermudah
mengamati struktur internal dan eksternal bakteri. Morfologi bakteri meliputi bentu, ukuran
dan strukturnya penting untuk identifikasi dan klarifikasi. Dalam media air di object glass
bakteri sulit di amati dengan mikroskop cahaya biasa karena selnya mempunyai indeks biasa
yang hampir sama dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Pewarnaan
menyebabkan bakteri terlihat kontras dengan sekelilingnya sehingga mudah di amati.
Pewarnaan tidak hanya mempermudah pengamatan tetapi juga memberikan gambaran yang
lebih jelas mengenai struktur sel bakteri seperti diantaranya spora, kapsul, dan dinding sel
dengan memnggunakan teknik pewarnaan berbeda karena ketiganya memiliki afinitas yang
berbeda beda terhadap pewarna biologis.

Ada beberapa macam pewarnaan :

a. Pewarnaan negatif
Pewarnaan yang dilakukan untuk mewarnai latar belakang preparat sedangkan
bakteri tidak terwarnai. Pewarna yang banyak digunakan dalam pewarnaan negatif
adalah nogrosin dan tinta cina.
b. Pewarnaan sederhana
Pewarnaan yang dilakukan dengan menggunakan satu macam larutan pewarna.
Sel bakteri akan terwarnai sesuai dengan macam pewarna yang digunakan.
Pewarna yang banyak digunakan ialah methylen blue, gentian violet, basic fucshin
atau safranin.

c. Pewarnaan secara bertingkat atau pewarnaan differesnsial


Pewarnaan yang dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu macam larutan
pewarna. Hasil pewarnaan Adapat membagi bakteri kedalam kelompok-kelompok
tertentu. Pewarnaan yang paling banyak dilakukan adalah pewarnaan gram dan
pewarnaan tahan asam (pewarnaan Ziehl Neelsen).
Pewarnaan gram merupakan prosedur pewarnaan yang sangat penting bagi para
bakteriologi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pewarnaan, antara lain
:
a) Fiksasi (fixation) : Untuk pengamatan sel miroorganisme seringkali setelah
pembuatan preparat dilakukan fiksasi. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara
melewatkan preparat di atas api atau dengan merendamnya dalam
methanol.
Fiksasi digunakan untuk :
1) Melekatkan sel bakteri pada gelas objek
2) Mematikan bakteri
3) Mencegah mengerutnya globula-globula protein 4) Membuat sel-
sel lebih kuat(keras).
b) Subrtat : Setiap konstituen-konstituen sel dapat bereaksi dengan larutan
pewarna baik yang bersifat basa maupun asam. Oleh karena itu subrtat
organik seperti lipida-lipida, protein-protein, asam-asam nukleat dan
karbohidrat dapat mempengaruhi pewarnaan biologi. Atas dasar macam
pewarna yang diserap oleh sel, dapat dibedakan :
1) Sel-sel yang basofil : Yaitu sel-sel yang dapat mengikat basa
warna.
2) Sel-sel asidofil atau oksifil : Yaitu sel-sel yang dapat mengikat
pewarna asam.
3) Sel-sel yang sudanofil : Yaitu sel-sel yang dapat mengikat
pewarnapewarna yang dapat larut dalam minyak.
c) Peluntur pewarna (Decolorizer). Dekolorasi digunakan untuk mendapatkan
kontras yang baik pada bayangan mikroskop.
d) Identifikasi pewarnaan. Untuk mengidentifikasikan pewarna dapat
dilakukan beberapa cara misalnya mempertinggi kadar pewarna,
mempertinggi temperatur pewarnaan (60°C-90°C), dan menambahkan
suatu mordan. Mordan adalah suatu zat kimia yang dapat menyebabkan
sel-sel bakteri (mikroba) terikat kuat pada larutan pewarna yang diberikan.
Ada beberapa macam mordan :
1) Mordan basa : Yaitu mordan yang bereaksi dengan anion pewarna
asam yang berwarn, misalnya kalium antimonium tartat, asetil
piridium klorida.
2) Mordan asam : Yaitu mordan yang bereaksi dengan
pewarnapewarna basa, misalnya tanin, asam pikrat.
BAB II

PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM

I. Pewarnaan Negatif
Bahan dan Alat : - Biakan murni bakteri Bacillus Subtilis berumur 24 jam
- Larutan Nigrosin
- Gelas Objek
- Jarum Ose
- Alkohol 70% - Pembakar spiritus
Cara kerja :
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70%, sehingga bebas lemak.
2. Teteskan larutan nigrosin di atas gelas objek.
3. Ambil sedikit biakkan bakteri Bacillus Subtilis dengan menggunakan
jarum Ose, sebarkan di atas larutan nogrosin.
4. Ratakan larutan nigrosin dengan menggunakan gelas objek lain.
5. Amati preparat di bawah mikroskop pembesar kuat 1000×, dengan
menggunakan minyak imersi.
6. Gambar dan catat apa yang di amati.

II. Pembuatan Preparat Ulas Bakteri


Bahan dan Alat : - Biakan murni bakteri
- Aquadest steril
- Jarum ose
- Gelas objek
- Alkohol 70% - Pembakar spiritus
Cara kerja :
1. Bersihkan gelas objek dengan alkohol 70%, sehingga bebas lemak.
2. Teteskan aquadest steril di atas gelas objek.
3. Ambil sedikit biakkan bakteri dan letakan di atas tetesan aquadest steril,
ratakan.
4. Keringkan dengan menggunakan hembusan angin.
5. Fiksasi dengan cara melewatkan gelas objek di atas nyala api spiritus 3-4
kali.

III. Pewarnaan Sederhana


Bahan dan Alat : - Biakkan murni bakteri
- Larutan pewarna methylen blue
- Aquadest steril
- Alkohol 70%
- Pembakar spiritus
- Jarum ose
- Gelas objek

Cara kerja :
1. Buat preparat ulas bakteri.
2. Teteskan pada ulas bakteri, larutan pewarna methylen blue 1-2 tetes,
diamkan 2-5 menit, cuci dengan air mengalir sampai semua pewarna
tercuci, angin-anginkan hingga kering.
3. Amati preparat tersebut dengan mikroskop, pembesaran 1000× dengan
menggunakan minyak imersi. Akan tampak sel berwarna biru dengan latar
belakang terang. Pewarnaan dan gambar bagian sel bakteri yang tampak.

IV. Pewarnaan Gram


Bahan dan Alat : - Biakkan murni bakteri
- Aquadest steril
- Alkohol 70%
- Pembakar spiritus
- Jarum ose
- Gelas objek
- Larutan pewarna gram :
a. Gram A : Larutan pewarna Huckers Crystal Violet
b. Gram B : Larutan Mordan Lugol Iodine
c. Gram C : Larutan peluntur (aseton-alkohol)
d. Gram D : Larutan pewarna Safranin

Cara kerja :
1. Buatlah preparat ulas bakteri.
2. Teteskan larutan pewarna utama (gram A) 2-3 tetes pada preparat ulas,
diamkan 1 menit, cuci dengan air mengalir, angin-anginkan hingga kering.
3. Teteskan larutan pewarna Mordan (gram B) diamkan 1 menit, cuci dengan
air mengalir, angin-anginkan hingga kering.
4. Teteskan larutan warna Peluntur (gram C) diamkan 1 menit, cuci dengan
air mengalir, angin-anginkan hingga kering.
5. Terakhir tambahkan larutan cap penutup yaitu pewarna Safranin (gram D)
diamkan 1 menit, cuci dengan air mengalir, angin-anginkan hingga kering.
6. Amati dengan mikroskop, gunakan pembesar kuat dengan minyak
imersi (1000×). Gambar dan beri keterangan dari bakteri mengenai bentuk
dan warna. Bakteri gram positif berwarna ungu, bakteri gram negatif
berwarna merah muda .

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Pewarnaan gram adalah sebuah metode untuk mengkategorikan bakteri ke


dalam dua kelompok besar, yaitu bakteri gram-positif dan bakteri gram-negatif.
Kedua kelompok bakteri ini dikategorikan berdasarkan sifat kimia dan sifat fisik
dinding sel mereka . Teknik pewarnaan pada bakteri bertujuan menampilkan
perbedaan di antara sel-sel bakteri atau bagian-bagian sel bakteri.

Pewarnaan negatif menggunakan zat pewarna asam yang memiliki kromogen


bermuatan negatif. Karena permukaan sel cenderung bermuatan negatif, maka zat
pewarna asam tidak melekat atau masuk ke dinding sel, melainkan membentuk
lingkungan latar belakang sel yang terwarnai . Pewarnaan positif menggunakan
kromogen kationik bermuatan positif untuk mengikat asam nukleat dan
komponen-komponen tertentu dari dinding sel bakteri yang bermuatan negatif ,
dan tujuan dari pewarnaan itu sendiri adalah untuk memudahkan melihat bakteri
dengan mikroskop.

Perbedaan dinding sel bakteri gram positif dan gram negatif :


+ Bakteri gram positif adalah bakteri yang memiliki membran tunggal yang
dilapisi peptidoglikan tebal. Sedangkan ,
– bakteri gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya terdiri dari lapisan
lipopolisakarida atau yang diketahui sebagai endotoksin.

Perbedaan antara hasil pewarnaan bakteri gram positif dan gram negatif
adalah terlihat pada warnanya terlihat pada saat akan dilakukan pengamatan di
mikroskop , Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal
violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di
bawah mikroskop. Disisi lain, bakteri gram-negatif akan berwarna merah atau
merah muda.

BAB IV

PEMBAHASAN

Bakteri mempunyai bentuk bulat (Coccus), batang (Basil), dan lengkung


(Spiral), namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur. Bakteri dapat
mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan
lingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacammacam
dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai.Bakteri
dapat hidup soliter maupun berkoloni dan berkembang biak dengan cara
membelah diri. Bakteri juga mempunyai beberapa morfologi koloni yaitu
Circular,irregular, spindle, filamentous, dan Rhizoid.

Pewarnaan sederhana positif, merupakan pewarnaan yang paling umum


digunakan. Disebut demikian karena hanya digunakan satu jenis cat pewarna
untuk mewarnai organisme. Kebanyakan bakteri telah bereaksi dengan
pewarnapewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofil yaitu suka akan
basa. Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya
bersifat alkalin yaitu komponen kromofornya bersifat positif. Pewarnaan
sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan bermacam-macam tipe
morfologidari bahan-bahan lainnya yang ada pada olesan yang diwarnai.
Pengecatan sederhana digunakan untuk memperlihatkan atau memperjelas kontras
antara seldan latar belakangnya sehingga dapat mempertajam bentuk dari sel-sel
bakteri itu sendiri, dengan cara mewarnai sel-sel bakteri dengan zat warna,
khususnya dengan Methylen blue.

Pada percobaan pengecatan sederhana ini digunakan biakan bakteri yang


belum diketahui jenisnya. Setelah pengecatan diperoleh bakteri tersebut berwarna
biru, yang berarti bakteri tersebut menyerap zat warna cat tersebut sehingga
nampak pada mikroskop. Adapun bentuk bakteri yang didapatkan yaitu Coccus.
Pengecatan sederhana negatif yaitu mencampurkan sampel bakteri dengan
tinta yang disebarkan menjadi lapisan tipis pada gelas objek yang steril. Tinta
yang digunakan yaitu Nigrosin.

Bakteri yang digunakan dalam pengecatan negatif yaitu bakteri biakan pada
praktikum sebelumnya yang belum diketahui jenis spesiesnya. Pengecatan negatif
bukan untuk mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam
atau gelap. Pengecatan negatif dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk sel
yang sesungguhnya. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau
perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia. Setelah pengamatan dibawah
mikroskop diperoleh preparat bakteri berwarna hitam sedangkan bakteri sendiri
tidak berwarna. Adapun bentuk morfologi dari bakteri yang didapatkan adalah
Coccus dan Diplococcus.

Pewarnaan endospora adalah salah satu proses dalam suatu indentifikasi jenis
mikroba, endospora merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga
metabolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan
kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi, dan bahan kimia. Pada pewarnaan
endospora ini digunakan Malachite green.
Dimana bahan ini berfungsi untuk mewarnai endospora dari bakteri. Pengecatan
gram termasuk pengecatan diferensial karena dapat digunakan untuk membedakan
bakteri dalam dua kelompok besar, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif. Dalam pengecatan gram, tahap-tahap yang dilakukan yaitu mewarnai
bakteri dengan cat warna utama basa, yaitu larutan cat kristal violet, diikuti
dengan mordant yaitu larutan.

Lugol’s iodine, untuk mengintensifkan cat utama. Kemudian mencuci sel dengan
larutan peluntur alkohol untuk menghilangkan violet kristal, selanjutnya diwarnai
dengan cat penutup Safranin.

Sel-sel yang tidak dapat melepaskan cat utama pada saat pelunturan akan
tetapberwarna ungu disebut bakteri Gram positif, sedangkan sel-sel yang
melepaskan cat utama dan mengikat safranin sehingga berwarna merah muda
disebut bakteri Gram negatif.

BAB V

KESIMPULAN

Percobaan pada praktikum kali ini dilakukan dengan cara pewarnaan


sederhana , pewarnaan yang digunakan adalah pewarnaan gram negatif .
SARAN

Sebaiknya sebelum praktikum dimulai laboran atau dosen Pengampu


memperhatikan persiapan praktikum pada mahasiswa Seperti alat yang di
wajibkan oleh mahasiswa bawa perorangnya dan Ketelitian dalam menilai satu
persatu mahasiswa ketika praktikum Sedang berjalan untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan Mahasiswa tersebut dalam memahami pengamatannya agar
menjadi dasar penilaian mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Betsy, Tom.
Microbiology Demystifed
USA: McGraw-Hill Publisher, 2005.Junaidi, W. 2010.
Makalah Tentang Pewarnaan Gram atau Pengecatan Bakteri –Makalah Biologi
Junaidi Blog. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/02/makalah-tentang-pewarnaangram-
atau.html (18 November 2014).Salle, A. J.
Fundamental Principles of Bacteriology 5th
New York: McGraw-HillBook, 1961.Sutedjo, M.M., Kartajapoetra, S.A.
Mikrobiologi Dasar
Jakarta: Penerbit Rieka Cipta, 1991.Volk, A.W dan Wheeler, M.F.
MikrobiologiDasarjilid1
Jakarta: Erlangga, 1993

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai