Anda di halaman 1dari 18

BUKU PRAKTIKUM BIOMEDIS

BLOK 4.1
CARDIORESPIRATORY DISORDERS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI (UGJ)
TA 2019/2020

KARDIOLOGI 2019
Tim Penyusun :

Hikmah Fitriani, S.Si., M.Si.Med

Dadan Ramadhan Apriyanto, S.Si., M.Biomed

Ruri Eka Maryam Mulyaningsih, dr, M.Biomed

Sri Herawati Gerson, Dra

R. Vivi Meidianawaty, dr., M.Med.Ed

Rama Samara Brajawikalpa, S.Farm, Apt., M.Sc

Sri Marfuati, S.Farm, M.Farm., Apt.

Emallia Fitriani., dr

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


VISI

Terwujudnya Fakultas Kedokteran Unswagati yang unggul di bidang


pendidikan kedokteran berbasis masyarakat yang bereputasi nasional dan
berjejaring global pada tahun 2025

MISI

1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan kedokteran yang berbasis


masyarakat berdasarkan kearifan lokal.
2. Menyelenggarakan penelitian kedokteran berbasis masyarakat bertaraf
Nasional maupun Internasional.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat berlandaskan pendidikan
kedokteran berbasis masyarakat.
4. Menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai institusi di dalam dan di luar
negeri dalam rangka mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
5. Mennyelenggarakan tata kelola Fakultas yang berdasarkan Good Faculty
Governance

KARDIOLOGI 2019
TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOMEDIS BAGI MAHASISWA
1. Bepakaian rapi dan sopan (laki-laki: baju kemeja dan celana panjang;
perempuan: baju kemeja dan rok), dengan tidak menggunakan bahan
kaos dan jeans.
2. Wajib menggunakan sepatu tertutup, tidak diperkenankan memakai
sandal atau sepatu sandal.
3. Wajib menggunakan jas laboratorium tertutup.
4. Bagi yang berambut panjang, rambut harus diikat rapi.
5. Mahasiswa wajib membawa labkit sesuai dengan praktikum yang
berlangsung.
6. Mahasiswa hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, dengan
maksimal toleransiwaktu keterlambatan 10 menit.
7. Tugas dari instruktur praktikum harus sudah diselesaikan dan
diserahkan kepada asisten praktikum sebelum praktikum dimulai
8. Apabila ada alat atau preparat yang rusak harus diganti sesuai dengan
aslinya, dan bila pada praktikum berikutnya belum diganti, dilarang
mengikuti praktikum selanjutnya.
9. Membersihkan dan merapihkan kembali alat-alat praktikum yang sudah
digunakan.
10. Dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
11. Dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa seizin instruktur yang
bersangkutan.
12. Mahasiswa yang berhak mengikuti ujian praktikum adalah mahasiswa
yang telah mengumpulkan semua tugas praktikum dan kehadiran
praktikum sebanyak minimal 75%.
13. Mematikan handphone dan alat elektronik lainnya selama kegiatan
praktikum.

Kepala Laboratorium Biomedis

Hikmah Fitriani, S.Si., M.Si.Med

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
KLINIK

KARDIOLOGI 2019
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PEWARNAAN BAKTERI
Tim Instruktur Praktikum

Tujuan :
Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan :
1. Memahami teori dasar pewarnaan dan bahan – bahan yang digunakan.
2. Mengetahui berbagai jenis pewarnaan bakteri.
3. Mampu membuat sediaan bakteri untuk pewarnaan.
4. Mampu melakukan pewarnaan : pewarnaan Gram dan pewarnaan tahan asam.
5. Mampu menjelaskan gambaran morfologi bakteri berdasarkan pewarnaan.

PENDAHULUAN
Melihat mikroba dalam keadaan hidup sangatlah sulit, karena ukurannya
sangat kecil, transparan serta tidak berwarna. Untuk dapat melihatnya perlu
dilakukan pewarnaan. Secara kimiawi, bahan pewarna terdiri dari cincin benzene
ditambah chromophore dan grup auxochrome.
Benzene : suatu pelarut organik yang tidak berwarna.
Chromophore : suatu grup bahan kimiawi yang dapat memberi warna kepada
benzene, yang keduanya disebut sebagai chromogen, tetapi bukan
bahan pewarna.
Auxochrome : bahan kimiawi yang mampu melakukan ionisasi dari chromogen
(untuk membentuk garam) dan berikatan dengan serabut atau
jaringan. Bentuk baru dari ketiga bahan ini barulah merupakan
bahan pewarna.
Misalnya : benzene (tidak berwarna) + nitrit (chromophore) menjadi
trinitrobenzene (chromogen) yang berwarna kuning dan +
auxochrome maka menjadi trinitrohydroxybenzene (picric acid);
suatu bahan pewarna yang berwarna kuning.

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


Kemampuan pewarna berikatan dengan komponen makromolekul sel,
seperti protein atau asam nukleat, tergantung dari muatan listrik dari chromogen
dan bagian sel yang akan diwarnai.
Pewarna asam bersifat anion, berarti bahwa chromogennya mempunyai
muatan (-). Protein bakteri mempunyai muatan (+) akan terwarnai dengan pewarna
asam. Sedangkan permukaan bakteri biasanya bermuatan (-) sehingga tidak akan
terwarnai dan bakteri tidak berwarna dengan latar belakang yang berwarna.
Pewarna ini digunakan untuk pewarnaan negatif, misalnya eosin, nigrosin, atau
tinta cina. Dapat digunakan untuk mewarnai bakteri yang sukar diberi pewarna
seperti spirochaeta. Pewarna basa seperti kation, berarti bahwa chromogennya
bermuatan (+) sehingga akan berikatan erat dengan bagian sel yang bermuatan (-),
misalnya asam nukleat. Contoh pewarna ini adalah methylen biru.
Beberapa macam pewarnaan ialah sebagai berikut :
1. Pewarnaan sederhana : menggunakan bahan pewarna tunggal. Pewarnaan ini
digunakan untuk menunjukkan morfologi dan susunan
bakteri.
2. Pewarnaan differensial, digunakan untuk :
a. Membedakan kelompok bakteri, misalnya pewarna Gram dan pewarna tahan
asam.
b. Memperlihatkan struktur bakteri, misalnya pewarna untuk flagella, spora,
kapsul dan inti bakteri.
Pewarnaan differensial yang sering digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi klinik ialah pewarna Gram, yang penting dalam klasifikasi bakteri dan
merupakan tahapan awal untuk identifikasi. Pewarnaan Gram menggunakan 4
macam reagen yang digunakan secara berurutan. Bahan pertama disebut sebagai
pewarna primer (primary stain), untuk memberi warna semua bagian sel. Bahan
kedua disebut bahan penguat (mordant) untuk mengikat pewarna primer. Bahan
ketiga disebut bahan pelarut (decolorizing agent), tergantung dari susunan kimiawi
sel; akan melarutkan sebagian atau seluruh pewarna primer. Bahan keempat disebut
counterstain yang memberikan warna kontras terhadap pewarna primer. Bila
pewarna primer tidak luntur, maka bagian sel tersebut tidak akan terwarnai lagi,

KARDIOLOGI 2019
sedangkan bagian yang luntur yang akan terwarnai dengan pewarna ketiga sehingga
akan didapatkan kontras dari bagian – bagian sel bakteri.

Bahan pertama

Bahan kedua

Bahan ketiga

Bahan keempat


Gambar 1. Pewaranaan Gram

KLASIFIKASI PEWARNAAN
1. Pewarnaan sederhana (simple staining) :
a. Pewarnaan negatif (negative staining)
- Burri (Tinta Cina/Tinta India)
- Nigrosin
- Congo red
b. Pewarnaan positif (positive staining)
- Methylen blue
- Air Fuchsin
- Carbol Fuchsin
- Crystal violet
2. Pewarnaan kompleks :
a. Pewarnaan differensial
- Gram
- Ziehl Nielsen
b. Pewarnaan khusus
- Spora (Klein)
- Flagella (Gray)
- Granula (Neisser)
- Kapsul (Gin Burri)

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


- Inti (Feulgen)
- Fungi (KOH, Tinta Parker)
- Giemsa
- DNA (EtBr)

CARA PEMBUATAN SEDIAAN UNTUK PEWARNAAN


1. Gunakan gelas obyek yang kering dan bersih, minyak dapat dibersihkan dengan
dicuci menggunakan sabun dan air kemudian dibilas dengan alkohol 95% atau
dapat dilakukan dengan diatas api lampu spirtus 2-3 kali dan dilap dengan kertas
tisu sampai lemak hilang.
2. sterilkan ose (inceneration) dengan cara memanaskan di atas nyala api sampai
merah membara, jauhkan dari api tunggu sampai dingin, setelah dingin
menggunakan ose tersebut.
3. Pewarnaan
A. Dari biakan bakteri cair (suspensi), secara aseptis ambil satu atau dua tetes
letakkan pada permukaan glas objek, ratakan 1x1 cm/ ϴ 1 cm dan letakkan
diatas meja porslein hingga kering.
B. Dari biakan koloni bakteri pada media agar, dengan cara letakkan 1 tetes
NaCl steril ditengah glas objek, dan ambil bakteri menggunakan
menggunakan ujung ose steril kemudian dilarutkan pada NaCl Fisiologi 0,9
% pada glas objek.
4. Pewarnaan BTA
Ambil Spesimen sputum bagian yang menggumpal menggunakan batang lidi
dan letakkan pada objek glass, kemudian diratakan dengan cara memutar
ose/batang lidi sampai 2/3 objek glass terpenuhi (untuk pewarnaan BTA)
5. Fiksasi sediaan dengan cara melalukan sediaan (yang sudah kering di udara) 2 –
3 kali di atas nyala api. Fungsi fiksasi untuk melekatkan bakteri pada objek glass
(dengan terjadi koagulasi protein) dan mematikan bakteri.
6. Sediaan siap diberi warna

KARDIOLOGI 2019
PEWARNAAN SEDERHANA
Bahan pewarna :
1. Pewarna Loffler Methylen blue yang terdiri dari :
Larutan A : methylen blue 0,3 g dan ethyl alkohol 30 ml.
Larutan B : KOH 0,01 g dan aquadest 100 ml.
Kedua larutan di atas kemudian dicampur. Dapat juga menggunakan pewarna
yang lain yaitu :
2. Carbol fuchsin atau
3. Crystal violet

Cara Kerja :
1. Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan, genangi dengan pewarna selama waktu
tertentu. Bila menggunakan :
- Methylen blue selama 1 – 2 menit.
- Carbol fuchsin selama 15 – 30 detik.
- Crystal violet selama 2 – 60 detik.
2. Cuci dengan air sampai bersih, ditiriskan (letakkan dalam posisi miring) supaya
cepat kering atau dikeringkan menggunakan kertas saring.
3. Setelah kering periksa dengan mikroskop menggunakan minyak emersi
(pembesaran lensa obyektif 100x).

PEWARNAAN NEGATIF
Pada pewarnaan ini tidak diperlukan pemanasan dan fiksasi pada gelas
obyek sehingga tidak mempengaruhi morfologi. Karenanya morfologi dan ukuran
sebenarnya dapat dilihat dengan cara ini.
Bahan pewarna : Tinta Cina.

Cara Kerja
1. Teteskan bahan pewarna pada salah satu ujung gelas obyek.
2. Secara aseptis menggunakan ose steril, ambil bakteri dalam biakan suspensi atau
biakan coloni dan letakkan di tempat pewarna tersebut dan campur sampai rata.

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


3. Dengan ujung gelas obyek yang lain letakkan di depan tetesan pewarna dengan
sudut 30°, buatlah preparat seperti membuat preparat darah apus sampai
terbentuk preparat yang rata dan tipis. Biarkan di udara sampai kering. Jangan
difiksasi.
4. Setelah kering periksa dengan mikroskop menggunakan minyak emersi
(pembesaran lensa obyektif 100x).

PEWARNAAN GRAM
Pewarna pertama yang dipakai adalah crystal violet yang memberi warna
biru – keunguan (purple – blue). Dengan penambahan larutan iodine yang berfungsi
sebagai mordant, akan terbentuk ikatan crystal violet – iodine yang berwarna hitam
– keunguan (purple – black) yang melekat pada komponen magnesium – nucleic
acid dari dinding bakteri yang sulit lepas. Mordant berarti dapat membuat bentuk
tak terlarut (insoluble) karena berikatan dengan pewarna pertama. Alkohol aseton
5% sebagai bahan pelarut berfungsi sebagai pelarut lemak dan protein dehydrating
agent. Aktifitasnya tergantung dari keberadaan lipid. Pada bakteri Gram (+)
dindingnya mengandung sedikit lipid (1-4%) sehingga terlarutkan juga sedikit dan
terbentuk lubang kecil yang dapat ditutup oleh protein yang mengalami dehidrasi,
sehingga warna pertama tetap. Sedangkan pada bakteri Gram (-), dindingnya
mengandung banyak lipid (11-22%) sehingga yang dilarutkan juga banyak dan
terbentuk lubang yang besar yang tidak dapat ditutup oleh protein yang dehidrasi.
Selain lipid kebedaan peptidoglikan yang ada pada diding sel bakteri merupakan
penjelasan dasar yang lain pada pewarnaan Gram. Dinding sel bakteri Gram (-)
mengandung pedtidoglikan yang tipis (10-15 nm) yang mengakibatkan ikatan
silang yang kurang ekstensif dibandingkan dengan bakteri Gram (+) yang lebih
tebal (15-80 nm). Hal-hal tersebut mengakibatkan pelepasan warna pertama
sehingga bakterinya menjadi tidak berwarna. Tahapan paling kritikal adalah
tahapan dekolorisasi ini karena kalau berlebihan akan menyebabkan
overdecolorization. Counterstain yang digunakan dapat safranin atau air fuchsin,
yang akan memberikan warna merah.

KARDIOLOGI 2019
Bahan pewarna Gram
A. Crystal violet : Crystal violet 10 ml.
B. Larutan lugol : Iodida 1 g.
Kalium Yodida 2 g.
Aquadest 300 ml.
C. Alkohol aseton 5%
D. Larutan safranin atau air fuchsin

Cara kerja
1. Letakkan sediaan di atas rak pewarnaan/ meja porslein, Sediaan diteteskan
Crystal violet menggunakan pipet hingga menutupi sediaan/menggenang
selama 1-2 menit.
2. Sediaan dicuci dengan air mengalir.
3. Sediaan diteteskan sedian dengan larutan Gram’s iodine menggunakan pipet
hingga menutupi sediaan/menggenang selama 30 detik.
4. Sediaan dicuci dengan air mengalir.
5. Sediaan diteteskan alkohol aseton 5% (dekolorisasi) hingga Crystal violet tidak
terlarut lagi. Hati – hati jangan sampai overdecolorize. dekolorisasi
6. Sediaan dicuci dengan air mengalir.
7. Sediaan diteteskan dengan larutan safranin menggunakan pipet hingga
menutupi sediaan/menggenang selama 1-2 menit.
8. Sediaan dicuci dengan air mengalir.
9. Sediaan dikeringkan dengan meletakkan miring objek glass diatas kertas saring
dan setelah kering diamati dengan mikroskop pada pembesaran lensa obyektif
100x menggunakan minyak emersi.

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


PEWARNAAN TAHAN ASAM (ZIEHL NEELSEN)
Mikobakterium mempunyai dinding menyerupai lilin (waxy = lipoidal) yang
tebal sehingga sukar sekali ditembus oleh pewarna, kecuali cara tahan asam. Tetapi
sekali pewarna dapat masuk akan sulit sekali dilarutkan dengan alkohol asam,
disebut sebagai bakteri tahan alkohol asam (acid fast). Sedangkan bakteri lain, akan
mudah dilarutkan dengan alkohol asam sehingga disebut sebagai tidak tahan asam
alkohol (non acid fast).
Pewarna tahan asam terdiri dari 3 macam bahan. Carbol fuchsin adalah
pewarna fenol yang larut dalam bahan lipoidal yang dapat menembus dinding
bakteri tuberkulosis, yang lebih dipermudah lagi penetrasinya dengan pemanasan.
Sedangkan cara tanpa pemanasan dengan penambahan bahan pembasah (wetting
agent) seperti turgitol, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara
dinding bakteri dan pewarna. Asam alkohol terdiri dari HCl 3% dan ethanol 95%,
sedangkan sebagai pewarna kedua digunakan methylen biru/malachite green

Non acid acid fast


fast

Gambar 2. Pewarnaan Ziehl Neelsen

Bahan pewarna
Carbol fuchsin : Basic fuchsin 4 g.
Larutan fenol 5% (dalam air) 1000 ml.
Alkohol absolut 100 ml.
Larutan alkohol asam 3% (HCl dalam alkohol absolut).
Methylen Blue 1%.

KARDIOLOGI 2019
Cara kerja
1. Genangi sediaan dengan carbol fuchsin, panaskan di atas nyala api sampai
beruap (tidak mendidih) selama 5 menit. Usahakan jangan sampai pewarna
kering, kalau perlu pewarna ditambah serta jangan sampai mendidih.
2. Tunggu sampai sediaan dingin, kemudian dicuci dengan air.
3. Sediaan diteteskan alkohol asam 3% (dekolorisasi) hingga tidak terlarut lagi.
4. Sediaan dicuci dengan air mengalir.
5. Sediaan diteteskan dengan larutan methylen blue menggunakan pipet hingga
menutupi sediaan/menggenang selama 2 menit.
6. Sediaan dicuci dengan air mengalir.
7. Keringkan dengan kertas saring dan setelah kering diperiksa dengan
mikroskop menggunakan minyak imersi (pembesaran lensa obyektif 100x).

Hasil pengamatan mikroskopis diwarnai dan dihitung berapa bakteri tiap


lapangan pandang, misalnya terdapat 10 basil dalam 100 lapangan pandang maka
ditulis 10/100. Ada beberapa cara pencatatan/pengkodean pemeriksaan basil tahan
asam atas dasar skala tertentu.
1. Skala IUAT (International Union Against Tuberculosis).
Pemeriksaan ini dilakukan sepanjang satu garis pada slide yang diperkirakan
meliputi 100 lapangan pandang. Bila hasilnya negatif maka dikategorikan
sebagai negatif. Hasil berikutnya lihat pada skala di bawah ini:
1. 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan.
2. 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+).
3. 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+).
4. > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+).
2. Skala NTA (National Tuberculosis Association of USA).
Merupakan koding untuk pembacaan slide b.t.a.
3. Skala Gaffky
Di sini lebih bersifat kuantitatif dari pada dua skala di atas, sering digunakan di
Jepang. Banyak kritik tentang skala ini, diantaranya bahwa yang diperiksa
hanyalah sebagian kecil dari sputum, distribusi bakteri di dalam sputum tidak

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


merata, ketebalan preparat tidak selalu sama sehingga kemungkinan terdapat
kesalahan. Walaupun demikian, sistem ini akan dapat digunakan untuk melihat
kecenderungan bakteri yang dikeluarkan oleh setiap pasien.
4. Skala WHO
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa pada 4 garis menurut bagan di bawah
ini, yang diperkirakan sudah mewakili seluruh slide.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar mikrobiologi. Penerbit Djembatan. Jakarta


Jawetz, Melnick, Adelbergs. 2007. Medical microbiology:
mycobacteria. 24th ed. The McGraw-Hill companies.
Pelezar,chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta
World Health Organization. 1998. Laboratory Services in Tuberculosis Control:
Microscopy Part II. WHO
Willey, J. M, L. M. Sherwood, C. J. Woolverton. 2008. Microbiology. 7th ed.
McGraw Hill Companies Inc., New York

KARDIOLOGI 2019
PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI
KLINIK
DAN TERAPI

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS


PRAKTIKUM FARMAKOLOGI KLINIK DAN
TERAPI

Skenario Praktikum

Kasus Cardio
Nama : Ny. S
No. RM : 001.664
TTL : 15 Maret 1947
Jenis Kelamin : Perempuan
MRS : IGD / 15 Februari 2020 pukul: 23.30
Keluhan : Nyeri ulu hati sejak 1 hari yang SMRS, Mual (+),
BAB/BAK (baik), Sesak nafas (-), demam (-), pusing saat
berjalan (+)
RPD : HT (+), DM (-), Jantung (+), stroke (-)
Dx : obs. Epigastric pain, Susp. CAD

Data Klinik Pasien:


15/2 16/2 17/2 18/2 19/2
KU CM CM
TD 149/101 150/100 170/100 160/90 160/90
HR 100x 84x 88x 84x 84x
RR 20x 20x 24x 20x 21x

Data Lab Pasien:


Nilai Normal 16/2 17/2 18/2

hb 12,6 g/dl
Hct 37,6%
Leukosit 10.940 sel/mm3
trombosit 297.000 sel/mm3
Ureum 33 mg/dl
Kreatinin 0,8 mg/dl
Asam Urat 7,6 mg/dl
GDS 217 mg/dL
SGOT 18 U/L
SGPT 15 U/L
Kolesterol Total 199 mg/dL
Trigliserida 127 mg/dL
HDL 62.4 mg/dL
LDL 111 mg/dL
CK/NAC 80 U/L

KARDIOLOGI 2019
Troponin Negatif
CKMB 15 U/L
LDH 278 U/L
GDP 153 mg/dL
GD2PP 204 g/dL

 Bagaimana tatalaksana terapi yang tepat untuk kasus diatas? Sertakan


jurnal referensi anda untuk melaksanakan tatalaksana terapi pada kasus
tersebut!
 Gunakan metode SOAP untuk menjawab kasus tersebut!

2018 LABORATORIUM BIOMEDIS

Anda mungkin juga menyukai