SKENARIO 1
NEW YORK TETAPKAN DARURAT WABAH CAMPAK
STEP 2
1. Mengapa salah satu warga terjangkit campak dari Israel dan terjadi
penularan sehingga terjadi wabah?
2. Bagaimana kriteria wabah?
3. Apa saja penyebab terjadinya wabah?
4. Bagaimana upaya mencegah terjadinya wabah?
5. Bagaimana cara pemberian vaksin campak?
6. Mengapa walikota New York menyarankan untuk vaksin campak?
STEP 3
1. Terjadi penularan sehingga terjadi wabah karena
- Orang tersebut belum imunisasi khusus.
2
STEP 4
1. Imunisasi khusus untuk melindungi seseorang dari penyakit tertentu.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi agen :
- Lingkungan fisik ( udara, musim, faktor kelembapan, kondisi geologi,
struktur dan lapisan geologic, sifat fisik tanah, geografis, faktor
ketinggian, lingkungan )
- Lingkungan biologis
- Lingkungan sosio-ekonomi
Faktor host:
3
MIND MAP
PENYEBAB
KRITERIA PENCEGAHAN SURVEILLANCE
EPIDEMIOLOGI
SEGITIGA
EPIDEMIOLOGI
AGEN
HOST
ENVIRONMENT
STEP 5
1. Trias epidemiologi (hubungan lingkungan, agen, dan host).
2. Wabah (alur, penyebab, penanggulangan).
3. Surveilance epidemiologi (peran).
4. Perbedaan wabah, KLB, epidemic, pandemic, sporadic, serta
penanggulangan masalah kesehatan.
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
1. Teori Ekologi Lingkungan
5
Model Gordon
Teori ini di kemukakan oleh John Gordon pada tahun 1950 dan dinamakan
model Gordon sesuai dengan nama pencetusnya. Model gordon ini
menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat, ia menggambarkan
terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit yang mempunyai
titik tumpu di tengah-tengahnya, yakni Lingkungan (Environment). Pada
kedua ujung batang tadi terdapat pemberat, yakni Agen (Agent) dan
Pejamu (Host). Dalam model ini A, P, L dianggap sebagai tiga elemen
utama yang berperan dalam interaksi ini, sehingga terjadi keadaan sehat
ataupun sakit, dimana:
A : Agent/penyebab penyakit
P : Host/populasi berisiko tinggi, dan
L : Lingkungan
Interaksi di antara tiga elemen tadi terlaksana karena adanya faktor
penentu pada setiap elemen. Model ini mengatakan bahwa apabila
pengungkit tadi berada dalam keseimbangan, maka dikatakan bahwa
masyarakat berada dalam keadaan sehat, seperti gambar di bawah ini:
Lingkungan
Waktu
Pejamu Agen
Gambar 1.3
Segitiga Epidemiologi
a. Agen
Agen adalah penyebab penyakit. Bakteri, virus, parasit,
jamur, atau kapang merupakan bagian berbagai agen yang
ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksisus. Pada
penyakiit, kondisi, ketidakmampuan, cedera atau situasi
kematian lain, agen dapat berupa zat kimia seperti pelarut
atau solven, faktor fisik seperti radiasi atau panas, defisiensi
gizi, atau beberapa substansi lain seperti racun ular berbisa.
Satu atau beberapa agen dapat berkontribusi pada suatu
penyakit.
b. Pejamu
10
Puskesmas
Departemen Kesehatan
surveilans yang akan dilakukan dan memuat semua variabel data yang
diperlukan.
2. Pengolahan data
Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi dan cek ulang,
selanjutnya data diolah dengan cara perekaman data, validasi,
pengkodean, alih bentuk (transform) dan pengelompokan berdasarkan
variabel tempat, waktu, dan orang. Hasil pengolahan dapat berbentuk
tabel, grafik, dan peta menurut variabel golongan umur, jenis kelamin,
tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor risiko tertentu. Setiap
variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran epidemiologi yang
tepat (rate, rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan
memberikan informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah
kesehatan. Selanjutnya adalah penyajian hasil olahan data dalam
bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini akan membantu
pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan.
3. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode epidemiologi
deskriptif dan/atau analitik untuk menghasilkan informasi yang sesuai
dengan tujuan surveilans yang ditetapkan. Analisis dengan metode
epidemiologi deskriptif dilakukan untuk mendapat gambaran tentang
distribusi penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya menurut waktu, tempat dan orang. Sedangkan
analisis dengan metode epidemiologi analitik dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar variable yang dapat mempengaruhi
peningkatan kejadian kesakitan atau masalah kesehatan. Untuk
mempermudah melakukan analisis dengan metode epidemiologi
analitik dapat menggunakan alat bantu statistik. Hasil analisis akan
memberikan arah dalam menentukan besaran masalah, kecenderungan
suatu keadaan, sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan hasil analisis harus didukung dengan teori dan
kajian ilmiah yang sudah ada.
4. Diseminasi informasi.
18
g. Hiperendemi
Istilah ini menyatakan aktivitas yang terus menerus melebihi
prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan populasi
tertentu, populasi kecil, atau populasi yang jarang. Ini juga
menunjukan keberadaan penyakit menular dengan tingkat insidensi
yang tinggi dan terus menerus melebihi prevalensi normal serta
menyebar rata pada semua kelompok dan usia.
h. Holoendemi
Menggambarkan suatu penyakit yang kejadiannya dalam populasi
sangat banyak dan umumnya didapat di awal kehidupan pada sebagian
anak dalam populasi. Prevalensi akan menurun seiring bertambahnya
usia. 1
B. Penanggulangan KLB
Penanggulangan KLB adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
menangani penderita, mencegah perluasan kejadian dan timbulnya
penderita atau kematian baru pada suatu kejadian luar biasa yang
sedang terjadi.
Program Penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen yang
bertujuan agar KLB tndak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Pokok program penanggulangan KLB adalah identifikasi ancaman
KLB secara nasional propinsi dan kabupaten / kota upaya pencegahan
terjadinya KLB dengan melakukan upaya perbaikan kondisi rentan
KLB; penyelenggaraan SKD-KLB, kesiapsiagaan menghadapi
kemungkman adanya KLB dan tindakan penyelidikan dan
penanggulangan KLB yang cepat dan tepat.
Upaya-upaya yang dilakukan haruslah mendapat pastidipasi penuh dari
masyarakat sekitar, agar segala kegiatan yang dilakukan dapat tercapai
dengan sempurna. Adapun upaya penanggulangan KLB meliputi :
1. Penyelidikan epidemilogis.
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita
termasuk tindakan karantina. Pencegahan dan pengendalian.
20
DAFTAR PUSTAKA