MIKROBIOLOGI 1
Dosen Pengampu :
Isti Sofiainsani, S. Si, M. Kes.
Disusun Oleh :
Novia Seviana
NIM : 2211E2112
TAHUN 2023
Laporan Praktikum 1
Mikrbiolgi 1
“Pewaraan Gram”
Tujuan :
Untuk membedakan bakteri gram positif dengan bakteri gram negative.
Prisip :
Bakteri gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding sel oleh pewarnaan
dengan alkohol. Protein menjadi keras dan beku, pori-pori mengecil sehingga kompleks ungu
kristal sodium dipertahankan dan sel tetap ungu. Sedangkan bakteri gram negative melarutkan
zat lipid selama pencucian dengan alkohol, pori-pori pada dinding sel memesar sehingga zat
warna yang sudah diserap mudah dilepas, kemudian mengambil zat warna merah fuchsin.
Dasar Teori :
Pewarnaan gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri
mejadi 2 kelompokbesaryaitu gram positif dan gram negative. Metode tersebut diberi nama
berdasarkan penemuannya. Ilmuan Denmark Hans Gram (1853-1938) yang mengembangkan
teknik tersebut pada tahun 1884 untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri
Klebsiella Pneumonia.
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa da asam. Zat warna basa
bafian yang berperan dalam memberikan warna tersebut kromofor dan memiliki muatan
positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang memberikan zat warna mempunyai
muatan negative. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negative banyak
ditemukan di diding sel membrane sel dan sitoplasma. Zat warna asam yang bermuatan
negative lazimnyadigunakan untuk mewarnai latar belakang sediaan.
Alat : Bahan :
1. Rak tabung reaksi 1. Kristal violet
2. Tabung reaksi 2. Lugol
3. Penjepit tabung 3. Alkohol Asam
4. Rak pewarnaan 4. Safranin
5. Ose bulat 5. Suspensi bakteri
6. Objek glass 6. Aquadest
7. Bunsen / lampu spirtus 7. Imersi oil
8. Pipet tetes
9. Mikroskop
Cara Kerja :
1. Kaca preparat dibersihkan dengan menggunakan Alkohol 70 %
2. Object glass difiksasi diatas api bunsen secara aseptik
3. Jarum osse bulat dipijarkan kemudian ditunggu hingga dingin, lalu bakteri diambil dari
suspensi bakteri lalu diratakan di atas object glass
4. Kaca preparat difiksasi atau dipijarkan hingga kering
5. Larutan zat warna kristal violet diteteskan sebanyak 2-3 tetes atau sampai
menggenangi sediaan dan diamkan selama 5 menit
6. Lalu dibilas dengan menggunakan aquadest secara mengalir lalu keringkan.
7. Larutan zat warna lugol diteteskan sebanyak 2-3 tetes atau sampai menggenangi
sediaan lalu cucui menggunakan aquadest secara mengalir
8. Lalu beri larutan alkohol asam selama 30 detik, lalu cuci dengan aquadest secara
mengakir
9. Setelah itu teteskan zat warna safranin di teteskan sebanyak 2-3 tetes atau sampai
menggenangi sediaan selama 20 detik
10. Cuci dengan aquadest secara mengalir, lalu keringkan
11. Kaca preparat yang sudah selesai diwarnai bisa langsung dibaca dibawah mikroskop
dengan pembesaran 100x
Interprtasi Hasil : Jika positif , maka bakteri yang didapat berwarna (+) Ungu
Jika negatif, maka bakteri yang didapat berwarna (-) Merah
Hasil Pengamatan :
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI 1
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NOVIA SEVIANA
NIM : 2211E2112
TAHUN 2023
Laporan Praktikum 2
Mikrobiologi 1
“ Pewarnaan Sederhana”
Tujuan : Untuk mengetahui morfologi ( bentuk) bakteri.
Prinsip : Perbedaan ion, antara ion positif pada zat warna dan sitoplasma, bakteri
mengikat zat warna.
Dasar Teori :
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat- sifat
yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hamper tidak bewarna dan kontras
dengan air, dimana sel sel bakteri yang ada di suspensi. Diidentifikasikan adalah dengan cara
metode pengenceran atau pewarnaan.
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karna bakteri tidak
bewarna, transparan, dan sangat kecil. Untuk itu, maka di kembangkan suatu teknik
pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas, dan mudah diamati.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri ( Coccus, Basil, Spiral, dll) dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarnaan sederhana. Istilah pewarnaan sederhana dapat di
artikan dalam mewarnai sel- sel bakteri hanya digunakan 1macam warnab saja. Kebanyakan
bakteri sudah bereaksi dengan pewarnaan sederhana karena sitoplasma bersifat basophil
sedangkan zat warna yang digunaka untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin.
Alat : Bahan :
1. Rak tabung reaksi 1. Suspensi bakteri
2. Tabung reaksi 2. Kristal violet
3. Penjepit tabung 3. Aquadest
4. Rak pewarnaan 4. Imersi oil
5. Ose bulat
6. Objek glass
7. Bunsen / lampu spirtus
8. Pipet tetes
9. Mikroskop
Cara Kerja :
1. Kaca preparat dibersihkan dengan menggunakan Alkohol 70 %
2. Object glass difiksasi diatas api bunsen secara aseptik
3. Jarum ose bulat dipijarkan kemudian ditunggu hingga dingin, lalu bakteri diambil dari
suspensi bakteri lalu diratakan di atas object glass
4. Kaca preparat difiksasi atau dipijarkan hingga kering
5. Letakan object glass pada rak pewarnaan, lalu beri larutan zat warna kristal violet
diteteskan sebanyak 2-3 tetes atau sampai menggenangi sediaan dan diamkan selama
5 menit
6. Lalu dibilas dengan menggunakan aquadest secara mengalir lalu keringkan.
7. Baca sediaan dibawah mikroskop pembesaran 100x dengan menambahkan oil imersi
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
Pada praktikum Mikrobioligi yang dilaksanakan pada Hari Sabtu, 30 September 2023.
Didapatkan bakteri berbentuk coccus , Gram Positif.
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI 1
Dosen Pengampu :
Isti Sofiainsani, S. Si, M. Kes.
Disusun Oleh :
NOVIA SEVIANA
NIM : 2211E2112
TAHUN 2023
Laporan Praktikum 3
Mikrobiologi 1
Tujuan :
Prinsip :
Bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi yang sukar menyerap zat
warna,diberi zat warna khusus, yaitu karbolfuchsin melalui proses pemanasan. Maka bakteri tersebut
akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tancpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat
sekalipun seperti asam alkohol.
Dasar teori :
Pewarnaan Tahan Asam ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam
konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus
misalnya karbolfuksin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan
diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam – alkohol. Karena itu
bakteri ini disebut bakteri tahan asam ( BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab
tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis. Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun
yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl- Neelsen.
Bakteri genus Mycobaceterium dan beberapa spesies nocardia pada dinding selnya
mengandung banyak zat lipid ( lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan biasa. Bakteri
tersebut bersifat tahan asam positif terhadap pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa tuberculosis.
Pewarnaan ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri menjadi 2 kelompok tahan
asam dan tidak tahan asam. Bila zat warna yang telah terpenetrasi tidak dapat di larutkan dengan
alkohol asam, maka bakteri tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan
asam.
Alat : Bahan :
1. Rak tabung reaksi 1. Sampel Sputum
2. Tabung reaksi 2. Carbol Fuchsin 0.3%
3. Penjepit kayu/pinset 3. Alkohol Asam 3% (Konsentrasi HCl 3%)
4. Rak pewarnaan 4. Methylen Blue 0.3%
5. Ose bulat 5. Aquadest
6. Objek glass 6. Imersi Oil
7. Bunsen / lampu spirtus
8. Pipet tetes
9. Mikroskop
Cara Kerja :
Interpretasi Hasil :
( +/ Positif ) BTA : Basil filamen berwarna merah , dan susunannya menyebar
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
Dari hasil praktikum pewsrnaa BTA dengan menggunakan sampel sputum porselin lalu diwarnai
dengan menggunakan pewarnaan gram metode Zhiel-Neelsen ditemukan bakteri tahan asam (BTA)
berbentuk basil filamen berwarna merah (+).
Disusun Oleh :
NOVIA SEVIANA
NIM : 2211E2112
TAHUN 2023
Laporan Praktikum 4
Mikrbiolgi 1
“Pewarnaan Spora ”
Tujuan :
Untuk mengidentifikasi spora pada bakteri..
Prisip :
Zat warna pertama dengan pemanasan akan mewarnai spora bakteri dan zat wana
kedua akan mewarnai sel vegetative .
Dasar Teori :
Spora bakteri adalah bentuk bekteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunyai fungsi yang sama seperti kista
amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora dan amoeba dalam bentuk kista merupakan suatu
fase dimana kedua mikroorganisme itu berubah bentuk untuk melindungi diri terhadap faktor
luar yang tidak menguntungkan (Dwidjoseputro, 1989)
Jenis-jenis bakteri tertentu, terutama yang tergolong dalam
genus Bacillus dan Clostridium mampu membentuk spora. Spora yang dihasilkan di luar sel
vegetatif (eksospora) atau di dalam sel vegetatif (endospora). Bakteri membentuk spora bila
kondisilingkungan tidak optimum lagi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, misalnya:
medium mengering, kandungan nutrisi menyusut dan sebagainya (Hastuti, 2012).
Alat : Bahan :
1. Rak tabung reaksi 1. H2SO4 1%
2. Tabung reaksi 2. Carbol Fuchsin
3. Penjepit tabung 3. Methylen blue
4. Rak pewarnaan 4. Safranin
5. Ose bulat 5. Suspensi bakteri
6. Objek glass 6. Aquadest
7. Bunsen / lampu spirtus 7. Malachite green
8. Pipet tetes 8. Imersi oil
9. Mikroskop
Cara Kerja :
1. Kaca preparat dibersihkan dengan menggunakan Alkohol 70 %
2. Object glass difiksasi diatas api bunsen secara aseptik
3. Jarum ose bulat dipijarkan kemudian ditunggu hingga dingin, lalu bakteri diambil dari
suspensi bakteri lalu diratakan di atas preparat secara aseptik
4. Lalu jepit preparat menggunakan penjepit kayu/pinset dan fiksasi sediaan diatas api
bunsen biru sampai kering
5. Letakan object glass pada rak pewarnaan, lalu beri larutan zat warna malachite green
2-3 tetes atau sampai menggenangi sediaan selama 1 menit. Lalu buang zat warna dan
bilas menggunakan aquadest secara mengalir
6. Lalu beri larutan zat warna safranin 2-3 tetes sampai menggenangi sediaan selama 1
menit. Lalu buang zat warna dan bilas menggunakan aquadest secara mengalir
7. Keringkan object glass, lalu baca dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x dan
beri imersi oil sebelum bembacaan
Metode Klen :
1. Genangi sediaan dengan carbol fuchsin , panaskan diatas Bunsen selama 5
menit ,bilas dengan air mengalir,
2. Tambahkan H2SO4 1 % selama 2-3 detik, bilas dengan air mengalir
3. Tambahkan sediaan dengan metylen blue selama 1-3 menit , bilas dengan air mengalir
4. Keringkan, lalu baca dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x
Hasil Pengamatan :
Kesimpulan :
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI 1
Dosen Pengampu :
Isti Sofiainsani, S. Si, M. Kes.
Disusun Oleh :
NOVIA SEVIANA
NIM : 2211E2112
TAHUN 2023
Laporan Praktikum 5
Mikrobiologi I
“ Pewarnaan Granula”
Tujuan : Untuk mewarnai granula pada bakteri Corynbacterium Diptheriae.
Neisser maka tubuh bakteri berwarna kuning atau coklat muda sedangkan granulanya
berwarna violet.
Dasar teori :
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular ( contagious disease).
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynbacterium diptheriae, yaitu kuman yang
menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring ( bagian antara hidung
dan faring/ tenggorokan)dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat,
melalui udara yang tercemar oleh carier atau penderita yang akan sembuh juga melalui batuk
dan bersin penderita.
Sejak di perkenalkan vaksin DPT ( Dyptheria, Pertusis, dan tetanus) penyakit difteri
mulai jarang di jumpai. Vaksin imunisasi difteri diberikan pada anak- anak untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak- anak
yang tidak mendapatkan vaksin difteri akan lebih rentan terhadap penyakit yang menyerang
saluran pernafasan ini.
Alat : Bahan :
1. Ose bulat 1. Reagen albert
2. Object glass 2. Suspensi bakteri
3. Bunsen (lampu spirtus) 3. Aquadest
4. Rak tabung reaksi 4. Imersi oil
5. Rak pewarnaan
6. Tabung reaksi
7. Penjepit kayu/pinset
8. Bunsen/lampu spirtus
9. Mikroskop
Cara Kerja :
Interpretasi hasil :
- Granula : Hitam
- Sel Vegetatatif : Hijau
Hasil pengamatan :
P
pada praktikum dan pengamatan
mikrobiologi pewarnaan bakteri didapat
granula bakteri dengan bentuk menyerupai
huruf cina
Kesimpulan :
Pada praktikum Mikrobiologi yang dilaksanakan pada Hari Sabtu, 21 Oktober 2023 didapat
dari hasil pengamatan granula bakteri yang berbentuk menyerupai huruf cina. Hasil ini
didapat dari hasil pewarnaan, sampel yang di menggunakan suspensi bakteri.
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI 1
Dosen Pengampu :
Isti Sofiainsani, S. Si, M. Kes.
Disusun Oleh :
NOVIA SEVIANA
NIM : 2211E2112
TAHUN 2023
Laporan Praktikum 6
Mikrbiolgi 1
“Angka Lempeng Total ”
Tujuan :
Untuk menghitung jumlah koloni bakteri pada suatu sampel
Prisip :
Pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah sampel diinkubasikan dalam pembenihan
yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 35ºC.
Dasar Teori :
Angka Lempeng Total (ALT) merupakan angka yang menunjukkan jumlah
koloni bakteri aerob mesofilik yang terdapat pada per gram ataupun per milliliter sampel uji.
Pada pengujian mikrobiologi, bakteri dibiakkan pada bahan berisi nutrisi yang disebut media.
Media bisa berupa cairan seperti kaldu serta dapat pula berupa padatan seperti agar dan
gelatin. Fungsi dari media sendiri yaitu untuk menunjang pertumbuhan bakteri yang memiliki
persyaratan nutrisi yang rumit agar dapat tumbuh dengan optimal.
Adapun media yang digunakan pada pengujian ALT ialah PCA (Plate Count Agar).
Masa inkubasi yang berisi biakan dilakukan dengan cara cawan petri dibalik. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya butir air hasil pengembunan yang disebabkan oleh
suhu inkubator. Apabila pada cawan hingga terdapat air yang jatuh maka akan merusak
pembacaan angka lempeng total dari sampel yang diuji nantinya. Cara inokulasi yang dipilih
adalah cara tuang, dimana hal ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri aerob
mesofil yang membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya, sehingga akan teramati
pertumbuhan bakteri aerob mesofil tersebut akan berada dipermukaan lempeng agar,
dikarenakan pertumbuhannya yang mencari oksigen. Dengan demikian, pada pengamatan
angka lempeng total ini, koloni bakteri yang dicari atau dihitung yakni yang tumbuh di
permukaan lempeng agar
Alat : Bahan :
1. Rak tabung reaksi 1. NaCl fisiologis 0.8 %
2. Tabung reaksi 2. Media PCA
3. Erlenmeyer 3. Suspensi makanan
4. Pipet steril
5. Cawan petri steril
Cara Kerja :
1. Ambil suspensi makanan 1 ml ke dalam tabung reaksi berisi NaCl fisiologis 9 ml
menjadi pengenceran 10⁻¹
2. Pipet pengenceran 10⁻¹ ke dalam tabung rekasi berisi NaCl fisiologis 9 ml menjadi
pengenceran 10⁻², lanjutkan pengenceran hingga 10⁻⁵
3. Tanam 0,1 ml ke dari setiap pengenceran ke dalam media PCA, inkubasi pada suhu
30-35ºC selama 24-48 jam
4. Hitung koloni bakteri yang tumbuh
Interprtasi Hasil :
Pada media akan terlihat koloni bakteri berupa bercak berwarna putih
Hasil Pembahasan :
Dari hasil praktikum didapatkan hasil semua media dengan banyak koloni bakteri
10⁻¹ : >100 koloni
10⁻² : >250 koloni
10⁻³ : >250 koloni
10⁻⁴ : >250 koloni
10⁻⁵ : >250 koloni
Kesimpulan :
Pada praktikum Mikrobiologi yang dilaksanakan pada Hari Sabtu, 28 Oktober 2023. Pada
setiap media pengenceran 10⁻¹ dihitung dengan 100 koloni, 10⁻² - 10⁻⁵ didapat koloni
bakteri sebanyak >250 koloni, sehingga dapat dihitung .
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI 1
Dosen Pengampu :
Isti Sofiainsani, S. Si, M. Kes.
Disusun Oleh :
NOVIA SEVIANA
NIM : 2211E2112
TAHUN 2023
Laporan Praktikum 7
Mikrbiolgi 1
“Uji Sensitivitas”
Tujuan :
Untuk melihat daya hambat bakteri terhadap antibiotik
Prisip :
Penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri, yaitu zona hambat akan terlihat sebagai
zona jernih, disekitar daerah yang mengandung antibiotik
Dasar Teori :
Resistensi terhadap antibiotik telah menjadi isu penting dalam bidang kesehatan
khususnya farmasi. Telah ditemukan beberapa jenis bakteri yang memiliki kemampuan
resisten terhadap antibiotik. Salah satu jenis bakteri yaitu Escerichian coli (E. coli).
antibiotik adalah substansi yang diproduksi oleh mikroorganisme sebagai metabolit
sekunder dan dalam konsentrasi rendah dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh
organisme lain. Jadi, antibiotik adalah bahan antimikroba yang dihasilkan oleh organisme
hidup (Tkacz, 1992; Reuben dan Nittcoff, 1989).
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadapantibiotik atau
sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untukmemberikan daya hambat
terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatuantimikroba untuk dapat menunjukkan pada
kondisi yang sesuai dengan efek dayahambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan
aktivitas antimikroba akan dapatmenunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan
oleh metode kimia,sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan. Biasanya
metodemerupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang kemungkinan
hilangnyaaktivitas antimikroba
Alat : Bahan :
1. Rak tabung reaksi 1. Media Mueller Hinton
2. Ose 2. Suspensi bakteri
3. Cawan petri 3. Bacitracin 10
4. Spirtus 4. Novoblasin 30
5. Spidol penggaris 5. Ofoxicil 5
Cara Kerja :
1. Bari garis pada cawan petri/media dengan cara dibagi menjadi 3 bagian
2. Ambil suspensi bakteri dan masukkan ke dalam media
3. Tempelkan ketiga antibiotic pada permukaan media yang sudah ditanam bakteri dan
pada setiap bagian yang sudah dibagi 3
4. Inkubasi selama 18-24 jam, lalu amati media
Interprtasi Hasil :
Pada media akan terdapat zona hambat yang akan terlihat sebagai zona jernih,
disekitar daerah yang mengandung antibiotik
Hasil Pembahasan :
Kesimpulan :
Pada praktikum Mikrobiologi yang dilaksanakan pada Hari Sabtu, 28 Oktober 2023. Dapat
disimpulkan ofoxicilin mempunyai cakram 2,7 cm dan novoblasin 1,8 cm, sedangkan
bacitrasin tidak memiliki zona hambat yang berarti resisten.