PENDAHULUAN
Mengamati sel bakteri dan mikroorganisme lainnya dalam keadaan hidup cukup sulit, bukan saja hanya karena ukurannya yang amat kecil tetapi juga karena keberadaan selnya yang transparan. Sel-sel bakteri praktis tidak berwarna bila berada dalam keadaan tersuspensi dalam medium cair. Untuk memenuhi kebutuhan pengamatan sel bakteri yang tembus cahaya itu maka dikembangkan metode pewarnaan. Banyak metode dan teknik pewarnaan bakteri yang dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan penelitian. Secara ringkas, metode dan teknik tersebut adalah sebagai berikut :
Pewarnaan basa (langsung atau positif) Pewarnaan sederhana (menggunakan satu jenis zat pewarna)
Pengelompokan bakteri Pewarnaan diferensial (menggunakan lebih dari satu jenis zat perwarna) Penampakkan struktur sel bakteri
Pewarnaan langsung atau positif mewarnai struktur mikroorganisme sementara pewarnaan tidak langsung atau pewarnaan negatif hanya mewarnai lingkungan Praktikum Mikrobiologi 2013
sekitar sel mikroorganisme. Hal ini terjadi berkaitan dengan muatan dinding sel mikroorganisme yang cenderung negatif bila berada di lingkungan dengan pH normal (sekitar 7).
PERSIAPAN YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM MELAKUKAN PROSES PEWARNAAN BAKTERI ADALAH :
Menyiapkan kaca obyek : kaca obyek harus bersih, kering dan terutama bebas
lemak. Kaca obyek yang kotor akan membuat pengamatan bentuk bakteri menjadi terganggu sedangkan lemak dapat menyebabkan bakteri sukar atau tidak dapat melekat pada kaca obyek. Bersihkanlah kaca obyek dengan sabun, air, dan alkohol 96 % sebelum dikeringkan dan digunakan.
Membuat apusan bakteri : Apusan bakteri pada kaca obyek dapat berasal dari
biakan cair atau biakan padat. Aapusan harus dibuat setipis mungkin, sehingga ketika dikeringkan akan diperoleh lapisan keputih-putihan yang semi transparan di atas kaca obyek. Apusan bakteri dari kultur cair : Ambil satu atau dua mata jarum ose kultur cair bakteri yang akan diwarnai secara steril, lalu teteskan di atas permukaan kaca obyek. Ratakan tetesan kultur tersebut menggunakan ujung jarum hingga diperoleh lapisan tipis berdiameter + 2 cm. Apusan bakteri dari kultur padat : Taruhlah setetes reagen (biasanya akuades) ke atas permukaan kaca obyek. Sentuhkan ujung jarum ose steril ke permukaan biakan padat bakteri yang akan diwarnai, lalu masukkan bakteri pada ujung jarum tersebut ke dalam reagen pada kaca obyek. Ratakan tetesan reagen berisi bakteri tersebut untuk memperoleh apusan seperti pada apusan dari kultur cair.
Fiksasi panas : Fiksasi dapat diartikan sebagai usaha melekatkan apusan bakteri pada kaca obyek. Apusan yang belum melekat kuat dapat ikut tercuci pada proses pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan membiarkan apusan mengering dengan sendirinya di udara terbuka (fiksasi udara), atau dengan melalukannya ke dekat nyala api Bunsen berulang-ulang (fiksasi panas). Jarak antara kaca obyek dengan api harus dijaga agar tidak lebih dekat dari 30 cm. Bila apusan terlalu dekat dengan api maka justru dapat terlepas dari kaca obyek, atau bentuk sel bakteri pada apusan akan rusak karena terbakar.
PROSEDUR KERJA
1. Bersihkan kaca obyek dengan alkohol dan kertas tissue 2. Teteskan satu tetes nigrosin / tinta cina di ujung kaca objek 3. Secara aseptik ambil sejumlah sel dari kultur dan dicelup ke dalam tetesan tinta cina / nigrosin di atas preparat 4. Ambil satu kaca objek bersih, letakkan ujungnya dengan kedudukan miring di pinggir tetesan zat pewarna yang telah diinokulasi kultur bakteri 5. Kaca objek yang miring didorong sehingga tetesan tinta cina / nigrosin tersebar merata mebentuk apusan tipis 6. Apusan dibiarkan mengering di udara terbuka 7. Amati apusan di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x, gambar, serta beri keterangan. CATATAN: Hasil slide harus dibuat setipis mungkin.
PROSEDUR KERJA
7. Amati apusan di bawah mikroskop, gambar dan beri keterangan. Perhatikan warna spora dan sel vegetatif serta letak endospora dalam sel vegetatif.