Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
AKTIVITAS ENZIMATIS

Disusun Oleh:

Nama : Bahtiar Arddun Asyafiq

NIM : K4320015

Kelas :C

Kelompok/Asisten : 12 / Ana Atia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

I. Judul : Aktivitas enzimatis.


II. Tujuan : Mahasiswa mengetahui beberapa uji aktivitas enzimatis.
III. Prinsip Kerja :
a. Uji Amilolitik
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mensterilkan tangan dengan menggunakan larutan alcohol 70 % sebelum
melakukan uji praktikum
3. Memberikan quadran dan memberikan label pada cawan petri yang berisi
biakan medium NA + Pati.
4. Menyiapkan dan meletakan cawan petri yang berisi medium biakan NA +
pati di dekat Bunsen yang menyela.
5. Batang ose dipanasakn hingga warnanya memancar, lalu meletakan ose di
pinggir cawan yang berisi biakan bakteri sampai berbunyi.
6. Mengambil biakan bakteri pada cawan petri dengan menggunakan ose.
7. Menggoreskan oase pada masing – masing cawan secara titik kemudium
tutup cawan. Selalu dekat dengan bunsen agak tidak terkontaminiansi.
8. Isolasi cawan petri dengan menggunakan plastic warp dan inkubasi selama
48 jam dengan suhu ruangan lalu amati perubahanya.
b. Uji Proteolitik
1. Persiapkan alat dan bahan.
2. Sterilakna terlebih dahulu tangan dengan menggunakan alrutan alcohol
70% sebelum memulai praktikum.
3. Memberikan label dan cawan petri di bagi menjadi beberapa quadran yang
berisi medium biakan NA +pati.
4. Menyiapkan cawan petri dan meletakan cawan petri di dekat bunsen yang
menyala
5. Panaskan ose dengan api bunsen yang menyala hingga berwarna merah.
6. Setelah di panaskan letakan ose terlebih dahulu ke pinggiran cawan peri
hingga berbunyi.
7. Ambil biakan bakteri dengan menggunakan ose.
8. Goreskan batang ose di masing masing cawan petri yang berisi medium
secara titik kemudian tutup cawan petri. Jangan lupa selalu di dekatkan
dengan bunsen.
9. Isolasi cawan petri dengan plastic warp lalu inkubasi dengan
menggunakan suhu ruangan atau suhu 370C.

IV. Analisi Data


A. Data kuantitatif

INDEKS UJI AMILOLITIK (IA) INDEKS UJI PROTEOLITIK (IP)

D1B = DIAMETER HORIZONTAL ZONA BENING D2K = Diameter vertikal zona koloni
D2B = DIAMETER VERTIKAL ZONA BENING D1K = Diameter horizontal zona koloni
RATA-RATA INDEKS UJI AMILOLITIK RATA RATA INDEKS UJI PROTEOLITIK
̅ = IA (kuadran ke …) + IA (kuadran ke …) ̅ = IP (kuadran ke …) + IP (kuadran ke …)
2 2
1. Uji amilolitik (hari ke 1)
a. Indeks Amilolitik Bacillus sp
i. IA kuadran ke I
= 0 + 0 / 2 /1,4 + 0,6 / 2
=0/1
=0
ii. IA kuadran ke II
= 0 + 0 / 2 / 0,4 + 0,7 / 2
= 0 / 0,55
=0
iii. IA rata – rata indeks
=0+0/2
=0
b. Indeks Amiloliti Pseudomonas sp
I. IA kuadran ke III
= 1,2 + 1,9 / 2 / 0,7 + 1,1
= 1,55 / 0,9
= 1,722
II. IA kuadran ke IV
= 2,8 + 2,5 / 2 / 2,1 + 1,5 / 2
= 2,65 / 1,8
= 1,4722
III. rata – rata indeks
= 1,722 + 1,472 / 2
= 1,597
2. Uji Proteolitik (hari ke 1)
a. Indeks Proteolitik Bacillus sp
I. IP kuadran ke I
= 0 + 0 / 2 / 1 + 0,6 / 2
= 0 / 0,8
=0
II. IP kuadran ke II
= 0 + 0 / 2 / 0,5 + 1,1 / 2
= 0 / 0,8
=0
III. rata – rata indeks
=0+0/2
=0
b. Indeks Proteolitik Pseudomonas sp
I. IP kuadran ke III
= 0 + 0 / 2 / 0,8 + 1,5 / 2
= 0 / 1,15
=0
II. IP kuadran ke IV
= 0,4 + 1 / 2 / 0,3 + 0,2 / 2
= 0,7 / 0,25
= 2,8
III. rata – rata indeks
= 0 + 2,8 / 2
= 1,4
3. Uji Amilolitik (hari ke 2)
a. Indeks Amilolitik Bacillus sp
I. IA kuadran ke I
= 0 + 0 / 2 / 1,7 + 0,9 / 2
= 0 / 1,3
=0
II. IA kuadran ke II
= 0 + 0 / 2 / 0,9 + 1,1 / 2
=0/1
=0
III. rata – rata indeks
=0+0/2
=0
b. Indeks Amilolitik Pseudomonas sp
I. IA kuadran ke III
= 2,5 + 3 / 2 / 1 + 1,7 / 2
= 2,75 / 1,35
= 2,038
II. IA kuadran ke IV
= 3,7 + 3,2 / 2 / 2,5 + 2 / 2
= 3,45 / 2,25
= 1,533
III. rata – rata indeks
= 2,038 + 1,533
= 1,7855
4. Uji proteolitik (hari ke 2)
a. Indeks Proteolitik Bacillus sp
I. IP kuadran ke I
= 0 + 0 / 2 / 1,3 + 0,8 / 2
= 0 / 1,05
=0
II. IP kuadran ke II
= 0 + 0 / 2 / 0,7 + 1,5 / 2
= 0 / 1,1
=0
III. rata – rata indeks
=0+0/2
=0
b. Indeks Proteolitik Pseudomonas sp
I. IP kuadran ke III
= 0 + 0 / 2 / 1,5 + 2 / 2
= 0 / 1,75
=0
II. IP kuadran ke IV

= 0 + 0 / 2 / 1,3 + 1 / 2
= 0 / 1,15
=0
III. rata – rata Indeks
= 0 + 0 /2
=0
B. Data kualitatif
a. Uji Amilolitik

Pengamatan hari 1 Pengamatan hari ke 2

Berdasarkan uji amilolitik yang di lakukan kepada pati dan bakteri Pseudomonas sp dan
Bacillus sp pada hari pertama dan hari kedua yang di mana cawan petri di bagi menjadi 4
kuradran untuk menjadi biakan bakteri Bacillus sp dan Pseudomonas sp. pada kuadran I dan II
yaitu untuk bakteri Bacillus sp untuk kuadran III dan IV untuk bakteri Pseudomonas sp. pada
kuadran I ini untuk bakteri Bacillus sp ini pada zona koloni D1 diperoleh angka 1,4 cm dan D2
0,8cm dan untuk zona bening tidak terhitung. sedangkan untuk hari pengmatan ke 2 pada
kuadran 1 zona koloni terbentuk sebesar D1 1,7 cm dan D2 0,9 cm dan untuk zona bening tak
terhitung. pada kuadran II ini pada hari pengmatan pertama terbentuk zona koloni sebasar D1 0,4
cm dan D2 0,7 cm untuk zona beningnya tak terhitung. pada hari pengamtan kedua ini pada zona
kolini diperoleh nilai D1 0,9 cm dan D2 1,1 cm dan untuk zona bening tidak terhitung.
pada uji amilolitik untuk bakteri Pseudomonas sp dan pati pada hari pengamatan pertama
pada kuadran III pada zona koloni di peroleh nilai D1 0,7 cm dan D2 1,1 cm dan untuk zona
beningnya pada D1 1,2 cm dan D2 1,9 cm. untuk pengamatan hari kedua pada kuadran III ini
memperoleh zona koloni sebesar D1 1 cm dan D2 1,7 cm dan pada zona beningnya di peroleh
nilai sebesar D1 2,5 cm dan D2 3 cm. Untuk kuadra IV pada bakteri Pseudomonas sp dan pati
pada hari pertama pengamatan ini di peroleh nilai pada zona koloni D1 2,1 cm dan D2 1,5 cm
dan untuk zona beningnya ini di peroleh D1 2,8 cm dan D2 2,5 cm. untuk pengamatan hari kedua
ini pada kuadran IV ini diperoleh nilai zona koloni sebesar D1 2,5 cm dan D2 2 cm dan zona
beningnyaa di peroleh D1 3,7 cm dan D2 3,2 cm.

b. Uji Proteolitik

Pengamatan hari 1
Pengamatan hari ke 2

Berdasarkan Uji Proteolitik ini pada cawan petri ini di bagi menjadi 4 kuadran yang
anntinya akan di isi oleh bakteri Bacillus sp dan Pseudomonas sp. pada kuadran I dan II di isi
oleh bakteri Bacillus sp dan untuk kuadran III dan IV ini di isi bakteri Pseudomonas sp.
berdasarkan pengmatan hari pertama pada kuadran I dan kuadran II ini di peroleh pada kuadran I
terdapat zona koloni dengan nilai sebesar D1 1 cm dan D2 0,6 cm dan unutk zona beningnya
tidak terhitung. untuk hari pengamatan 2 pada zona koloni ini terbentuk D1 1,3 cm dan D2 0,8
cm dan unutk zona beningnya tidak terhitung. untuk kuadran II pada hari pengamatan 1 di
peroleh nilai pada zona koloni sebesar D1 0,5 cm dan D2 1,1 cm dan untuk zona biningnya tidak
terhitung. untuk pengamatan hari kedua ini diperoleh nilai pada zona koloni sebesar D1 0,7 cm
dan D2 1,5 cm dan untuk nilai pada zona beningnya tidak terhitung.
Pada uji proteolitik pada bakteri Pseudomonas sp dengan skim ini pada kuadran III
pada haari pengamatan 1 di peroleh nilai zona koloni sebesar D1 0,8 cm dan D2 1,5 cm dan
untuk zona beningnya tidak terhitung. untuk hari pengamatan 2 pada zona koloni ini diperoleh
nilai D1 1,5 cm dan D2 2 cm dan untuk zona beningnya tidak terhitung. untuk kuadran IV ini di
peroleh nilai sebesar pada zona koloni D1 0,3 cm dan D2 02, cm untuk zona beningnya sebesar
D1 0,4 cm dan D2 1 cm. pada hari pengamataan 2 ini di peroleh nilai pada zona koloni sebesar
D1 1,3 cm dan D2 1 cm.

V. Hubungan indeks IA dan IP terhadap kemampuan bakteri dalam


menghidrolisis pati dan skim.

Dalam uji amilolitik dan uji proteolitik yang di lakuka oleh bakteri Bacillus sp dan
Pseudomonas sp ini. akivitas hidrolisi secara kualitatif merupakan gambaran dan kemampuan
isolate bakteri proteolitik yang mampu merombak protein dengan membadningkan zona jernih di
sekitarnya di sekitar koloni dengan besarnay diameter koloni (Widhyastuti & Dewi, 2001).
isolate – isolate bakteri yang diperoleh pada tahap isolasi, di uji dengan secara kualitatif pada
media seleksi. uji kualititatif ini bertujuan unuk mengetahui bakteri yang memiliki aktivitas
proteolitik. media selesksi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah susu skim. menurut dari
jurnal widhyaastuti & Naiola (2002) , media yang di gunakan dalam seleski bakteri proteolitik
ini mengandung susu skim dan agar. susu merupakan media yang sesuai untuk pertumbuhan
mikroba karena kaya akan nutrient. degradasi protein sisi oleh protease menjad asam amino yang
menyebabkan perubahan warna dari putih menjadi tidak berwrna. jika bakteri isolate ini di uji
secara kualitatif pada media seleski yang memiliki protease, maka akan terbenuk daerah bening
di daerah sekitar koloni (Amelinda, 2010)

Besar aktivitas enzim proteolitik iditunjukan dengan semakin lebarnya zona beningnya
tetapi aktivitas enzim proteolitik yang berperan merombak protein dalam medium padat tidak
dapat diketahui dan diukur secara kuantitatif. hasil perombakan polimer protein ini hanya di
tunujkan dengan adanya zona bening yang menandakan adanya [rotein telah dirombak menjadi
senyawa peptide dan asam amino yang sifatnya terlarut dalam medium. aktivitas hidrolisi secara
kualitatif merupakan gamabran dari kemampuan isolate bakteri proteolitik merombak protein
dengan membadngkanya besaranya zona bening disektar koloni dengan besarnay diameter
koloni (Amelinda, 2010)
Bakteri termofilik termasuk golongan bakteri yang memiliki kemampuan yang sangat
berbeda dengan golongan bakteri lain. Bakteri ini memiliki kemampuan bertahan pada suhu
tinggi karena adanya enzim termostabil. Bakteri termofilik termasuk bakteri yang bersifat
amilolitik. Amilolitik yaitu bakteri termofilik yang menghasilkan enzim amilase yang bisa
mendegradasi amilum/ pati (Irdawati dan Fifendy, 2011). Amilolitik yaitu bakteri termofilik
yang menghasilkan enzim amylase yang bisa mendegradasi amilum/pati. Bakteri termofilik
merupakan kelompok mikroorganisme yang tumbuh optimal pada suhu lebih dari 45°C dan
kisaran umum pertumbuhan antara 45°C sampai 80°C. Bakteri termofilik mampu bertahan dan
berkembang dalam kondisi suhu tinggi karena protein bakteri termofilik lebih stabil dan tahan
panas (Maria dan Surya, 2012). Bakteri amilolitik merupakan jenis bakteri yang memiliki
kemampuan menghidrolisis pati atau amilum menjadi senyawa lebih sederhana
(Nurmalinda et al. 2013). Bakteri amilolitik adalah jenis bakteri yang dapat memproduksi
enzim amilase dan dapat digunakan sebagai biokatalisator dalam proses hidrolisis pati
(Türker dan Özcan 2015). Amilase merupakan enzim yang menghidrolisa molekul
pati untuk menghasilkan produk bervariasi, salah satunya yaitu dekstrin (Chung et al.
1997).Bakteri amilolitikbiasanya banyak terdapat pada media yang banyak mengandung pati
atau amilum, misalnya pada biji-bijian, umbi-umbian, sayuran, atau buah-buahan. Isolasidan
identifikasi bakteri amilolitik dari berbagai substrat merupakan langkah awal untuk
membantu mengatasi kebutuhan produksi enzim amilase.Enzim yang diisolasi dari mikroba
memiliki beberapa keunggulan antara lain produksinya tidak terbatas, dapat diproduksi
hingga skala tertentu, lebih ekonomis dan produktifitasnya dapat ditingkatkan (Destik et al,
2019).

VI. Karakteristik isolate


a) Bacillus sp

Karakteristik yang di miliki oleh Bacillus sp ini adalahh bakteri yang tergolong ke dalam
bakteri probiotik yang dapat ditemukan di daerah perairan air tawar dan laut serta dapat di
temukan di dalam saluran pencernaan hewan (Napitupulu, et al, 2019). Selain itu, Bacillus sp.
juga mengandung enzim dan nutrisi yang dapat meningkatkan pencernaan rotifer. memiliki
warna putih susu, memiliki kolono berbentuk bulat memiliki pada tepian yang berkeriput.
Bacillus sering berpasangan atau membentuk rantai dan memiliki ujung bundar atau persegi
empat. Bakteri Bacillus sp merupakan salah satu jenis bakteri Gram positif dan berbentuk basil
(batang) yang dapat membentuk endospora berbentuk oval di bagian sentral. Koloni bakteri pada
media agar berbentuk bulat sedang, tepi tidak teratur, permukaan tidak mengkilat dan berwarna
kecoklatan.

b) Pseudomonas sp

Pseudomonas sp ini berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 mikro meter. bakteri
ini bersifat gram negative dan tampak dalam bentuk tunggal, berpasangan, kadang – kadang
rantai pendek dan dapat bergerak karena memiliki satu flagella (Nugroho, 2010). bakteri ini
dapat berkembang tanpa ada oksigen. bakteri ini dapat di temukan didaearh tanah, tanaman , dan
dalam perairan.

VII. Perbandingan bakteri isolate

UJI BAKTERI+MEDIA RATA RATA RATA


RATA RATA RATA
INDEKS INDEKS UMUM
HARI KE- 1 HARI KE-2
AMILOLITIK PATI+BACILLUS 0 0 0
PATI+PSEUDOMONAS 1,597 1,7855 2,45975
PROTEOLITIK SKIM + BACILLUS 0 0 0
SKIM+PSEUDOMONAS 1,4 0 1,4
*rata-rata umum = rata-rata indeks hari ke 1 + rata rata indeks hari ke 2
2

Berdasarkan nilai isolate ini dapat di artikan bahwa hidrolisis yang di lakukakanoleh
bakteri Pseudomnas sp ini lebih cepat dari pada bakteri Bacillus sp biak media pati maupun
media skim. pada bakteri pseudomonas sp ini memiliki rata rata umum pada uji amilolitik
sebesar 2,45975 cm dan pada susu skim sebesar 1,4 cm untuk bakteri Bacillus sp ini memiliki
nilai 0

VIII. Faktor yang mempengaruhi hidrolisi bakteri

Dalam Uji Amilolitik dan Uji Proteolitik ini dalam menghidrolisis pati ini dapat di
pengeruhi berbagau faktor yang ada, baki faktir internal maupun faktir eksternal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah tersedianya nutrien, air, suhu, pH, oksigen,
potensial oksidasi reduksi, adanya zatzat penghambat, dan adanya jasad renik lain. Mikroba
membutuhkan nutrien untuk kehidupan dan pertumbuhannya sebagai sumber karbon, sumber
nitrogen, sumber energi dan faktor pertumbuhan lain seperti vitamin dan mineral. Nutrien
tersebut dibutuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponenkomponen sel (Putri,
Yunita, 2017). contohnya pada konidisi pH, Kondisi pH media sangat berpengaruh pada jenis
mikroba yang tumbuh. Mikroba pada umumnya dapat tumbuh pada kisaran pH 3-6 unit.
Kebanyakan mikroba dipengaruhi oleh pH optimum yang menyebabkan pertumbuhannya
menjadi optimum. Berdasarkan daerah pH kehidupannya, mikroba dibagi menjadi 3 golongan
yaitu mikroba asidofilik (mikroba yang dapat tumbuh pada pH berkisar 2,0-5,0); mikroba
mesofilik (mikroba yang dapat tumbuh pada pH berkisar 5,5-8,0) dan mikroba alkalifilik
(mikroba yang dapat tumbuh pada pH berkisar 8,4-9,5) (Ferdaus, Fani, 2008).

IX. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum terkait aktivitas enzimatas dengan menggunakan uji amilolitik


dan uji proteolitik ini kepada kedua bakteri Bacillus sp dan Pseudomonas sp. hasi yang di
peroleh dari kedua uji ini adalah pada uji amilolitik ini padabakteri Bacillus sp dapat di buktikan
bahwa bakteri ini salah satu mikroba penghasil enzim berupan enzim amylase. dan juga
penghasil enzim pemecah ikatan amilosa sehingga baktei ini dapat perkembang dengan baik di
dalam biakan pati.
Daftar Pustaka

Wulandari, D., & Purwaningsih, D. (2019). Identifikasi dan karakterisasi bakteri amilolitik pada
umbi Colocasia esculenta L. secara morfologi, biokimia, dan molekuler. Jurnal
Bioteknologi dan Biosains Indonesia, 6(2), 247-258.

Novitasari, D. T. (2021). SKRINING BAKTERI PENGHASIL ENZIM AMILASE DARI


SEDIMEN TAMBAK UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei). JFMR
(Journal of Fisheries and Marine Research), 5(2), 297-303.

Asril, M., & Leksikowati, S. S. (2019). Isolasi dan seleksi bakteri proteolitik asal limbah cair
tahu sebagai dasar penentuan agen pembuatan biofertilizer. Elkawnie Journal of
Islamic Science and Technology, 5(2), 86-99.

Wahyuni, D. (2017). Karakteristik Morfologi dan Uji Aktivitas Bakteri Termofilik yang Terdapat
Di Kawasan Ie Seuum Kecamatan Mesjid Raya sebagai Penunjang Praktikum
Mikrobiologi (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Zahidah, D., & Shovitri, M. (2013). Isolasi, karakterisasi dan potensi bakteri aerob sebagai
pendegradasi limbah organik. Jurnal Sains dan Seni ITS, 2(1), E12-E15.

Silitonga, L. R., Nursyirwani, N., & Effendi, I. (2020). Isolation, identification and sensitivity of
amilolitic bacteria from mangrove ecosystem sediment in Purnama Marine Station
Dumai on the pathogenic bacteria. Asian Journal of Aquatic Sciences, 2(3), 257-
266.

Tjahjaningsih, W., Masithah, E. D., Pramono, H., & Suciati, P. (2016). Aktivitas Enzimatis Isolat
Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Sebagai
Kandidat Probiotik [Activity Enzymatic of Isolate Lactic Acid Bacteria from the
Digestive Tract of Mud Crab (Scylla spp.) as a Candidate Probiotics]. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan, 8(2), 94-108.

M Asadullah, M. A. (2014). Isolasi Bakteri Amilolitik dari bekatul dan Uji Kemampuan untuk
produksi enzim amilase kasar pada berbagai jenis media produksi (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Ihsan, B., & Pi, S. (2021). Dasar-dasar mikrobiologi. Insan Cendekia Mandiri.

Mertaniasih, N. M. (2019). Buku Ajar Tuberkulosis Diagnostik Mikrobiologis. Airlangga


University Press.

Rahmi, S. P. (2021). Mikrobiologi Akuatik. Nas Media Pustaka.


Lampiran
 Lembar Pengesahan

Surakarta 16 – Desember - 2021

Asisten Praktikum Praktikan

(Ana Atia R.Z) (Bahtiar Arddun Asyafiq)


NIM. NIM. K4320015

Anda mungkin juga menyukai