Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN

PRINSIP PENALARAN INDUKTIF PADA PROSES PEMBUSUKAN BUAH


DOSEN PENGAMPU:
Giri Wahyu Wiriasto, ST., MT.

Disusun oleh:
1. Haidar Hamdi (F1B02310056)
2. Lalu Rafli Haidar Rahman (F1B02310066)

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK ELEKTRO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan penelitian ini dengan baik. Laporan
ini berisi tentang uraian hasil riset mengenai "Proses pembusukan pada buah"'. Dalam
penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan penelitian ini masih jauh dari
kata sempurna.

Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat
untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

ii
DAFTAR ISI

LAPORAN PENELITIAN.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................I-1
I.1 Latar belakang...........................................................................................................I-1
I.2 Rumusan masalah.....................................................................................................I-2
I.3 Hipotesis awal...........................................................................................................I-2
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................II-1
II.1 Landasan Teori........................................................................................................II-1
BAB III METODOLOGI PENGAMATAN.................................................................III-2
BAB IV HASIL PENGAMATAN..................................................................................IV-3
BAB V KESIMPULAN..................................................................................................V-1
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................VI-1

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 31 agustus 2023

Gambar 2. 31 Agustus 2023 Gambar 3. 31 Agustus 2023

Gambar 4. 1 September 2023 Gambar 5. 1 September 2023

Gambar 6. 2 September 2023


Gambar 7. 2 September 2023

iv
Gambar 8. 3 September 2023 Gambar 9. 3 September 2023

Gambar 10. 4 September 2023 Gambar 11. 4 September 2023

v
DAFTAR TABEL

A. Tabel hasil pengamatan buah (31 Agustus- 6 September 2023)

NO Buah Warna Bentuk Tekstur Keterangan


1 Pisang Didalam kulkas
2 Mangga Didalam kulkas
3 Jeruk Didalam kulkas
4 Pisang Diruangan terbuka
5 Mangga Diruangan terbuka
6 Jeruk Diruangan terbuka

Keterangan:

1. (-) : Sedikit cokelat


2. (+) : Cokelat
3. (++) : Masih utuh
4. (+++) : Berubah bentuk/tidak seperti semula
5. (*) : Lembek
6. (**) : Keras

vi
1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Buah merupakan salah satu produk pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan. Buah
mengandung banyak nutrisi, air, dan serat, serta kaya akan karbohidrat sehingga mikroorganisme
perusak dapat tumbuh dengan baik pada buah-buahan. Selain itu, ada banyak faktor penyebab
kerusakan buah-buahan seperti kondisi lingkungan baik dalam hal ketersediaan air, oksigen, dan suhu.
Buah segar biasanya telah ditumbuhi oleh berbagai macam mikroorganisme baik itu mikroorganisme
yang dapat menyebabkan pembusukan maupun yang tidak. Mikroorganisme pembusuk dengan mudah
menurunkan kualitas buah-buahan apabila pada buah terdapat pelukaan-pelukaan dan kondisi suhu
serta kelembapan yang memungkinkan mikroorganisme pembusuk tumbuh. Mikroorganisme
pembusuk merupakan faktor pembatas bagi masa simpan buah-buahan.
2

I.2 Rumusan masalah

1. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses pembusukan pada buah dan bagaimana cara
menyimpan buah agar dapat bertahan lama?
2. Apa perbedaan antara buah yang disimpan pada suhu ruangan dengan buah yang disimpan di
dalam kulkas?
3. Bagaimana pengaruh keadaan temperature atau suhu dalam pembusukan buah?
4. Apa solusi agar buah tidak cepat membusuk

I.3 Hipotesis awal

1. Setiap buah akan membusuk jika dibiarkan beberapa hari


2. Suhu, kelembaban dan ruangan tidak mempengaruhi proses dalam pembusukan buah
1

BAB II LANDASAN TEORI

II.1 Landasan Teori

Buah mempunyai kandungan air antara 80-95% sehingga sangat rentan terhadap kerusakan fisik,
kerusakan fisik dapat terjadi pada seluruh tahapan, mulai dari kegiatan sebelum panen, pemanenan,
penanganan, grading, pengemasan, transportasi, penyimpanan dan pemasaran. Kerusakan umum
terjadi adalah memar, terpotong, adanya tusukan-tusukan, bagian yang pecah, lecet dan abrasi.
Kerusakan dapat pula ditunjukkan oleh dihasilkannya stress metabolat (seperti getah), terjadinya
perubahan warna coklat dari jaringan rusak, menginduksi produksi gas etilen yang memacu proses
kemunduran produk. (Kitnoja, 2002)
Kerusakan fisik juga memacu kerusakan baik fisiologis maupun patologis (serangan mikroorganisme
pembusuk) (Kitnoja, 2002). Kehilangan air dari produk secara potensial terjadi melalui bukaan-
bukaan alami (stomata dan lentisel). Laju transpirasi atau kehilangan air dipengaruhi oleh faktor-
faktor internal (karakteristik morfologi dan anatomi, nisbah luas permukaan dan volume, pelukaan
pada permukaan dan stadia kematangan), dan faktor eksternal atau faktor-faktor lingkungan (suhu,
kelembaban, aliran udara dan tekanan atmosfer).
Pada permukaan produk terdapat jaringan yang mengandung lilin yang dinamakan cuticle yang dapat
berperan sebagai barier penguapan air berlebihan, serangan atau infeksi mikroorganisme pembusuk.
Sehingga secara umum infeksi mikroorganisme pembusuk terjadi melalui bagian-bagian yang luka
dari jaringan tersebut.
Sayuran dan buah banyak mengandung air dan nutrisi yang sangat baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme, buah yang baru dipanen sebenarnya telah di hinggapi oleh berbagai macam
mikroorganisme (mikroflora), baik yang dapat menyebabkan oembusukan maupun yang tidak
menyebabkan pembusukan (Supartha, 2001)
2

BAB III METODOLOGI PENGAMATAN

1. Alat dan bahan


a. Alat
 Piring
 Kertas
 Spidol
b. Bahan
 Buah Pisang dua sisir
 Buah mangga 2 biji
 Buah jeruk 2 biji

2. Cara Kerja
1. Pertama sediakan buah yang akan kita jadikan sebagai objek penelitian, disini kami.
menggunakan tiga jenis buah yaitu mangga,pisang dan jeruk.
2. Lalu letakan buah-buah tersebut di atas piring.
3. Beri label pada buah dengan kertas yang di tulis “bahan percobaan”.
4. Kemudian pisahkan beberapa buah yang akan di masukan kedalam kulkas dan yang akan
di letakan di luar ruangan.
5. Simpan buah selama beberapa hari dan lakukan pengamatan pada Buah selama sehari
sekali.
3

BAB IV HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
1. Pengamatan penunjang
 Keadaan suhu dan kelembaban udara
Suhu ruangan ditempat selama penelitian rata-rata 26, 04 C, selama penelitian
berlangsung suhu rata-rata pagi hari (jam 07:00 WITA) 23,76 C, siang hari (jam
12:00 WITA) 28,82 C dan sore hari (jam 17:00 WITA) 25,53 C, suhu dan
kelembaban sangat penting diperhatikan dan diketahui, karena kemunduran fisiologi
suatu produk buah dapat terjadi pada suhu tinggi .
Penyimpanan buah pada ruang terbuka dengan suhu rata-rata 25 C dapat
menurunkan daya tahan pada buah terutama dalam hal masa awetnya. Sebaliknya,
dengan suhu rendah terutama pada kulkas yang memiliki kisaran suhu antara 5
sampai -C dapat memperpanjang masa simpan buah
 Karakteristik buah
Sebelum melakukan perlakuan pada buah, tentunya kami dapat melihat dan
memprediksi bahwa pada hari ke-0 pengamatan, tampak ketiga buah tersebut
memiliki warna natural aslinya. Ditambah bentuknya masih agak padat namun
lembut.
2. Pengamatan utama
 Mutu fisik
Ternyata setelah 6 hari lamanya dilakukan pengamatan, bahwa bentuk fisik buah
sangat berbeda dengan pertama kalinya sebelum pengamatan. Hal ini dapat dilihat
dari bentuk buah yang agak lembek khususnya yang di luar ruangan. Kehilangan
berat atau susut bobot terutama disebabkan oleh kehilangan air sebagai akibat dari
proses penguapan. Menurut Tranggono dan Sutardi (1989), bahwa susut pascapanen
karena proses fisiologis adalah akibat terjadinya transpirasi, respirasi dan reaksi
lainnya yang di timbulkan oleh suhu antara 27-29 C dimana buah memiliki
kandungan air 80% dari berat buah yang sebagian dapat hilang karena proses fisiologi
tersebut, kehilangan air akan lebih cepat pada suhu tinggi dibandingkan dengan suhu
rendah. Dengan demikian ternyata penyebab lembeknya buah ini disebabkan oleh
menguapnya kadar air dalam buah oleh suhu yang sedikit panas dibandingkan di
dalam kulkas.
 Lama simpan
Lama simpan sangat mempengaruhi pada kualitas buah, buah yang disimpan pada
ruang terbuka dengan suhu rata-rata 25 C dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan penurunan mutu pada buah jika ytanpa diperlakukan baik, berbeda
dengan pisang yang disimpan di kulkas dengan suhu rendah walaupun jangka waktu
yang lama akan tetap bisa mempertahankan mutunya walaupun sedikit menurun dari
segi fisik dan warna.
1

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa proses pendinginan
dapat mempertahankan bahan atau buah dalam kondisi dingin selama dua hari maupun satu
minggu. Buah tidak mampu bertahan lama dalam kedaan suhu diluar pendingin karena
keadaan ini akan mengalami respirasi yang membuat buah mengalami perubahan fisik.
Misalnya perubahan warna tekstur berat rasa dan lain sebagainya. Jadi setelah kita diam kan
beberapa hari perubahan fisik buah yang di simpan di tempat yang suhunya berbeda maka
proses perubahan fisiknya juga berbeda. Apabila disimpan dilemari pendingin maka
perubahan fisiknya akan sedikit terlambat karena lemari tersebut dengan suhu sekian celcius
membuat buah tersebut sedikit awet. Perubahannya akan terlihat 5 sampai 6 hari. Sedangkan
disimpan di ruangan biasa maka proses perubahan fisiknya semakin cepat karena tidak ada
pembantu apapun. Jadi buah tersebut akan mudah mengalami perubahan seperti rasanya
warna kulitnya baunya dan lain sebagainya oleh karena itu kami menyarankan kepada para
pedagang buah khususnya petani dan semua masyarakat pada umumnya agar menyimpan
bahan yang tekstur dan kandungan air lumayan banyak , lebih baik disimpan di tempat yang
suhunya dingin seperti kulkas, agar awetnya lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA

Anon(2023). Diakses 3 September 2023, Dari http://e-journal.uajy.ac.id/12933/2/BL013391.pdf

Anda mungkin juga menyukai