Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dizaman sekarang semua serba canggih, kebutuhan akan peningkatan mutu
baik secara nasional maupun intenasional pun semakin meningkat. Dalam
praktikum mikroorganisme yang dilakukan di laboratorium dibutuhkan alat-alat
yang sangat mendukung dalam proses pengujian ataupun proses pembuatan media
dan sebagainya. Dalam kegiatan yang kita melakukan suatu pengujian tentunya alat
dan bahan yang kita gunakan harus bersih, maka dari itu dilakukan kegiatan
sterilisasi.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besar
bagi dunia kesehatan. Dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan
beberapa ilmuwan besar. Terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi,
tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril atau bersih untuk membantu
proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengedalikan dan
mencegah terjadinya infeksi.
Sterilisasi penghancuran atau pemusnahan seluruh mikroorganisme,
termasuk spora.penguapan dengan tekanan gas etilen oksida (ETO), dan kimia
merupakan agens sterilisasi umum. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk
membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika tumbuhan didalam suatu
medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Dalam sterilisasi
harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas seperti spora bakteri.
Selain itu srerilisasi adalah proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh
mikroorganisme. Ada juga yang menyebutkan sterilisasi yaitu proses atau kegiatan
membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi
secara umum mengacu pada setiap proses yang efektif untuk membunuh atau
menghilangkan dari semua organisme hidup. Untuk melakukan sterilisasi tentunya
diperlukan alat pensterilan. Dimana alat yang bisa digunakan yaitu autoklaf yang
bisa disebut dengan sterilisasi basah.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk
membunuh endosperma, yaitu sel restiten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan
terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik.
Autoklaf juga disebut dengan sterilisasi basah. Perlatan yang digunakan perlu
disterilisasi agar pada saat kontak dengan produk, tidak menyebaban kontaminasi.
Sebelum digunakan autolaf terlebih dahulu divalidasi untuk membuktikan bahwa
autolaf berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan material yang steril.
Tekanan yang digunakan adalah 15 Psi dengan suhu 121°C (250 F)dalam waktu 15
menit. Jadi tekanan ynag bekerja pada permukaan benda adalah 15 poin tiap inchi.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme.
Autoklaf ditunjukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi
oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Jika
objek yang disterlisasi tebal atau cukup banyak, transfer panas pada bagian autoklaf
akan melambat sehingga terjadi perpanjangan waktu total.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui fungsi dari bagian-bagian autoklaf
2. Untuk mengetahui kegunaan autoklaf dalam bidang kesehatan.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahu fungsi dari bagian-bagian autoklaf
2. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaaan autoklaf dalam bidang kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan menghancurkan atau memusnahkan
semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Hal ini
biasanya dilakukan dengan pemanasan atau penyaringan tetapi bahan kimia atau
radiasi juga dapat digunakan. Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur
simpan bahan pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di
dalamnya. Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat
mencemari produk pangan dan membuat makanan lebih cepat basi. Mikroorganisme
pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, kapang (jamur) dan khamir (yeast)
(Hiasinta, 2001).
Sterilisasi terdiri atas 3 bagian yaitu:
a. Sterilisasi Secara Mekanik (Filtrasi)
Sterilisasi dengan teknik filtrasi yaitu sterilisasi yang menggunakan
saringan berpori dengan ukuran sangat kecil (0,22 μm atau 0,45 μm) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
b. Sterilisasi Secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dapa dilakukan dengan cara pemanasan dan penyinaran
dengan sinar Ultra Violet (UV)
1) Pemanasan
a) Pemijaran (dengan api langsung), yaitu membakar alat pada nyala api
secara langsung seperti inokulum, pinset, druglasky.
b) Panas kering, yaitu sterilisasi dengan oven kira - kira pada suhu 60 –
1800C. Sterilisasi ini cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi.
c) Uap air panas, yaitu sterilisasi yang memiliki konsep hampir sama dengan
mengukus. Bahan yang menganandung air lebih tepat menggunakan
metode ini supaya tidar terjadi dehidrasi
d) Uap air bertekanan, yaitu sterilisasi dengan menggunakan autoclave
2) Penyinaran dengan Sinar Ultra Violet (UV)
Sinar UV dapat digunakan untuk proses sterilisasi misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
atau Laminar Hood dengan disinasi sinar UV.
c. Sterilisasi Secara Kimiawi
Sterilisasi ini biasanya menggunakan senawa desinfektan atau antiseptik
antara lain menggunakan alkohol. Dalam kaitan ini, desinfektan adalah senyawa
kimiawi yang digunakan untuk menekan atau membunuh mikroba pada
permukaan benda mati seperti kaca atau meja. (James G Cappucino, 1987)
B. Autoklaf
Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilisasi berbagai macam
alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air
panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm
dengan suhu 1210C selama 15 menit, tetapi jika digunakan suhu 1150C lama waktu
disarankan menjadi 20 menit (Lansing M. Presscott,dkk., 2005).
Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masak
pressure cooker , sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang dapat diisi air dan
ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus
diletakkan diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air
yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga tekanan didalam
autoklaf naik sampai melebihi tekanan normal. Kenaikan tekanan uap ini akan
menyebabkan air mendidih diatas 1000C. Apabila tekanan uap tidak diatur, maka
akan semakin bertambah tinggi .Oleh karena itu, tekanan perlu diatur sampai
mencapai 1,5kg/cm2 (Daisy, 2012) .
Gambar 1. 50X Electrical Model Autoclave
(Lion, 2013)
1. Prinsip Kerja Autoklaf
Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari uap air.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika temperatur di dalam autoklaf
mencapai 1210C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas
pada bagian dalam autoklaf akan melambat sehingga terjadi perpanjangan waktu
pemanasan total.

Gambar 2 . Prinsip Kerja Autoklaf


(Mikha, 2013)
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan
mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf.
Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup udara ditutup
sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan
temperatur yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber pemanas
dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai tekanan normal
(Mikha, 2013).
2. Jenis - Jenis Autoklaf
Autoklaf dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan perbedaan udara dari
autoklaf selama proses sterilisasi.
a. Gravity Displacement Autoclave
Dalam autoklaf ini udara yang dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi.
Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara,
sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan
memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke
bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara
semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf,
selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja
dengan cakupan suhu antara 121-134 °C dengan waktu 10-30 menit.
Gambar 3. Autoklaf jenis Gravity Displacement
b. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoklaf ini adalah jenis autoklaf yang dilengkapi pompa, yang
mengevakuasi hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerja autoklaf
ini dimulai dengan pengeluaran udara. Waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan proses ini adalah 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap
dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat pemvakuman udara, uap segera
berhubungan dengan seluruh permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan
suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan
suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit.

Gambar 4. Autoklaf jenis Prevacuum atau High Vacuum


c. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave adalah jenis autoklaf yang
menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer
dengan rangkaian berulang. Waktu siklus yang ada pada autoklaf ini
tergantung pada benda yang disterilisasi (Nilu Kumala, 2015)
Gambar 5. Autoklaf jenis Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
(Nilu Kumala, 2015)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Tombol Pengatur Waktu
2. Katup Uap
3. Pengukur Tekanan
4. Katup Pengaman
5. Tombol On Off
6. Termometer
7. Lempeng Sumber Panas
8. Skrup Pengamanan
9. Angsa
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini membahas tentang sterilisasi autoklaf yang bertujuan
untuk mengetahui fungsi dari bagian-bagian autoklaf dan mengetahui kegunaan
autoklaf dalam bidang kesehatan. Sterilisasi adalah proses atau kegiatan
menghancurkan atau memusnahkan semua mikroorganisme termasuk spora, dari
sebuah benda atau lingkungan. Hal ini biasanya dilakukan dengan pemanasan atau
penyaringan tetapi bahan kimia atau radiasi juga dapat digunakan.
Metode yang lazim digunakan untuk mensterilkan media ialah
menempatkannya dalam autoklaf yang sebetulnya merupakan panci masak
bertekanan besar dan dielaborasi. Autoklaf menggunakan uap bertekanan untuk
menaikkan suhu barang yang sedang disterilkan sampau suatu taraf yang mematikan
semua bentuk kehidupan. Untuk sterilisasi rutin, autoklaf biasanya dioperasikan
pada tekanan uap 15 lb/in2. Pada tekanan tersebut, suhu menjadi 121oC. waktu yang
diperlukan pada suhu ini adalah 15-20 menit. Apabila medium berukuran besar
disterilkan, maka waktu yang diperlukan akan lebih panjang karena panas
memerlukan waktu untuk menembus bahan tersebut (Volk dan Wheeler, 1993).
Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan alat dan bahan
dengan dilengkapi pangaturan suhu dan waktu. Uap dibawah tekanan adalah agen
sterilisasi yang efisieni dan cara utama yang digunakan adalah untuk mensterilkan
pembalut peralatan, media, dan barang-barang yang akan terkontaminasi untuk
pembedahan. Suhu sterilisasi tergantung pada tekanan uap. Biasanya suhu uap
adalah 100oC dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Apalagi uap dibatasi
dengan bejana yang tertutup tekanannya akan naik, suhu uap akan naik dengan
sebanding. Pada tekanan 15 pon setiap inci persegi (1,05 kg/cm2). Suhu uap
mencapai 121oC, ini adalah suhu yang paling umum digunakan untuk sterilisasi
(Volk dan Wheeler, 1993).
Pada prinsipnya, sterilisasi autoklaf menggunakan panas dan tekanan dari uap
air. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika temperatur di dalam
autoklaf mencapai 1210C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak,
transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam
autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara
yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,
katup udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai
tekanan dan temperatur yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber pemanas
dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai tekanan normal
(Mikha, 2013).
Prosedur percobaan sterilisasi menggunakan autoklaf yaitu tutup autoklaf
dibuka dan air yang terdapat dalam autoklaf diperiksa apakah sudah sukup atau
kurang. Setelah itu, alat dan bahan yang hendak disterilkan dimasukkan ke dalam
autoklaf dan tutup autoklaf ditutup. Kompor dinyalakan (3 kompor) hingga panas
dan katup pembuangan ditutup. Setelah ditutup dan mencapai suhu 115oC, 2
kompor dimatikan. Pada suhu 121oC, timer dinyalakan (10-15 menit untuk bahan,
15-20 menit untuk alat). Ditunggu hingga alarm berbunyi kemudian tombol
kompor dimatikan dan autoklaf dimatikan pula. Kemudian katup pembuangan
dibuka dan ditunggu hingga suhunya turun higga menjadi 0oC. Autoklaf dibuka
dan alat atau bahan yang sudah steril diambil dan dibawa ke ruangan yang steril
agar tidak terkontaminasi.
Pada percobaan, tidak dilakukan sesuai prosedur. Pada saat suhu sudah
mencapai 115oC, yang dimatikan hanya 1 kompor. Timer juga hanya diatur sekitar
1 menit. Hal ini dikarenakan waktu praktikum yang terbatas.
Penggunaan autoklaf yang benar adalah salah satu cara yang meyakinkan,
pengoprasian yang salah dapat menimbulkan hasil yang tidak diinginkan dalam
sterilisasi peralatan. Penggunaan autoklaf yang tidak benar biasanya disebabkan
oleh kelalaian untuk mengeluarkan semua udara sebelum menutup katup buangan
dan membebani autoklaf secara berlebihan atau pengemasan yang tidak benar.
Semua udara harus didesak keluar autoklaf apabila menginginkan suhu yang tepat
untuk dicapai.
Cara perawatan autoklaf yaitu pastikan listrik selalu stabil, gunakan selalu
minimal aquadest, selalu kuras air pada chamber autoclave (max 5 x operasional),
pastikan air dalam chamber selalu cukup, selalu kalibrasi autoklaf, (setahun
sekali). Cara kalibrasi autoklaf yaitu untuk mendeteksi jika autoklaf bekerja
dengan baik atau sempurna dapat digunakan dengan pengujian mikroba yang
besifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus Stearothermophilius.
Dalam bentuk kertas spora strip dimasukan kedalam autoklaf dalam disterilkan,
setelah proses sterilisasi kemudian ditumbuhkan pada media. Jika media tetap
bening maka autoklaf bekerja secara baik.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini adalah sebagi berikut:
1. Fungsi bagian-bagian autoklaf yaitu: Tombol pengatur waktu (timer)
berfungsi untuk mengatur waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi,
sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang dibutuhkan. Katup uap
berungsi sebagai tempat keluarnya uap air. Pengukur tekanan berfungsi
untuk mengetahui besar tekanan uap yang ada dalam autoklaf saat proses
sterilisasi tengah berlangsung. Katup pengaman berfungsi sebagai penahan
atau pengunci penutup autoklaf. Tombol on/off berfungsi untuk
menghidupkan atau mematikan mesin autoklaf. Lempeng yaitu sumber
panas yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas. Angsa
berfungsi sebagai batas penambahan air.
2. kegunaan autoklaf dalam bidang kesehatan yaitu untuk mensterilkan alat-
alat medis yang digunakan pada tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Daisy. 2012. Autoklaf. Bandung: Penerbit Kanisius


Hiasinta, S. 2013. Sterilisasi. Jakarta: Seminar Universitas Indonesia
James, G. Cappucino dan Sherman N. 1987. Microbiology : A Laboratory Manual. The
Benjamin Publishing Company. Inc. Rockland Community College State
University of New York
Lansing, M. Presscott, Harley John P., Kleien Donald. 2005. Microbiology 6th Ed.
New York: The Mc Graw – Hill Book Company Inc.
Lion, Anggi. 2013. 50X Electrical Model Autoclave. Panduan Penggunaan Autoklaf.
Mikha, S. 2013. Prinsip Kerja Autoklaf. Panduan Penggunaan Autoklaf.
Nilu, Kumala. 2015. Agricultural Process Engineering, 3rd Ed. USA: The AVI Publ.
Inc. Wesport
Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jasad V. Jakarta : Erlangga.
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI II
PERCOBAAN I
ALAT STERILISASI AUTOKLAV

Disusun Oleh:

Nama : Toang Wangi Satri


Nim : A201701013
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas : C1
Asisten : Sitti Arni

LABORATORIUM KIMIA KLINIK


PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2018

Anda mungkin juga menyukai