PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangsn zaman, manuia atau ahli medis
menggunakan teknologi untuk membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan
tehnologi tersebut terhadap mahkluk hidup juga harus diperhatikan agar tidak
malah memperburuk keadaan pasien. Salah- satu teknologi yang
dhikembangkan dikalangan ahli medis untuk mengobati pasienya adalah Sinar
X. Ahli medis menggunakan Sinar X untuk memotret kedudukan
tulang atau organ dalam tubuh manusia.
Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan
yang dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat
diagnosis dan terapi di bidang kedokteran . Perangkat sinar-X untuk diagnosis
disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec
(Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi maka photo Rontgen
dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut
dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan). Adanya peralatan peralatan
yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan
pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat. Tetapi apakah penggunaan Sinar X itu tidak berbahaya bagi
manusia. Padahal daya tembus Sinar X cukup besar, apakah jaringan tubuh
manusia aman kalau terkena paparan sinar-x terlalu lama. Dan sinar X juga
merupakan salah satu gelombang elektromaknetik yang dimana radiasi dari
gelombang elektromaknetik bisa membahayakan kesehatan manusia.
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada
tahun 1895. Karena asalnya tidak diketahui waktu itu maka disebut sinar-X.
Sinar-X digunakan untuk tujuan pemeriksaan yang tidak merusak pada
material maupun manusia. Selain itu, sinar-X juga digunakan untuk
menghasilkan pola difraksi tertentu yang dapat digunakan dalam analisis
kualitatif dan kuantitatif material.
Sinar-X merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi
sekitar 200 eV sampai 1 MeV. Sinar-X dihasilkan oleh interaksi antara berkas
elektron eksternal dengan elektron pada kulit atom. Spektrum sinar-X
memilki panjang gelombang 10-5 – 10 nm, berfrekuensi 1017 -1020 Hz dan
memiliki energi 103 -106 eV.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian X-Ray Diffraction (XRD)?
2) Apa saja komponen-komponen yang terdapat pada X-Ray
Diffractometer?
3) Prinsip Kerja X-Ray Diffractometer
C. TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian X-Ray Diffraction (XRD)?
2) Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen yang terdapat pada X-
Ray Diffractometer?
3) Mengetahui prinsip kerja dari X-Ray Diffractometer
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian X-Ray Diffraction (XRD
XRD merupakan teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi fasa
kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta
untuk mendapatkan ukuran partikel. Karakterisasi menggunakan metode
difraksi merupakan metode analisa yang penting untuk menganalisa suatu
Kristal.
Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekul
molekul zat padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur
dalam tiga dimensi. Pada hubungan lokal yang teratur, suatu kristal harus
memiliki rentang yang panjang pada koordinasi atom-atom atau ion dalam
pola tiga dimensi sehingga menghasilkan rentang yang panjang sebagai
karakteristik dari bentuk kristal tersebut
XRD dapat memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada padatan
atau sampel. XRD digunakan untuk beberapa hal yaitu (1) pengukuran jarak
rata-rata antara lapisan atau baris atom; (2) penentuan kristal tunggal; (3)
penentuan struktur kristal dari material yang tidak diketahui dan (4) mengukur
bentuk, ukuran, dan tegangan dalam dari kristal kecil.
XRD memberikan data-data difraksi dan kuantisasi intensitas difraksi
pada sudut-sudut dari suatu bahan. Data yang diperoleh dari XRD berupa
intensitas difraksi sinar-X yang terdifraksi dan sudut-sudut 2θ. Tiap pola yang
muncul pada pola XRD mewakili satu bidang kristal yang memiliki orientasi
tertentu.
Suatu kristal memiliki susunan atom yang tersusun secara teratur dan
berulang, memiliki jarak antar atom yang ordenya sama dengan panjang
gelombang sinar-X. Akibatnya, bila seberkas sinar-X ditembakkan pada suatu
material kristalin maka sinar tersebut akan menghasilkan pola difraksi khas.
Pola difraksi yang dihasilkan sesuai dengan susunan atom pada kristal
tersebut.
Berkas sinar-x yang dihasilkan oleh sebuah sumber dapat terdiri atas dua
jenis spektrum, yaitu spetrum kontinyu dan spektrum diskrit. Spektrum
kontinyu dan spektrum diskrit masing-masing sering juga disebut
polikromatik dan monokromatik. Spektrum kontinyu sinar-x timbul akibat
adanya pengereman elektron-elektron yang berenergi kinetic tinggi oleh
anoda. Pada saat terjadi pengereman tersebut, sebagian dari energi kinetiknya
diubah menjadi sinar-x. Proses pengereman ini dapat berlangsung baik secara
tiba-tiba ataupun secara perlahan-lahan, sehingga energi sinar-x yang
dihasilkannya akan memiliki rentang energi yang sangat lebar. Jika elektron-
elektron tersebut direm secara tiba-tiba, maka seluruh energi kinetiknya akan
diubah seketika menjadi energi sinar-x dan energi panas yang numpuk pada
anoda.
Energi sinar-x ini merupakan energi tertinggi tertinggi yang dapat
dihasilkan oleh sebuah sumber sinar-x. Atau dengan kata lain panjang
gelombang sinar-x ini merupakan panjang gelombang terpendek (λmin) yang
dapat dihasilkan oleh sebuah sumber. Tetapi jika elektron-elektron itu direm
secara perlahan, maka energi kinetiknya akan diubah secara perlahan pula
menjadi energi sinar-x dan energi panas, sehingga sinar-x yang dihasilkannya
akan berenergi yang bervariasi sesuai dengan besarnya energi kinetik yang
diubahnya. Sinar-x ini akan memiliki panjang gelombang (energi) yang
berbeda, sehingga karena itulah sinar-x ini sering disebut sinar-x
polikromatik. Sinar-x yang dihasilkan oleh adanya pengereman elektron baik
secara tiba-tiba atau pun secara perlahan sering disebut sinar-x
bremsstrahlung.
Menurut pendekatan Bragg, kristal dapat dipandang terdiri atas bidang-
bidang datar (kisi kristal). Jika sinar-X ditembakkan pada tumpukan bidang
datar tersebut, maka beberapa akan didifraksikan oleh bidang tersebut dengan
sudut difraksi yang sama dengan sudut datangnya, seperti yang diilustrasikan
dalam Gambar 1, sedangkan sisanya akan diteruskan menembus bidang.
a. Sinar – X
1) Prinsip Kerja Sinar-X
Sinar-X merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik
yang mempunyai energi antara 200 eV–1 MeV dengan panjang
gelombang antara 0,5–2,5 Ǻ. Panjang gelombangnya hampir sama
dengan jarak antara atom dalam kristal, menyebabkan sinar-X
menjadi salah satu teknik dalam analisa mineral (Suryanarayana
dan Norton, 1998). Elektron-elektron pada atom akan membiaskan
berkas bidang yang tersusun secara. Difraksi sinar-X oleh atom-
atom pada bidang atom paralel a dan a1 yang terpisah oleh jarak d.
Dianggap bahwa dua berkas sinar-X i1 dan i2 yang bersifat paralel,
monokromatik dan koheren dengan panjang gelombang λ datang
pada bidang dengan sudut θ. Jika kedua berkas sinar tersebut
berturut-turut terdifraksi oleh M dan N menjadi i1 ’ dan i2 ’ yang
masing-masing membentuk sudut θ terhadap bidang dan bersifat
paralel, monokromatik dan koheren, perbedaan panjang antara i1 –
M – i1 ’ dengan i2 – N – i2 ’ adalah sama dengan n kali panjang
gelombang, maka persamaan difraksi dapat dituliskan sebagai
berikut:
n λ = ON + NP atau
n λ = d sin θ + d sin θ = 2 d sin θ
listrik.
Skema tabung sinar-X (Suryanarayana, 1998)
Untuk dapat menghasilkan sinar-X dengan baik, maka logam yang
digunakan sebagai target harus memiliki titik leleh tinggi dengan
nomor atom (Z) yang tinggi agar tumbukan lebih efektif. Logam yang
biasa digunakan sebagai target ( anoda) adalah Cu, Cr, Fe, Co, Mo dan
Ag
3) Karakteristik Sinar-X
Sinar-X dapat pula terbentuk melalui proses perpindahan
elektron suatu atom dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat
energi yang lebih rendah.Adanya tingkat-tingkat energi dalam
atom dapat digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum
sinar-X dari suatu atom. Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini
mempunyai energi yang sama dengan selisih energi antara kedua
tingkat energi elektron tersebut. Karena setiap jenis atom memiliki
tingkat-tingkat energi elektron yang berbeda-beda maka sinar-X
yang terbentuk dari proses ini disebut karakteristik Sinar-X.
Ilustrasi transisi elektron dalam sebuah atom (Beck, 1977)
dengan ;
n : orde difraksi ( 1,2,3,…)
λ : Panjang sinar-X
d : Jarak kisi
θ : Sudut difraksi
Bentuk keluaran dari difraktometer dapat berupa data analog atau
digital. Rekaman data analog berupa grafik garis-garis yang terekam per
menit sinkron, dengan detektor dalam sudut 2θ per menit, sehingga
sumbu-x setara dengan sudut 2θ. Sedangkan rekaman digital
menginformasikan intensitas sinar-X terhadap jumlah intensitas cahaya
per detik.
throughput tinggi.