Anda di halaman 1dari 12

I.

MASTER FORMULA
Poety Prawesty, dkk (AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA DARI SEDIAAN
SIRUP KONSENTRAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)
Konsentrat Kulit Buah Manggis 281 gr
Carboxy methyl celullosa
Stevia non kalori
Vitamin C
II. RANCANGAN FORMULA
Nama Produk : Mangosir®
Jumlah Produk : 10 botol
Tanggal Produksi : 18 Desember 2018
NO. Registrasi : TR1823012A1
No. Batch : T11200118
Komposisi Formula : Tiap 30 ml botol sirup mengandung :
Konsentrat Kulit Buah Manggis 281 gr
Carboxymethylcelullosa 20 %
Stevia non kalori 30%
Vitamin C 0,1 %
Oleum rosea 0,1 %
Aquades add ` 100%
Pabrikan Nama Produk No. Reg
:TR182300011
PT. Mangoskap® No. Batch :T10200118
Mandala Master Formula Dibuat Oleh Disetujui Oleh :
Farma 18 Desember 2018 : Kelompok 2 Selpirahmawati
Saranani S.Farm.,
M.Si
Kode Nama Bahan Kegunaan Perdosis Perbatch
Bahan
KGM Konsentrat kulit Zat Aktif 281 gr 2810 gr
manggis
CMC Carboxymethylcelullosa Agen 6 gr 60 gr
pensuspensi
STV Stevia non kalori Pemanis 9 gr 90 gr
VITC Vitamin C Antioksidan 0,03 gr 0,3 gr
&Pengawet
OLC Oleum Citri Pengaroma 0,1 gr 1 gr

III. Alasan Penambahan


a. Zat Aktif:
Salah satu tumbuhan yang berefek sebagai antidiabetes mellitus
adalah tumbuhan manggis yang terletak pada kulit buahmanggis. Secara
empiris, bagian dari kulit buah manggis dapat digunakan sebagai agen
hipoglikemik. Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis
yang memiliki aktivitas farmakologi merupakan golongan xanton
(Nugroho,2009).
Kulit manggis mengandung xanton sebanyak 107,76 mg per-100 g
kulit buah. Xanton tidak ditemukan pada buah-buahan lain, oleh karena
itu manggis dijuluki queen of fruits atau ratubuah. Buah manggis juga
mengadung katekin, potasium, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1,
vitaminB2, vitamin B6, dan vitamin C (Chivapat, 2011).
Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa ekstrak kulit buah
manggis (Garcinia mangostanaL.) memiliki kandungan antioksidan dan
memiliki efek anti hiperglikemik terhadap tikus putih jantan galur
wistar (Ratus norvegicus) dan mencit (Musmusculus) yang diinduksi
sukrosa. (Manurung dkk., 2011; Pasaribu dkk., 2012).
Kulit buah manggis ini dapat dimanfaatkan menjadi suatu sediaan
yang disukai masyarakat yang menderita penyakit diabetes. Salah
satunya dalam bentuk sirup konsentrat. Penggunaan sirup konsentrat
ini sebagai sirup terpilih dikarenakan kandungan senyawa aktif yang
dimilikinya.
Indikasi : antidiabetes
Dosis : 100 mg/kgBB
b. Zat tambahan:
1) Karboksi metal selulosa natrium Sebagai Agen Pensuspensi
Karboksi metil selulosa natrium secara luas digunakan dalam
formulasi farmasi oral dan topikal, terutama untuk meningkatkan
sifat viskositasnya. Larutan berair kental digunakan untuk
menangguhkan bubuk yang ditujukan untuk aplikasi topikal atau
pemberian oral dan parenteral.
Karboksimetil selulosa natrium juga dapat digunakan sebagai
pengikat tablet dan disintegrant, dan untuk menstabilkan emulsi
(Rowe, 2009 Hal :118)
CMC dalam produk minuman berperan sebagai bahan
penstabil. CMC dapat membentuk sistem dispersi koloid dan
meningkatkan viskositas sehingga partikel-partikel yang tersuspensi
akan tertangkap dalam sistem tersebut dan tidak mengendap oleh
pengaruh gaya gravitasi. CMC dapat mencegah pengendapan protein
pada titik isoelektrik dan meningkatkan viskositas produk pangan,
disebabkan bergabungnya gugus karboksil CMC dengan gugus
muatan positif dari protein (Kusbiantoro, Herawati dan Azha,2005).
2) Stevia Non Kalori Sebagai Pemanis
Beberapa kelebihan stevia antara lain :
a) Stevia adalah produk alami dan bukan sintetik pemanis stevia
(steviusida) tidak mengandung kalori.
b) Daun stevia sebagai pemanis dapat digunakan langsung secara
alami sehingga dalam jumlah kecil dapat digunakan untuk
berbagai kebutuhan
c) Tidak beracun
d) Daun serta ekstrak steviusida murni dapat dimasak langsung
 Stabil bila dipanaskan hingga 2000C
 Non fermentasi
 Memiliki nilai rasa tinggi
 Teruji secara klinis dan sering digunakan oleh manusia tanpa
da pengaruh negative (Mishra, 2010).
Stevia sebagai pemanis alami mengandung selaruh glikosida
dalam daunnya, dan steviusida merupakan komponen yang paling
banyak terkandung (5-22% dari berat kering daunnya) sehingga,
tanaman stevia sering disebut juga dengan rumput manis, daun
manis, herba manis, dan daun madu, dikarenakan stevia memiliki
tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dibandingkan dengan gula
(Innamake, 2010)
3) Asam askorbat Sebagai Antioksidan & Pengawet
Asam askorbat digunakan sebagai antioksidan dalam formulasi
farmasi berair pada konsentrasi 0,01-0,1% b / v. Asam askorbat telah
digunakan untuk menyesuaikan pH larutan untuk injeksi, dan
sebagainya sebagai tambahan untuk cairan oral. Itu juga banyak
digunakan dalam makanan antioksidan. Asam askorbat telah terbukti
bermanfaat sebagai zat penstabil dalam campuran misel yang
mengandung tetrazepam (Rowe, 2009 Hal : 43)
Vitamin C mempunyai efek multifungsi, tergantung pada
kondisinya. Vitamin C ini dapat berfungsi sebagai antioksidan,
proantioksidan, pengikat logam, pereduksi dan penangkap oksigen.
Dalam bentuk larutan yang mengandung logam vitamin C bersifat
sebagai proantioksidan dengan mereduksi logam yang menjadi
katalis aktif untuk oksidasi dalam tingkat keadaan rendah. Bila tidak
ada logam,vitamin C sangat efektif sebagai antioksidan pada
konsentrasi tinggi. Tubuh sangat memerlukan vitamin C, karena
kekurangan vitamin C dalam darah dapat menyebabkan beberapa
penyakit seperti: asma, kanker, diabetes, dan penyakit hati. Selain
dari pada itu vitamin C dapat memperkecil terbentuknya penyakit
katarak dan penyakit mata.
4) Oleum Citri Sebagai Pengaroma
Oleum Citrii juga ditambahkan untuk memperbaiki bau dari
sirup konsentrate kulit manggis (Garcinia Mangostana Linn.)
IV. Uraian Bahan
1. Asam Askorbat ( Rowe, 2009 Hal : 43)
Nama Resmi : Ascorbic Acid
Nama Lain : Acidum ascorbicum; C-97; cevitamic acid; 2,3-
didehydroL-threo-hexono-1,4-lactone; E300; 3-
oxoL-gulofuranolactone, enol form; vitamin C.
Rumus Molekul : C6H8O6
Berat Molekul : 176.13
Pemerian : Asam askorbat terjadi sebagai bubuk kristal
berwarna putih ke cahaya kuning, non
hygroscopic, tidak berbau, atau kristal tidak
berwarna dengan rasa asam yang tajam. Secara
bertahap warnanya menjadi gelap saat terpapar
cahaya.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol (95%) P, Praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam benzene P.
Kegunaan : Sebagai pengawet dan antioksidant.
Inkompabilitas : Tidak sesuai dengan alkali, ion logam berat,
terutama tembaga dan besi, bahan pengoksidasi,
methenamine, phenylephrine hydrochloride,
pyrilamine maleate, salicylamide, sodium nitrite,
sodium salicylate, theobromine salicylate, dan
picotamide. Selain itu, asam askorbat telah
ditemukan mengganggu tes kolorimetri tertentu
dengan mengurangi intensitas warna yang
dihasilkan.
Stabilitas : Dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif
stabil di udara. Dengan tidak adanya oksigen
dan zat pengoksidasi lainnya juga panas stabil.
Asam askorbat tidak stabil dalam larutan,
terutama larutan alkalin, mudah mengalami
oksidasi saat terpapar udara.
Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya dan
panas dan dikatalisis oleh jejak tembaga dan
besi. Larutan asam askorbat menunjukkan
stabilitas maksimum sekitar pH 5.4. Solusi dapat
disterilkan dengan penyaringan.
Bahan curah harus disimpan dalam wadah non-
logam tertutup yang baik, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk dan kering..
2. Oleum Citrii ( FI Edisi III, 1979 Hal : 455)
Nama Resmi : OLEUM CITRII
Nama Lain : Minyak Jeruk
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau
khas rasa pedas dan agak pahit.
Kelarutan : Larut dalam 12 bagian volume etanol (90%) P,
larutan agak beropalesensi, dapat bercampur
dengan etanol mutlak P.
Kegunaan : Sebagai Pengaroma
3. NaCMC (Rowe, 2009 Hal : 118)
Nama Resmi : CARBOXY METHYL CELLULOSE SODIUM
Nama Lain : Akucell; Aqualon CMC; Aquasorb; Blanose;
Carbose D; carmellosum natricum; Cel-O-
Brandt; cellulose gum; Cethylose; CMC sodium;
E466; Finnfix; Glykocellan; Nymcel ZSB; SCMC;
sodium carboxy methyl cellulose; sodium
cellulose glycolate; Sunrose; Tylose CB; Tylose
MGA; Walocel C; Xylo-Mucine.
Pemerian : Karboksi metal selulosa natrium terjadi sebagai
putih sampai hampir putih, tidak berbau, tidak
berasa, butiran granular. Ini higroskopis setelah
pengeringan.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%),
eter, dan toluene. Mudah tersebar di air pada
semua suhu, membentuk larutan koloid yang
jernih. Kelarutan berair bervariasi dengan tingkat
substitusi
Kegunaan : Sebagai agen pensuspensi
Inkompabilitas : Karboksi metal selulosa natrium tidak sesuai
dengan larutan asam kuat dan dengan garam
terlarut dari besi dan beberapa logam lain,
seperti aluminium, merkuri, dan seng. Ini juga
tidak sesuai dengan permen xanthan. Presipitasi
dapat terjadi pada pH <2, dan juga ketika
dicampur dengan etanol (95%). Carboxy methyl
cellulose sodium membentuk coacervates
kompleks dengan gelatin dan pektin. Ini juga
membentuk kompleks dengan kolagen dan
mampu memicu protein tertentu yang
bermuatan positif.
Stabilitas : Karboksi metal selulosa natrium adalah stabil,
meskipun bahan higroskopis. Di bawah kondisi
kelembaban tinggi, natrium karboksi metal
selulosa dapat menyerap sejumlah besar (> 50%)
air.
V. Perhitungan
A. Perhitungan Dosis
1. Konsentrate Kulit Manggis
Perdosis : 281 gr
Perbatch : 281 grx 10 botol =281o gr
2. Carboxymethylcelullosa
20
Perdosis : 100 x 30 ml = 6 gr

Perbatch : 6 gr x 10 botol = 60 gr
3. Stevia
30
Perdosis : 100 x 30 ml = 9 gr

Perbatch :9 gr x 10 botol = 90 gr
4. Vitamin C
0,1
Perdosis : 100 x 30 ml = 0,03 gr

Perbatch : 0,03 gr x 10 botol = 0,3 gr


5. Oleum rosae
Perdosis : 0,1 gr
Perbatch : 0,1 gr x 10 botol= 1 gram
VI. Cara Kerja
1. Sirup dibuat dengan cara melarutkan stevia non kalori dalam aquadest
di dalam beaker glass di atas magnetic stirrer dengan suhu 900 C dan
kecepatan pengadukan 400rpm.
2. Jika timbul busa, maka pengadukan bertujuan untuk menghilangkan
busa.
3. Larutan gula tersebut kemudian ditambahkan CMC Na sampai larut
dan bahan lain berturut-turut Konsentrate kulit manggis, Vitamin C
dan perisa rasa jeruk.
4. Ditambahkan aquades hingga mencapai 30 ml
5. Dimasukkan dalam botol syrup
6. Dilakukan evaluasi sediaan
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI :


Jakarta.
Chivapat S, Chacalittumrong P, Wongsin P. Chronic toxicity of garcinia
mangostanalinn. Thai J Vet Med. 2011;41(1):45-53
Kusbiantoro, B., H. Herawati, dan A. B. Ahza. 2005. Pengaruh jenis dan
konsentrasi bahan penstabil terhadap mutu produk velva labu Jepang. J.
Hort. 15 (3): 66-77.
Manurung S, Barung E, Bodhi W.(2011). Efek Antihiperglikemia Dari ekstrak
kulit Buah Manggis (garcinia manggostanaL) Terhadap Tikus Putih
Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus L) Yang Diinduksi Sukrosa.
Nugroho. A. E. 2009. Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah Yang
Terbuang Hingga Menjadi Kandidat SuatuObat. Laboratorium
Farmakologi dan Toksikologi, Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik,
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.
Pasaribu, F., Sitorus, P.,&Bahri, S., (2012).The Test of Ethanol Extract
ofMangosteen Rind(Garcinia mangostana L.) to Decrease Blood Glucose
Level. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012Vol.1 (1): 1-
Ramachandran, Ambady & Snehalata, C., 2009, Diabetes Melitus; In:
Gibney, B.J., Margetts, B.M., Kearney,J.M., & Arab, L., Gizi Kesehatan
Masyarakat, diterjemahkan oleh Hartono, A., Jakarta: EGC, hal 407-408
Rowe, 2009.Handbook of Pharmaceutical Excipients.Royal Pharmaceutical
Society of Great Britain, London, UK
Yatman, E. 2012. Kulit Buah Manggis Mengandung Xanton Yang Berkhasiat
Tinggi. Universitas : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai