IV.1
PENDAHULUAN
Energi dikenal dalam berbagai bentuk. Beberapa dijumpai dalam bidang teknik kimia
diantaranya sebagai berikut :
Energi dalam
Energi kinetik
Energi potensial
Energi mekanik
Energi panas (kalor)
Dalam bidan teknik kimia didapati banyak masalah perpindahan panas. Pengetahuan
tentang mekanisme perpindahan panas mutlak diperlukan untuk dapat memahami peristiwa
yang berlangsung didalam pemanasan, pendinginan, pengeringan, distilasi, evaporasi,
kondensasi dan lain-lainnya.
Ada tiga cara perpindahan panas yang mekanismenya sama sekali sangat berlainan,
yaitu :
Secara molekuler
Secara aliran
Secara gelombang elektromaknit
: disebut KONDUKSI
: disebut KONVEKSI
: disebut RADIASI
Dalam zat yang tidak bergerak misalnya padatan. Panas berpindah hanya secara
konduksi. Dalam hal ini panas berpindah karena getaran molekul dari satu molekul ke
molekul yang lain. Besarnya fluksi panas antara dua tempat dalam padatan dinyatakan
dengan HUKUM FOURIER :
Q=kA
dTx
dx
(Persamaan IV.1)
Logam memiliki koefisien konduksi panas yang besar harganya dan penghantar panas
yang baik. Sebaliknya asbes memiliki koefisien konduksi panas yang kecil harganya dan
insulasi panas yang baik.
Didalam fluida terjadi juga konduksi panas, akan tetapi panas lebih banyak
dipindahkan secara konveksi. Dalam hal ini panas berpindah karena terbawa massa fluida
yang bergerak sebagai aliran. Jadi konveksi hanya dapat terjadi dalam suatu fluida.
Berdasarkan gerakan fluida, terdapat dua cara konveksi
1. Konveksi Alamiah
Dalam konveksi alamiah, gerakan fluida disebabkan oleh perbedaan densitas antara
beberapa tempat karena adanya selisih antara tempat-tempat tersebut.
2. Konveksi Paksa
Dalam konveksi paksa, gerakan fluida disebabkan usaha dari luar terhadap fluida
umpamanya oleh sebuah pompa atau kompresor.
(Persamaan IV.3)
K-4 dalam satuan SI dan 1,355 x 10-12 kal detik-1 cm-2 K-4
Panas selalu berpindah dari tempat dengan temperatur tinggi ke tempat dengan
temperatur rendah. Untuk perpindahan panas, selisih temperatur itu merupakan gaya
geraknya.
IV.2
PERSAMAAN ENERGI
Untuk penurunan persamaan energi akan dipakai lagi unsur volum silinder Gb. IV. 1.
Berdasarkan apa yang telah dibahas dalam pendahuluan, neraca energi akan dibuat untuk
bentuk-bentuk energi yang dijumpai dalam teknik kimia dan disusun sebagai berikut :
(laju akumulasi energi dalam dan energi kinetis) = (selisih laju alir energi dalam
dan kinetis antara yang masuk dan keluar oleh konveksi) + (selisih laju perpindahan
panas karena konduksi) + jumlah usaha yang dikerjakan oleh lingkungan pada sistem).
(Persamaan IV.4)
Lebih dahulu masing-masing suku dalam persamaan laju akumulasi energi dalam dan
energi kinetis akan dihitung satu demi satu.
laju akumulasi=r r z
1
+ v 2
t
2
)
(Persamaan IV.5)
Disini adalah jumlah energi dalam persatuan massa sehingga persamaan akumulasi
menyatakan perubahan energi dalam dan energi kinetis per satuan waktu dalam unsur
volume.
Selisih laju alir energi dalam dan energi kinetis karena konveksi adalah :
{(
)| (
)|
{(
)| (
)|
{(
)| (
)|
Ke-arah r :
1
1
r z v r + v 2 rv r + v 2 r + r
2
2
Ke-arah :
1
1
r z v + v 2 v + v 2 +
2
2
Ke-arah z :
1
1
r r v z + v 2 zv z + v 2 z+ z
2
2
(Persamaan IV.6)
Selisih laju perpindahan panas karena konveksi adalah :
r z { qr|r q r|r + r }+ r . z { q|q|+ }+r . r { q z|z q z| z+ z }
(Persamaan IV.7)
USAHA yang dilakukan lingkungan terhadap unsur volume terdiri atas dua bagian,
yaitu usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya permukaan (tekanan dan tegangan geser) dan
usaha usaha yang dilakukan oleh gaya volume (gravitasi). Untuk memudahkan memahami
yang diuraikan dibawah ini perlu dingat, bahwa :
Usaha = (gaya) x (jarak dalam arah gaya)
Laju pengerjaan usaha = daya = (gaya) x (kecepatan ke arah gaya)
Selisih usaha oleh tekanan adalah :
r z { ( p v r )|r ( p v r )|r + r }+ r z {( p v )|( p v )|+ }+ r r { ( p v z )| z( p v z )| z+ z }
(Persamaan IV.8)
Selisih usaha oleh tegangan geser adalah :
r z {( rr v r + r v + rz v z )|r ( rr v r + r v + rz v z )|r + r }+ r z {( r v r + v + z v z )| ( r v r + v + z
(Persamaan IV.9)
Selisih usaha oleh gravitasi adalah :
z
v r g r +v g +v z g
+r r z
(Persamaan IV.10)
Kalau dari persamaan (IV.5) s/d (IV.10) disusun neraca, kemudian neraca itu dibagi
dengan volume r r z dan akhirnya diambil limit dari masing-masing suku pada
waktu , r
dan z
1
+ v 2 =
t
2
z
v r g r +v
{ (
)} (
v r + v 2 +
v + v 2 + v z + v 2
qr + q + q z
pv +
r
2
2
z
2
r
z
r r
)(
(Persamaan IV.11)
Persamaan IV.11 dapat ditulis lebih singkat dalam simbol-simbol vektor tensor sebagai
berikut :
) {
)}
1
1
+ v 2 = v + v 2 ( q ) ( v )( ( v ) )+ ( v g )
t
2
2
(Persamaan IV.12)
Bentuk diatas dari persamaan energi berlaku untuk unsur volum yang tetap letaknya
didalam ruang. Kalau suku pertama dalam ruas kanan dipindahkan ke ruas kiri dan
diferensial itu dilakukan, maka diperoleh bentuk lain dari persamaan energi.
[ (
)] (
)[
1
1
1
+ v 2 +v + v 2 + + v 2
+ ( v ) =( q )( v )( [ v ] )+ ( v g )
t
2
2
2
t
(Persamaan IV.13)
Jika
dc y
=
+v c
, maka persamaan IV.13 dapat ditulis sebagai berikut :
dt x
D
1
+ v 2 =( q )( p v ) ( [ v ] )+ p(v g )
Dt
2
(Persamaan IV.14)
Persamaan IV.14 adalah bentuk lain persamaan energi yang berlaku jika unsur volum
ikut bergerak dengan aliran fluida.
Kedua bentuk persamaan energi (IV.12) dan (IV.14) masih belum memenuhi
keperluan operasi teknik kimia. Oleh karena itu persamaan ini haruslah diubahsehingga
merupakan fungsi dari temperatur sehinggadapat digunakan untuk menghitung penyebaran
temperatur.
Jika dalam persamaan (IV.14) masing-masing suku dikalikan dengan
v ,
diperoleh :
D 1 2
v =( p v )( v [ ] ) + ( v g )
Dt 2
( )
(Persamaan IV.15)
Atau
D 1 2
v = ( v )( p v )( [ v ] ) + ( : v ) + p( v g )
Dt 2
( )
(Persamaan IV.16)
Kalau persamaan (IV.14) dikurangi dengan (IV.16), diperoleh neraca energi dalam (
D
=( q ) p ( v )+ ( : v )
Dt
(Persamaan IV.17)
Td + (
Td = p+T (
(
{ Tp ) }d +C dT
)
)
v
(Persamaan IV.18)
Dari persamaan (IV.18) dapat dibentuk perkalian p dan
Dt
menjadi :
( )}
D
p
D
DT
= p+T
+ C v
Dt
T
Dt
Dt
(Persamaan IV.19)
Suku
D
D 1
1 1 D
=
=
=
Dt
Dt
2
Dt
() ( )
{ ( )
DT
p
=( q ) p+ T
V ( v ) ( : v )
Dt
T
(Persamaan IV.21)
Persamaan (IV.21) mengatakan bahwa temperatur suatu unsur fluida yang bergerak
berubah karena :
a.
b.
c.
( q )
T
( Tp )V ( v )
( : v )
: konduksi panas
: pengaruh ekspansi
: timbulnya panas karena gesekan molekul
fluida
Untuk dapat menggunakan persamaan (IV.21) yang digunakan untuk mencari
penyebarantemperatur, maka tiap suku dalam ruas kanan perlu diuraikan lebih lanjut. q
KOMPONEN-KOMPONEN FLUKSI q
Tegak Lurus
T
q x =k
x
Silinder
T
q r=k
r
q y =k
T
y
q =
q z=k
T
z
q z=k
Untuk menyelasaikan
( Tp ) V
k T
r
T
z
Bola
T
q r=k
r
q =
q =
k T
r
k T
r sin
( : v )
( : v )= v
v =fungsi disipasi
(Persamaan IV.22)
Dalam persamaan energi (IV.21) dijabarkan secara lengkap dalam ketiga sistem
koordinat, untuk fluida Newtonian dengan dan yang tetap.
Beberapa bentuk khusus yang sederhana untuk persamaan energi diberikan dibawah
ini. Konduktivitas panas dianggap tetap.
a. Untuk gas ideal
v
C
( Tp ) V = Tp
DT
=k 2 T p( v )
Dt
(Persamaan IV.23)
b. Untuk suatu fluida pada tekanan tetap, dalam mana kehilangan panas karena
gesekan diabaikan didapat :
DT
2
p
C
=k T
Dt
(Persamaan IV.24)
p =C
v
C
dan
( v ) =0 , diperoleh :
p
C
DT
=k 2 T
Dt
(Persamaan IV.25)
p =C
v
C
dan
( v ) =0 , diperoleh :
p DT =k 2 T
C
Dt
(Persamaan IV.25)
e. Untuk padatan, p = tetap dan v =0 , diperoleh :
v DT =k 2 T
C
Dt
(Persamaan IV.26)
IV.3
SOAL
Sebuah lempeng padatan setebal d, kedua permukaannya pada temperatur T 1 dan T2.
Temperatur lingkungan pada kedua permukaan itu adalah Ta dan Tb, seperti pada gambar
diatas.
ANALISA
Contoh ini dan semua contoh dalam fasal ini adalah soal konduksi dan akan
menggunakan persamaan IV.26 (padatan). Karena semua contoh itu serupa, maka analisa
dan rencana penyelesaian tidak akan diulang dalam contoh-contoh yang berikut.Untuk soal
ini dipilih sistem koordinat tegak lurus.
RENCANA
Penyesuaian persamaan energi sebenarnya sudah dilakukan pada persamaan IV.26.
i.
ii.
iii.
PENYELESAIAN
Kalau hanya ditinjau dari konduksi panas melalui padatan tadi. Berlaku persamaan
IV.26, yang menjadi
p
C
DT
d T
=k
2
Dt
dx
(Persamaan IV.27)
Atau
DT
d2 T
=
Dt
d x 2 Kalau
k
=
,difusivitas termal.
C p
d2 T
=0
d x2
(Persamaan IV.28)
(Persamaan IV.31)
Karena terdapat keadaan mantap, maka :
q1 =q12=q2
Namun cara ini tidak dapat memberikan fungsi sekitar permukaan lempeng secara jelas.
SOAL
Sebuah batang terdiri dari tiga lapis padatan yang sejajar. Ketiga padatan berlainan
bahannya dan memiliki ukuran seperti gambar diatas. Temperatur lingkungan adalah T a dan
pada permukaan 1 dan Tb pada permukaan 2.
Buatlah analisa tentang perubahan temperatur dalam sistem ini.
PENYELESAIAN
Analisa soal disatukan dengan penyelesaiaannya.
Dalam masing-masing lapisan berlaku apa yang telah diperoleh dalam contoh
sebelum ini, yaitu bahwa perubahan temperatur dalam masing-masing lapisan adalah
linear (IV.29), sehingga dapat ditulis
q=k
dT
dx
2
q12=k
1
q12=k 12
dT
dx
(T 1T 2)
(x 2x 1)
(Persamaan IV.32)
q 21=k 23
( T 2T 3)
( x 3x 2 )
(Persamaan IV.33)
q3 4=k 34
(T 3T 4 )
( x 4 x3 )
(Persamaan IV.32)
( q1 )
(x x )
k 12 2 1
(Persamaan IV.35)
T 2 T 3=
( q1 )
k 23
( x 3x 2 )
(Persamaan IV.36)
T 3 T 4=
(q 1)
(x x )
k 34 4 3
(Persamaan IV.37)
Untuk perpindahan panas pada kedua permukaan dapat ditulis :
T aT 1=
(q1 )
h1
(Persamaan IV.38)
T 4T b=
(q1 )
h4
(Persamaan IV.39)
Kalau persamaan IV.35 s/d IV.39 dijumlahkan akan diperoleh :
T aT b=q 1
1 x2 x1 x 3x 2 x 4 x3 1
+
+
+
+
h1
k 12
k 23
k 34
h4
q1 =
T aT b
1 x 2x 1 x 3 x2 x 4 x 3 1
+
+
+
+
h1
k 12
k 23
k 34
h4
}
(Persamaan IV.40)
T aT b
1
U 1 A1
atau
q' =(T aT b ) U 1 A 1
(Persamaan IV.41)
q adalah LAJU PINDAH PANAS
U1 adalah KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KESELURUHAN
A1 adalah LAJU PERMUKAAN
Dalam bentuk yang dinyatakan dalam persamaan IV.41, maka (T aT b)
disebut GAYA GERAK PANAS dan
1
U1
1
U1
x 2x 1 x 3x 2 x 4x 3
1
1
1
=
+
+
+
+
U 1 h1 A k 12 A 12 k 23 A 23 k 34 A 34 h4 A 4
}
(Persamaan IV.42)
SOAL
Dalam hal aliran fluida dalam pipa yang diinsulasi sekurang-kurangnya ada 4
tahanan panas, yaitu permukaan dalam pipa, dinding pipa, lapisan insulasi dan
permukaan luar insulasi. Kalau temperatur fluida pada keadaan mantap lebih tinggi
dari temperatur lingkungan, maka panas berpindah keluar ke arah radial. Buatlah
analisa tantang penyebaran temperatur
ANALISA
Batas-batas sistem diterangkan pada gambar diatas. Dipilihlahsistem koordinat
silinder.
PENYELESAIAN
Karena gradien temperatur pada permukaan selalu tidak diketahui dengan jelas,
maka seluruh sistem seakan-akanterdiri dari padatan. Seperti pada contoh sebelum ini.
Maka berlaku persamaan energi untuk keadaan mantap :
2
k T =0
Dengan menggunakan sistem silinder dapat diturunkan :
k d
dT
r
=0
r dr
dr
(Persamaan IV.43)
Atau
d r
dT
=0
dr
dT
=C1
dr
(Persamaan IV.44)
r=R 1 rq=r 1 q1
r 1 q1=rk
dT
r=R1
dr
C1 =r
Diperoleh
r q
dT
R1 = 1 1
dr
k
dT r 1 q1
=
=C 1
dr
k
(Persamaan IV.45)
Dalam persamaan IV.45 mengapa yang diambil sebagai harga tetap dalam
r 1 q1
q1
pemilihan syarat batas 1,
dan bukannya
seperti contoh sebelumnya ?.
dalam hal bentuk, silinder
q1
sama. Luas permukaan itu berbanding seperti jari-jari yang bersangkutan, karena
panjangnya pipa sama. Ke arah nilai r yang besar fluksi panas menurun.
q3 < q2 <q 1
A 3 > A2 > A1
yang tetap ialah:
r 1 q1=r 2 q 2=r 3 q3
Integrasi persamaan IV.45 dan penggunaan syarat batas
r=R 1 T =T 1
r 1 q1
R
ln 1
k
r
( )
(Persamaan IV.46)
Kalau dalam soal ini dilakukan hal yang sama seperti pada contoh IV.3.b, maka
didapat :
T 1 T 2=
r 1 q1
R2
ln
k 12
R1
( )
(Persamaan IV.47)
T 2 T 3=
r 1 q1
R
ln 3
k 23
R2
( )
(Persamaan IV.48)
dan
T aT 1=
q1
r q
ln 1 1
h1
r 1 h1
( )
(Persamaan IV.49)
T 3 T b =
q3
r1 q 1
ln
h3
r3 h 3
( )
(Persamaan IV.50)
'
q =2r 1 Lq1=
1
+
r 1 h1
ln
R2
R1
R3
R2
( ) ( )
k 12
ln
k 23
1
r 3 h3
}
ATAU
q' =U 1 A1 ( T aT b )
(Persamaan IV.51)
(1 -
=( )
=terhingga
=1
=1 .
=0 . =0
= 0.
Syarat batas 3 sepintas memang layak dipakai, akan tetapi kalau ditinjau lebih dalam tidak akan
dapat dipenuhi seluruhnya.
Pada z = 0 dan r < R memang T = T 0, akan tetapi pada z = 0 dan r = R, ada fluksi panas yang tetap q
=
. jadi ada gradien temperatur atau ada perubahan temperatur, memang hal ini adalah keadaan
batas, namun dengan demikian syarat batas 3 tidak dapat dipenuhi seluruhnya.
Sebagai penggantinya diambil syarat 3 berdasarkan neraca panas :
Panas yang masuk melalui dinding pipa = selisih panas dalam fluida antara z = 0 dan z = 1.
Atau
2x R
-2 Rzq1 =
o c
o o
(T-To) vz rdrd
:
2
syarat batas 3
= ( , ) ( 1 2 ) d
o
persamaan (IV. 71) akan diselesaikan dengan cara pemisahan perubahan dan dianggap bahwa
merupakan jumlah dua fungsi :
= c +( )
o
(IV. 72)
1 d
d
=c o (1 2 )
d d
( )
(VI.73)
=4
1
4
7
24
(IV.74)
Dari persamaan (IV.74) dapat dihitung T dan juga dapat diturunkan besaran-besaran lain. Dalam
aliran fluida, dengan
2x R
T ( r ) rdr d
o
<T>
o
2x R
rdr d
o o
2x R
v z ( r ) T ( r ) rdr d
o
<T>
o
2x R
=T b
v z ( r ) rdr d
o o
Baik <T> maupun Tb merupakan fungsi z. Tb disebut BULX TEMPERATURE, dan kadang-kadang
juga CUP-MIXING TEMPERATURE atau FLOW-AVERAGE TEMPERATURE.
b. konveksi bebas
dalam contooh ini, suatu fluida berada antara dua permukaan tgak, yang berjarak 2b. Dinding pada
y = -b temperaturenya din pertahankan pada T1 dan temperature dinding pada y = +b dipertahankan pada T2.
Fluida mula-mula diam, akan tetapi karena ada gradien temperatur fluida dekat dindning panas naik dan
fluida dekat dinding dingin turun. Dianggap, bahwa laju alir volum fluida ke atas sama dengan laju alir
volum ke bawah. Kemudian dianggap pula bahwa, bagian dinding yang ditinjau terletak jauh dari tempat
tepinya, sehingga temperatur dapat dianggap merupakan fungsi y saja.
Untuk k yang tetap penerapan persamaan energi memberikan :
2
d T
=0
dy 2
(IV.75)
1
v
T =T m T ( )
2
b
(IV.76)
Penyebaran kecepatan dapat diperoleh dengan membuat neraca momentum, yang menghasilkan :
d 2 v z dp
= + g
dyz dz
(IV.77)
Fungsi perubahan
temperatur bandingan
T T
( - T ) +........
g ( - T )
dan
+........
(IV.78)
Dalam deret taylor di atas suku ketiga dst. Diabaikan. Jika persamaan (IV.78) disubstitusikan ke
dalam persamaan (IV.77), diperoleh :
2
d vy z dp
= +
2
dz
dy
g -
g ( - T )
(IV.79)
Kalau dianggap, bahwa gradien tekanan itu hanya disebabkan oleh berat fluida di antara dua
dinding itu.
Maka :
dp
= g
dz
d vz
dy
=-
g ( - T )
(IV.80)
Yang berarti, bahwa gya gesekan molekul tepat diimbangi oleh gaya apung. Persamaan (IV.80) dan
menghasilkan :
2
d vz
dy
y
g {( T mT ) T ( ) }
p
=-
(IV.81)
pada y = -b,
pada y = +b,
vz = 0
vz = 0
gb2 3
{ n An2n+A }
v z=
12
Dalam mana
(IV.82)
:
n=
y
p
T m T
A=
T
T atau A dapat dicari, kalau digunakan anggapan, bahwa laju alir volum ke atas sama dengan ke bawah,
atau laju alir volum total ke arah z sama dengan nol.
+1
vz dn
-1
=0
(IV.83)
Kalau persamaan (IV.82) disubstitusikan ke dalam persamaan (IV.83) dan dilakukan integrasinya,
maka didapat :
2
A+ 4 A=0
3
Yang menghasilkan A=0 atau
v z=
gb2 3
( n n )
12
(IV.84)
Persamaan (IV.84) dapat juga dinyatakan dalam perubah dan bilangan tanpa dimensi
a =
b v z
n =
y
b
2 g b 3 T
, bilangan grashof
2
Gr =
Sehingga menjadi
n
=
1
Gr 3- n)
12
(IV.85)
c. Persamaan empiris.
Koefisien pindah pans permukaan h merupakan sifat kemmampuan memindahkan panas untuk
tempat pertemuan suatu permukaan dan fluida, yang selain dipengaruhi oleh sifat-sifat permukaan dan
fluida, juga masih bergantung pada aliran dan temperatur.
Karena banyaknya faktor yang berpengaruh, tidak ada jalan lain untuk memperoleh nilai h dari pada
melakukan percobaan untuk menentukannya.
Banayakm sekali percobaan yang telah dilakukan berbagai peneliti dengan tujuan memeperolah
persamaan empiris yang dapat dipakai untuk memperkirakan nilai h dalam masalah yang serupa, misalnya
untuk keperluan perancangan alat. Dialakukannya percobaan-percobaan itu juga di dorong oleh pentingnya
diketahui nilai h yang dapat diandalkan, untuk keperluan perhitungan perpindahan panas.
Hasil penelitian berbagai orang sudah banyak yang disatukan dalam persamaan yang telah diterima
dan dipakai banyak orang. Persamaan-persamaan itu biasanya berlaku dalam batas-batas aliaran tertentu
atau untuk keadaan tertentu. Persamaan dinyatakan dalam bilangan Nusselt sebagai fungsi dari bilangan
Prandantl dan satu bilangan tanpa dimensi yang khusu berhubungan dengan sifat aliran : bilangan Reynold
untuk konveksi paksa, dan bilangan Grashof untuk konveksi bebas.
Di bawah inni diberikan ringkasan beberapa bilangan-bilangan tanpa dimensi dan beberapa contoh
persamaan empiris. Dalam menggunakan persamaan empiris perlu di ingat, bahwa persamaan itu adalah
hasil percobaan dan karena itu akan memuat kesalahan-kesalahan percobaan itu.
Bilangan Nusselt
Bilangan Prandtl
= Nu =
hd
k
= Pr
C p
k
Bilangan Reynolds
= Re
Bilangan Grashof
= Gr
vd G
=
rd
2 gb3 T gb3 T
=
2
2
Nu
= 1.86
d
. Pr .
L
1 /3
b
w
0.14
)( )
(IV.86)
b dan
Tb
dan
w , faktor
b / w boleh dihilangkan.
Nu
= 1.86
( ) ( Pr )
1/ 3
b
w
0.14
( )
(IV.87)
T .
Karena
itu berubah
sepanjang pipa (lihat persamaan (IV.74)). Definisi untuk h dengan demikian bergantung pada pemilihan
h1 n
U1n
q' =U 1 n A ( T )1 n
L
d
(IV.88)
adalah panjang gelombang dan c kecepatan cahaya dan v frekuensi., maka berlaku hubungan :
=
c
v
(IV.89)
= hv
(IV.90)
Energi foton itu dapat dipancarkan (emisi). Dapat diserap (absorpsi) oleh suatu permukaan dan
dapat juga dipantulkan (refleksi).
Dalam radiasi panas dikenal beberapa benda bandingan. Suatu benda atau permukaan yang terkena
radiasi panas, biasanya hanya sebagian dari energi yang sampai, dengan hubungan
:
A=
qv ( a)
ca
:
qm av =
(IV.91)
qv ( m)
q (a) =energi yang diserap .
a = KOEFISIEN ABSORT
e =
jika
q (e )
qb
(e )
q (e )
:
qb ( e ) e v =
( e)
qv
(IV.92)
qbv (e )
Perpindahan panas secara radiasi untuk benda hitam telah dirumuskan dalam HUKUM STEFANBOLTZMAN sebagai berikut
:
q (e )
Dalam mana
(IV.93)
=tetapan StefanBoltzman=5,67.108
,,,/(m2)(oK4).
q (e )
e 4
:
(IV.94)
Hukum stefan-boltzman menyatakan ENERGI TOTAL yang dipancarkan oleh suatu benda dari
seluruh permukaannya ke semua arah. Untuk teknik yang penting ialah energi yang DIPERTUKARKAN
antara dua benda atau dua permukaan. Karena sering sekali tidak semua permukaan suatu benda menghadap
ke benda yang lain, maka dari pancaran total benda pertama hanya sebagian sampai pada benda kedua.
Benda kedua menyerap sebagian dari energi yang sampai padanya dan bagian yang lain
dipancarkan kembali ke benda pertama. Pancaran benda kedua itu sebagian di serap oleh benda pertama dan
sebagian dipancarkan kembali, begitu seterusnya.
Pertukaran energin antara dua benda hitam dinyatakan oleh persamaan yang berikut:
(IV.95)
q12
=
Energi yang dipertukarkan antara benda hitam 1 dan 2.
A1
=
Luas permukaan total benda 1.
A2
=
Luas permukaan total benda 2.
F12
=
Bagian dari radiasi A1 yang sampai pada A2,
F21
=
Bagian dari radiasi A2 yang sampai pada A2,
F12 dan F21 disebut faktor penglihatan (view factors).
A1 F12 =
A2 F21
Menghitung F sangat sukar. Untuk beberapa hubungan geometri dalam buku W.H. McAdams, Heat
Transmission, McGraw-Hill, 1954, terdapt nomogram-nomogram untuk F. Jika nilai F diketahui,
perhitungan pertukaran radiasi panas tidaklah sukar.
Untuk dua benda tak-hitam pertukaran radiasi panasnya dapat dihitung seperti di bawah ini.
Perhitungan semacam ini hanya mungkin dilakukan untuk benda kecil yang CEMBUNG permukaannya
(benda 1, temperatur T1), yang SELUPUHNYA DILINGKUNGI oleh permukaan lingkungan pada T 2. Laju
energi yang di pancarkan oleh benda 1 :
q12=e1 A 1 T 1
q12=a1 A 1 T 1
Di sini F12 diambil sama dengan 1, karena permukaan 1 itu cembung dan diliputi oleh permukaan 2
sehingga seluruh pancarannya diterima oleh lingkungan dan tidak ada yang diterima kembali oleh 1.
Selisih energi yang dipertukarkan menjadi
:
q12= A 1 ( e1 T 14 a 1 T 24 )
(IV.96)
e1 ialah nilai koefisien emisi permukaan 1 pada T 1, a1 diperkirakan sama dengan nilai e untukpermukaan 1
pada T.
K ), sedang temperatur udara dalam ruangan dan dinding ruangan adalah 27 oC (300oK). Perkirakan
panas yang hilang karena radiasi dan konveksi bebas per satuan panjang pipa. Konveksi bebas pada pipa
mendatar yang panjang mengikuti persamaan :
1
Nu
PENYELESAIAN
= 0,525 ( Gr . Pr ) 2
(IV.97)
Umpamakan, bahwa permukaan insulasi adalah permukaan 1 dan dinding ruangan adalah
permukaan 2. Untuk sistem dari soal ini dapat dipakai persamaan (IV.96)
:
q12= A 1 ( e1 T 14 a 1 T 24 )
Keterangan yang dapat dikumpulkan ialah
=5,67.108 w ( m )2 ( K )4
A 1= dL = ,, . 0,15 .1 m2
e1 = 0,93 untuk 310 K
a1 = e1 pada 300 K = 0,93
T1 = 310 K
T2 = 300 K
Jika nilai-nilai din atas dimasukan dalam persamaan (IV.96) diperoleh
k =0,025 W ( m)1 (
)1
=
1
1
=
K 1
T f 305
d=0,15 m
T =10 K
g
= 9,81 m detik-2
Nu=
hd
2 g d3 T c p
=0,525
.
k
k
2
1
2
1
2
k
0,025
h= Nu=
.25,2=3,87 W ( m )2 ( K )1
d
0,15
hilangnya panas karena konveksi bebas per satuan panjang pipa adalah
q'k =h . A . T =h . vd T
3,87 . v .0,15 . 10=18 watt .
Panas total yang hilang ialah
IV.8
Radiasi
Konveksi paksa
q'12= A 1 F 12 ( T 14 T 2 4 )
Konveksi bebas
q'12= A 1 ( e1 T 14 a 1 T 24 )
q=h ( T pT f )
SOAL-SOAL
1. Dua buah lempeng dari bahan a dan b, masing-masing mempunyai temperatur merata T a dan
Tb. Kedua lempeng itu dihubungkan secara erat satu dengan yang lain. Buktikan, bahwa pada
saat itu juga terjadi temperatur kontak Tc pada permukaan itu, yang mengikuti persamaan
:
T aT c
( kC p )b
=
T c T b
( kC p )a
2. Dari persamaan (IV.61) turunkan persamaan untuk besarnya flukasi panas pada permukaan
sebuah lempeng setengah tak terhingga pada waktu tertentu.
Jawab
:
q y y=0 =
k
( T 1T o )
rC
3. Melalui pipa datar yang tidak diinsulasi mengalir dari 50 . Udara sekitar pipa temperaturnya
20 . Tahanan panas melalui dinding pipa diabaikan. Panas yang hilang karena konveksi
.
bebas besarnya 100 w. Kemudian dialirkan air dengan temperatur 80
panas yang hilang sekarang?
Untuk soal ini berlaku
Untuk menghitung Gr. Gunakan
Nu=0,17 ( Gr . Pr )1/3
=1/T f 1
Berapa besarkah
4. Pipa yang tidak diinsulasi, panjang 2 m dan diameter 10 cm, berada dalam udara dingin. Di
dalam pipa ada uap yang mengembun. Untuk konveksi panas ini berlaku Nu= 0,55
108. Jika
g.
6
=3.10 , hitunglah perbandingan laju
a
39,8
( =11.340 kg m3 )
Cp
Cp
hd
vd
=2,0+ 1,3
0,15+0,66
0,50
0.33 untuk 1< Ra<104
k
k
( )
Jawab
( ) ( )
14,8 m.
7. Suatu cairan dalam sebuah bejana berbentuk silinder mendatar (d = 1m, L = 3m) yang diberi
insulasi pada alasnya, diaduk dengan daya 4 kW. Dari bawah tegaklurus pad aporos bejana
dihembuskan udara dengan kecepatan 9 m/detik. Bejana terisi penuh dengan air. Jika pada
waktu t=0, T=To=Tudara, bagaimanakah perubahan temperatur air dengan waktu. Gunakan
persamaan yang berikut :
Cp
C p
hd
vd
=0,42
0,20+0,57
0,50
0,33 untuk 1< <10 4 .
k
k
( )
Jawab
( ) ( )
8. Sebuah batang yang panjang (diameter 11mm, koefisien emisi 0,8, temperatur permukaan 327
) berada secara mendatar dalam udara yang tenang (temperatur 27 ). Hhitunglah berapa
bagian dari laju pindah panas disebabkan oleh konveksi bebas dan berapa bagian oleh radiasi.
Jawab
9. Jika antara dua lempeng, yang lebar dengan koefisien emisi yang sama, diletakan lempeng
ketiga, maka laju pindah panas karena radiasi menjadi separuh dari semula. Buktikan.
10. Sifat benda hitam dapat didekati dengan membuat lubang kecil dalam suatu rongga dengan
permukaan yang kasar. Koefisien emisi lubang itu sendiri dapat ditentukan dengan rumus yang
berikut
:
e lubang=
Jika
e
e+ f (1e)
Sebuah bola tipis berongga terbuat dari tembaga yang permukaannya sebelah dalam telah
dioksidasi. Diameter bola 15 cm. Hitunglah berapa besar lubang yang harus dibuat pada permukaan
bola itu untuk mencapai koefisien absorpsi sebesar 0,999.
e = 0,57 untuk tembaga yang dioksidasi.
Jawab
Kalau dalam soal ini dilakukan hal yang sama seperti pada contoh ( IV.3.b )
maka didapat :
T 1 T 2=
r 1 q1 R2
ln
k 12
R1
T 2 T 3=
r 1 q1 R3
ln
k 23
R2
Dan
T aT 1=
q1 r 1 q 1
=
h1 r 1 h1
T 3 T b =
q3 r 1 q 1
=
h3 r 3 h3
T aT b
R
R
ln 2 ln 3
R1
R2
1
1
+
+
+
r 1 h1 k 12
k 23 r 3 h 3
T
( aT b )
Atau '
q =U 1 A1
d) konduksi panas bersama-sama dengan pembangkitan panas oleh arus listrik.
Dalam penurunan persamaan energi tidak ditinjau pembangkitan panas lain
daripada karena gesekan antara molekul. Sumber pembangkitan panas lain itu mungkin
arus listrik, reaksi kimia atau reaksi inti.
SOAL
ke
(cm)2 ,
I2
ke
PENYELESAIAN
Persamaan energi ( IV . 21 ) harus ditambah dengan satu suku yaitu
k d dT
(r
)+ Re
r dr dr
d (r
dT Re
) rdr
dr k
T=
Re 2
r +C 1 lnr +C 2
4k
2) r = R , T =
T T 0 =
R e R2
r 2
(1( ) )
4k
R
T makaT 0 =
ii.
R e R2
4k
T T 0=
( T(r) -
T 0 ) rdrd
2=R
rdrd
R e R2
T T 0=
8k
iii.
q' =2 RL. q r
r =R
r=R
qr
r=R
qr =
r=R
'
r =R
Re R
2
=R L R e
Arus
listrik
dalam
kawat
q rz
qr
vz
T T 0
Syarat batas
pada r = 0
q rz =terhingga
q r=terhingga
Syarat batas
pada r = R
Sifat
fisis
mengenai
perpindahan
v z=0
T T 0 =0
Integrasi
pertama
memberikan
penyebaran
Integrasi
kedua
memberikan
penyebaran
u
(
P0P L
Suku tentang
sumber
)/L
U
=
tetap
anggapan
Konduksi : q = k v T
Konveksi : q = h (
Radiasi : q =
Persamaan energi :
T p T f
Re
K,
k e =tetap
Cv
DT
P
=( v . q )T
V ( v . v ) uv
Dt
T
( )
T 1 . Sedang
cari
T2 .
temperatur
r 0 q0 R
r0 q 0 R 2
pipa,
T
T
=
ln
,insulasi
,
T
T
=
ln
1
2
Jawab :
kp
R1
k
R
3. Dalam soal nomor 2, diketahui,
T 1 =110 C
dan
T 2 =40 C
= 25,0 W
m1
C1
K insulasi
= 0.2 W
m1
C1
Jawab : a. 109,9
b. 126,7 W
4. Carilah penyebaran temperatur t(r) dalam suatu fluida taktermampatkan,
yang mengalir berlapis dan mantap,dalam suatu pipa dengan jari-jari R.
Temperatur dinding pipa tetap pada
T0
dan
T0
R1 dan
T 1 <T 2
Jawab :
T 1 dan
T2
T 1 T
ln R1lnr
=
T 1T 2 ln R1 ln R2
m2
dan
pada
setiap
saat,
adalah
Perubahan
Jawab :
r
2R
r
2R
kz
+
R2 v z .m
T T 1 16
=
'
T T 1 3
10.
Dengan menggunakan hasil perhitungan soal nomor 8,
hitunglah besarnya koefisien pindah panas kepada permukaan pipa
sebelah dalam dari soal nomor 6.
4
1
C1
Jawab : 5,4 . 10
W m
IV.5 KONDUKSI PANAS SECARA TAKMANTAP
Dalam teknik dijumpai beberapa operasi dan masalah yang
menyangkut konduksi panas secara takmantap. Di sini hanya akan
dibahas dua contoh yang sederhana. Dengan bekal pengetahuan ini
kiranya tidak sukar untuk mempelajari soal ini secara lebih mendalam
dan lebih luas. Dalam kedua buku yang dianjurkan atau buku-buku
lazim.
a. pemanasan lempeng yang stengah takterhingga.
SOAL
T1
ANALISA
untuk seterusnya ( t > 0 ). Carilah fungsi penyebaran temperatur yang bergantung pada
waktu T ( y , t ).
Skema sistem adalah seperti pada gambar di bawah ini. Sistem koordinat dipilih
sistem tegak lurus. Batas-batas sistem adalah sebagai berikut ;
-
densiti tetap
RENCANA
II.
III.
IV.
PENYELESAIAN
Dengan memasukan batas-batas sistem ke dalam persamaan energi
diperoleh persamaan diferensial parsial berikut ;
o CP
T
=k v2 T
t
k
o CP
T T 0
T 1 T 0
T
T 1T 0
=(T 1T 0)
t
t
2 T
7 T menjadi 2
y
2
=( T 1T 0 )
y
y
2 T
2
=(T
T
)
1
0
y2
y2
Persamaan tersebut di subtitusikan ke dalam persaman diatas.
Dengan demikain persamaan berubah menjadi
2
=
2
t
y
Syarat-syarat batas untuk sistem ini adalah ;
-
= y / 4 t
1
1 3 /2
d=( 4 t ) 2 dy y (4 ) 2 . t dt
2
|ddt |
y=tetap
1
2
| |
d
dy
=
2 t 4 t 2 t
=(4 t ) =
y=tetap
' t 2 t
= =
=
n
t n
nt
n '
=
t 2t
2 t
2 y 2 y2 2
''
=
=
=
n 2
y2 n2 n 2 y 2
2
n ''
=
y2 y2
d d n '
= =
dt dt 2t
2 2 n2 ''
=
=
y2 y 2 y2
Perubahan
persamaan;
persamaan
dengan
pengubah
diatas
didapatkan
''
+2 n=0
Syarat batas yang baru dibentuk dengan memasukan syarat awal ke
dalam syarat batas kedua ;
' =
''
dan
'
' +2 n=0
Yang sesudah integrasi memberikan penyelesaian;
=
' =C1 en
n
= C1 e dr +C 2
0
en
n
T T 0
2
0
==1 n =1 en dn
T 1T 0
0
e
2
Karena =
T T 0
T 1T 0
Sebuah lempeng padat yang terletak antara y = -b dan y = +b, mulamula mempunyaitemperatur merata
T T 0
T 1 T 0
n=
y
b
2t
2
b
t=
=
T n2
Syarat awal, pada t = 0, = 1
Syarat batas 1&2 pada n = 1, = 0
Persamaan diatas diselesaikan dengan cara PEMISAHAN PERUBAHAN.
Untuk pemisahan itu DI ANGGAP, bahwa fungsi yang di cari merupakan
HASIL PERKALIAN FUNGSI sebagai berikut :
( n , T ) = f (n) . g ( T )
Dengan menggunakan persamaan diatas, persamaan sebeumnya
diubah menjadi :
1 dg 1 d 2 f
=
g dT f d n 2
T 1 T
(1)n (n+ 12 )
=2n I 0
e
T 1T 0
1
( n+ )
2
t / b2
1 y
cos(n+ )
2 b
T0 .
II.
q0 .
III.
Fluksi panas
persamaan :
q=n(
IV.
pada
permukaan
padat
dan
fluida,
mengikuti
T padat T fluida
Dalam fasal ini akan di bahas hal ke III saja; perpindahan panas
secara konveksi. Dalam konveksi panas dikenal dua cara perpindahan yang
merupakan kedua batas perpindahan secara konveksi yaitu:
-
Konveksi bebas
Panas dibawa serta oleh fluida
yang bergerak ke atas karena
pembacaan temperatur.
T0 .
panas
yang
tetap
sepanjang L. Bagaimanakah
sepanjang L itu ?.
penyebaran
temperatur
dalam
fluida
r
R
1( 2 )
2
( P0P L ) R
v z=
4 L
r
R
1( 2 )
v z=v zmaks
Atau
q r=k
qz
T
r
qr
juga berpindah
q z=k
T
z
q
T 1
=
r qr )= z
(
z
r r
z
Dengan pertolongan persamaan (II.24),(IV.66) dan (IV.67) maka
persamaan (IV.68) diubah menjadi ;
r
q
T
1
T 2 T
1( 2 )
=k (
r
+
)
z
r r r z2
C p v m
( )
v m =v z .maks
Pengaruh konduksi ke arah z biasana kecil jika di bandingkan dengan
2
T
konveksi ke z. Kerena itu z 2
T
r . ( ingat
bahwa hal ini tidak selalu dapat dilakukan. Hal ini sebenarnya sama dengan
menganggap bahwa perubahan temperatur ke-z liniar. T(z)=z + f. Maka
diperoleh;
r
q
1( 2 )
T k
T
=
r
z r r r
C p v m
( )
T
=q 1=tetap
r
T0
T T 0
R
q1
K
r
R
zk
C p v m R 2
(1 -
=( )
Syarat batas 1.
Pada
Syarat batas 2.
Pada
=1 .
Syarat batas 3.
Pada
=0 .
=terhingga
= 0.
=1
=0
atau ada perubahan temperatur, memang hal ini adalah keadaan batas,
namun dengan demikian syarat batas 3 tidak dapat dipenuhi seluruhnya.
Sebagai penggantinya diambil syarat 3 berdasarkan neraca panas :
Panas yang masuk melalui dinding pipa = selisih panas dalam
fluida antara z = 0 dan z = 1. Atau
2x R
-2 Rzq1 =
o c
o o
(T-To) vz rdrd
syarat batas 3
= ( , ) ( 1 2 ) d
o
= c
o
+( )
(IV. 72)
1 d
d
=c o (1 2 )
d d
( )
(VI.73)
=4
1
4
7
24
(IV.74)
Dari persamaan (IV.74) dapat dihitung T dan juga dapat diturunkan besaran-
T ( r ) rdr d
<T> =
o
2x R
rdr d
o o
2x R
v z ( r ) T ( r ) rdr d
<T> =
o
2x R
=T b
v z ( r ) rdr d
o o
konveksi bebas
dalam contooh ini, suatu fluida berada antara dua permukaan tgak, yang
d T
k 2 =0
dy
syarat batas 1.
Pada y = -b,
(IV.75)
T = T1
syarat batas 2.
Pada y = +b, T = T2
dan diperoleh penyelesaian yang berikut :
1
v
T =T m T ( )
2
b
Penyebaran
kecepatan
(IV.76)
dapat
diperoleh
dengan
membuat
neraca
d 2 v z dp
= +
dyz dz
(IV.77)
= T +
=
T T
( - T )+ . . . . . . . .
g( - T ) +........
(IV.78)
volume
dan
T .
Dalam deret taylor di atas suku ketiga dst. Diabaikan. Jika persamaan (IV.78)
disubstitusikan ke dalam persamaan (IV.77), diperoleh :
d 2 vy z dp
= +
dz
dy 2
(IV.79)
g -
g ( - T )
Kalau dianggap, bahwa gradien tekanan itu hanya disebabkan oleh berat
fluida di antara dua dinding itu.
Maka :
dp
= g
dz
d vz
dy
=-
g ( - T )
(IV.80)
Yang berarti, bahwa gya gesekan molekul tepat diimbangi oleh gaya apung.
Persamaan (IV.80) dan menghasilkan :
d2 v z
2
dy
=-
g {( T mT )
y
T ( ) }
p
(IV.81)
Dengan menggunakan kedua syarat batas
Syarat batas 1
Syarat batas 2
:
:
pada y = -b,
pada y = +b,
v z=
gb2 3
{n An2n+ A }
12
Dalam mana :
n=
y
p
vz = 0
vz = 0
(IV.82)
A=
T m T
T
T atau A dapat dicari, kalau digunakan anggapan, bahwa laju alir volum ke atas
sama dengan ke bawah, atau laju alir volum total ke arah z sama dengan nol.
+1
vz dn
-1
=0
(IV.83)
2
A+ 4 A=0
3
T
v z=
gb2 3
( n n )
12
(IV.84)
Persamaan (IV.84) dapat juga dinyatakan dalam perubah dan bilangan tanpa
dimensi
:
b v z
a =
y
b
n =
2 g b 3 T
2
,
Gr =
Sehingga menjadi :
n
=
c. Persamaan empiris.
1
Gr
12
- n)
(IV.85)
Bilangan Prandtl
= Nu =
hd
k
= Pr =
C p
k
Bilangan Reynolds = Re =
vd G
=
rd
Bilangan Grashof
2 gb3 T gb3 T
=
2
2
= Gr =
Nu
(IV.86)
= 1.86
d
. Pr .
L
1 /3
b
w
0.14
)( )
Tb
b / w
dan
dihitung
dan
w ,
boleh dihilangkan.
Nu
0.14
( )
0,8
1/ 3
b
= 1.86 ( ) ( Pr )
w
(IV.87)
Sering juga persamaan empiris itu disajikan dalam bentuk grafik.
Dalam perhitungan perpindahan panas secara konveksi untuk pipa, dengan
menggunakan hukum pendinginan Newton :
T .
Karena
h1 n
U1n
L
d
yang dipakai
dalam teknik kimia, sehingga persamaan perpindahan panas untuk teknik kimia
adalah
:
'
q =U 1 n A ( T )1 n
Atau biasanya diakai
(IV.88)
c
v
(IV.89)
= hv
(IV.90)
A=
c
:
qm av =
a = KOEFISIEN ABSORT
qv ( a)
qv ( m)
(IV.91)
(m )
e =
jika
(e )
q b( e )
q (e )
:
qb ( e ) e v =
q v( e )
(IV.92)
qbv (e )
q (e )
Dalam mana
(IV.93)
=tetapan StefanBoltzman=5,67.108
,,,/(m2)(oK4).
Untuk benda tak-hitam energi yang dipancarkan ialah
:
q (e )
e 4
(IV.94)
(IV.95)
Keterangan :
q12
=
A1
=
A2
=
F12
=
F21
=
F12 dan F21
A2 F21
q12=e1 A 1 T 14
Laju energi yang diserap oleh permukaan 1 dari lingkungan
q12=a1 A 1 T 14
Di sini F12 diambil sama dengan 1, karena permukaan 1 itu cembung dan
diliputi oleh permukaan 2 sehingga seluruh pancarannya diterima oleh lingkungan
dan tidak ada yang diterima kembali oleh 1.
Selisih energi yang dipertukarkan menjadi
:
q12= A 1 ( e1 T 14 a 1 T 24 )
(IV.96)
ruangan dan dinding ruangan adalah 27oC (300oK). Perkirakan panas yang hilang
karena radiasi dan konveksi bebas per satuan panjang pipa. Konveksi bebas pada
pipa mendatar yang panjang mengikuti persamaan :
Nu
= 0,525
( Gr . Pr )
1
2
(IV.97)
PENYELESAIAN
q12= A 1 ( e1 T 14 a 1 T 24 )
Keterangan yang dapat dikumpulkan ialah
=5,67.108 w ( m )2 ( K )4
A 1=
dL = ,, . 0,15 .1 m2
=17. 10 N . detik m
3
=1,20 kg m
c p=1,03. 103 J ( kg )1 ( )1
1
k =0,025 W ( m) ( )
=
1
1
1
=
K
T f 305
d=0,15 m
T =10 K
g
= 9,81 m detik-2
hd
2 g d3 T c p
Nu= =0,525
.
2
k
k
0,525
1
2
3 1
2
1
6 2
k
0,025
2
1
h= Nu=
.25,2=3,87 W ( m ) ( K )
d
0,15
hilangnya panas karena konveksi bebas per satuan panjang pipa adalah
:
q'k =h . A . T =h . vd T
3,87 . v .0,15 . 10=18 watt .
Panas total yang hilang ialah
IV.8
Radiasi
Konveksi paksa
q'12= A 1 F 12 ( T 14 T 2 4 )
Konveksi bebas
q'12= A 1 ( e1 T 14 a 1 T 24 )
q=h ( T pT f )
SOAL-SOAL
11.Dua buah lempeng dari bahan a dan b, masing-masing mempunyai
temperatur merata Ta dan Tb. Kedua lempeng itu dihubungkan secara erat
satu dengan yang lain.
Buktikan, bahwa pada saat itu juga terjadi
temperatur kontak Tc pada permukaan itu, yang mengikuti persamaan
:
T aT c
( kC p )b
=
T c T b
( kC p )a
12.Dari persamaan (IV.61) turunkan persamaan untuk besarnya flukasi panas
pada permukaan sebuah lempeng setengah tak terhingga pada waktu
tertentu.
Jawab
:
q y y=0 =
k
( T 1T o )
rC
13.Melalui pipa datar yang tidak diinsulasi mengalir dari 50 . Udara sekitar
pipa temperaturnya 20 . Tahanan panas melalui dinding pipa diabaikan.
Panas yang hilang karena konveksi bebas besarnya 100 w. Kemudian
.
dialirkan air dengan temperatur 80
sekarang?
Untuk soal ini berlaku
Nu=0,17 ( Gr . Pr )1/3
=1/T f 1
14.Pipa yang tidak diinsulasi, panjang 2 m dan diameter 10 cm, berada dalam
udara dingin. Di dalam pipa ada uap yang mengembun. Untuk konveksi
panas
ini
berlaku
Nu=
g.
6
=3.10 , hitunglah
a
( Gr . Pr )1 /2 untuk
0,55
perbandingan
laju
103
108.
<
pengembunan
bila
Jika
pipa
39,8
( =11.340 kg m3 )
melalui
Cp
Cp
hd
vd
=2,0+ 1,3
0,15+0,66
0,50
0.33 untuk 1< Ra<104
k
k
( )
Jawab
( ) ( )
14,8 m.
Cp
C p
hd
vd
=0,42
0,20+0,57
0,50
0,33 untuk 1< <10 4 .
k
k
( )
Jawab
( ) ( )
19.Jika antara dua lempeng, yang lebar dengan koefisien emisi yang sama,
diletakan lempeng ketiga, maka laju pindah panas karena radiasi menjadi
separuh dari semula. Buktikan.
20.Sifat benda hitam dapat didekati dengan membuat lubang kecil dalam suatu
rongga dengan permukaan yang kasar. Koefisien emisi lubang itu sendiri
dapat ditentukan dengan rumus yang berikut
:
e lubang=
Jika
e
e+ f (1e)