I.
TUJUAN
1. Mendemonstrasikan pengendalian secara kontinyu P, PI, PD dan PID
2. Mengubah setting variabel pada process controller
II.
DASAR TEORI
Berlainan dengan mode pengendali tidak kontinyu (on/off) yang
memberikan harga ouptut dalam keadaan terputus-putus dan tidak halus : 0%
100%
0%
pb = 100/Kp
= output pengendali
Kp
Ep
pengendali
Po
%P
Kp
2
100
%
SP
50%
Kp
1
0%
Pb
kecil
PB
besar
= konstanta integral (% /s / %)
1/Ki
= konstanta derivatif (% / s / %)
IV.
PROSEDUR
1. Pengendalian Proporsional Sebanding Waktu
a. Menghidupkan alat PC10 dengan baik dan lakukan kalibrasi manual
output terhadap voltmeter dan process controller (PC10 1).
Memasang lampu indikator 24 VAC di soket 24 VAC.
b. Mengubah pengaturan pada tabel setting di layar process controller
seperti berikut :
Pengaturan
Kode
Nilai
Satuan
Controller
Set Point
Proportionel
ProP
50
20
%
%
Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus
Int
dEr
CY-t
0
0
10
Menit
Detik
Detik
(cycle time)
Batas Daya
Pr-L
100
(Power Limit)
Batas Set Point
SP-L
100
CS-1
CS-2
058
D--
(control action)
Kalibrasi :
Span
SPAn
100% pada 20 mA
Zero
ZErO
0% pada 4 mA
c. Melakukan penghilangan offfset awal ; memutar tombol manual
output 4 20 mA searah jarum jam hingga tampilan dilayar variabel
proses 50%
dan
kemudian
Kode
Nilai
Satuan
Controller
Set Point
Proportionel
ProP
50
20
%
%
Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus
Int
dEr
CY-t
0,2
0
10
Menit
Detik
Detik
(cycle time)
Batas Daya
Pr-L
100
(Power Limit)
Batas Set Point
SP-L
100
CS-1
CS-2
058
D--
(control action)
Kalibrasi :
Span
SPAn
100% pada 20 mA
Zero
ZErO
0% pada 4 mA
Ubah sesuai dengan harga tabel saja
b. Memasukkan harga input ke process controller dengan memutar
tombol manual secara bertahap 10% dari 0% - 100%, mencatat
power output dengan menekan tombol F 1x.
c. Mengubah setpoint ke 40%, mengulangi langkah 3.
d. Mengembalikan setpoint ke 50% dan mengubah harga integral
menjadi 2 menit.
e. Membuat grafik dengan menggunakan program excell antara %Pr
dan input.
Kode
Nilai
Satuan
Controller
Set Point
Proportionel
ProP
50
20
%
%
Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus
Int
dEr
CY-t
0
6
10
Menit
Detik
Detik
(cycle time)
Batas Daya
Pr-L
100
(Power Limit)
Batas Set Point
SP-L
100
CS-1
CS-2
058
D--
(control action)
Kalibrasi :
Span
SPAn
100% pada 20 mA
Zero
ZErO
0% pada 4 mA
Ubah sesuai dengan harga tabel saja
b. Memasukkan harga input ke process controller dengan memutar
tombol manual secara bertahap 10% dari 0% - 100%, mencatat
power output dengan menekan tombol F 1x.
c. Mengubah setpoint ke 50%, mengulangi langkah 3. Tabulasikan data.
5. Pengendalian PID
a. Mengubah settign di controller sebagai berikut :
Pengaturan
Kode
Nilai
Satuan
Controller
Set Point
Proportionel
ProP
50
20
%
%
Band
Integral Time
Derivatif Time
Waktu Siklus
Int
dEr
CY-t
0,2
6
10
Menit
Detik
Detik
(cycle time)
Batas Daya
Pr-L
100
(Power Limit)
Batas Set Point
SP-L
100
CS-1
CS-2
058
D--
(control action)
Kalibrasi :
Span
SPAn
100% pada 20 mA
Zero
ZErO
0% pada 4 mA
Ubah sesuai dengan harga tabel saja.
b. Memasukkan harga input ke process controller dengan memutar
tombol manual secara bertahap 10% dari 0% - 100%, mencatat harga
power output dengan menekan tombol F 1x.
c. Mengubah setpoint ke 50%, mengulangi langkah 3.
d. Membuat grafik dengan menggunakan program excell antara %Pr
dan input.
VI.
harga power output yang keluar tetap stabil pada 50 % dan 40%. Sedangkan setelah
melebihi setpoint, power output % angkanya tidak lagi 50%, angkanya menurun.
Pada percobaan penentuan konstanta proporsional. Mode proporsional apabila
digunakan tunggal cenderung mengalami offset. Maka penghilangan offset sebelum
menggunakan
pengendalian
ini
memang
harus
dilakukan.
pertama
dengan
menggunakan prop sebesar 20% kemudian pencatatan data dilakukan dengan rentang
10%. Dapat dilihat data yang terlihat digrafik lebih stabil. Sedangkan saat prop diubah
menjadi 10%, grafik terlihat tidak stabil. Begitu juga saat prop 12,5 %. Dan 10% Hal ini
dikarenakan, pengaturan proporsional yang terlalu kecil dapat menyebabkan
pengendalian menjadi tidak stabil. Sehingga pada prop 20%lah grafik yang paling stabil
dari ketiganya.
Kemudian selanjutnya adalah percobaan pengendalian proporsional integral.
Mode integral ini memang tidak digunakan tunggal sehingga apabila digabung dengan
mode proporsional akan mengurangi offset dan menghasilkan data yang lebih stabil.
Dengan adanya mode integral ini, maka dapat memperlambat gerakan dan sistem
kemudian membawa error ke nol. Dengan variasi set point 50% dan 40% pada integral
time 0,2 menit. data pada grafik terlihat stabil. Kemudian pada saat setpoint 50% dan
integral time 2 menit data lebih stabil dibanding sebelumnya. Inilah mengapa
penggunaan integral pada mode proporsional menguntungkan karena integral dapat
mengkoreksi output terlebih dahulu. Berbeda dengan mode derivative, mode derivative
memperbaiki/mempercepat respon sistem control dan memberikan efek menstabilkan
proses. Percobaan selanjutnya adalah mode proporsonal derivative. Mode derivative
dapat menkoreksi saat ada perubahan error secara tiba-tiba. Saat set point 50% dan
derivative 6 detik data terlihat stabil daripada saat setpoint 40%. Tetapi bila dilihat,
mode derivative ini membuat data tidak terlalu besar errornya karena fungsinya
menstabilkan proses dan meredam osilasi.
Selanjutnya adalah mode gabungan antara proporsional, integral dan derivative.
Penggabungan ini akan menghasilkan pengendalian yang sempurna, Karena
penggabungan ketiga mode ini dapat mengurangi offset, memberikan harga keluaran
baru saat offset terjadi, menstabilkan sistem dan mencegah error konstan. Dengan
variasi setpoint 50% dan 40 % Data saat setpoint 50 % lebih baik dibandingkan setpoint
40%.
VII.
KESIMPULAN
Dari percobaaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Cy-t ( waktu siklus ) adalah jumlah waktu on dan off dalam sekali
siklus.
2. Pada aksi kontrol D , seharusnya harga power input dan power output
adalah sama ( pawer input = 0 maka power output = 0 ). Namun pada
praktikum terjadi perbedaan antara power input dan power
outputnyadikarenakan adanya gangguan dari luar 9 human error 0.
3. Pada aksi kontrol r , seharusnya harga power input berbanding
terbalik dengan power output ( power input = 0 mak power output =
100 )
4. Power limit mempengaruhi power output sampai set point yang
dimasukkan.
5. Set power limit mempengaruhi output yang dihasilkan .
6. Semakin besar % Sp-L maka semakin banyak angka konstan pada
power output.
7. Semakin kecil nilai ProP nya , maka semakin banyak niali konstan
yang muncul pada poer output .