Sumber : indiamart.com
Water softener filter merupakan sistem penyaringan yang menghilangkan mineral
kalsium dan magnesium. Mineral kapur dan magnesium sering disebut dengan istilah
“hardness”. Dengan adanya water softener filter, permasalahan terhadap kerak yang
menempel pada pipa menjadi mudah teratasi. Hampir sebagian besar sifat air tanah yang
biasa digunakan untuk sehari-hari mengandung hardness. Pada beberapa kasus, air yang
hardnessnya tinggi, akan merusak pemanas air, kran, bahkan perabotan rumah tangga.
Dengan water softener filter, maka efek air berkapur mudah di atasi.
Sumber : kent.ca
Water softener menghilangkan unsur kalsium dan magnesium dalam air melalui
proses pertukaran ion. Ketika air yang mengandung hardness masuk ke dalam tangki
water softener filter, maka air hardness tersebut mengalir melalui lapisan media resin.
Media resin adalah anion, yang berarti memiliki muatan negatif. Sedangkan
mineral kalsium dan magnesium memiliki muatan positif, menjadikannya kation.
Karena jenis muatan ion yang berlawanan ini, maka muatan negatif mineral akan tertarik
pada muatan positif resin. Saat air hardness melewati media resin, akan mengambil ion
mineral dan mengeluarkannya dari air. Saat media resin menarik ion mineral, maka akan
melepaskan ion natrium. Media resin pada softener water akan menghilangkan semua
hardness calcium dan magnesium dari air dan setelah proses ini akan memperoleh air
yang soft.
Pada sistem ion exchange lainnya, yaitu demineralisasi mixed bed resin
penggunaan jenis resin cationnya agak berbeda. Walaupun sama cation, namun jenis
cation untuk media harus untuk mixbed, begitu juga jenis resin anionnya
2. Control Valve
Control valve pada water softener berfungsi untuk mengatur aliran pada
sistem pemipaan. Pada sistem water softener sama dengan sistem filtrasi lainnya,
yaitu mengenal istilah Operational, Backwash dan Pembilasan. Namun untuk
system water softener filter, ada satu tambahan proses yaitu regenerasi. Sistem
control valve pada softener water , mempunyai dua jenis control yaitu Automatic
dan Manual.
System Control Automatic
Pada tangki water softener filter yang kecil dan medium (misalnya
diameter <75 cm), umumnya menggunakan control automatic jenis
“timer”. Beberapa produk seperti Autotrol dan Fleck, kontraktor water
treatment lebih sering menggunakan kedua merk ini.
Letak automatic valve ini biasanya ada bagian atas (top mounted) atau
pada sisi tengah body (side mounted). System water softener yang
mempunyai kapasitas besar dengan diameter tangki yang sudah besar,
tidak bisa lagi menggunakan system control automatic seperti ini. Control
automatic biasanya menggunakan beberapa valve yang terhubung dengan
electronic panel control.
Jenis valve yang digunakan biasanya butterfly valve atau diaphragm
valve dengan pneumatic system. Jumlah valve yang terpasang umumnya
sekitar 4 – 5 per tangki, namun bisa lebih sesuai desain water treatment.
3. Tangki Garam
Tangki garam pada water softener berfungsi menyediakan air garam untuk
proses regenerasi. Tangki garam tidak berfungsi saat system softener water
berkerja, melainkan hanya sewaktu regenerasi saja. Regenerasi sangat perlu,
ketika terjadi kejenuhan media, maka pemberian garam akan mengaktifasi media
resin.
Ukuran tangki garam biasanya lebih pendek dari tangki filter, dan posisinya
ada di sebelah tangki softener water. Tangki air garam menyimpan larutan garam
yang sangat pekat, untuk mengembalikan muatan positif resin. Garam di
tambahkan secara manual ke tangki garam dalam bentuk “granular”.
Garam ini akan larut dalam air, pada sisi bawah tangki garam. Sehingga,
ketika sistem automatic atau manual melakukan regenerasi sudah siap dengan air
yang berkonsentrasi garam tinggi.
Sumber : completewater.com
Proses Filtrasi
Dalam proses ini, air terfiltrasi lalu menyaring dari bagian atas menuju bagian
bawah lewat pertukaran ion kaion. Dalam proses tersebut unit pada softener filter
bisa mengikat beberapa kadar kapur pada kandungan air.
Proses Backwashing
Dalam proses ini, terjadi proses pencucian sebuah media filter, di mana sudah
tersumbat maupun sudah banyak tersumbat oleh kotoran didalam media filter
dengan begitu mengurangi aliran air yang telah dihasilkan. Untuk itulah diperlukan
metode backwashing.
Biasanya proses backwashing sendiri perlu dilakukan sekitar 3-6 hari sekali
tergantung pada kualitas air sumber yang ada, selain itu jika kondisi pada debit air
menurun atau berkurang juga diperlukan proses backwashing. Dengan begitu hal
tersebut mesti dilakukan backwashing dengan kontinu supaya kondisi dan kualitas
air pun menjadi baik. Proses backwashing ini harus dilakukan hingga air output
pada buangan tampak lancar dan bersih, kira-kira memerlukan waktu 30 menit
untuk proses ini.
Proses Regenerasi
Proses regenerasi yaitu proses pengaktifan dari media resin kation dan media
garam NaCl murni yang dialirkan. Caranya siapkan garam dapur atau NaCl murni
sekitar 20% kemudian larutkan dalam air menggunakan tabung khusus lalu proses
regenerasi pun dapat dilakukan.
https://www.academia.edu/9548121/PENGERTIAN_WATER_SOFTENER_DAN_CARA_
KERJANYA
Gabrielli, C., Maurin, G., Francy-Chausson, H., Thery, P., Tran, T. T. M., & Tlili, M. (2006).
Electrochemical water softening: principle and application. Desalination, 201(1-3),
150-163.
Loiola, A. R., Andrade, J. C. R. A., Sasaki, J. M., & Da Silva, L. R. D. (2012). Structural
analysis of zeolite NaA synthesized by a cost-effective hydrothermal method using
kaolin and its use as water softener. Journal of colloid and interface science, 367(1), 34-
39.
Stamm, J. M., Engelhard, W. E., & Parsons, J. E. (1969). Microbiological study of water-
softener resins. Applied microbiology, 18(3), 376-386.