Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH OPERASI TEKNIK KIMIA I

FILTRASI

Disusun Oleh

Anissa Bella 17031010150


Adeela Alvhiani Muharomah 19031010099
Pingky Fantika Wulandari 19031010100
Zustah Damul Ma’rifah 19031010103
Alvi Nur Diana 19031010104
Shiva Eric Zulfikar 19031010106
Galang Ananda Putra 19031010117
Kurnia Fajar Indrianto 19031010119
Kezia Wulandari 19031010123
Fauzah Fitriah Salsabila 19031010131

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah berjudul Filtrasi
ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Operasi Teknik Kimia I. Selain itu, makalah ini
diharapkan dapat menambah wawasan tentang Filtrasi bagi pembaca dan juga
penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

1 Januari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN................................................................................................... 5

I.1 Latar Belakang.......................................................................................... 5

I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

I.3 Manfaat ..................................................................................................... 6

BAB II ..................................................................................................................... 7

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 7

II.1 Pengertian Filtrasi ..................................................................................... 7

II.2 Jenis-Jenis Filtrasi .................................................................................... 7

II.3 Medium Filter ......................................................................................... 12

II.4 Bahan Pendukung Filtrasi....................................................................... 13

II.5 Prinsip-Prinsip Filtrasi ............................................................................ 15

II.6 Filtrasi Kontinu ....................................................................................... 19

II.7 Filter Laju Tetap ..................................................................................... 19

II.8 Pencucian Ampas Filter.......................................................................... 20

II.9 Filtrasi Sentrifugal .................................................................................. 21

II.10 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Filtrasi .......................................... 24

II.11 Aplikasi ............................................................................................... 25

II.12 Contoh Soal......................................................................................... 26

BAB III.................................................................................................................. 31

PENUTUP ............................................................................................................. 31

iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Filtrasi adalah pemisahan bahan secara mekanis berdasarkan ukuran
partikelnya yang berbeda-beda. Filtrasi dilakukan dengan bantuan media filter
dan beda tekanan. Molekul-molekul cairan atau gas dibiarkan menerobos
lubang pada media filter, sedangkan partikel-partikel padat yang lebih kasar
akan tertahan oleh media filter. Filtrasi diterapkan untuk memisahkan bahan
padat dari cairan atau gas, misalnya untuk mendapatkan suatu fraksi padat
yang diinginkan atau untuk membuang fraksi padat yang tidak dikehendaki.
Sedang pada filtrasi cairan, diharapkan filtrat yang diperoleh sedapat
mungkin bebas dari bahan padat.
Proses filtrasi sangat dibutuhkan dalam berbagai proses terutama pada
proses industri. Pada industri, filtrasi dapat meliputi beragam operasi mulai
dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks, seperti pada
penyaringan limbah ataupun pemisahan suatu kontaminan yang tercampur
dalam suatu fluida. Selain itu, filtrasi juga dapat digunakan dalam proses
pemurnian air untuk keperluan rumah tangga, penyaringan debu dari udara,
pemisahan kristal-kristal garam dari cairan induknya, pabrik-kertas dan lain-
lain.

I.2 Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian filtrasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis filtrasi
3. Untuk mengetahui bahan pendukung filtrasi
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip filtrasi
5. Untuk mengetahui persamaan-persamaan filtrasi
6. Untuk mengetahui factor-faktor yang memengaruhi filtrasi
7. Untuk mengetahui aplikasi filtrasi

5
I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui pengertian filtrasi dan prinsip-prinsipnya
2. Agar dapat menyelesaikan persoalan mengenai filtrasi
3. Agar dapat mengetahui aplikasi filtrasi dalam dunia industri

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Filtrasi


Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan partikel padat dari suatu
fluida dengan jalan melewatkannya pada medium penyaring, atau septum
yang diatasnya padatan akan terendapkan. Dala industry, filtrasi ini meliputi
ragam operasi mulai dari penapisan sederhana sampai separasi yang amat
rumit. Fluida yang difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, dimana aliran
yang lolos dari saringan mungkin saja cairan, padatan atau keduanya.
Pada umumnya proses filtrasi merupakan suatu metode pemisahan
partikel padatan tersuspensi dalam sebuah campuran tertentu dengan
melewatkan campuran tersebut pada suatu medium filter yang memiliki
pori-pori dengan ukuran tertentu. Pemisahan dengan metode filtrasi ini
dapat dilakukan karena memiliki driving force yaitu perbedaan tekanan
antara tekanan di dalam tangki dengan tekanan ruangan. Perbedan tekanan
ini akan mendorong campuran tersebut melewati lapisan medium filter
sehingga padatannya akan tertahan pada medium filter. Oleh karena adanya
perbedaan tekanan yang melintas medium, filter dibagi atas filter yang
beroperasi pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer di sebelah
hulu medium filter dan yang beroperasi dengan tekanan atmosfer di sebelah
hulu dan vakum di sebelah hilir. Tekanan di atas atmosfer dapat disebabkan
oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja pada suatu kolom zat cair oleh
pompa atau blower atau oleh gaya sentrifugal (McCabe, 1999).

II.2 Jenis-Jenis Filtrasi


1. Filtrasi Konvensional
Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan
dengan media filter kertas sarin. Kertas saring kita potong melingkar jika
masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah
berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya

7
buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan
corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan,
sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah
sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat
memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat
padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.
Proses pemisahan dengan cara filtrasi konvensional menggunakan
kertas saring dapat dibedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa
tekanan. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana
jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya. Proses
pemisahan dengan tekanan, umumnya dengan cara di vakumkan (disedot
dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat
dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan
dengan cairannyA (Eugene, 1974).

Gambar 1 Filtrasi menggunakan kertas saring tanpa tekanan

Gambar 2 Filtrasi menggunakan kertas saring dengan meningkatkan tekanan

2. Filtrasi Modern

8
Dalam filtrasi modern, filter dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu filter klarifikasi (clarifying filter) dan filter ampas (cake
filter).
a. Filter klarifikasi

Gambar 3 Mekanisme Filter Klarifikasi


Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed
filter), karena partikel-partikel zat padat di perangkap di dalam
medium filter dan biasanya tidak ada lapisan zat padat yang terlihat
dari permukaan medium. Filter ini biasanya digunakan untuk
memisahkan zat padat yang kuantitasnya kecil dan menghasilkan gas
yang bersih atau zat cair yang bening, seperti minuman. Klarifikasi
berbeda dengan penapisan karena pori medium filter ini jauh lebih
besar dari diameter partikel yang harus dipisahkan. Partikel-partikel
itu ditangkap oleh gaya-gaya permukaan dan dibuat tidak bias
bergerak di dalam saluran aliran, dan walaupun mengakibatkan
diameter efektif saluran itu menjadi lebih kecil, namun biasanya
tidak sampai menyebabkan saluran itu buntu.
b. Filter ampas

Gambar 4 Mekanisme Filter Ampas (Cake Filter)

9
Filter ampas digunakan untuk memisahkan zat padat yang
kuantitasnya besar dalam bentuk kristal atau lumpur ataupun ampas.
Biasanya filter ini diperlengkapi untuk pencucian zat padat dan untuk
mengeluarkan sebanyak-banyaknya sisa zat cair dari zat padat itu
sebelum zat padat itu dikeluarkan dari filter. Medium filter pada filter
ini relatif lebih tipis dibandingkan dengan yang digunakan dalam
medium filter klarifikasi. Pada awal filtrasi sebagian partikel padat
masuk ke dalam pori medium dan tidak dapat bergerak lagi, tetapi
segera setelah itu bahan itu terkumpul pada permukaan septum.
Setelah periode pendahuluan yang berlangsung beberapa saat itu, zat
padat itulah yang melakukan filtrasi, bukan septum lagi. Ampas itu
terlihat mengumpul sampai ketebalan tertentu pada permukaan itu
dan harus dikeluarkan secarra berkala atau teratur setelah penggunaan
atau sewaktu-waktu dikeluarkan apabila diperlukan.
Filter kempa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok,
yaitu filter tekanan dan filter vakum. Filter tekanan dapat memberikan
perbedaan tekanan yang cukup besar sehingga filtrasi berjalan cukup
cepat. Filter tekanan yang lazim adalah :
a. Filter Kempa (filter press)

Gambar 5 Filter Kempa


Filter ini terdiri dari seperangkat lempengan (plate) yang dirancang
untuk memberikan ruang dimana zat padat itu akan mengumpul.
Lempengan tersebut ditutup dengan medium filter, seperti kanvas.

10
Slurry umpan masuk ke dalam masing-masing komponen tersebut
dengan tekanan. Cairannya lewat melalui kanvas dan keluar
melalui pipa pengeluar, dan meninggalkan cake (zat padat) basah di
dalam ruang itu.
b. Filter kerangka-dan-lembaran (shell and leaf filter) Untuk
penyaringan pada tekanan yang lebih tinggi serta untuk menghemat
tenaga manusia, filter yang dapat digunakan berupa filter kerangka-
dan-lembaran (shell and leaf filter). Dalam model tangki horizontal
(seperti pada Gambar 2.2), seperangkat lembaran disusun pada
suatu rak yang dapat ditarik keluar. Pada waktu operasi, lembaran
itu terletak di dalam kerangka yang tertutup. Umpan masuk melalui
sisi tangkai, sedangkan filtrat lewat melalui lembaran dan keluar
melalui sistem pipa pembuangan.

Gambar 6 Filter Kerangka dan Lembaran (Shell-and-Leaf Filter)


(Geankoplis, 1987)
c. Filter plat-dan-bingkai (plate-and-frame filter) Filter ini terdiri dari
plat dan bingkai yang terpasang dengan suatu medium filter yang
terpasang di masing – masing plat. Plat tersebut mempunyai
saluran yang memotong plat tersebut sehingga filtrate cairan yang
bersih dapat mengalir ke bawah pada masing-masing plat tersebut.
Slurry dipompakan dan mengalir melalui saluran pipa ke dalam
bingkai yang terbuka sehingga slurry tersebut mengisi bingkai.
Aliran filtrate mengalir melalui medium filter dan partikel padat

11
membentuk sebagai cake di bagian atas sisi clothes. Proses filtrasi
berlangsung sampai bingkai terisi sepenuhnya dengan partikel
padat. Ketika bingkai tersebut terisi penuh, maka bingkai dan plat
tersebut terpisah dan cake dapat dikeluarkan.

Gambar 7 Filter Plat-dan-Bingkai (Plate-and-Frame Filter)


(Rushton, 1996)

II.3 Medium Filter


Septum pada setiap filter harus memenuhi syarat-syarat berikut ini :
a. Harus dapat menahan zat padat yang akan di saring dan menghasilkan
filtrate yang cukup jernih
b. Tidak mudah tersumbat
c. Harus tahan secara kimia dan kuat secara fisik dalam kondisi proses
d. Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran apas secara
total dan bersih
e. Tidak boleh terlalu mahal
Dalam filtrasi industri, medium filter yang paling banyak dipakai
adalahkain kanvas baik dengan anyaman kepar atau yang lainnya. Dalam
hal ini terdapat kanvas dengan berbagai bobot dan pola anyaman, masing-
masing untuk penggunaan tertentu. Untuk zat cair yang bersifat korosi
digunakan medium filter lain seperti kain wol, tenunan logam monel atau

12
baja tahan karat, tenunan gelas, dan kertas. Selain itu, kain sintesis seperti
nilon, polipropilena dan dakron juga sangat tahan terhadap kimia.

II.4 Bahan Pendukung Filtrasi


Zat padat yang sangat halus dan impermeable (tak tembus fluida) akan
menyumbat medium filtrasi yang cukup halus untuk menahannya. Untuk
menyaring bahan seperti itu porositas ampas harus ditingkatkan agar cairan
itu bisa lewat dengan laju yang memadai. Hal ini dilakukan dengan
menambahkan bahan pendukung filtrasi seperti tanah diatom, silica, dan
bahan lainnya yang tak bereaksi (McCabe, 1999).
a. Pasir
Pasir merupakan media penyaring yang baik dan bisa digunakan
dalam proses penernihan karena sifatnya yang berupa butiran bebas yang
porous, berdegradasi dan uniformity. Butiran pasir yang mempunyai pori-
pori dan celah yang mampu menyerap dan menahan partikel dalam air.
Selain itu butiran pasir juga mempunyai keuntungan dalam pengadaan
mudah dan harga relatif murah. Pasir berfungsi menyaring kotoran dan
air, pemisahan sisa-sisa flok serta pemisahan partikel besi yang terbentuk
sesudah kontak dengan udara. Selama penyaringan koloid ata tersuspensi
dalam air akan di tahan dalam media poroustersebut sehingga kualitas air
meningkat.
Pasir yang digunakan harus memenuhi kualitas yang baik karena
kualitas bahan penyaring akan mempengaruhi hasil penyaringan.
Ukuran butiran pasir yang digunakan mempengaruhi daya absorpsi
terhadap air. Semakin kecil ukuran pasir struktur agregat atau
kelompok mineral akan semakin rapat sehingga hasil saring akan
semakin baik sampai pada batas tertentu. Ukuran pasir menurut
klasifikasi USDA (1938) di bagi menjadi :
1) Pasir sangat kasar (very coarse sand) : 1,0 –2,0 mm
2) Pasir kasar (coarse sand) : 0,5 –1,0 mm
3) Pasir sedang (mediumsand) : 0,25 –0,5 mm

13
4) Pasir halus (fine sand) : 0,1 –0,25 mm
5) Pasir sangat halus (very fine sand) : 0,05 –0,1 mm
Persyaratan pasir yang digunakan adalah pasir harus bersih, tidak
bercampur dengan tanah dan kotoran. Pasir sebelum digunakan
sebagai media penyaring, sebaiknya dicuci sampai bersih.
b. Zeolit
Zeolit adalah kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi,
serta terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-
rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya berupa alkali atau
alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. Zeolit
berfungsi sebagai adsorben dan penyaring molekul, serta ion exchange
(penukar ion) dalam pengolahan air.
Kemampuan zeolit sebagai ion exchangetelah lama diketahui dan
digunakan sebagai penghilang polutan kimia. Dalam air zeolit juga
ternyata mampu mengikat bakteri E-Coli. Kemampuan ini tergantung
pada laju penyaringan dan perbandingan volume air dengan massa
zeolit.
c. Arang Aktif
Arang aktif atau karbon aktif adalah sejenis adsorbe nmaterial
yang berbentuk bubuk yang berasal dari material yang mengandung
karbon misalnya batubara dan tempurung kelapa (penyerap), berwarna
hitam, berbentuk granula, bulat, pelet, atau bubuk. Arang aktif
merupakan bahan alam, biasanya terbuat dari arang tempurung kelapa
yang telah diaktivasi menggunakan uap air bertekanan (steam) dan
bahan aditiflainnya untuk meningkatkan daya adsorbsi. Arang aktif
ada tiga macam yaitu arang aktif serbuk memiliki ukuran lebih
kecil dari 0,18 mm, sedangkan arang aktif granular memiliki ukuran
0,2-5 mm, dan arang aktif bentuk pelet dengan ukuran 0,8-5,0
mm
d. Kertas saring

14
Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan
dengan media filter kertas saring (Gambar dibawah). Kertas saring
dipotong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang
atau kubus, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau
empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga
tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang
akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran
tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang,
sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil
filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut
dengan filtrat.
e. Kerikil
Kerikil berfungsi sebagai media penyangga/penahan dalam
proses penyaringan, agar media pasir, zeolitdan arang aktiftidak
terbawa aliran hasil penyaringan, sehingga penyumbatan dapat di
hindari. Kerikil merupakan batuan yang berukuran lebih besar dari
2 mm. Kerikil mempunyai bentuk yang tidak berarturan namun
ukurannya dapat disamakan melalui proses pengayakan analisa
kerikil. Persyaratan kerikil sebagai media penahan pasir harus bersih,
keras, tahan lama, dan bulat-bulat (Jenti, 2014)

II.5 Prinsip-Prinsip Filtrasi


Prinsipnya yaitu seorong berjalannya waktu saat filtrasi, laju aliran
akan berkurang atau jika tidak penurunan tekanan akan keningkat. Dalam
Filtrasi tekanan-tetap penuruna tekanan itu dibuat konstan dan laju aliran
dibiarkan menurun sesuai dengan waktu. Selain itu dapat dilakukan dengan
cara menurunkan tekanan secara beraturan untuk menghasilkan filtrasi laju-
tetap. Persamaan umum untuk segala jenis filtrasi tekanan-tetap yaitu :
d2 t dt
= k1 (dV)n
dV2
Dimana v ‘ volume zat cair yang terfilter..

15
Untuk filtrasi laju-tetap, persamaan Hermans dan Bredee berbentuk
d(∆p)
dV
= k2 (∆p)n
Dimana ∆p ialah penurunan tekanan melintas filter
a. Prinsip Filtrasi Klarifikasi
Direct sleving terjadi jika partikel zat pada yang aka dipisahkan itu
membuntu pori medium filter seluruhnya dan laju pembuntuan itu
konstan terhadap waktu. Standard Blocking terjadi jika partikel – partikel
itu menyumbat pori itu Sebagian, sehingga terjadi penurunan ukuran pori
secara berangsur – angsur dimana n = 3/2. Intermediate blicking terjadi
selama transsisi antara klarifikasi dan pengendapan ampas dimana n=1.
Integrasi perasmaan diatas menghasilkan persamaan berikut ini untuk
filtrasai tekanan tetap :
q = q0 (1 – Ks.V)2
t 1
= Ks. t + 𝑞𝑜
V

Dimana q = dV/t, laju aliran volumetric melalui filter


q0 = laju aliran pada t= 0
Ks = tetapan sama dengan k1/2q01/2
Grafik t/V terjadap t adalah linear bila mekanismenya ialah
penghalangan standar. Kemiringannya adalah sama dengan Ks dan
perpotongannya dengan sumbu ialah 1/q0. Persamaan untuk filtrasi
volume – tetap,
∆p 1
∆po
= (1 − KsV)2

Dimana ∆p0 ialah penurunan tekanan pada awal filtrasi

16
Gambar 8 Grafik klarifikasi dengan kain nilon monofilamen
b. Prinsip Filtrasi Ampas
Dalam filtrasi dengan penumpukan ampas ( cake filtration ) , zat
cair itu mengalir melalui dua tahanan seri : yaitu tahanan ampas dan
tahanan medium filter. Tahanan medium filter, yang merupakan satu-
satunya tahanan pada filter klarifikasi, pada filtrasi ampas biasanya hanya
penting pada tahap-tahap awal saja. Tahanan ampas adalah nol pada awal
filtrasi dan meningkat dengan waktu selama berlangsungnya filtrasi. Jika
ampas itu dicuci setelah filtrasi, kedua tahanan itu konstan selama
periode pencucian dan tahanan medium filter biasanya dapat diabaikan.
Penurunan tekanan menyeluruh pada setiap saat adalah jumlah dari
penurunan tekanan pada medium dan pada ampas. Jika p, ialah tekanan
pada waktu masuk, po tekanan keluar, dan p'tekanan pada batas antara
ampas dan medium maka,
Δp = pa – pb = (pa – p’) + (p’ – pb) = Δpc + Δpm
Dimana Δp = penurunan tekanan menyeluruh
Δpc = penurunan tekanan pada ampas
Δpm = penurunan tekanan pada medium
Penurunan tekanan melalui ampas filter

17
Gambar 9 Penampang melalui medium filter dan ampas
Gambar diatas menunjukkan diagram satu potongan ampas filter
dan medium filter pada satu waktu tertentu t sejak awal aliran filtrat.
Pada waktu itu tebal ampas, diukur dari medium filter, ialah Lc. Luas
filter, diukur tegak lurus terhadap arah aliran, ialah A. Perhatikan suatu
lapisan tipis ampas yang tebalnya dL yang terletak di dalam ampas pada
jarak L dari medium. Umpamakan tekanan pada titik ini ialah p. Lapisan
ini terdiri dari hamparan tipis partikel zat padat melalui mana filtrat itu
mengalir. Dalam hamparan filter, kecepatan biasanya cukup rendah
sehingga alirannya laminar. Kecepatan linear diberikan oleh persamaan :
𝑑𝑉/𝑑𝑡
𝜇= 𝐴

Dimana V ialah volume filtrate yang terkumpul sejak awal filtrasi


hingga waktu t. Oleh karena filtrate itu harus melewati keseluruhan
ampas, V/A sama untuk semua lapisan dan 𝜇 tidak bergantung pada L.
Volume zat padat pada lapisan itu ialah A(1–𝜀)dL , dan jika p adalah
densitas partikel, massa dm zat padat pada lapisan itu ialah
dm = p (1–𝜀)AdL
tahanan ampas spesifik didefinisikan oleh persamaan
∆pcgcA
ɑ= μumc

dimana
k3(sp/vp)2(1−ε)
ɑ=
ε3 ρp

Persamaan dasar laju filtrasi pada tekanan tetap,


𝑡 𝐾𝑐 1
= ( 2 ) V + q0
𝑉

Dimana
μcα 1 𝜇𝑅𝑚
Kc = =
A2 ∆pgc q0 𝐴 ∆𝑝 𝑔𝑐

Jika filtrat mengalir pada laju konstan, maka tekanan tidak konstan

18
II.6 Filtrasi Kontinu
Dalam filtrasi kontinu, misalnya pada jenis tromol-putar, umpan,
filtrat, dan ampas bergerak pada laju tetap dan steady. Untuk setiap unsur
tertentu pada permukaan tertentu, kondisi sebetulnya bukanlah steady tapi
transien. Jika t ialah waktu filtrat sebenarnya (yaitu waktu selama elemen itu
tercelup dalam bubur), maka
Ke V2 V
t= +q
2 o

Di mana V ialah volume filtrat yang terkumpul selama waktu t.


Penyelesaian persamaan diatas untuk V sebagai persamaan kuadrat,
menghasilkan
1
(1⁄ 2+2 Kc t) ⁄2− 1⁄qo
qo
V= Kc

Substitusi terhadap 1/qo dan Kc, lalu dibagi dengan tA menghasilkan


persamaan,
1
cα Rm
V [(2∆p gc ) +( )2 ]2 − Rm/t
μt t
=
tA cα

Persamaan dibawah berlaku untuk filter-vakum kontinu


1
me [ 2c∝∆pϑe fn⁄μ+(nRm )2 ] ⁄2 −nRm
=
Ar ∝

Persamaan dibawah berlaku untuk filter-tekanan kontinu


me 2c∆pϑe fn 1⁄
=( ) 2
Ar ∝o μ

II.7 Filter Laju Tetap


Jika filtrat mengalir pada kecepatan konstan, kecepatan linier u
konstan dan,
dV⁄
u= dt = V
A At
Persamaan tahanan spesifik ampas (𝛼) dapat ditulis, setelah
mensubstitusikan mc, dari persamaan massa padatan dalam cake dan u dari
persamaan diatas, sehingga dapat ditulis:

19
∆Pc μc V 2
= ( )
α tg c A
Tahanan spesifik ampas α tetap di taruh pada ruas kiri persamaan karena
merupakan fungsi ΔP untuk lumpur mampu-mampat.
Jika α diketahui sebagai fungsi ΔPc dan jika ΔPm, penurunan tekanan
melalui medium filter, dapat ditaksir. Persamaan diatas dapat digunakan
langsung untuk menghubungkan penurunan tekanan menyeluruh terhadap
waktu bila lajufiltrasi konstan. Akan tetapi penerapan yang lebih langsung
lagi dari persamaan ini dapat dilakukan jika persamaan α = α0 (ΔP)3 dapat
diterima sebagai hubungan antara α dan ΔPc. Jika α dari persamaan tersebut
disubstitusikan ke dalam persamaan diatas, dan jika (ΔP - ΔPm)
disubstitusikan terhadap ΔPc, maka hasilnya adalah
𝑎0 𝜇𝑐𝑡 𝑉 2
ΔP𝑐1−𝑠 = ( ) = (ΔP − ΔP𝑚 )1−𝑠
𝑔𝑐 𝐴𝑡
Disini pun, metode yang termudah untuk mengoreksi penurunan
tekanan menyeluruh terhadap permukaan tekanan melalui medium filter
ialah dengan mengendalikan tahanan medium itu konstan selama filtrasi laju
tetap tertentu. Lalu, dengan persamaan tahanan filter-medium, ΔPm juga
konstan dalam persamaan diatas. Oleh karena yang variabel dalam
persamaan diatas hanyalah ΔP dan t, persamaan itu dapat dituliskan
(ΔP − ΔP𝑚 )1−𝑠 = 𝐾𝑟 𝑡
di mana Kr didefinisikan oleh
𝜇𝑢2 𝑐𝑎0
𝐾𝑟 =
𝑔𝑐
(McCabe, 1999)

II.8 Pencucian Ampas Filter


Pada filtrasi yang membentuk cake, lambat-laun ketebalan cake yang
terbentuk akan sangat tebal, dan tekanan yang dibutuhkan untuk
melewatkan fluida semakin besar sehingga tidak ekonomis lagi, untuk itu
cake yang terbentuk perlu dicuci agar alat filtrasi ini kembali ekonomis

20
untuk digunakan. Backwash merupakan proses pembersihan kembali cake
yang terbentuk dengan cara melewatkan fluida yang mampu melarutkan
atau membawa cake tersebut. Lazimnya backwash dilakukan dengan
menggunakan air dan dari arah yang berlawanan. Jumlah air pencuci yang
dibutuhkan tergantung pada kosentrasi yang terbawa air pencuci selama
proses backwash berlangsung.
Ada dua metode pencucian yaitu pencucian biasa dan pencucian
langsung. Pencucian biasa digunakan cairan secara langsung melalui saluran
dalam bentuk slurry, tetapi kecepatanya mendekati nilai pemasukkan yang
tinggi, sehingga terjadi pengikisan di suatu tempa. Saluran ini selanjutnya
disusun dengan perluasan yang bertahap dan tidak merata. Pencucian ini
biasa digunakan jika frame tidak terlalu penuh.
Pencucian langsung, yakni cairannya dicairkan langsung melalui
penyaring di plate alternativ, dikenal sebagai pencucian plate dan alirannya
langsung masuk pada seluruh ketebalan cake. Bidang selama pencucian
selama filtrasi akan mengalami penambahan, cairan dari aliran itu akan
terjadi dua penebalan. Jadi nilai pencucian akan mencapai nilai final filtrasi.
Pencucian cairan biasanya tidak diisi melalui saluran filtrat, cukup melalui
separasi. Selanjutnya, suatu saluran occurs dan beberapa produk dapat
didistribusikan dengan baik. Jika cake cukup besar maka tekanan minimum
akan digunakan selama pencucian. Jika cake kecil maka tekanan dapat
diabaikan. Cake akan lebih mudah ditangani dengan merubah kelebihan
cairan dengan penekanan udara. Untuk mempermudah identifikasi, tombol
kecil akan muncul pada bagian plate and frame, satu pada pencucian cake,
dua pada frame dan tiga pada pencucian frame (Darni, 2016).

II.9 Filtrasi Sentrifugal


Filtrasi sentrifugal adalah penyaringan dengan menggunakan prinsip
gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal (Fs) adalah gaya gerak melingkar yang
berputar menjauhi pusat lingkaran dimana nilainya adalah positif. Gaya
sentrifugal ini adalah kebalikan dari gaya sentrapetal, yaitu mendekati pusat

21
lingkaran. Gaya sentrifugal dapat kita lihat pada pompa sentrifugal,
dinamakan pompa sentrifugal karena gaya atau arah putaran sudu adalah
sentrifugal. Fungsi sentrifugasi adalah mempercepat proses pengendapan
suspensi dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya.
Contohnya, proses pemisahan minyak dengan air dalam santan. Kecepatan
sentrifugasi diatur pada 3000-3500 rpm, maka terjadi pemisahan dan
terdapat dua bagian yaitu fraksi kaya minyak (krim) dan fraksi miskin
minyak (skim). Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan
sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan
minyak.
Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar
secara horizontal pada jarak tertentu dengan alat tertentu. Apabila objek
berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan
partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi,
namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang
menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya
sentrifugal. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding
tabung dan terakumulasi membentuk endapan. Selanjutnya, cairan dapat
dipisahkan dengan dekantasi (dituang atau dipipet hati-hati).
Tabel 1. Rentang operasi untuk filtrasi sentrifugal

Jenis peralatan filtrasi sentrifugal adalah sebagai berikut :


1. Suspended Centrifuge Batch Machine.
Banyak digunakan dalam pengolahan gula yang beroperasi secara batch
dengan kecepatan putar 600-1800 rpm. Kondisi operasi dari alat ini 10
s.d 30 menit dengan produk padatan 700-4000 lb/hr. Suspended

22
centrifuge batch machine mempunyai tabung berlubang (perforasi)
dengan diameter tabung 30-48 inch (75-120 cm) dan tinggi 18-30 inch
(46-75 cm).
2. Automatic Short Cycle Centrifuge Batch Machine.
Kecepatan putar dari alat sentrifugasi ini beroperasi secara kontinu
dengan satu siklus yaitu pemasukan umpan, pemutaran, pembilasan dan
pengeluaran. Satu siklus operasi ini beroperasi selama 35-90 detik
dengan kecepatan <4000 rpm dengan diameter 20-42 inch (50-120 cm).
Umumnya ukuran partikel >150 mesh.
3. Continuous Conveyer Filter Centrifuge.
Alat sentrifugasi ini beroperasi secara kontinu dengan kapasitas operasi
50.000 lb padatan/hr dengan diameter 12-48 inch (30-120cm).

Filtrasi Sentrifugal Batch


Meskipun filtrasi sentrifugal secara batch lebih disukai karena
alasan biaya rendah, kapasitas unit yang tinggi, dan kemudahan integrasi ke
dalam proses hulu dan hilir terus menerus, filtrasi sentrifugal secara batch
dengan operasi siklik akan selalu memiliki peran dalam CPI untuk alasan
yang kemungkinan kemurnian produk tertinggi, kelembaban cake terendah,
dan recovery produk tertinggi.

Gambar 10 Filtrasi Sentrifugal Batch

Filtrasi Sentrifugal Kontinyu


Dimana kondisi pengolahan dan tujuan memungkinkan, filtrasi
sentrifugal secara kontinyu menawarkan kombinasi kapasitas pengolahan

23
tinggi dan kemampuan pencucian yang baik. Tetapi, mereka kurang
fleksibel dibandingkan filtrasi sentrifugal secara batch, terutama dibatasi
oleh waktu retensi lebih pendek, dan dalam beberapa kasus kapasitas
penanganan cair membutuhkan prakonsentrasi hulu (upstream) dari slurry.
Kerugian filtrat juga lebih besar dengan desain yang kontinyu dibandingkan
dengan batch.

Gambar 11 Filtrasi Sentrifugal Kotinyu

II.10 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Filtrasi


Beberapa faktor yang memengaruhi filtrasi adalah :
1. Debit filtrasi. Dimana debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak
berfungsinya filter secara efisien.
2. Konsentrasi. Konsentrasi sangat memengaruhi efisiensi dari filtrasi.
Konsentrasi air yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya
lubang pori dari media filter sehingga akan menjadi clogging.
3. Temperatur. Adanya perubahan suhu dari air yang akan di filtrasi akan
menyebabkan masa jenis (viskositas) mengalami perubahan. Selain itu
juga akan memengaruhi daya tarik menarik diantara partikel halus,
sehingga terjadi perbedaan ukuran partikel yang akan disaring.
4. Kedalaman media, ukuran dan material. Pemilihan media dan ukurannya
merupakan keputusan penting dalam perencanaan bangunan filter. Tebal
tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya saring.
Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat
tinggi tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama.

24
5. Tinggi muka air di atas media. Keadaan tinggi muka air di atas media
berpengaruh terhadap besarnya debit atau laju filtrasi dalam media.
Tersedianya muka air yang cukup tinggi di atas media akan
meningkatkan daya tekan air untuk masuk ke dalam pori. Dengan muka
pori yang tinggi akan meningkatkan laju filtrasi.

II.11 Aplikasi
1. Industri pengolahan air
Pada industri ini, tahanan proses filtrasi berada di unit water
treatment. Prosesnya yaitu penyaringan air melalui media penyaring yang
tersusun dari bahan-bahan seperti pasir dan kerikil silica. Secara umum,
setelah melalui proses penyaringan ini air langsung masuk ke unit
penampungan akhir.
2. Industri MSG
Pada industri ini, tahap filtrasi berada dalam dua unit pada
proses pembuatan MSG dari tetesan tebu, pertama pemisahan enzim
porcine dari bactosoytone. Sebelum digunakan untuk proses fermentasi,
maka mikroba yang digunakan harus dibiakkan terlebih dahulu di media
terpisah. Mikroba yang dapat digunakan yaitu Aspergillus terrus dan
Micxococcus glutamius. Membiakkan mikroba tersebut awalnya dengan
inokulasi pada media agar padat dan selanjutnya dipindahkan ke tangki
seeding. Setelah dilakukan proses selanjutnya, sampai didapatkan
enzim yang diinginkan diisolasi dan pancreas babi. Setelah
Bactosoyton terbentuk, selanjutnya dilakukan proses clarification. Proses
ini dilakukan dengan pemanasan pada temperature 100 oF selama 5 jam.
Kemudian dilakukan filtrasi untuk memisahkan enzim porcine dari
produknya. Filtrat yang sudah bersih ini kemudian diuapkan
dan Bactosoytone yang terbentuk diambil.
3. Industri Kertas
Pada industri kertas, proses filtrasi biasanya digunakan pada
saat pemisahan bubur selulosa menjadi pulp dan air.

25
4. Industri Penambangan Limbah Udara
Proses filtrasi dilakukan pada tahap akhir penanganan limbah udara
menggunakan fabric filter (Khimah, 2019).

II.12 Contoh Soal


1. Dari hasil percobaan filtrasi slurry CaCO3 pada tekanan konstan (-Δp)
338 kN/m2 dan temperatur 298,2 K. Luas filter flate and frame yang
digunakan (A) adalah 0,0439 m2. Konsentrasi slurry (cs) 23,47 kg/m3.
Hitung konstanta α dan Rm dari data eksperimen yang diberikan berikut
ini. Viskositas air = 8,937 Pa.s = 8,937 kg/m.s.

t (s) V (m3)

4,4 0,498 x 10-3

9,5 1 x 10-3

16,3 1,501 x 10-3

24,6 2 x 10-3

34,7 2,498 x 10-3

46,1 3,002 x 10-3

59 3,506 x 10-3

73,6 4,004 x 10-3

89,4 4,502 x 10-3

107,3 5,009 x 10-3

Diketahui :
-Δp = 338 kN/m2 = 338 x 103 N/m2
T = 298,2 K

26
A = 0,0439 m2
Cs = 23,47 kg/m3
μ = 8,937 kg/m.s

Ditanya :
konstanta α dan Rm ?

Penyelesaian:
Persamaan dasar laju filtrasi pada proses batch
tV=Kp V2+B
1. Grafik (dibutuhkan nilai V dan t/V)

t (s) V (m3) t/V

4,4 0,498 x 10-3 8835.341365

9,5 1 x 10-3 9500

16,3 1,501 x 10-3 10859.42705

24,6 2 x 10-3 12300

34,7 2,498 x 10-3 13891.11289

46,1 3,002 x 10-3 15356.42905

59 3,506 x 10-3 16828.29435

73,6 4,004 x 10-3 18381.61838

89,4 4,502 x 10-3 19857.84096

107,3 5,009 x 10-3 21421.44141

27
2. Persamaan pendekatan linear
Y = aX + b
a = xy – nx(yx)2-n x2= (0.02752 x 147231.5055) - (10 x 464.9)(0.02752)
2- (10 x 0.00009643515)= 2,88496 x 106 [Slope]
b = x xy - y x2(x)2 - n x2
= (0.02752 x 464.9) - (147231.5055 x
0.00009643515)(0.02752)2 - (10 x 0.00009643515)= 6,7838 x
103 [Intersept]

3. Hambatan cake (α)


Kp = CsA2 (-p)
Slope = Kp2
Slope x 2 = Kp
2,88496 x 106 x 2 = CsA2 (-p)
2,88496 x 106 x 2 = 8,937 x x 23,47(0,0439)2 x (338 x 103)
α = 1,79189 x 107

4. Hambatan filter medium (Rm)


B = RmA (-p)
Intersept = B
6,7838 x 103 = RmA (-p)
6,7838 x 103 = 8,937 x Rm0,0439 x (338 x 103)
Rm = 1,12632 x 107

28
Kesimpulan :
Dari data eksperimen yang diberikan didapatkan konstanta
α = 1,79189 x 107
Rm = 1,12632 x 107

2. Suatu suspensi dengan kadar solid 15% disaring menggunakan plate and
frame filter press. Perbedaan tekanan sebesar 290 Pa dan luas area filter
0,55 m2. Data filtrate yang dihasilkan sebagai berikut :
Waktu (menit) 7,5 30,4 50 90
Filtrate (m3) 1,8 3,8 4,9 6,8
Hitung resistensi spesifik filter cake dan volume filtrate yang dihasilkan
setelah 45 menit! (asumsi : filter cake tidak bisa dimampatkan dan
viskositas filtrat 1,33 × 10-3 Nsm-2)
Jawab :
t (s) 450 1825 3000 5400
V (m3) 1,8 3,8 4,9 6,8
V/A 3,3 6,9 8,9 12,4
t/ (V/A) 136,4 264,5 337,1 435,5

Plot V/A vs t/(V/A)


500

400
t/(V/A)

300

200
y = 35,288x + 12,384
100 R² = 0,9948
0
0 5 10 15
V/A

Dari grafik diperoleh :


Slope = 35,288
Intercept = 12,384

29
𝜇𝑟𝑉𝑐
Slope = 2∆𝑃
{(1,33×10−3 ) × r × 0,15
35,288 =
2 ×290

r = 1,03 × 108 m-2


Jadi resistensi spesifik filter cake adalah 1,03 × 108 m-2
Dari persamaan regresi linier didapatkan :
𝑡
= 35,288 (V/A) + 12,384
𝑉/𝐴

Untuk 45 menit = 2700 s


2700
= 35,288 (V/0,55) + 12,384
𝑉/0,55

2700 = 35,288 (V/0,55)2 + 12,384 (V/0,55)


Jika dimisalkan (V/0,55) = x, maka
2700 = 35,288 x2 + 12,384 x
Persamaan diatas merupakan persamaan kuadrat sehingga,
35,288 x2 + 12,384 x – 2700 = 0
x1 = 8,57 dan x2 = -8,92 , dipilih yang positif sehingga,
x = 8,57 = V/0,55
V= 4,7
Jadi filtrate yang dihasilkan ketika penyaringan berlangsung selama 45
menit adalah 4,7 m3

30
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan partikel padat dari suatu
fluida dengan jalan melewatkannya pada medium penyaring, atau septum
yang diatasnya padatan akan terendapkan. Jenis-jenis filtrasi terbagi menjadi
dua, yaitu filtrasi konvensional dan filtrasi modern, dimana filtrasi modern
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu filter klarifikasi dan filter
ampas. Terdapat beberapa bahan pendukung dalam proses filtrasi antara lain
adalah pasir, zeolite, arang aktif, kertas saring, dan kerikil. Pada dasarnya,
prinsip filtrasi dibedakan berdasarkan jenis filter. Prinsipnya yaitu seorong
berjalannya waktu saat filtrasi, laju aliran akan berkurang atau jika tidak
penurunan tekanan akan keningkat. Dalam Filtrasi tekanan-tetap penuruna
tekanan itu dibuat konstan dan laju aliran dibiarkan menurun sesuai dengan
waktu. Selain itu dapat dilakukan dengan cara menurunkan tekanan secara
beraturan untuk menghasilkan filtrasi laju-tetap. Persamaan umum untuk
segala jenis filtrasi tekanan-tetap yaitu :
d2 t dt
= k1 (dV)n
dV2
Dimana v ‘ volume zat cair yang terfilter. Sedangkan persamaan
untuk filtrasi volume – tetap,
∆p 1
=
∆po (1 − KsV)2

Dimana ∆p0 ialah penurunan tekanan pada awal filtrasi. Factor-faktor


yang dapat mempengaruhi proses filtrasi adalah debit filtrasi, konsentrasi,
temperature, kedalaman media, ukuran, dan material, serta tinggi muka air
di di atas media. Dalam bidang industri proses filtrasi sudah banyak di
terapkan, antara lain pada industri pengolahan air, industri MSG, industri
kertas, industri penambangan limbah udara, dan lain-lain.

31
III.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Saran yang bersifat membangun sangat
penyusun harapkan agar dalam penyelesaian makalah selanjutnya bisa lebih
baik.

32
DAFTAR PUSTAKA

Darni, Y 2016, Filtrasi, LPPM-UNILA Institutional Repository,


repository.lppm.unila.ac.id diakses pada 28 Desember 2020
Eugene L.P 1974, Pharmaceutical Technology, Burgess Publishing Company,
Minneapolis
Geankoplis, C. J. 1987, Transport Processes and Unit Operation, Prentice Hall
P.T.R, New Jersey
Jenti, Usmanbapa dan Nurhayati, Indah 2014, 'Pengaruh Penggunaan Media
Filtrasi Terhadap Kualitas Air Sumur Gali Di Kelurahan Tambak Rejo
Waru Kabupaten Sidoarjo', Jurnal Teknik, Vol. 12, No. 02, hh 34-35
Khikmah, ulfah nur 2019, ‘Filtrasi’, dilihat pada 01 Januari 2021,
https://www.academia.edu/9837579/Isi_laporan
McCabe W.L., Smith J.C., dan Harriot P 1999, Operasi Teknik Kimia Edisi
keempat Jilid II, Erlangga, Jakarta
Rushton A, A. S. Ward dan R. G. Holdich 1996, Solid‐Liquid Filtration and
Separation Technology, VCH Verlagsgesellschaft, New York

33
LAMPIRAN

34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

Anda mungkin juga menyukai