Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS KANDUNGAN GIZI SIPUT LOLA (Trochus niloticus) ASAL

DESA SATHER KECAMATAN KEI BESAR SELATAN KABUPATEN


MALUKU TENGGARA

PROPOSAL PENELITIAN

HELEN METUBUN
2257061018015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA PENGOLAHAN HASIL


PERIKANAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
POLITEKNIK PERIKANAN NEGERI TUAL
LANGGUR
LEMBARAN PENGESAHAN

Proposal penelitian di ajukan oleh :


Nama : Helen Metubun
Nim : 2257061017015
Program studi : Manajemen Rekayasa Pengolahan Hasil Perikanan
Judul penelitian :Analisis Kandungan Gizi Siput Lola (Trochus niloticus) Asal Desa Sather
Kecamatan Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.

Disetujui Oleh:
Komisi pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

S.A. Serpara, ST., M.Si Bruri B. Tumiwa SP., M.Si


NIP. 198305272008121001 NIP. 196602021994031805

Diketahui Oleh:
Ketua Jurusan THP Ketuan Program Studi

R.M.K. Teniwut,S.E., M.M S.A.Serpara, ST., M.Si


NIP. 198210082008121003 NIP. 198305272008121001

Mengesahkan:
Direktur Perikanan Negeri Tual

Jusron Ali Rahajaan, S.Pi.,

Tanggal Ujian :……………… Tanggal Lulus:……………………


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini. Penulisan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan
Jurusan Teknologi Hasil Perikanan Politeknik Perikanan Negeri Tual. Penulis menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada saat
penyusunan proposal penelitian ini. Tidak mungkin penulisan ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Jusron A. Rahajaan, S.Pi., M.Si selaku Direktur Politeknik Perikanan Negeri Tual yang
telah memberikan izin kepada penulis mengikuti perkuliahan pada Politeknik Perikanan
Negeri Tual.
2. R.M.K Teniwut, SE., M selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
yang sudah menerima penulis mengikuti perkuliahan pada jurusan THP.
3. S.A. Serpara ST., M.Si selaku Ketua Program Studi dan sekaligus pembimbing I yang
telah meluangkan waktu dalam proses pembimbingan penulisan proposal penelitian ini.
4. Bruri B. Tumiwa Sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam proses
pembimbingan penulisan proposal penelitian ini.
5. Orang Tua tercinta, Bapak Jakobus Metubun dan Ibu Hoberdina Dokainubun serta kaka,
adik, keluarga yang telah memberikan doa, motivasi, perhatian dan dukungan baik secara
moral maupun materil.
6. Teman-teman seangkatan Tahun 2018 yang saling memberikan dukungan sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian, khususnya kepada teman yang ada di
program studi Manajemen Rekayasa Pengolahan Hasil Perikanan, serta pihak-pihak yang
tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu.
Akhir kata, Semoga amal baik bapak/ibu sekalian diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat.
Langgur, 20 mei 2022
penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….... I


HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..... iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….... v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..... vi
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………….. 1
…………………. 2
1.2. Perumusan Masalah…………………………. 3
…………………………... 3
1.3. Tujuan…………………………………………………………………
…. 4

1.4. Manfaat………………………………………………………………… 4

... 5

II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Pengertian Siput 6

Lola………………………………………………….....
2.1.1 Klasifikasi Siput Lola……………………………………………… 8

2.1.2 Morfologi………………………………………………………….. 8

2.1.3 Habitat……………………………………………………………... 8

2.1.4 Kandungan Gizi Siput Lola………………………………………... 8

III METODE PENELITIAN 8

3.1. Waktu dan 8

Tempat………………………………………………………. 9

3.2. Alat dan 10

Bahan…………………………………………………………... 11

3.2.1 Alat……………………………………………………………..... 11

3.2.2 Bahan…………………………………………………………….. 13
3.3. Prosedur
Penelitian……………………………………………………….
3.3.1 Uji Kadar Air……………………………………………………….
3.3.2 Analisis Kadar Abu………………………………………………...
3.3.3 Analisis Kadar Protein……………………………………………..
3.3.4 Analisis Kadar Lemak……………………………………………...
3.4 Metode Penelitian…………………………………………..........................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR

Gambar Siput Lola (trochus niloticus) ………………………………………... 3


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil analisis kadar protein pada sampel daging Lola………………… 6


RIWAYAT PENDIDIKAN

Penulis dilahirkan di Desa Sather Kecamatan Kei Besar Selatan pada


tanggal 08 oktober 1997 dari pasangan Bapak Jakobus Metubun Ibu
Hoberdina Dokainubun. Penulis merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara.
Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar SD Inpres Negeri Sather,
dan di lanjutkan SMP 3 Kei besar pada tahun 2013. Penulis melanjutkan
pendidikan tingkat atas pada tahun 2013 di SMA Ronevan Kota Tual,
dan diselesaikan pada tahun 2016. Pada tahun 2018, penulis diterima di
program studi manajemen rekayasa pengolahan hasil perikanan, Politeknik Perikanan Negeri
Tual melalui jalur mandiri.
Sebagai syarat penulis menyelesaikan studi, maka penulis melaksanakan penulisan Proposal
Penelitian yang berjudul “ Analisis Kandungan Gizi Siput Lola (Trochus niloticus) Asal
Desa Sather Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu sumber daya laut yang cukup terkenal dan menjadi perhatian bahkan dapat
dijadikan sebagai komoditi yang dapat menambah income suatu negara adalah siput lola
(Trochus niloticus). Hal ini karena siput lola ini selain cangkangnya yang dapat di buat
berbagai aesoris, dagingnya dapat di komsumsi sebagai makanan. Indonesia merupakan
salah satu negara penghasil sumber daya siput lola di dunia (Hueng et al,2008). Indonesia
pernah mengekspor siput lola sbesar 1,132 ton yaitu pada tahun1985, kemudian semakin
menurun sampai dengan dibawah 1000 ton pada tahun-tahun berikutnya (Philipson, 1989).
Di indonesia, maluku di kenal sebagai penghasil utama siput lola. Produksi siput lolo
tercatat mencapai puncaknya pada tahun 1989, dengan produksi mencapai 251 ton dengan
nilai USS 691 (Rp 6,8 milyar). Selanjutnya produksi dilaksanakan siput lola maluku
menurun dengan drastis sampai hanya sebesar 14,2 ton pada pada tahun 2005 (Braley,
1983). salah satu siput lola di Maluku adalah Desa Sather kecamatan kei besar selatan
maluku tengara. Di Desa ini adalah siput lola selain di jual, masyarakat juga menjadikan
sebagai makanan. Sehubungan dengan makanan dari siput lola ini adalah subsrtrat yang ada
pada dasar perairan, dimana diketahui kandungan substrat yang ada di dasar perairan
terkandung berbagai mineral-mineral, maka penting untuk harus diketahui nilai gizi mineral
yang terkandung dari siput lola yang terdapat di perairan Desa Sather tersebut, sehingga
tidak mengganggu kesehatan masyarakat dikemudian hari. Oleh karena itu, akan
dilaksanankan penelitian tentang kandungan nilai gizi dari siput lola yang ada di Desa Sather
Kecamatan Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.
1.2 Perumusan masalah

Saat ini siput lola di Desa Sather di jadikan sebagai bahan sebagai makanan oleh
masyarakatnya, teatapi sejauh ini belum diketahui tentang nilai gizi yang terkandung dalam
siput atau daging lola yang terdapat diperairan Desa Sather. Oleh karena itu, penuli akan
melalukan penelitian terkait dengan kandungan gizi dari pada daging siput lola yang
terdapat di perairan Desa Sather Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan gizi pada siput lola asal
perairan Ohoi Sather Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara. melalui tahapan
pengujian kadar protein, kadar air, kadar abu, dan lemak.
1.4 Manfaat
Memberikan informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat Desa Sather mengenai
kandungan gizi dari daging siput lola (trochus niloticus) yang terdapat di perairan Desa
Sather Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Siput Lola (trochus niloticus)


Lola merupakan siput yang berukuran besar cangkangnya berbentuk kerucut dengan 10-12
buah ulir. Berbentuk spiral yang jelas dan beberapa seluk permulaan memiliki tonjolan-tonjolan
kecil, seluk akhir berbentuk lingkaran yang kembung dan membesar.

2.1.1 Klasifikasi siput lola (trochus niloticus)


Klasifikasi siput lola (trochus niloticus) sebagai berikut :
Filum : Molusca
Kelas : Gatropodo
Subkelas : Prosobranchis
Ordo : Archaeogastropoda
Famili : Trochidae
Genus : Trochus
Spesie : Trochus Niloticus
Gambar 1 Siput Lola (trochus niloticus)

2.1.2 Ciri-ciri Morfologi Siput Lola (trochus niloticus)


Lola merupakan siput yang berukuran besar, cangkangnya berbentuk kerucut dengan 10 sampai
12 buah ulir (suture). Perputaran seluk (whorl) berbentuk spiral yang jelas dan beberapa seluk
permulaan memiliki tonjolan-tonjolan kecil, seluk akhir (body whorl) berbentuk lingkaran yang
cembung dan membesar. Cangkang berwarna dasar krem keputihan dengan corak bergaris merah
lembayung, sementara dasar cangkang berbintik merah mudah. Cangkangnya lola berfungsi
sebagai tempat berteduh dan menghindar dari keringan. Biota ini mempunyai penutup cangkang
yang disebut operculum atau epiphragma Bagian lola yang bernilai ekonomis adalah
cangkangnya yang terdiri dari lapisan mutiara (mother of pearl) Menurut Dharma 1992, tubuh
lola terdiri dari empat bagian utama yaitu kepala, kaki, isi perut dan montle. Pada kepala terdapat
2 mata, 2 tentakel, dan sebuah mulut (probiscis) dan sebuah siput shiphon. Montle siput
gastropoda terletak di sebelah depan pada bagian cangkangnya.

2.1.3 Distribusi dan Habitat Siput Lola (trochus niloticus)


Lola di temukan di perairan tropis dan subtropis yang terletak diantara samudera Hindia dan
bagian barat samudera Pasifik. Batasan daerah distribusi lola di dunia mulai dari Sri Lanka di
barat, di bagian daerah selatan keberhasilan translantasi lola menyebabkan daerah sebarannya
meluas ke timur (Kikutani dan Yamakawa 1999). Secara geografis penyebaran lola hanya
terbatas di daerah-daerah ekosistem terumbu karang. Di Indonesia daerah utama sebaran lola
adalah di bagian timur yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTT dan
terbanyaknya terdapat di Maluku. Habitat alami lola adalah terumbu karang, terutama pada
daerah rataan (reef-flat). Lola hidup di daerah pasang surut (littoral zone) diantara batas pasang
tertinggi dan surut terendah. Jenis substrat tempat hidup lola umumnya tersusun atas karang
hidup dan atas karang mati (patahan karang) dengan sejumlah besar algae hijau dan coklat yang
menempel di permukaannya sebagai sumber makanan lola. Jenis karang seperti ini memiliki
banyak celah dan lubang yang berfungsi sebagai tempat berlindung juwenil dan dewasa. Lola
juga cenderung tidak di temukan di perairan dengan subsrat berpasir atau
berlumpur.Seiringdengan pertumbuhannya lola akan bergerak ke bagian laut yang lebih dalam
distribusi lola berdasarkan kedalaman perairan berhubungan dengan kemampuan cahaya
matahari sampai ke dasar perairan sebagai sumber energi bagi fotosintesis mikroalga yang
menjadi makanan dari lola. Kepadatan tertinggi di daerah karang mati yang tertutupi alga,
diatom dan foraminifera. Daerah perairan yang sesuai untuk lola adalah perairan yang terkena
hampasan ombak dan berhadapan langsung dengan laut bebas, karena memiliki derajat aerasi
yang cukup tinggi (Yi dan Lee 1997).Dalam penelitian mereka menyatakan bahwa suhu
merupakan salah satu faktor yang menunjang kehidupan siput, suhu 31 0C merupakan suhu
optimum yang di senanggi lola. Menurut Heslinga,(1981) perbedaaan suhu juga berpengharuh
terhadap pertumbuhan lola terutama dalam kaitannya dengan kelimpahan dan kualitas makanan
alaminya. Kisarannya suhu ideal untuk kehidupan lola berkisar antara 28-340C. Lola sebagai
biota yang hidup di air laut memiliki toleransi terhadap perubahan salinitas dengan kisaran 31-37
% dan Ph yang berkisar antara7-8 (Ali et al,1992; Laurence,1998).

2.1.4 Komposisi Kandungan Gizi Siput Lola (trochus niloticus)

Siput Lola (Trochus niloticus) yang dagingnya dijadikan sampel dalam penelitian ini
diam bila dari desa Sather Kecamatan Kei Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara
dengan lebar cangkang7,0cm pada kedalaman±7cm saat surut terendah.Siput Lola dengan
lebar cangkang seperti itu digunakan karena pada ukuran itu siput Lola tersebut siap dipanen.

Untuk mendapatkan hasil protein dalam sampel, dilakukan hidrolisis dengan asam
sulfat pekat dan pemanasan untuk mendestruksi zat-zat lain dalam sampel kemudian didestilasi.
Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan HCl sebagai titran sampai tercapai titik ekivalen,
yaitu terjadi perubahan warna dari warna hijau kecokelat tua.Untuk menganalisis kadar
protein digunakan cara kjeldhal, cara ini digunakan untuk menganalisis kadar protein
kasar dalam sampel secara tidak langsung, karena yang dianalisis hanya kadar nitrogennya.
Dari hasil penelitian, dibuktikan bahwa rata-rata nitrogen dalam protein kasar adalah 16%
dimana 1gram nitrogenek ivalen dengan 6,25gram protein. Selanjutnya angka 6,25 dinyatakan
sebagai angka konversi (Winarno,1993).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di bulan mei-juni Sampel diambil di perairan Desa Sather Kei
Besar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara, selanjutnya dibawah ke laboratorium untuk
dilakukan pengujian, karena keterbatasan bahan kimia pada laboratorium Uji Mutu Politeknik
Perikanan Negeri Tual Maka sampel dikirimkan ke laboratorium Kimia Universitas Pattimura, Jl
Ir. M. Putuhena Kampus Poka Ambon.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang akan digunakan berdasarkan SNI 01-2356-2006,dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini
Alat Bahan
Pengambilan sampel - kaca mata molo - siput lola segar
- palu - Air bersih
- Ember - Bahan uji proksiat dan tpc
- Plastik
Pengujian proksimat - Timbangan digital
- Pisau
- Sudip
- Cawan persolen
- Alumanium foil
- Gegep
- Desikator
- Oven
- Kompor listrik
- Tamur pengabuan
- Kertas saring
- Kapas bebas lemak
- Labu lemak
- Kondensator
- Tabungan Soxhlet
- Penangas air
- Labu Kjeldhi
- Desikator
- Labu Erlenmeyer
- Buret
- Pipet volumetri
- Pipet tetes
- Corong kaca
- Botol vial
- Labu Erlenmeyer
- Kertas saring whatman
- Gelar ukur
- Gelas piala
- Magnetis sterrer
- Rotary vacuum
evaporator.
Pengujian ALT - Timbangan dengan
ketelitian 0,0001 g -Alkohol 96%
- Autoclave
- PCA
(Plate Count
Agar)
- Incubator 350C + 0 C
- 5 gram
sampel
- Anaerobic jar
-
Larutan Nacl
- Cawan petri 15 mm x
90 mm
- Botol penngencer 20 ml
- Alat penghitung kaloni
- beserta jar Blender
yang dapat
disterilisasi atau
stopmather
- Batang gelas bengkok
diameter 3 mm -4 mm,
dengan panjang tangkai
15 cm- 20 cm
- Pepet gelas atau pipetor
: 0,1 ml, 1 ml, 5 ml, 10
ml
- Bunsen
- Pisau
- Papan pemotong
sampel

3.3 Penelitian
3.3.1 Metode Pengambilan sampel
Sampel siput lola segar (Trochus Niloticus) diperoleh dari setiap 10 meter dari
bagian utara sampai selatan pada perairan desa sather kecamatan kei besar selatan
kab maluku tenggara, siput lola segar di ambil pada laut pasang surut. Siput lola
segar diambil dibersikan dengan air laut untung menghilangkan kotoran atau lumut
yang tertempel pada cangkang siput lolsa tersebut.kemudian di masukan ke dalam
ember dan di hancurkan cangkang siput menggunakan palu dan kemudian siput
tersebut di bersihkan dan di masukan ke dalam plastik selanjutnya sampel di
bawah ke laboratorium untuk dilakukan proses preparasi sebelum di uji lebih lanjut.

3.3.1 Uji Kadar Air (SNI 01-2356-2006)


Prosedur kerja
1. Cawan persolen di keringkan dalam oven selama 30 menit
2. Lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit
3. Selanjutnya sampel ditimbang sebanyak 5 g dalam cawan dan dikeringkan dalam oven
pada suhu 1000C dalam tekanan tidak lebih dari 10 mmhg selama 5 jam atau sampai
beratnya konstan.
4. Cawan beserta isinya kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
Perhitungan kadar air mengikuti persamaan berikut :
B−C
% Kadar Air= ×100%
B−A
Dimana:
A : Berat cawan kosong (gr)
B : Berat cawan + Contoh awal (gr)
C : Berat cawan + contoh kering (gr)

3.3.2 Analisis kadar abu


Prosedur kerja
1. Cawan pengabuan dikeringkan di dalam oven selama satu jam pada suhu 105oC
2. kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator dan ditimbang hingga
didapatkan berat yang konstan
3. Sampel yang telah ditimbang sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan pengabuan
dan dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi.
4. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600oC selama 1 jam
5. kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan
Perhitungan:
B− A
%Kadar Abu = ×100%
Be ratcontoh
Keterangan :
A : Berat cawan porselen kosong (g)
B : Berat cawan dengan sampel (g)
C : Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan (g)
3.3.3 Analisis kadar protein
Prosedur kerja
1. Timbang seksama kira-kira 2 g homogenat contoh pada kertas timbang, lipat-lipat dan
masukan ke dalam labu destruksi.
2. Tambahkan 2 buah tablet katalis serta beberapa butir batu didih.
3. Tambahkan 15 ml H2SO4 pekat (95%-97%) dan 3 ml H2O2 secara perlahan-lahan dan
diamkan 10 menit dalam ruang asam.
4. Destruksi pada suhu 4100Cselama kurang lebih 2 jam atau sampai larutan jernih,
diamkan hingga mencapai suhu kamar dan tambahkan 50-75 ml aquades.
5. Siapkan erlenmeyer berisi 25 ml larutan H3BO3 4% yang mengandung indikator
sebagai penampung destilat.
6. Pasang labu yang berisi hasil destruksi pada rangkaian alat destilasi uap.
7. Tambahkan 50-75 ml larutan natrium hidroksida-thiosulfat
8. Lakukan destilasi dan tampung destilat dalam erlenmeyer tersebut (6.5) hingga volume
mencapai minimal 150 ml (hasil destilat akan berubah menjadi kuning).
9. Titrasi hasil destilat dengan HCl 0,2 N yang sudah dibakukan sampai warna berubah
dari hijau menjadi abu-abu netral (natural gray).
10. Lakukan pengerjaan blanko seperti tahapan contoh.
11. Lakukan pengujian contoh minimal duplo (dua kali).
Perhitungan
(VA −VB) HClxNHClx 14,007 x 6,25 x 100 %
Kadar protein (%) ¿
WX 1000
Dengan:
VA :ml HCl untuk titrasi contoh
VB : ml HCl untuk titrasi blangko
N : Normalitas HCl standar yang digunakan.
14,007 : Berat atom nitrogen.
6,25 : Faktor konvesi protein untuk ikan
W : Berat contoh (g/100 g contoh (%)

3.3.4. Analisis Kadar Lemak


Prosedur kerja
1. Timbang labu alas bulat kosong ( A g ).
2. Timbang seksama 2 g homogenat contoh (B g) masukan dalam selongsong lemak
3. Masukan berturut-turut 150 ml Chloroform ke dalam labu alas bulat, selongsong
lemak ke dalam extractor soxhlet, dan pasang rangkaian soxhlet dengan benar.
4. Lakukan ekstraksi pada suhu 600C selama 8 jam
5. Evaporasi campuran lemak dan chloroform dalam labu alas bulat sampai kering.
6. Masukan labu alas bulat yang berisi lemak ke dalam oven suhu 105 0C selama ± 2 jam
untuk menghilangkan sisa Choloform dan uap air.
7. Dinginkan labu dan lemak di dalam desikator selama 30 menit.
8. Timbang berat labu alas buat yang berisi lemak (C g) sampai berat konstan.
9. Kerjakan pengujian minimal duplo (dua kali)

Perhitungan:
(C− A) X 100 %
% Lemak total¿
B
Dengan :
A : Berat labu alas bulat kosong (g)
B : Berat conntoh (g)
C : Berat labu alas bulat dan lemak hasil ekstraksi (g)
3.3.4 Pengujian Angka Lempeng Total (ALT)
Prosedur pengujian Angka Lempeng Total (ALT) berdasarkan SNI ) 01-233.2-2006
Metode penentuan Angka Lempeng Total ini untuk menentukan jumlah total
mikroorganisme aerob dan anaerob (psikofilik, mezofilik,dan termofilik) pada produk perikanan
(SNI 01-2332.3-2006).
Ditambahkan Oleh Nuhi (2009), bahwa TPC (Total Plate Count), ALT (Angka Lempeng
Total) PLT (Perhitungan Lempeng Total) Semuannya merupakan analisis untuk menguji
cemaran mikroba dengan metode pengenceran serial dan cawan tuang SPC (Standar Plate
Count)
Penentuan Angka Lempeng Total pada produk perikanan berdasarkan SNI 01-2332.3-2006,
adalah sebagai berikut:
3.4 Metode Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara observasi atau pengamatan langsung di lapangan
meliputi pengambilan sampel dan pengujian dilaboratorium. Data sekunder di peroleh dari
istansi terkait seperti Kantor Ohoi dan hasil wawancara terkait siput lola yang dijadikan
sebagai bahan tambahan makanan.
Kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, analisis data, interprestasi
data, dan pada akhirnya di rumuskan suatu kesimpulan yang mengacu pada analisis data
tersebut yang ada tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Proksimat


Dalam mengembangkan suatu produk pangan, perlu diketahui sifat dari setiap unsur
pokok yang terjadi dalam pangan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengklasifikasi
komponen kandungan pangan. Hal penting penting dari unsur pokok bahan pangan terdiri dari
lima katagori yaitu kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak total dan karbonhidrat (Okozumi
dan Fuji, 2000).
Analisis proksimat dilakukan untuk mengetauik kadar air, kadar abu, protein, lemak dan
karbonhidrat. Hasil analisa proksimat siput lola segar yang berasal dari Desa Ohoi Sather dapat
dilihat pada digram dibawah ini
Diagram hasil analisa proksimat siput lola segar (Trochus Niloticus)

4.2 Kandungan proksimat pada kandungan gizi siput lola


Penelitian proksimat berupa kadar Air, Abu, Protein, Lemak, di Perairan Maluku Tenggara,
pengambilan sampel di Desa Sather kecamatan kei besar selatam kabupaten maluku tenggara
dengan penelitian proximat berup akadar Air, Abu, Protein, Lemak dan TPC di perairan
Kabupaten Maluku Tenggara.
Analisis kandungan siput lola yang hidup di dalam perairan dasar lautata ubebatuan dan
karang-karang yang memiliki kemampuan menyerap karbo. Hasil penelitian proximat pada
kandungan gizi siput lola (Trochusniloticus) perairan Desa Sather dapat dilihat pada diagram
dibawah ini.

1.2.2 Kadar Air

kadar protein
25

20 19.465

15

10

0
kontrol

Gambar 2. Kadar Air

Berdasarkan diagram di atas kadar air yg terdapat dalam siput lola segar di perairan desa
Sather yaitu1,365%. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan p
angan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan.
Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut,
kadar air yang tinggi mengakibatkan mudah nyabakteri, kapang dan khamir untuk berkembang
biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno 2009).

4.2.2 Kadar Abu

kadar protein
25

20

15

10

0
kontrol

Gambar 3. Kadar Abu

Berdasarkan diagram diatas pengujian kandungan gizi siput lola segar pada perairan desa
Sather dengan nilai1,365%.

4.2.3 Kadar Lemak


kadar protein
25

20

15

10

0
kontrol

Gambar 4. Kadar Lemak

Berdasarkan diagram diatas terdapat kadar lemak pada siput lola segar dengan nilai
0,59%.Thril et al (2009) menyebutkan bahwa lamun memiliki komponen asam lemak jenuh
sehingga dapat dikonsumsi dengan baik dan aman bagi Kesehatan manusia.

4.2.4 Kadar Protein

kadar protein
25

20

15

10

0
kontrol

Gambar.5 Kadar Protein


Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat kadar protein pada siput lola dengan nilai
19,465%.Menurut Tapotubun (2005) bahwa bila kadar air suatu produk lebih kecil atau
berkurang maka nilai protein akan meningkat dan sebaliknya.

Tabel pengujian kandungan proksimat siput lola (Trochusniloticus) pada perairan Maluku
Tenggara

Kadar Air

No Kode Sampel U1 (%) U2 (%)

1 Lola segar 78,57 78,38

Kadar Abu

No Kode Sampel U1 (%) U2 (%)

1 Lola segar 1,42 1,31

Kadar Lemak

No Kode Sampel U1 (%) U2 (%)

1 Lola segar 0,64 0,54

Kadar Protein
No Kode Sampel U1 (%) U2 (%)

1 Lola segar 19,33 19,60

4.2.5 Prinsip Total Plate Count (TPC)

Prinsip dari metode cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan sel
mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang
biak dan membentuk kaloni yang dapat di lihat langsung dan di hitung menggunakan mata tanpa
mikroskop. Pada metode ini, teknik pengenceran media, terlebih dahuludilakukan pengenceran
sampel menggunakan larutan NaCl tujuan dari pengenceran yaiu menguranggi jumlah
kandungan mikroba yang tedapat dalam sampel sehingga nantinyadapat diamati dan dikatahui
jumlah mikroorganisme secara spesifik sehingga didapatkan perhitunggan yang tepat.
Pengenceran memudahkan dalam perhitungan kaloni (Fardiaz, 1993).

4.2.6 (TPC) Total Plate Count

Adanya mikroba pada bahan makanan ini dilakukan dengan cara menggunakan
metode Total Plate Count (TPC) atau metode hitungan cawan. ,Metode hitungan
cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang menjadi satu kaloni. Jumlah kaloni yang muncul pada cawan merupakan
suatu indeks jumlah mikroba yang hidup terkandung dalam sampel. Hal yang perlu di
kuasai dalam hal ini adalah teknik pengenceran. Setelah inkubasi, jumlah kaloni
masing-masing cawan diamati (Waluyo,20100).

4.2.7 Tabel 4. Hasil TPC (Total Plate Counter)


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kandungan proksimat siput lola yang berasal dari perairan
Maluku Tenggara

5.2 Saran
Sangat diharapkan agar masyarakat maluku tenggara mengolah dan dapat mengkonsumsi
siput lola dengan diolah menjadi suatu produk.
DAFTAR PUSTAKA

Ali et al 1992. Rangkuman beberapa hasil penelitian lola (Trochus spp). Prosiding Temu Karya
Ilmiah Potensi Sumberdaya Kekerangan Sulawesi Selatan dan Tenggara. Watampone.
Dahuri R. 2006. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
Dwiono et al,1997. Pembenihan Lola (Trochus niloticus) di Laboratorium Seminar Biologi XI,
Kampus UI Depok, hal 11.
Dharma,1992. Siput dan Kerang Indonesia II (Indonesia Shells) PT. Sarana Jakarta.
Hesing, 1981. Larval Development, Settlement and Metamorfphosis of the tropical gastropod,
Trochusniloticus L. Malacologia 20, pp 349-357.
Nash, 1993. Trochus. In. A. Wright and L. Hill (eds) Nearshore marine Resources of The South
Pacific. Forum Fisheries Agencies and Institute of pacific Studies. 451-496.
Kikutani dan Yamakawa. 1999. Marine Snails Seed Production Towards Restocking
Enhancement Basic Manual. JICA and FAO, 59 pp.
Yi dan Lee,1997. Effect of Temperature and salinity on the Oxigen Consumption and survival of
hatchery reared Juvenil Top Shell Trochus niloticus
Winarno,F.G.1993.KimiaPangandanGizi.PT.Gramedia.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai