Anda di halaman 1dari 33

MODUL PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI DASAR

OLEH :
TIM DOSEN FARMASI STIKIM

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA MAJU (STIKIM)
JAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa sebagai
panduan dalam melaksanakan praktikum farmakognosi dasar, untuk mahasiswa program
studi S1 Farmasi STIKIM Indonesia Maju Jakarta. Dengan adanya buku petunjuk praktikum
ini diharapkan akan membantu dan mempermudah mahasiswa dalam memahami dan
melaksanakan praktikum farmakognosi dasar sehingga akan memperoleh hasil yang baik.
Materi yang dipraktikumkan merupakan materi yang selaras dengan materi kuliah
teori farmakognosi dasar. Untuk itu dasar teori yang didapatkan saat kuliah juga akan sangat
membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum farmakognosi dasar ini.
Buku petunjuk ini masih dalam proses penyempurnaan. Insha Allah perbaikan akan
terus dilakukan demi kesempurnaan buku petunjuk praktikum ini dan disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga buku petunjuk ini dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

TATA TERTIB PRAKTIKUM ............................................................................................iii

PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM.....................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

BAB II DAUN...................................................................................................................... 4

BAB III BUAH..................................................................................................................... 7

BAB IV BIJI......................................................................................................................... 9

BAB V KULIT BATANG.................................................................................................... 11

BAB VI UTS......................................................................................................................... 14

BAB VII AKAR................................................................................................................... 15

BAB VIII RIMPANG............................................................................................................ 17

BAB IX HERBA.................................................................................................................... 21

BAB X BUNGA.................................................................................................................... 24

BAB XI AMILUM................................................................................................................ 26

BAB XII UAS........................................................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 29

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Haksel
Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan
gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi farmakognosi berarti pengetahuan
tentang obat.
Farmakognosi merupakan bagian biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga
ruang lingkupnya menjadi luas. Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum
Farmakognosi hanya meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan
organoleptis yang seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap
zat yang terkandung dalam simplisia dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah
sintesa.
Haksel adalah simplisia dalam bentuk rajangan, irisan, fragmen, atau utuh yang
biasanya didapat dalam ramuan atau persediaan. Perlu ditegaskan di sini bahwa haksel
tidak berbentuk serbuk.
Pemerian merupakan uraian tentang bentuk, bau, rasa, dan warna simplisia, jadi
merupakan informasi yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang
berupa bagian tanaman ( kulit, daun, akar dan sebagainya). Sedangkan pertelaan atau
pemerian didiskripsikan dalam praktikum ini meliputi tanaman atau tumbuhan asal, suku
atau famili, bentuk sediaan dan pertelaan secara organoleptis, ciri khas (bila ada), ukuran
(bila perlu) seta gambar haksel tersebut.
B. Tata Nama Latin Tanaman
1. Nama Latin tanaman terdiri dari 2 kata, kata pertama disebut nama genus dan
perkataan kedua disebut petunjuk species , misalnya nama latin dari padi adalah
Oryza sativa, jadi Oryza adalah genusnya sedangkan sativa adalah petunjuk
speciesnya. Huruf pertama dari genus ditulis dengan huruf besar dan huruf pertama
dari petunjuk species ditulis dengan huruf kecil. Nama ilmiah lengkap dari suatu
tanaman terdiri dari nama latin diikuti dengan singkatan nama ahli botani yang
memberikan nama latin tersebut.
Beberapa contoh adalah sebagai berikut :
Nama ahli botani Disingkat sebagai Nama tanaman lengkap
Linnaeus L Oryza sativa L

1
De Candolle DC Strophanthus hispidus DC
Miller Mill Foeniculum vulgare Mill
Houttuyn Houtt Myristica fragrans Houtt

2. Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata),
2 dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix – mas, Strychnos nux – vomica, Hibiscus rosa - sinensis
3. Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda,
hal ini disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
C. Tata Nama Simplisia
Dalam ketentuan umum Farmakope Indonesia disebutkan bahwa nama simplisia nabati
ditulis dengan menyebutkan nama genus atau species nama tanaman, diikuti nama bagian
tanaman yang digunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang
diperoleh dari beberapa macam tanaman dan untuk eksudat nabati.\
Contoh :
1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium, Thymi Herba,
Zingiberis Rhizoma
2. Petunjuk species + nama bagian tanaman : Belladonnae Herba, Serpylli Herba,
Ipecacuanhae Radix, Stramonii Herba
3. Genus + petunjuk species + nama bagian tanaman : Curcuma aeruginosae Rhizoma,
Capsici frutescentis Fructus
Keterangan : Nama species terdiri dari genus + petunjuk spesies
Contoh :
Nama spesies : Cinchona succirubra
Nama genus : Cinchona
Petunjuk species : succirubra
D. Pemeriksaan Simplisia Secara Mikroskopik
Praktikum Farmakognosi Dasar ini hanya meliputi segi pengamatan makroskopis,
mikroskopis dan organoleptis yang sederhana. Metode mikroskopi merupakan salah satu
cara untuk mengidentifikasi simplisia baik dalam keadaan tunggal maupun campuran,
baik berbentuk bahan utuh/rajangan maupun serbuk. Dalam ruang lingkup praktikum ini

2
praktikan diharapkan dapat atau mampu memahami isi dan maksud diskripsi simplisia
dalam buku resmi Materia Medika Indonesia dan buku-buku lain yang terkait. Metode
mikroskopi dapat dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu simpleks,
tetapi terbatas pada segi kualitatif.
E. Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan praktikum ini praktikan diharapkan dapat mengidentifikasi
simplisia dengan menggunakan mikroskop serta menyebutkan ciri khas simpleks yang
diperiksa.
F. Prasyarat Praktikum
Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus sudah mengetahui :
1. Anatomi seperti : irisan melintang dan membujur.
2. Bagian tumbuhan seperti : akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
3. Isi sel yang memiliki bentuk tertentu.
G. Tugas Individu
Carilah penampang sel dan fungsi dari bahan uji yang di praktikumkan
H. Format Hasil Pengamatan
Uraian identifikasi
Gambaran Haksel
Uraian Bahan (Bentuk, Warna, Paraf Dosen
Hasil Pemeriksaan
Bau, Rasa)
1. Nama Simplisia :

2. Bagian yang digunakan :

Gambaran Hasil
Keterangan Uraiaan Paraf
Uraian Bahan Pemeriksaan
Gambar Mikroskopis Dosen
Mikroskopik
1. Nama Simplisia :
2. Tanaman Asal :
3. Famalia :
4. Kandungan :
5. Manfaat (Khasiat) :

3
BAB II
DAUN

A. Dasar Teori
Daun adalah salah satu organ pokok tumbuhan yang terletak pada batang, biasanya tipis
melebar dan kaya akan zat klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau. Sesuai
dengan bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau dan duduknya pada batang
menghadap ke atas itu selaras dengan fungsi daun bagi tumbuhan, yaitu:
1. Mengambil zat makanan (resorbsi)
2. Mengolah zat makanan (asimilasi)
3. Penguapan air (transpirasi)
4. Pernafsan (respirasi)
B. Pembuatan sediaan
Sedikit serbuk daun pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat (50
g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan
sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan
kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah
dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat
dengan perbesaran kuat.
C. Simplisia yang diamati
1. Thea Folium (Daun Teh)
a. Tanaman asal : Thea sinensis L.
b. Familia : Theceae
c. Pemerian : Serbuk hijau sampai hijau kehitaman, bau agak aromatis, rasa
pahit dan kelat
d. Mikroskopik : Epidermis atas dan epidermis bawah dengan stomata tipe
nomositik, kristal kalsium oksalat berbentuk roset, sel batu
bentuk khas (bercabang)
2. Psidii Foliun (Daun Jambu biji)
a. Tanaman asal : Psidium guajava L.
b. Familia : Myrtaceae
c. Pemerian : Serbuk hijau keabu-abuan, berbau khas aromatik, rasa kelat.
d. Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel pipih, berbentuk
poligonal,
4
dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata dan Epidermis
bawah sel lebih kecil , pipih bentuk poligonal, dinding
anticlinal lurus, stomata tipe anomositik, rambut penutup
bentuk kerucut.
3. Sonchi Folium (Daun Tempuyung)
a. Tanaman asal : Sonchus arvensis L.
b. Familia : Asteraceae
c. Pemerian : Serbuk hijau kelabu, berbau rumput, rasa agak kelat.
d. Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding agak bergelombang, epidermis
bawah berdinding lebih bergelombang, rambut kelenjar
pendek (uniseluler), stomata tipe anisositik, ada epidermis
berwarna ungu dang kadangkadang ditemukan tepi daun
sangat runcing.
4. Guazumae Folium (Daun Jati Belanda)
a. Tanaman asal : Guazumae ulmifolia
b. Familia : Sterculiaceae
c. Pemerian : Serbuk hijau tua kecoklatan, berbau khas aromatic lemah, rasa
agak kelat.
d. Mikroskopik : Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel, berambut penutup dan
berambut kelenjar, berbentuk poligonal, tidak berstomata.
Epidermis bawah sel lebih kecil,bergelombang, stomata tipe
anosositik, rambut penutup berupa bintang.
5. Datura Folium (Daun Kecubung)
a. Tanaman asal : Datura metel L
b. Familia : Solanaceae
c. Pemerian : serbuk berwarna hijau tua, abu-abu, berbau tidak enak dan
khas
(memabukkan), rasa pahit, tidak enak.
d. Mikroskopik : Jaringan mesofil dengan berkas pengangkut bercabang,
Kristal
kalsium oksalat roset atau bintang terdapat dalam satu lapis
sel parenkim bunga karang, kecuali sel yang berbatasan
dengan urat daun (tulang daun), rambut kelenjar dan rambut
penutup bersel banyak (multiselular), jumlahnya tidak banyak
5
stomata dikelilingi oleh tiga atau empat sel tetangga, yang satu
lebih kecil dari yang lain (stomata tipe anisositik)
6. Abri Folium ( Daun Saga)
a. Tanaman asal : Abri precatorius L.
b. Familia : Papilonaceae
c. Pemerian : Serbuk hijau, berbau lemah, rasa agak manis,khas.
d. Mikroskopik : Epidermis atas dengan dinding antiklinal jelas bergelombang,
tidak terdapat stomata, atau rambut penutup. Epidermis bawah
sel lebih kecil, dinding antiklinal dan bergelombang, ada
rambut penutup berbentuk kerucut ramping.

6
BAB III
BUAH
A. Dasar Teori
Buah merupakan perkembangan dinding bakal buah  dan terkadang juga bagian-
bagian bunga yang lain. Buah mengandung biji. Bagi para ahli biologi (biologiwan),
istilah buah tidak hanya terbatas pada macam yang sukulen yang kita nikmati. Pada setiap
macam itu buah-buah ini membantu menyebarkan biji-bijinya. Ada yang dibantu dengan
struktur khusus sehingga disebarkan oleh angin, ada yang melekat pada pakaian kita atau
bulu hewan, sehingga dapat terbawa ke tempat lain.
B. Pembuatan sediaan :
Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat
(50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan
sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan kloralhidrat
berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah dingin dilihat di
bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran
kuat.
C. Simplisia Yang Diamati
1. Piperis albi Fructus ( Lada Putih)
a. Tanaman asal : Pipper nigrum L.
b. Familia : Piperaceae
c. Pemerian : serbuk berwarna coklat muda, bau khas aromatis, berasa khas
aromatis dan pedas.
d. Mikroskopik : Fragmen perisperm bening berisi amilum (dilihat dalam media
air), dinding buah berwarna coklat terdiri dari sel batu bentuk
persegi panjang lumen, sempit endokarp terdiri dari sel batu
bentuk piala atau dengan penebalan U, sel sekret berwarna
kuning terletak, di perisperem. Amilum keci-kecil, kompak,
berbentuk poligonal atau bulat.
2. Cumini Fructus (Buah Jinten Putih)
a. Tanaman asal : Cumini Cyminum L.
b. Familia : Apiaceae
c. Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas aromatik, rasa khas.
d. Mikroskopik : Epikrap terdiri dari sel-sel berwarna kekuningan, ada rambut,
7
mesokrap parenkimatik berkas pembuluh terdapat dirusuk
primer (jaringan floem dan xylem), saluran minyak terdapat
dirusuk sekunder (sel epitelium).
3. Amomi Fructus (Buah Kapulaga)
a. Tanaman asal : Ammomum compactum Soland.ex Maton.
b. Familia : Zingeberaceae
c. Pemerian : Serbuk kelabu kekuningan, berbau khas aromatik, rasa agak
pedas.
d. Mikroskopik : selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih, dinding
tipis.Epidermis luar berdinding tebal agak berlignin, warna
coklat muda, coklat kemerahahan. Dibawah epidermis
terdapat sel parenkim pipih,kecil dinding tipis.
4. Coriandri Fructus (Buah Ketumbar)
a. Tanaman asal : Coriandrum sativum L.
b. Familia : Apiaceae
c. Pemerian : Serbuk coklat muda kekuningan atau coklat kemerahan,bau
khas
aromatik.
d. Mikroskopik : Merikrap = Epikrap sel kecil, dinding agak tebal, tidak
berlignin,
kutikula tipis, berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma
kecil, tidak terdapat rambut penutup. Mesokrap terdiri dari
jaringan parenkim, sklerenkimatik.

8
BAB IV
BIJI

A. Dasar Teori
Tumbuhan biji merupakan bentuk kehidupan tumbuhan yang paling tinggi di bumi
dan merupakan jenis yang paling dominan. Tumbuhan ini menghasilkan biji untuk
berkembang biak sehingga sering disebut spermathopyta. Karena mempunyai bunga,
maka tumbuhan tersebut dinamakan anthopyta dan dapat disebut phanerogamae. Sebab
perkembangbiakannya kelihatan nyata. Tumbuhan yang alat perkembang biakannya
tersembunyi dinamakan cryprogamae.
B. Cara Pembuatan
Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat
(50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan
sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan kloralhidrat
berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah dingin dilihat di
bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran
kuat.
C. Simplisia Yang Diamati
1. Foeniculi Fructus (Biji Adas)
a. Tanaman asal : Foeniculum vulgare Mill
b. Familia : Apiaceae/Umbelliferae
c. Pemerian : Serbuk coklat kuning, berbau dan berasa khas aromatic
d. Mikroskopik : Parenkim mesokrap dengan penebalan bentuk jala berwarna
coklat, fragmen saluran minyak (vittae) berwarna kuning
kecoklatan, fragmen endokrap dengan permukaan merupakan
sel-sel tersusun seperti parkit, fragmen endosperm tak
berwarna, polygonal tak teratur berdinding tebal berisi aleuron
dan Kristal kalsium oksalat berbentuk roset.
2. Parkia Semen (Biji Kedawung)
a. Tanaman asal : Parkia roxburghii G.Don.
b. Familia : Mimosaceae
c. Pemerian : Serbuk hijau muda dengan bintik-bintik hitam (tidak
disangan),
9
bau khas, rasa khas agak pahit.
d. Mikroskopik : Fragmen sel lapisan sel serupa palisade, bagian luar terdiri
dari
dari beberapa lapis sel dengan bentuk silindris, lumen
jelas,dinding sel tebal tak berlignin (kulit biji),Keping biji:
Epidermis berbentuk persegi empat, kecil, dinding sel tipis,
berisi aleuron. Parenkim keping biji : berdinding agak tebal,
tidak berlignin, bernoktah, lumen mengandung zat warna
kehijauan, aleuron, dan minyak.
3. Myristacae Semen (Biji Pala)
a. Tanaman asal : Myristica fragrans Houtt.
b. Familia : Myristacae
c. Pemerian : Serbuk coklat muda, berbau khas aromatik, rasa agak
pahit,agak
pedas, dan agak menimbulkan rasa tebal di lidah.
d. Mikroskopik : Pada inti biji terdapat jaringan perisperm primer berbentuk
poligonal, dinding tipis berwarna coklat kekuningan terletak
disebelah luar, dan disebelah dalam terdapat jaringan
perisperm primer sekunder dan endosperm.

10
1.
BAB V
KULIT BATANG
A. Dasar Teori
Kulit batang, merupakan bagian kulit yang digunakan sebagai ramuan obat. Simplisia
kulit batang umumnya diambil dari bagian kulit terluar tanaman tingkat tinggi yang
berkayu. Bagian yang sering digunakan sebagai bahan ramuan meliputi kulit batang,
cabang atau kulit akar sampai ke lapisan epidermis.
B. Pembuatan sediaan :
1. Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat
(50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan
sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan
kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah
dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat
dengan perbesaran kuat.
2. Dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
C. Simplisia Yang Diamati
1. Cinnamomi Cortex (kulit kayu manis)
a. Tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum
b. Familia : Lauranceae
c. Pemerian : Serbuk coklat tua, berbau khas aromatik, rasa khas manis
hangat
Berlendir
d. Mikroskopik : Amilum di, tri, dan tetraadelphis. Sel batu berdinding tebal,
ada
sel batu dengan penebalan huruf U, parenkim korteks dengan
sel-sel lender dan sel minyak, kristal kalsium oksalat bentuk
prisma atau rapida (berkas jarum)
2. Chinae Cortex (kulit kina)
a. Tanaman asal : Cinchona succribra Pavon et Klotz, Chincona ledgeriana
b. Familia : Rubiaceae
c. Pemerian : Serbuk coklat muda sampai coklat merah hamper tak
berbau,berasa sangat pahit dan kelat.
d. Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat berwarna coklat atau
11
merah,parenkim korteks dengan Kristal kalsium oksalat
berbentuk pasir, ciri khas berupa serabut sklerenkim bentuk
bulat panjang seperti gelendong, berwarna kuning, dinding
tebal, lumen sempit dengan noktah corong, noktah dan lamella
jelas.
3. Paramerian Cortex (Kulit kayu rapat)
a. Tanaman asal : Paramerian laevigata Juss.Moldenke
b. Familia : Apocynaceae
c. Pemerian : Serbuk coklat kekuningan, tercampur dengan gumpalan-
gumpalan getah, bau lemah, rasa agak kelat dan agak pahit.
d. Mikroskopik : Jaringan Gabus, terdiri dari beberapa lapis sel gabus dengan
dinding tangensial luar sangat tebal dan berlapis-lapis hinggan
berbentuk serupa U yang terbalik, jernih, berlignin. Sklereida :
berbentuk isodiametris, persegi panjang atau berbentuk tidak
tidak beraturan, sel sangat tebal berlapis-lapis, berlignnin,
saluaran noktah jelas bercabang-cabang.
4. Alstoniae Cortex (Kulit Pule)
a. Tanaman asal : Alstonia scholaris L.R.Br
b. Familia : Apocynaceae
c. Pemerian : Serbuk kelabu kecoklatan, tidak berbau, rasa pahit yang tidak
mudah hilang.
d. Mikroskopik : Jaringan Gabus terdiri dari banyak jalur sel gabus tebal,
berlignin
dan bernoktah, sebagian sel mempunyai dinding yang
berwarna kecoklatan, pada penampang melintang dan
membujur sel gabus berbentuk persegi panjang dan poligonal.
Kambium gabus terdiri dari lapis sel ber dinding sel tipis,
didalam lumen kadang-kadang terdapat hablur oksalat
berbentuk prisma. Korteks sekunder : lebar, parenkimatik,
dinding tipis, sel parenkim korteks mengandung butir pati
berbentuk bulat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma.Sel
batu tersebar, jarang tunggal, dinding tebal berlignin, lumen
agak lebar, Saluran noktah jelas.

12
5. Tinosporae Caulis (Batang Brotowali)
a. Tanaman asal : Tinosporae crispa L. Miera ex hook. f.
b. Familia : Menispermaceae
c. Pemerian : Serbuk kuning kelabu, tidak berbau, rasa sangat pahit
d. Mikroskopik : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel berbentuk segi empat
memanjang, dinding tipis dengan kutikula agak tebal.
Dibawah epidermis terdapat beberapa lapis sel gabus, bentuk
segi empat, dinding agak tebal. Kambium gabus terdiri dari
beberapa sel berdinding tipis. Korteks parenkim dengan sel
membulat, mengandung butir pati, minyak atau hablur
kalsium oksalat berbentuk prisma. Serabut sklerenkim
berbentuk lengkungan, Empulur parenkimatik berisi butir pati,
sel getah dan berkas pembuluh kolateral.

13
BAB VI
UTS

14
BAB VII
AKAR

A. Dasar Teori
Akar merupakan bagian dari sistem akar yang menempatkan rimpang dibawah tudung.
Ini adalah organ tanaman yang biasanya terletak di bawah tanah. Namun, beberapa akar
dapat tumbuh aerial, atau di atas tanah, atau dengan mengaerasi, atau di atas air. Hal ini
penting untuk menentukan akar sebagai bagian dari tubuh tanaman yang tidak memiliki
daun dan node. Empat fungsi utama akar meliputi: penyerapan air dan nutrisi,
penyimpanan makanan, pencegahan erosi tanah, dan keterikatan tubuh tanaman ke tanah.
A. Cara Pembuatan
1. Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat
(50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan
sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan
kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah
dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat
dengan perbesaran kuat.
2. Dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
B. Simplisia Yang Diamati
1. Ipecacuanhae Radix (akar Ipekak)
a. Tanaman asal : Psychotria ipecacuancha Stokes
b. Familia : Rubiaceae
c. Pemerian : Serbuk coklat abu-abu, hampir tak berbau, pahit dan
menyebabkan ingin muntah (nausea).
d. Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna kecoklatan berdinding polygonal,
trakea
dan trakeida bernoktah, parenkim berdinding tipis dengan
butir-butir amilum dan ada kristal kalsium oksalat bentuk
rapida (berkas jarum), kristal lepas tersebar, entuk jarum.
Amilum berbentuk bulat telur, plankonveks, mono, di- sampai
oktaadelphis.
2. Rhei Radix (kelembak)
a. Tanaman asal : Rheum palmatum var.Tanguticum dan Rheum officinale. L

15
b. Familia : Polygonaceae
c. Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, berbau khas aromatis, berasa khas
pahit dan kelat, bila dikunyah terasa ada pasiennya.
d. Mikroskopik : Jaringan gabus berwarna coklat parenkim floem, cincin, dan
spiral, ciri khas adanya kristal kalsium oksalat lepas bentuk
roset dan besar (100-200 μm). Amilum berbentuk bulat telur
mono, di-, triadelphis.

16
BAB VIII
RIMPANG

A. Dasar Teori
Rimpang adalah modifikasi batang yang ada dibawah tanah sementara akar
merupakan bagian dari sistem akar yang menempatkan rimpang dibawah tudung. Hal ini
penting untuk mengenali tanaman sebagai salah satu penyedia utama manusia untuk
kelangsungan hidup. Botani membuka jalan bagi studi lebih lanjut dari tanaman dan
keluarga nya. Keajaiban dan karakteristik mereka juga membuka banyak pikiran ke
sistem di mana mereka berkembang.
Rimpang atau disebut juga rizoma adalah batang horisontal yang besar dan kuat dari
tanaman, biasanya ditemukan di bawah tanah, dan sering akar memiliki cabang dan tunas
dari buku/node nya. Asal-usulnya berasal dari kata Yunani ” rhizome,” yang berarti
“massa akar.”
Rimpang yang ada di bawah tanah adalah modifikasi dari batang. Mereka
berkembang sejajar dengan permukaan bumi memiliki node dan ruas sebagai batang,
daun kecil, dan tunas. Rimpang bekerja sebagai penyimpanan makanan dan membantu
dalam perbanyakan vegetatif yang merupakan metode untuk berkembang biak dengan
memotongan rimpang menjadi tanaman baru. Contoh tanaman yang tumbuh dengan cara
ini terdiri dari asparagus, jahe, hop, dan anggrek.
B. Pembuatan sediaan
1. Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat
(50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan
sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan
kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah
dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat
dengan perbesaran kuat.
2. Dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
C. Simplisia yang diamati
1. Zingiberis Rhizoma (Rimpang Jahe)
a. Tanaman asal : Zingiberis officinale Roscoe
b. Familia : Zingiberis

17
c. Pemerian : Serbuk kuning kecoklatan, bau khas aromatis dan pedas.
d. Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel secret berisi
oleoresin
berwarna kuning sindur sampai kuning coklat, serabut
sklerenkim dengan salah satu dindingnya berombak, trakea
dengan penebalan tangga. Butir-butir amilum bentuk khas,
yaitu serupa elips dengan tonjolan disalah satu ujung.
2. Curcuma xanthorrhizae Rhizoma (Rimpang temulawak)
a. Tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza L.
b. Familia : Zingiberis
c. Pemerian : Serbuk kuning tua, bau khas aromatis dan berasa khas agak
pahit.
d. Mikroskopik : Jaringan gabus, parenkim korteks, dan sel secret berwarna
kuning
tua sampai kuning coklat, serabut sklerenkim dengan salah
satu dinding berombak, trakea penebalan tangga. Butiran
amilum bentuk khas seperti pada jahe. Seluruh sediaan
berwarna kuning tua karena mengandung kurkumin.
3. Calami Rhizoma (Rimpang Jaringau)
a. Tanaman asal : Acorus calamus L.
b. Familia : Araceae
c. Pemerian : Serbuk coklat kekuningan, bau khas aromatik dan rasa agak
pedas.
d. Mikroskopik : Pada lapisan terluar terdapat 1 lapis epidermis atau jaringan
gabus. Pada korteks bagian luar terdapat hipo dermis yang
berupa jaringan kolenkimatik, pada korteks bagian dalam
terdapat nparenkim erenkimatik dengan rongga udara besar
dan sel berbentuk bulat penuh berisi butir pati.
4. Kaempferiae Rhizoma (Rimpang Kencur)
a. Tanaman asal : Kaempferiae galanga L.
b. Familia : Zingiberis
c. Pemerian : Serbuk putih, putih kecoklatan sampai coklat, bau khas
aromatic

18
dan rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan
rasa tebal.
d. Mikroskopik : Periderm, terdiri dari 5-7 lapis sel, sel berbentuk segi panjang
berdinding tipis. Jaringan parenkim
korteks,Terdapat di bawah periderm, sel parenkim
isodiametrik, berdinding tipis, berisi butir-butir pati.
5. Languatis Rhizoma (Rimpang Lengkuas)
a. Tanaman asal : Languas galanga ( L ) stuntz
b. Familia : Zingiberaceae
c. Pemerian : Serbuk, bau aromatik, rasa pedas.
d. Makroskopis : Epidermis terdiri dari 1 lapis sel kecil agak pipih, dinding
berwarna kuning kecoklatan, kutikula jelas. Koerteks
parenmatik, jaringan korteks bagian luar terdiri dari beberapa
lapis sel dengan dinding tipis berwarna kuning kecoklatan,
jaringan koerteks bagian dalam terdiri sel parenkim besar,
dinding sel tipis, tidak berwarna, kadang bernoktah halus,
berisi butir pati.
6. Curcuma domesticae Rhizoma (Rimpang kunyit)
a. Tanaman asal : Curcuma domesticae Val.
b. Familia : Zingeberaceae
c. Pemerian : Serbuk kuning sampai kuning jingga, bau khas aromatik, rasa
agak pahit, agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa
tebal.
d. Mikroskopis : Epidermis, 1 lapis sel, pipih berbentuk poligonal, dinding sel
menggabus. Rambut penutup, berbentuk kerucut, lurus atau
agak bengkok, dinding tebal. Hipodermis : terdiri dari
beberapa lapis sel, dinding sel menggabus,. Periderm : terdiri
dar 6-9 lapis sel berbentuk segi panjang, dinding menggabus.
Korteks dan silinder pusat : Parenkimatik, terdiri dari sel-sel
besar, penuh berisi pati Tunggal dan berbentuk lonjong,
lamela dan hilus kurang jelas.
7. Boesenbergiae Rhizoma (Rimpang Temu Kunci)
a. Tanaman asal : Boesenbergia pandurata Roxb. Schlocht.
b. Familia : Zingeberaceae
19
c. Pemerian : Serbuk coklat muda kekuningan, bau khas aromatik, rasa agak
pahit.
d. Makroskopis : Epidermis, Menggabus, tidak terdapat rambut penutup.
Hipodermis terdiri dari beberapa lapis sel yang menggabus.
Periderm, terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk persegi
panjang, berdinding tipis. Korteks dan silinder pusat,
Parenkimatik, terdiri dari sel-sel besar, penuh berisi pati yang
berbentuk bulat dan tunggal, pada parenkim terdapat idioblas
yang tersebar yang mengandung minyak dan damar minyak,
warna kuning atau kehijauan.

20
1.
BAB IX
HERBA

A. Dasar Teori
Ciri tumbuhan herba adalahtumbuhanyangbatangnyalunak karena tidak
membentukkayu, memiliki tinggi ≤ 2 meter, termasuk kedalam tumbuhan jenis rumput-
rumputan, sayuran seperti bayam dan katuk juga tumbuhan berbunga dengan warna
merah atau putih.Tumbuhan herba telah banyak dimanfaatkan sebagai obat untuk
mengobati berbagai penyakit.
Ada beberapa cara untuk melakukan identifikasi tumbuhan herba. Pertama dan yang
paling penting adalah adanya spesimen yang segar. Untuk identifikasi bagian penting
adalah bunga dan biji, termasuk ukuran dan warnanya. Selain itu perlu diketahui pula
bagian tumbuhan herba yang dapat dimanfaatkan. Ciri vegetatif yang perlu diperhatikan
dalam identifikasi dapat dilihat dari bagian tumbuhan herba berupa daun, pucuk daun, dan
akar. Selain itu dapat juga dilihat dari macam -macam getah, bentuk daun, dan
susunannya
B. Pembuatan sediaan
1. Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan kloralhidrat
(50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala spiritus (jangan
sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu ditambah larutan
kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan kertas saring. Setelah
dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan bila perlu dilihat
dengan perbesaran kuat.
2. Dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
C. Simplisia yang diamati
1. Andrographidis Paniculatae Herba (Herba Sambiloto)
a. Tanaman asal : Andrographis paniculata (Burm.f.) Wall. ex Nees
b. Familia : Acanthaceae
c. Makrokskopik : Bentuk berupa campuran daun, batang, bunga dan buah
kering, warna hijau, tidak berbau, berasa sangat pahit; batang
tidak berambut, tebal 2-6 mm, persegi empat, batang bagian
atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang
berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset
21
sampai bentuk lidah tombak, rapuh, tipis, tidak berambut,
pangkal daun runcing, ujung meruncing, tepi daun rata.
Permukaan alas berwarna hijau tua atau hijau kecokelatan,
permukaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun
pendek. Buah berbentuk jorong, pangkal dan ujung tajam,
kadang-kadang pecah secara membujur. Per¬mukaan luar
kulit buah berwarna hijau tua hingga hijau kecokelatan,
permukaan dalam berwarna putih atau putih kelabu. Biji
agak keras, permukaan luar berwarna cokelat muda
dengan tonjolan.
a. Mikroskopik : epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk segi empat,
kutikula tipis, pada penampang tangensial tampak berbentuk
polygonal, dinding samping lurus, tidak terdapat stomata.pada
lapisan epidermis terdapat banyak sel litosiis yang berisi
sistolit ; sistolit mengandung banyak kalsium karbonat.
Selitosis umumnya lebih besar daripada sel epidermis, bentuk
jorong atau bulat telur memanjang. Sel epidermis bawah lebih
kecil dari sel epidermis atas, pada penampang tangensial
tampak dinding samping bergelombang. Stomata sangat
banyak tipe bidiasitik dan diasitik, mumnya dibiasitik.rambut
kelenjar dan litosis lebih banyak terdapat di epidermis bawah
daripada epidermis atas jaringan palisade umumnya terdiri
dari satu lapis sel jarang yang dua lapis. Naringan unga karang
terdiri dari beberapa lapis sel bunga karang, tersusun renggang
dengan rongga udara yang besar ; diantara sel bunga karang
terdapat juga sel litosis serupa degan yang terdapat di
epidermis.
2. Centellae herba (Herba pegagan)
a. Tanaman asal : Centella asiatica (L.) Urb
b. Familia : Apiaceae
c. Makroskopik : Bentuk berupa lembaran daun yang menggulung dan
berkeriput
disertai stolon dan tangkai daun yang terlepas, warna hijau
kelabu, berbau aromatik lemah, mula-mula tidak berasa
22
kemudian agak pahit. Helai daun berbentuk ginjal atau
berbentuk bundar, umumnya dengan tulang daun yang
menjari; pangkal helaian daun berlekuk; ujung daun
membundar; pinggir daun beringgit sampai bergerigi, pinggir
pangkal daun bergigi; permukaan daun umumnya licin, tulang
daun pada permukaan bawah agak berambut; stolon dan
tangkai daun berwarna cokelat kelabu, berambut halus.
d. Mikroskopik : epidermis atas; urat daun dengan Kristal kalsium oksalat roset,
mesofil daun, berkas pengangkut dan epidermis bawah
dengan stomata tipe anisositis dengan 2 sel tetangga kecil
dan 1 sel tetangga lebih besar.

23
BAB X
BUNGA

A. Dasar Teori
Bunga adalah alat reproduksi seksual. Bunga dikatakan lengkap apabila
mempunyai daun kelopak ,daun mahkota, benang sari,putik,dan daun buah. Bunga
terdiri atas bagian fertile, yaitu benang sari dan daun buah,serta bagian yang steril
yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Alat perkembangbiakan generatif bentuk dan
susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji
umumnya alat tersebut merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga
dimana pada bagian inilah terjadi penyerbukan dan pembuahan.
B. Pembuatan Sediaan
1. Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan
kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala
spiritus (jangan sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu
ditambah larutan kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan
kertas saring. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran
lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran kuat.
2. Dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
C. Simplisia Yang Diamati
1. Caryophylli Flos
1. Tanaman asal : Eugenia caryophyllata Thunb. Sinonim Syzygium
aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry
2. Familia : Myrtaceae
3. Makroskopik : Terdiri dari bunga-bungaan yang dipetik sebelum
mekar,
berwarna cokelat tua, aroma harum dan khas.
d. Mikroskopik : Pada epidermis, terdapat kutikula yang tebal dan
stomata
yang memiliki empat sel tetangga. Pada parenkim,
terdapat kelenjar minyak berwarna kuning sampai
cokelat. Sklerenkim mengandung deretan kristal

24
kalsium oksalat bentuk roset. Pada dasar bunga,
ditemukan sel batu yang berasal dari dasar bunga.
2. Roseae Flos
a. Tanaman asal : Eugenia caryophyllata Thunb. Sinonim Syzygium
aromaticum (L.) Merr. & L.M.Perry
b. Familia : Myrtaceae
c. Makroskopik : Bunga majemuk, bula/bulat telur, terdapat di ujung
batang. Tangkai silindris, panjang ±2,5 cm, dan
berwarna abu-abu. Kelopak berbentuk lonceng, ujung
bertoreh lima, berwarna hijau keabu-abuan. Benang
sari bertanglai, panjang ±0,7 cm; kepala sari berwarna
kuning; putik bulat, panjang ±0,5 cm. Mahkota halus
beludru, aroma harum, dan berwarna merah. Daun
mahkota berwarna merah, berbentuk bulat/bulat telur,
dan halus (beludru). Tepi rata dan berkerut pada
keadaan kering. Simplisia diambil dari bunga yang
belum mekar, berbau harum dan rasa sedikit pahit.
d. Mikroskopik : Penambahan kloral hidrat pada preparat tampak
berwarna keunguan dan warna kelamaan akan hilang.
Tampak banyak papilla yang berasal dari epidermis
atas. Sel epidermis berdinding tebal dan
bergelombang. Jarang ditemukan polen karena
simplisia diambil saat masih kuncup.

25
BAB XI
AMYLUM

A. Dasar Teori
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu
sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum
terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,
yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi
molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas molekul D-glukosa
yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-
glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga
molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag
tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga
dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan
yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap amylum yang
terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi maltosa
dalam bentuk β – maltose.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang
digunakan pada percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis,
Amylum oryzae, dan Amylum Tritici. Identifikasi amilum secara mikroskopis
bertujuan agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk yang khas dari masing-masing
amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih memudahkan praktikan dalam
membuat sediaan farmasi.
B. Pembuatan Sediaan
1. Sedikit serbuk bahan pada gelas objek ditambah beberapa tetes larutan
kloralhidrat (50 g kloralhidrat dalam 20 ml air suling), dihangatkan diatas nyala
spiritus (jangan sampai mendidih). Tutup dengan gelas penutup jika perlu
ditambah larutan kloralhidrat berlebih, jika kloralhidrat berlebih diisap dengan
26
kertas saring. Setelah dingin dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran
lemah dan bila perlu dilihat dengan perbesaran kuat.
2. Dapat dilihat dalam media air untuk memeriksa bentuk butir amilum.
C. Simplisia Yang Diamati
1. Amylum Manihot (Pati Singkong)
a. Tanaman asal : Manihot esculenta Crantz
b. Familia : Euphorbiaceae
c. Mikroskopik : Granul pati tunggal/majemuk, granul berbentuk bulat
terkadang bentuk rompang (seperti bentuk helm/topi
baja), berukuran 20 μm, terdapat hilum letak
konsentris berupa titik, lamella tidak jelas terlihat.
2. Amylum Solani (Pati Kentang)
a. Tanaman asal : Solanum tuberosum L
b. Familia : Solanaceae
c. Mikroskopik : komposisi granul pati tunggal, bentuk oval, berukuran
100
μm, hilum berupa titik letak eksentris, lamella terlihat
jelas.
3. Amylum Maydis (Pati Jagung)
a. Tanaman asal : Zea mays L
b. Familia : Graminae
c. Mikroskopik : komposisi granul pati tunggal/majemuk, bentuk
poligonal,
ukuran 5-25 μm, hilum letak konsentris berupa titik
atau
rekahan memanjang, lamella tidak terlihat jelas.

27
BAB XII
UAS

28
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta
2. Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, jilid II. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
3. Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, jilid III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
4. Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
5. Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
6. Anonim, 1990, Materia Medika Indonesia, jilid VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta

29

Anda mungkin juga menyukai