Disusun Oleh:
Ardiansyah
1701140473
Budi yusrifan
1701140502
Minati Nor Hasanah
1701140468
Palangkaraya, 2019
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................iii
BAB I....................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan........................................................................................2
BAB II...................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Sel Tumbuhan............................................................................3
B. Struktur dan Fungsi Dinding Sel Pada tumbuhan.....................4
C. Struktur dan Fungsi Membran Sel Pada Sel Tumbuhan............6
D. Struktur dan Fungsi Organel-Organel Pada Sel Tumbuhan......7
BAB III................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................15
B. Saran........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu yang memepelajari mengenai
proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur
kehidupannya. Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan tumbuhan, yang
paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu menganai sel. Sel merupakan
unit structural dan fungsional pada makhluk hidup. Seel pertama kali
dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati jaringan
gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah
sel dapat berfungsi secara optimum asalakan seuruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi.
Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai
jenis sel yang terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinnya. Sel
tumbuhan meliputi berbagai organel dan penyusun-penyusun lainnya.
Organel-organel pada sel tumbuhan terdiri dinding sel, sitoplasama,
membrane plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, peroksisom
dan glioksisom, mitokondria, plastida dan ribosom. Masing-masing organel
memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Aktivitas yang dilakukan sel
tumbuhan meliputi fotosintesi, metabolisme serta pertumbuhan dan
perkembangan. Organel plastida berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
Pemahaman menganai sel tumbuhan sangat diperlukan dalam
pembahasan fisiologi tumbuhan selanjutnya, sehingga makalah ini akan
membahas struktur dari sel tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sel tumbuhan?
2. Bagaimana struktur dan fungsi dinding sel pada tumbuhan?
3. Bagaimana struktur dan fungsi membran sel pada tumbuhan?
4. Bagaimana struktur dan fungsi organel-organel pada sel tumbuhan?
5. Bagaimana struktur dan fungsi dari inti sel pada tumbuhan?
6. Bagaimana aktivias yang terjadi pada sel tumbuhan?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sel tumbuhan
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi dinding sel pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahui struktur dan fungsi membran sel pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui struktur dan fungsi organel-organel pada sel tumbuhan.
5. Untuk mengetahui struktur dan fungsi inti sel pada tumbuhan.
6. Untuk mengetahui aktivitas yang terjadi pada sel tumbuhan.
2
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan merupakan bagian terkecil dari setiap organ
tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu
sendiri, sel tumbuhan cukup berbeda dengan sel oraganisme eukariotik
lainnya yaitu meliputi: vakoula yang besar (dikelilingi membran, disebut
tonoplas, yang menjaga turgor sel dan mengontrol pergerakan molekul di
antara sitosol dan getah. Adapun tipe-tipe sel yang terdapat pada tumbuhan
yaitu:
1. Sel parenkim, sel ini memiliki sebuah fungsi untuk menyokong
berdirinya suatu tumbuhan dan juga merupakan dasar bagi semua
struktur dan fungsi pada tumbuhan.
2. Sel kolenkim, sel ini tersusun atas sebagai berkas atau silinder dekat
permukaan korteks pada batang tumbuhan dan tangkai daun serta
sepanjang tulang daun besar pada helai daun.
3. Sel skelerenkim, sel ini membentuk sebuah kumpulan sel yang
berkesinambungan atau berupa berkas yang ramping. Selain itu sel
skelerenkim juga terdapat di antara sel-sel yang lainnya.1
1
Campbell Reece dan Mitchell, Biologi ”jilid 1 edisi kelima” (Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2013), hlm. 135.
2
Sri mulyani, Anatomi tumbuhan (Yogjakarta: penerbit KANSIUS 2006), hlm. 84.
3
B. Struktur Dan Fungsi Dinding Sel Pada Tumbuhan
3
Campbell Reece dan Mitchell, Biologi ”jilid 1 edisi kelima” ( Jakarta: Penerbit Erlangga,
2013), hlm. 135.
4
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang
dengan bebas, layaknya sel hewan. Namun hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel tumbuhan dapat memberikan dukungan, perlindungan
dan penyaringan bagi struktur dan fungsi sel. Dinding sel mencegah
terjadinya kelebihan air yang masuk kedalam sel. Pada awal
pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis yang tersusun atas
selulosa. Dan di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamella
tengah. Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di
dalamnya terdapat benang-benang plasma yang di sebut plasmodesmata.
Dinding sel dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, dindinng sel primer
dan dinding sel sekunder. Dinding sel primer dibentuk ketika sel
membelah, misalnya pada sel-sel muda yang sedang tumbu. Dinding sel
primer tersusun atas selulosa antara 9-25%, hemiselulosa,pektin, serta
beberapa senyawa lainnya. Molekul selulosa yang panjang dan tidak
bercabang itu bergabung membentuk serat-serat silindris panjang yang
disebut mikrofibril. 4
Dinding sel sekunder sendiri terbentuk ketika sel mengalami
penebalan. Dinding sel sekunder ini dimiliki oleh sel-sel dewasa yang
terdapat di sebelah dalam dinding sel primer. Dinding sel sekunder
memiliki kandungan selulosa antara 41-45%, hemiselulosa dan lignin.
Lignin ini menyebabkan dinding sel menjadi lebih kuat. Perpaduan antara
serat mikro-selulosa yang terikat kuat pada lignin bagaikan batang baja
yang berada di bawah tegangan dan tertanam kuat pada adukan semen
untuk membuat beton. Hal inilah yang menyebabkan kayu menjadi sangat
kuat. Bila sel yang berdinding sekunder berhenti membesar, maka lignin
diendapkan pada lamella tangah, kemudian pada dinding primer, dan
akhirnya pada dinding sekunder itu akan terbentuk.5
Beberapa sel yang dinding selnnya mengalami penebalan oleh zat
lignin yang disebut lignifikasi. Lignifikasi mengakibatkan xilem dan
sklerenkim mengayu (keras dan kaku). Penebalan dinding sel dapat terjadi
4
Frank B Salisbury dan Cleon W Ross, FisiologiTumbuhan”jilid 1” (Bandung: Penerbit ITB
Bandung, 1995), hlm.5.
5
ibid, hlm. 9.
5
secara penyisipan (aposisi) pada penebalan-penebalan lama atau
penambahan (intususepsi) pada penebalan lama. Di antara dinding sel ada
yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.
Membran sel terbuat dari lapisan ganda lipid khusus, yang dikenal
sebagai fosfolipid. Fosfolipid adalah molekul lipid dengan hidrofobik
(“suka air”) kepala dan dua ekor hidrofilik (“benci air”). Karena sifat
hidrofilik dan hidrofobik fos folipid, molekul harus diatur dalam pola
tertentu karena hanya bagian-bagian tertentu dari molekul dapat secara
fisik berada dalam bersentuhan dengan air. Ada air di luar sel dan
sitoplasma di dalam sel adalah sebagian besar air juga. Perkembangan
6
Kurt E Johnson, Memahami Histologi & Biologi Sel (Tangerang Selatan : Binarupa
Aksara, 2011), hlm. 31.
6
pembentukan membran sel merupakan tahapan yang sangat penting dalam
terjadinya bentuk kehidupan yang paling awal. Tanpa membran sel, sebuah
sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya.
7
Benyamin Lakitan, Dasar-dasar fisologi tumbuhan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015), hlm. 15.
7
2. Aparatus Golgi
Aparatus Golgi (disebut juga badan golgi, kompleks golgi atau
diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai
pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel
tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada
tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Aparatus golgi dan RE mempunyai hubungan erat dalam sekresi
protein sel. RE menampung dan menyalurkan protein ke golgi. Golgi
mereaksikan protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein
untuk dibawa ke luar sel. Oleh karena hasilnya disekresikan itulah maka
golgi disebut pula sebagai organel sekretori.
Aparatus golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan dan
hewan. Pada sel tumbuhan, aparatus golgi disebut diktiosom. Aparatus
golgi tersebar dalam sitoplasma dan merupakan salah satu komponen
terbesar dalam sel.
8
cisternae sesamanya. Daerah tepi itu juga memiliki tonjolan-tonjolan yang
akan lepas membentuk vesikula-vesikula atau membentuk cisterna baru.
Tumpukan kantong pipih ini disebut diktiosom. Bagian vesikula terdapat
di bawah bagian cisternae, sedangkan bagian vakuola berada di atas
(sebelah ke puncak sel). Kedua bagian ini vesikula dan vakuola terdiri dari
banyak gelembung. Isi setiap vesikula lebih terang daripada isi vakuola. Isi
vakuola sudah berupa bahan sekresi (getahan).8
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan suatu kumpulan kantung seperti
membran berbentuk gelembung, dan kantung pipih yang meluas dalam
sitoplasmasel eukariot. Retikulum endoplasma dibagi menjadi dua yaitu
kasar dan halus. Kedua macam retikulum ini menyusun suatu sistem
membran yang melingkupi suatu ruang sisterna.
4. Plastida
Plastida adalah organel sel yang bermembran ganda yang
ditemukan pada sel tumbuhan dan beberapa alga yang bertanggung jawab
terhadap aktivitas seperti pembuatan energi dan pembuatan makanan serta
penyimpanan makanan.
5. Vakuola
Vakoula merupakan merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan,
yang berupa rongga yang diselaputi membran. Vakoula terbagi menjadi
dua jenis yaitu vakoula kontraktil dan vakoula nonkontraktil. Vakoula
kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator yaitu pengatur eksresi,
sedangkan vakoula nonkontraktil berfungsi mencerna makanan dan
mengedarkan hasil makanan. Vakoula juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa, tempat
penyimpanan pigmen (daun, bunga dan buah).
6. Ribosom
8
Sumadi dan Aditya Marianti, Biologi Sel (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), hlm. 132-135.
9
Ribosom adalah suatu organela sel yang banyak menempel pada
retikulum endoplasma kasar (REK). Fungsi dari ribosom adalah sebagai
sintesis protein. Ribosom berbentuk globular dengan diameter sekitar 250
sampai 350 nm. Ribosom ditemukan baik pada sel prokariota maupun
eukariota. Pada sel prokariota ribosom terdapat bebas disitosom sedangkan
pada sel eukariota selain terdapat bebas di sitosol juga terdapat dimatriks
mitokondria, stroma kloroplas atau menempel pada permukaan membran
REK (Sumadi, 2007).9
Ribosom yang bebas berguna untuk sintesis protein yang digunakan bukan
untuk disekresikan oleh sel. Penggunaan protein yang disintesis tersebut
dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu menurut Subowo (1995) :
1. Hasil proteinnya untuk bahan sel itu sendiri, misalnya terdapat pada sel-
sel yang sedang membelah diri
2. Hasil proteinnya bukan untuk kepentingan metabolisme sel itu sendiri,
melainkan tetap dalam sitoplasma dan tidak untuk disekresikan. Protein
yang termasuk dalam kategori ini yaitu misalnya hemoglobin yang
dibentuk oleh eritoblas yang akan tumbuh menjadi eritrosit.
7. Peroksisom
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal.
Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas adalah enzim
katalase dan oksidase. Katalase berfungsi mengkatalis perombakan
9
Sumadi dan Aditya Marianti, Biologi Sel (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.
136-137.
10
hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida merupakan produk metabolism
sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam
perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel
tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati
dan ginjal, sedangkan pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam berbagai
tipe sel.
11
Glioksisom mempunyai beberapa fungsi, seperti mengontrol dan
mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap, khusus penyimpanan
lemak, menyalurkan produk terhadap sistesis senyawa karbon banyak atau
karbohidrat, sebagai tempat metabolisme asam lemak, dan tempat
terjadinya siklus glioksilat.
12
dengan cara melipat lagi dan melipat lagi hingga terbentuk kromosom.
Nukleus juga berisi larutan berenzim yang dikenal sebagai nukleoplasma,
tempat kromatin atau kromosom serta nukleolus berada.
10
Frank B Salisbury dan Cleon W Ross, Fisiologi Tumbuhan (Bandung: Penerbit ITB, 1995),
hlm. 22-25.
13
F. Aktivitas Yang Terjadi Pada Sel Tumbuhan
Seluruh aktivitas sel tumbuhan sangat tergantung dengan
keberadaan dinding sel. Dinding sel selain berfungsi untuk melindungi isi
sel juga berperan sebagai jalan keluar masuknya air, makanan dan garam-
garam mineral ke dalam sel. Sel tumbuhan merupakan bagian terkecil dari
sistem hidup dan didalam sistem ini sel-sel saling berhubungan. Perilaku
sel tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan sel itu sendiri, tetapi juga sel-sel
di sekitarnya dan tumbuhan itu sendiri serta lingkungan luar. Berbagai
macam zat seperti makanan, zat mineral, air dan gas bergerak dari sel ke
sel dalam bentuk molekul atau partikel.
Melalui proses difusi air masuk ke dalam akar, bergerak dari sel ke
sel dan meninggalkan tumbuhan dalam bentuk uap. Gas-gas (O2 dan CO2)
unsur-unsur dan bahan bahan makanan masuk ke dalam sel atau di antara
sel-sel dan bergerak dari sel ke sel dengan jalan difusi. Difusi berlangsung
tidak hanya karena adanya perbedaan konsentrasi, perbedaan sifat juga
dapat menyebabkan difusi.
14
disekitarnya. Selain protein dan asam nukleat, aktivitas senyawa lain di
dalam protoplasma juga ditentukan oleh adanya air, keculai untuk molekul
yang berada dalam oleosom atau bagian lemak pada membran. Walaupun
demikian, oleosom dan membran secara keseluruhan dipengaruhi oleh air
disekitarnya. Walaupun air dapat bertindak sebagai bahan pereaksi
(reaktan) atau sebagai produk suatu reaksi kimia, tetapi yang lebih penting
adalah air menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk
berlangsungnya berbagai reaksi biokimia dalam sel tumbuhan.11
11
Benyamin Lakitan, Dasar-dasar fisologi tumbuhan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015), hlm: 35-41
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Fisiologi tumbuhan merupakn ilmu yang memepelajari mengenai proses,
fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur
kehidupannya. Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan tumbuhan, yang
paling mendasar perlu di pelajari adalah ilmu menganai sel.
3. Sel tumbuhan merupakan bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel
tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri, sel tumbuhan
cukup berbeda dengan sel oraganisme eukariotik lainnya yaitu meliputi:
vakoula yang besar (dikelilingi membran, disebut tonoplas, yang menjaga
turgor sel dan mengontrol pergerakan molekul di antara sitosol dan getah.
B. Saran
Pada penulisan makalah kali ini diharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan apabila ada kesalahan dalam penulisan
diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
16
DAFTAR PUSTAKA
Johnson Kurt E. Memahami Histologi & Biologi Sel. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara,
2011.
Lakitan Benyamin. Dasar-dasar fisologi tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015.
Reece Campbell dan Mitchell. Biologi ”jilid 1 edisi kelima”. Jakarta: Penerbit Erlangga,
2013.
Salisbury Frank B dan Cleon W Ross. FisiologiTumbuhan”jilid 1”. Bandung: Penerbit ITB
Bandung, 1995.
Sumadi dan Aditya Marianti, Biologi Sel. Yogyakarta :Graha Ilmu, 2007.
17