Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 11

PENCEMARAN AIR LAUT

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah: Ekologi Laut

Dosen: Abu Yajid Nukti, M.Pd

Disusun Oleh:

Ardiansyah

NIM: 1701140473

Normala Sari

NIM: 1701140487

Noor Alifah

NIM: 1701140470

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
TAHUN 2020 M/ 1441 H
KATA PENGANTAR
‫ِيم‬
ِ ‫الرح‬
َّ ‫من‬
ِ ‫الر ْح‬
َّ ِ‫ِب ْس ِم هللا‬

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang kepada-Nya kita menyembah dan
kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Shalawat serta salam kepada Nabi Junjungan kita
yakni Nabi Muhammad Shallahu’alaihi Wasallam Khatamun Nabiyyin, beserta para keluarga
dan sahabat serta seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Dengan rahmat dan hidayah dari Allah Subhanahuwata’ala kami diberikan kemampuan
untuk menyelesaikan tugas dari bapak Abu Yajid Nukti, M. Pd untuk membuat makalah yang
memuat materi tentang “Pencemaran Air Laut”.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna, maka
apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon dimaafkan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Palangka Raya, Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
BAB II............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4
A. Pengertian Pencemaran Air Laut ......................................................................................... 4
B. Sumber dan penyebab pencemaran air laut ......................................................................... 4
C. Dampak Pencemaran Air Laut ........................................................................................... 10
D. Cara Mencegah Dan Menanggulangi Terjadinya Pencemaran Laut ................................. 15
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 18
B. Saran .................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua
hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan
seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang
membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan
kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat
mereka menjadi tidak berbahaya. Semakin cepat pertumbuhan penduduk dunia maka
meningkat pula lingkungan industry yang mengakibatkan makin banyak bahan-bahan
yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang berlebih dan sulit untuk
dapat dikontrol secara tepat dan cepat.

Sumber daya alam dan lingkungan telah menjadi barang langka akibat tingkat
ekstraksi yang berlebihan over-exploitation dan kurang memperhatikan aspek
keberlanjutan. Kegagalan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup ditengarai akibat
adanya tiga kegagalan dasar dari komponen perangkat dan pelaku pengelolaan.

Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di
mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai
tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang
mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut.
Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan
sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan,
udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain). Kemudian, polutan tersebut yang
masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton.

Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai
makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam
tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton
memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan

1
oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan
planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik
level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi.

Fitoplankton adalah produsen utama zat-zat organic dalam ekosistem perairan,


seperti tumbuhan hijau yang lain, fitoplankton membuat ikatan-ikatan organic kompleks
dari bahan organic sederhana melalui proses fotosintesis. Senyawa karbondioksida (CO2)
dan air (H2O) serta energy matahari diabsorbsi oleh klorofil untuk membantu
belanngsungnya proses reaksi kimia yang terjadi dalam proses fotosintesis.1

Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan
dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung
logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam
insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam
tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di
air.

Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan
predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan
tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai
bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Salah satu polutan yang
paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. WHO (World Health
Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture
Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak
mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah
lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan
memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit
yang menyebabkan kematian.

Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani


secara sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui apa itu pencemaran laut,
bagaimana terjadinya pencemaran laut, serta apa yang solusi yang tepat untuk menangani

1
Hutabarat S dan Evans S.M. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI Press

2
pencemaran laut tersebut. Permasalahan dalam pengelolaan sumber daya perairan adalah
soal pencemaran, baik pencemaran fisika, kimia, maupun mikrobiologi.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran laut ?
2. Apa saja sumber dan penyebab pencemaran air laut ?
3. Apa saja dampak dari pencemaran laut ?
4. Bagaimana cara mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran laut ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pencemaran laut.
2. Untuk mengetahui sumber dan penyebab pencemaran air laut.
3. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran laut.
4. Untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran laut.

2
Tururaja, T., & Mogea, R. 2010. Bakteri Coliform di Perairan Teluk Doreri, Manokwari Aspek
Pencemaran Laut dan Identikasi Species. ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 15(1), 47-52.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Air Laut
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah
industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing)
ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.

Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya


berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang
sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini,
racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang
rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang
tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan
oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut
berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.

B. Sumber dan penyebab pencemaran air laut


1. Sumber pencemaran air laut
Pencemaran laut pada umumnya diakibatkan oleh masuknya ke laut zat-zat
pencemaran dari (a) lautan sendiri dan (b) yang dibawa berasal dari daratan.
a) Yang bersumber dari pencemaran laut sendiri mungkin berasal dari
1. Kapal berupa pembuangan minyak yang merupakan pembuangan Routine,
pembersihan kapal tangki kebocoran kapal dan hal lain yang mungkin saja
dapat terjadi ialah kecelakaan kapal berupa pecahnya kapal, kandasnya kapal,
ataupun tabrakan kapal
2. Instalasi Minyak di Lautan Yang mungkin mengalami kebocoran ataupun
rusak.
b) Yang bersumber dari darat bisa berupa:
1. Datang melalui udara, berupa pestisida atau lainnya.
2. Pembuangan sampah ke laut (dumping), dan
3. Melalui air buangan sungai

4
2. Penyebab Pencemaran Air Laut
Pencemaran air laut sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia.
Berikut beberapa penyebab pencemaran air laut.
a) Pencemaran oleh minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hamper tidak bisa
dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap
tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan
minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan
terbawa ke pantai.
Tumpahan minyak, disengaja maupun tidak merupakan sumber pencemaran
yang sangat membahayakan. Tumpahan minyak ke laut dapat berasal dari kapal
tanker yang mengalami tabrakan atau kandas, atau dari proses yang disengaja
seperti pencucian tangki halas, transfer minyak antarkapal maupun kelalaian awak
kapal. Umumnya cemaran minyak dari kapal tanker berasal dari pembuangan air
tangki balas. Sebagai gambaran, untuk tanker berbobot 50.000 ton, buangan air
dari tangki balasnya mencapai 1.200 barel.
Minyak mentah mengandung ribuan komponen yang berbeda-beda berat
molekulnya, berwarna coklat gelap, dan merupakan cairan kental yang berbau
menyengat, yang terutama terdiri dari hidrokarbon, beberapa kandungan sulfur,
dan sedikit logam seperti vanadium dan nikel. Kebanyakan hidrokarbon memiliki
berat jenis yang lebih ringan daripada berat jenis air laut sehingga sebagian besar
tumpahan minyak akan mengapung di permukaan. Tumpahan yang mengapung di
permukaan tersebut akan mencakup luasan yang cukup besar sehingga akan
menganggu aktivitas fitoplankton dan hewan laut lainnya. Selain itu, tumpahan
minyak juga mencelakakan burung air, karena sayap mereka menjadi lengket
terkena minyak. Pada kasus tumpahan minyak di pantai Perancis, selama beberapa
hari kemudian lebih dari sejuta burung mati akibat pencemaran tersebut. Sebagian
dari hidrokarbon yang memiliki berat jenis lebih besar dari air akan tenggelam,
dan bersama-sama dengan komponen logam akan mengendap di dasar laut.
Endapan tersebut akan berdampak buruk pula bagi organisme laut lainnya.

5
Apabila minyak mentah dipanaskan sampai 100oC, sekitar 12% dari
volumenya akan terbakar. Bila dipanaskan sampai 200oC, jumlah yang terbakar
bertambah lagi 13%. Sebesar 25% diduga merupakan fraksi yang mudah berubah
yang akan menguap dari tumpahan di laut dalam beberapa hari. Sisa tumpahan
minyak akan dimetabolisme oleh bakteri secara perlahan, dan sebagian lagi akan
menguap secara perlahan pula. Setelah kurang lebih 3 bulan, maka semua materi
yang dapat menguap akan menguap, dan materi yang akan termakan sudah
termakan atau masuk ke dalam rantai makanan. Sisa yang persistem, yang
tertinggal di lautan berupa residu aspal, yang kurang lebih sebesar 15% dari
seluruh volume tumpahan minyak. Sisa tersebut akan terus berada di lautan di
bumi ini berupa gumpalan lengket berwarna pekat.
b) Pencemaran oleh Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka
sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol
hama tanaman atau organisme-organisme lain yang tidak diinginkan. Idealnya
pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh
organisme -organisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya,
tetapi pada kenyataannya pestisida bisa membunuh biota air yang ada di laut.
Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa
organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam
jaringan tubuhnya.
Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan
kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini. Pestisida jenis
ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana
molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun
sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan
digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka
menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat
ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme yang hidup didaerah tersebut.
c) Pencemaran oleh sampah

6
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung
dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah
plastik, sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir
Perang Dunia II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga
seratus juta metrik ton.
Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya
untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit,
sesak napas, maupun termakan. Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik,
kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat
membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan
makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka
dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan
untuk bernapas.
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem
daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung
logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan
bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan
pada suatu daerah yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi
lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
d) Pencemaran oleh logam berat
Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau
lebih untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram
adalah logam ringan. Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik
(As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah
satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan
yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat
pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah
buangan industri dan pertambangan.

7
Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung Logam Berat
diantaranya yaitu:
No Jenis Industri Logam Berat
1. Kertas Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
2. Petro-chemical Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
3. Pengelantang Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
4. Pupuk Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
5. Kilang minyak Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn
6. Baja Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn
7. Logam bukan besi Cr, Cu, Hg, Pb, Zn
8. Pesawat terbang Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn
9. Gelas, semen, keramik Cr
10. Tekstil Cr
11. Industri kulit Cr
12. Pembangkit listrik tenaga Cr, Zn
uap

Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3 dan logam berat
bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin
terakumulasi di dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat
masuk ke dalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Cat
Antifouling. Penggunaan cat anti organisme penempel (antifouling) ternyata telah
menimbulkan pencemaran logam berat yang serius di laut serta sedimen di dekat
dok dan tempat sandar kapal. Cat ini dirancang untuk secara terus-menerus
mengeluarkan racun untuk membunuh organisme penempel di dasar kapal.
Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan
mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh
organisme-organisme perairan.Prosi (1979) menyatakan bahwa pemindahan

8
logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh kebiasaan organisme
dalam cara memakan makanannya (feeding habit), yaitu sebagai berikut:
a. Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)
b. Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)
c. Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta)
d. Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda)
e. Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea, larva
serangga air tawar dan ikan)
e) Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi,
biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal
ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan
pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek
lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta
tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena
nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian
dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di
muara.
The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia
(kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan
kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai
Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu
contohnya adalah meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan yang
membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada
manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme
mendekati ke arah pantai.
f) Pencemaran akibat polusi kebisingan
Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari
sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi
sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara.

9
Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di
dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga
untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan
bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh
desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).
Sumber suara di laut antara lain :
a. Sumber alami
Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu
proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas
tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh
dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.
b. Lalu lintas kapal
Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan
yang berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan
suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut
minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau sekitar
500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya
menimbulkan gelombang suara sekitar 160-170 desibel. Kapal-kapal ini
menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut “white noise” yang
memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi
antara mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil. Selain kapal
Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa
petikemas memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara
di laut.

C. Dampak Pencemaran Air Laut


Laut yang mengandung berbagai jenis sumber daya dapat dimanfaatkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun banyak sekali tekanan dari aktivitas
manusia itu sendiri, baik langsung di laut atu di daratan.
Polutan mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan
pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh

10
organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan
makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia
sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah
tercemar kemungkinan besar juga tercemar.
Secara umum dampak pencemaran air laut dapat berpengaruh terhadap:
1. Organisme Laut
Adanya pencemaran akan berdampak terhadap penurunan kualitas perairan,
sehingga akan mengganggu berlangsungnya proses biologi maupun fisiologi
organisme laut.
2. Ekosistem Laut
Masuknya bahan-bahan pencemar air laut akan mengakibatkan terjadinya
perubahan keseimbangan dalam ekosistem laut.
3. Manusia
Pencemaran oleh logam-logam berat dapat menyebabkan penyakit, salah satunya
penyakit minimata seperti kasus di Jepang yang menyebabkan kematian dan cacat
tubuh.
4. Kegiatan Pariwisata dan Industri
Perusakan kawasan wisata bahari dan ketersediaan air untuk industri.
Berikut ini juga akan dibahas dampak dari beberapa jenis bahan pencemar yang
sering menyebabkan terjadinya pencemaran di laut.
1. Logam berat
WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan
FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia
merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang
tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen
yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan
terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang
menyebabkan kematian. Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di
dalam Tubuh Manusia :

11
a. Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang.
Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem
syaraf.
b. Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari
udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat
beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid,
dicurigai dapat menyebabkan hipertensi.
c. Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada
jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan
pada ginjal.
d. Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka
panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran.
e. Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap.
Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan
pada kelahiran.
f. Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit,
mata dan membran mukosa (mucus).
2. Tumpahan minyak
Secara fisik, permukaan air laut akan tertutup oleh minyak. Secara kimia,
karena minyak bumi tergolong senyawa aromatik hidrokarbon maka dapat
bersifat racun. Sedangkan secara biologi tumpahan minyak dapat mempengaruhi
kehidupan organisme laut.
3. Sampah
Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak
jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan
laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan
hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian
melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota
laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit
setelah bersentuhan dengan air laut, dan lain-lain.

12
4. Pestisida
Pengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air :
a) Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat
mempengaruhi system syaraf pusat.
b) Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat
merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan
juga ikan.
c) Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran
terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan
bertulang sejati), dan lain-lain.
5. Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan
jumlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk
fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah
akan mengalami kematian secara massal, serta terjadi kompetisi dalam
mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa
respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic
dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.
6. Peningkatan keasaman
Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut
terpengaruh karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang
memiliki tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi
penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang bergantung pada ikan sebagai
sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari peningkatan
keasaman laut tersebut.
7. Polusi kebisingan
Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas
yang dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang
penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti
diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa,

13
navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau
melemahkan mangsa.

Berikut dampak pencemaran air laut terhadap makhluk hidup:


1. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi,
perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan
dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan.
2. Molekul hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkan
keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Berbagai jenis
udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga menurun mutunya.
3. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat
dikeluarkan bersama-sama makanan, sedang sebagian lagi dapat terakumulasi dalam
senyawa lemak dan protein. Sifat akumulasi ini dapat dipindahkan dari organisma satu
ke organisma lain melalui rantai makanan. Jadi, akumulasi minyak di dalam
zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan
tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewan-hewan laut lainnya, dan bahkan
manusia.
4. Burung laut merupakan komponen kehidupan pantai yang langsung dapat dilihat dan
sangat terpengaruh akibat tumpahan minyak . Akibat yang paling nyata pada burung
laut adalah terjadinya penyakit fisik . Minyak yang mengapung terutama sekali amat
berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang di atas permukaan air,
seperti auk (sejenis burung laut yang hidup di daerah subtropik), burung camar dan
guillemot (jenis burung laut kutub). Tubuh burung ini akan tertutup oleh minyak,
kemudian dalam usahanya membersihkan tubuh mereka dari minyak, mereka biasanya
akan menjilat bulu-bulunya, akibatnya mereka banyak minum minyak dan akhirnya
meracuni diri sendiri. Disamping itu dengan minyak yang menempel pada bulu
burung, maka burung akan kehilangan kemampuan untuk mengisolasi temperatur
sekitar (kehilangan daya sekat), sehingga menyebabkan hilangnya panas tubuh burung,
yang jika terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan burung tersebut kehilangan
nafsu makan dan penggunaan cadangan makanan dalam tubuhnya.
Berikut dampak pencemaran air laut terhadap lingkungan.

14
1. Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang
menyebabkan air laut berwarna hitam.
2. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai
deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai.
3. Sumber pencemaran perairan pesisir biasa terdiri dari limbah industri, limbah cair
pemukiman (sewage), limbah cair perkotaan (urban stormwater), pelayaran
(shipping), pertanian, dan perikanan budidaya. Bahan pencemar utama yang
terkandung dalam buangan limbah tersebut berupa sedimen, unsur hara (nutriens),
logam beracun (toxic metals), pestisida, organisme eksotik, organisme pathogen,
sampah, dan oxygen depleting substances (bahan-bahan yang menyebabkan
oksigen yang terlarut dalam air laut berkurang).
4. Komunitas terumbu karang sangat penting sebagai penompang perikanan di pantai,
pengalaman menunjukan bahwa akibat pencemaran di tempat - tempat terumbu
karang menunjukan kerusakan pada terumbu karang dan biota laut yang hidup
disitu seperti ikan, lobster, kepiting, cumi cumi, tumbuhan laut seperti rumput laut,
algae juga ikut musnah.
5. Pencemaran laut oleh minyak akan sangat membahayakan binatang dan tumbuhan
yang langka dan dilindungi, tentunya merupakan kehilangan yang tak ternilai
harganya.
Berikut dampak pencemaran air laut terhadap nelayan
1. Saat air laut tercemar oleh limbah industry missal minyak atau oli, nelayan tidak
dapat melaut karena ikan yang didapatkan hanya akan sedikit.
2. Air laut menjadi tidak bening sehingga sulit untuk mencari hasil tangkapan.
3. Merusak ekosistem laut yang mengakibatkan sulit untuk mencari tempat untuk
bertani rumput laut atau biota laut lain

D. Cara Mencegah Dan Menanggulangi Terjadinya Pencemaran Laut


Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran Dan/Atau Perusakan Laut :
1. Pencegahan terjadinya pencemaran laut

15
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
pencemaran laut :
a) Tidak membuang sampah ke laut
b) Penggunaan pestisida secukupnya
c) Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah
puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar
laut.
d) Kurangi penggunaan plastik
e) Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di
laut.
f) Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
g) Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
h) Pendaurulangan sampah organik
i) Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan
bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air.
j) Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah
2. Penanggulangan pencemaran laut
a) Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu
menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari
ledakan ladang minyak.
b) Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam
berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon
api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi
logam berat yang tinggi.
c) Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta
masyarakat.

16
Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi
tingkat pencemaran laut diantaranya adalah :3
a) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi kehidupan.
b) Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta
isinya.
c) Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.
d) Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau,
dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
e) Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang
akan mencemari laut

3
Himpunan Ketentuan Ketentuan Internasional tentang Pencegahan Pencemaran Laut dari Kapal: Sesuai
dengan Konvensi MARPOL-73 & Protokol’78 serta Protokol’78 dari SOLAS’74. Jakarta:Yayasan Kesejahteraan
Keluarga Karyawan Perhubungan Laut “Sekar Laut”.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah
industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif
(asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.
2. Pencemaran laut pada umumnya diakibatkan oleh masuknya ke laut zat-zat
pencemaran yang bersumber dari lautan sendiri dan yang dibawa berasal dari daratan.
Sedangkan pencemaran air laut sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia.
3. Dampak dari pencemaran air laut dapat berpengaruh terhadap orgnisme laut,
ekosistem laut, manusia, kegiatan pariwisata dan industri
4. Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh
pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1999
Tentang Pengendalian Pencemaran dan/Atau Perusakan Laut.

B. Saran
Pada penulisan makalah kali ini diharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan apabila ada kesalahan dalam penulisan diharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.

18
DAFTAR PUSTAKA

Himpunan Ketentuan Ketentuan Internasional tentang Pencegahan Pencemaran Laut dari


Kapal: Sesuai dengan Konvensi MARPOL-73 & Protokol’78 serta Protokol’78 dari
SOLAS’74. Jakarta:Yayasan Kesejahteraan Keluarga Karyawan Perhubungan Laut
“Sekar Laut”.

Hutabarat S dan Evans S.M. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI Press

Tururaja, T., & Mogea, R. 2010. Bakteri Coliform di Perairan Teluk Doreri, Manokwari
Aspek Pencemaran Laut dan Identikasi Species. ILMU KELAUTAN: Indonesian
Journal of Marine Sciences

19

Anda mungkin juga menyukai