Anda di halaman 1dari 25

Nama : Hoiriniati

NIM : 03031181823025

Klik kanan pada mesh, lalu klik update, maka aka nada tanda centang hijau di
sebelah kanan mesh

C. Setup

1. Double klik menu setup, lalu centang double precision>OK

2. Klik pada bagian problem setup>models, lalu double klik energy, lalu centang
energy equation>OK
3. Double klik viscous model, lalu pilih k-epsilon>OK

4. Double klik species model, lalu ilih species transport> centang volumetric >
pilih diesel-air di mixture material > pilih Eddy-Dissipation di Turblunece-
Chemistry Interaction, lalu klik apply dan OK
5. Pilih bagian Materials pada Problem Setup, lalu klik create/edit, lalu isi sesuai
dengan default (lihat panduan)

Kalau sudah langsung change/create>close

6. Atur Boundary Condition, edit inlet-air, lalu masukkan velocity magnitude =


0.6 m/s (dari soal), lalu pilih specification method ke Intensity and Hydraulic
Diameter, lalu isi turbulent intensity = 10%, Hydraulic Diameter : 0.44,
Temperaturnya 313 K (di bagian Thermal), lalu 0.23 pada fraksi O2 di tab Species
> OK
7. Lakukan juga pada inlet-fuel, isi velocity magnitude = 90 m/s (dari soal), lalu
pilih specification method ke Intensity and Hydraulic Diameter, lalu isi turbulent
intensity = 10%, Hydraulic Diameter : 0.01, Temperaturnya 313 K (di bagian
Thermal), lalu 1 pada fraksi c10h22 di tab Species > OK
8. Pilih noozle, lalu atur heat fluxnya menjadi 0 pada bagian Thermal, lalu OK
9. Pada bagian outlet-pressure, atur gauge pressure jadi 0, turbulen = 10%,
diameter hydraulic = 0.45, Temperatur = 313 K, Species O2 = 0.23, lalu OK
10. Pada bagian Symmetry typenya tetap symmetry karena modelnya 3D, bukan
asimetri geometri seperti pada tutorial

11. Pada bagian wall-outter, ubah temperature menjadi 313K di bagian Thermal
lalu pilih Temperature pada Thermal Conditions, selanjutnya klik OK
12. Pilih Solution Methods pada Solution > ubah scheme menjadi Coupled >
centang Pseudo Transient

13. Lanjut ke bagian Solution Controls, lalu ubah Density dari 1 ke 0.25, lalu pilih
advanced > Expert > Ubah nilai time scale factor c10h22, o2, co2, h2o, energy
dari 1 ke 10, jika sudah klik OK
14. selanjutnya tekan menu Monitors, lalu pilih edit di bagian residuals, statistic
and force monitors, pastikan plot tercentang

15. Lalu klik bagian Solution Initialization, lalu klik Initialize


16. Setelah itu save filenya, lalu ke bagian Run Calculation, pilih Aggressive pada
Length Scale Method, lalu Timescale Factornya 1, dan jumlah iterasinya kita set
300

17. Jika sudah siap, tekan calculate lalu tunggu proses iterasi selesai
Ternyata hasilnya tidak converged, kita asumsi converge karena keterbatasan
laptop dan grafik iterasi agak landai

18. Pilih bagian Reports di paling bawah, lalu Fluxes>setup>pilih Total Sensible
Heat Transfer Rate pada options> select semua boundary>compute>close

Nanti akan didapatkan neraca energi panas sensibelnya berapa di layar


19. Pilih menu Graphics and Animations > Contours > Set Up > centang Filled >
select Temperature dan Static Temperature > lalu select surface yang ingin kita
amati contour temperaturenya yaitu inteior-reaktor

Dari Countour tersebut, dapat kita lihat persebaran temperaturnya, daerah biru
mudah berarti suhunya lebih tinggi daripada daerah biru tua (dapat dilihat di
legenda di sisi kiri), Suhu paling tinggi dapat disimpulkan berkisar pada 4152
Kelvin.

20. Di menu Graphics and Animations pilih Vectors lalu set up > masukkan 0.01
pada bagian scale, lalu klik vector options > centang fixed length > Apply > Close
> Display > Close
Dapat kita lihat contour dari kecepatan fluida

21. Graphics and Animations > Countours > Set Up > Species – Mass fraction of
c10h22 > Display

Dapat kita lihat contour dari fraksi massa c10h22, display ini menunjukkan bahwa
bahwa mass fraction untuk C10H22 memiliki nilai yang kecil dapat dilihat pada
gambar diatas memiliki warna biru.

22. Untuk melihat fraksi massa lainnya tinggal ubah bagian bawah opsi species

 Mass fraction O2
 Mass fraction H2O

 Mass fraction N2
23. untuk menentukan temperature rata-rata outlet kita dapat : Reports > Surface
Integrals > Set Up > Pilih Mass-Weighted Average > Pilih Temperature – Static
Temperature > Pilih outlet-pressure > Compute

Kita dapatkan temperature outlet yaitu 1952,704 Kelvin

24. Untuk menentukan kecepatan outlet rata2 kita dapat lakukan sama seperti
langkah sebelumnya namun diubah temperature – static temperature menjadi
Velocity – Velocity Magnitude

Didapatkan kecepatan outlet rata2 yaitu 0,8617547 meter/sekon

25. Untuk memprediksi NOx kita dapat ke Models > NOx > Edit > Centang
Thermal NOx dan Prompt NOx > Pilih c10h22 pada bagian fuel species > Klik
Turbulence Interaction Mode > Pilih temperature pada PDF Mode > Pilih beta
pada PDF Type > Isi 20 pada PDF points (biar lebih akurat) > Pilih transported
pada Temperature Variance > Pilih partial-equilibrium pada [O] Model > Klik
Prompt > isi fuel carbon number : 10 karena jumlah atom karbon pada 1 molekul
diesel adalah 10, equivalence rationya 0.76 sesuai soal > Klik Apply lalu close
Setelah itu kita enable penghitungan NO dan temperature only dengan cara :
Solution Controls > Equations > Hanya pilih Pollutant no dan Temperature
Variance > OK

Setelah itu kita isi pollutant no dan temperature variancenya : 1 di Pseudo


Transient Explicit Relaxation, setlah itu kita klik advanced, masukkan 10 pada
time scale factor untuk pollutant no dan temperature variance > close

Selanjutnya kita ke bagian monitors lalu edit residuals > pastikan absolute
criterianya 1e-06 pada bagian pollut_no
Setelah itu kita iterasi sebanyak 25 kali, run calculation > isi 25 pada number of
iterations > Calculate

Untuk menampilkan contournya kita tampilkan saja melalui Graphics and


Animations lalu Contours > Set Up > Jangan centan Filled > pada bagian
Contours of pilih NOx.. – Mass fraction of pollutant no > display
Lanjut kita hitung fraksi massa rata2 NO dengan cara Reports > Surface Integrals
> Set Up lalu pilih Mass-Weighted Average dari Report Tye > pilih NOx.. – Mass
Franction of Pollutant no dari field variable > pilih outlet-pressure pada Surfaces

> Klik Compute

Didapatkan fraksi massa NO pada outlet adalah sekitar 1,195495e-07

Selanjutnya kita ke models > NOx > Edit lalu disable Propmpt NOx
Lalu klik apply, dan lakukan iterasi sebanyak 25 kali dengan cara seperti langkah2
sebelumnya
Setelah iterasi, maka tampilkan hasilnya dengan set up contour, NOx – Mass
fraction of Pollutant no, lalu display. Seperti yang kita lihat di atas, fraksi massa
NO lebih sedikit pada kali ini karena pada kali ini perhitungannya tanpa
mekanisme prompt Nox

Lanjut kita hitung angka dari fraksi massanya dengan menggunakan


report>surface integrals>set up lalu compute
Hasilnya, fraksi massa NO tanpa prompt NOx adalah 1,349718e-07

Lanjut kita sekarang hitung dengan hanya prompt NOx, jadi Thermal NOxnya
kita disable seperti kita mendisable prompt NOx sebelumnya.

models > NOx > Edit lalu enable Propmpt NOx dan disable Thermal NOx>apply

Selanjutnya kita iterasi 25x lalu tampilin contour + perhitungan fraksi massa NO
tanpa Thermal NOx
Setelah iterasi, maka tampilkan hasilnya dengan set up contour, NOx – Mass
fraction of Pollutant no, lalu display.
Hasil perhitungannya : fraksi massa NOx pada outlet tanpa perhitungan Prompt
NOx adalah 1,29899e-07, jauh lebih kecil daripada prompt dan prompt+thermal

Anda mungkin juga menyukai