Anda di halaman 1dari 14

BIOFUEL MBAH TONII (LIMBAH Eucheuma cottonii) BERBASIS

MICROBIAL FUEL CELL (MFC) SEBAGAI INOVASI ENERGI


MASYARAKAT PESISIR DALAM MENGHADAPI KRISIS ENERGI
INDONESIA 2025

Diajukan untuk mengikuti


KOMPETISI ESAI NASIONAL
EXPLO SCIENCE 2017
BEM FMIPA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Disusun oleh:
1. Khanifah (4401414065/2014)
2. Liska Dewi Rahayu (4201413033/2014)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEMARANG
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

1 Judul : Biofuel Mbah Tonii (Limbah Eucheuma


cottonii) Berbasis Microbial Fuel Cell
(MFC) Sebagai Inovasi Energi Masyarakat
Pesisir Dalam Menghadapi Krisis Energi
Indonesia 2025
2 Sub Tema : Energi Terbarukan Ramah Lingkungan
3 Ketua
a. Nama : Khanifah
b. NIM : 4401414065
c. Jurusan/ Fakultas : Biologi/ Fakultas MIPA
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah : Langgar RT 01/04, Kejobong, Purbalingga
f. No.Telepon/HP : 085727008867
g. Alamat e-mail khanifahaja7@gmail.com

4 Anggota Tim : Liska Dewi Rahayu


5 Dosen pembimbing
a. Nama Lengkap : Nuni Widiarti, S. Pd., M. Si.
b. NIDN : 0028107804
c. Alamat Rumah : Mangunsari, RT 05/04, Semarang
d. No. Telepon/HP : 085741233155

Mengetahui,
Semarang, 14 Maret 2017
Dosen Pembimbing Ketua Tim

Nuni Widiarti, S. Pd., M. Si. Khanifah


NIP 197810282006042001 NIM 4401414065

Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas MIPA
Universitas Negeri Semarang

Prof. Dr. Sudarmin, M.Si


NIP196601231992031003

2
LEMBAR ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Ketua : Khanifah
Tempat, Tanggal Lahi r : Purbalingga, 25 Januari 1996
Jurusan : Biologi
Universitas : Universitas Negeri Semarang

Nama Anggota 1 : Liska Dewi Rahayu


Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 14 Februari 1996
Jurusan : Fisika
Universitas : Universitas Negeri Semarang

Dengan ini menyatakan bahwa esai dengan judul:


Biofuel Mbah Tonii (Limbah Eucheuma cottonii) Berbasis Microbial Fuel
Cell (MFC) Sebagai Inovasi Energi Masyarakat Pesisir Dalam Menghadapi risis
Energi Indonesia 2025

Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau
saduran dari karya orang lain serta belum pernah dilombakan dan
dipublikasikan dalam bentuk apapun. Selain itu esai sudah tercatat secara
administratif dan disetujui oleh pembimbing. Apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
oleh panitia Explo Science 2017berupa diskualifikasi dari kompetisi.

Semarang, 14 Maret 2017


Ketua Tim

Khanifah
NIM. 4401414065

3
BIOFUEL MBAH TONII (LIMBAH Eucheuma cottonii) BERBASIS
MICROBIAL FUEL CELL (MFC) SEBAGAI INOVASI ENERGI
MASYARAKAT PESISIR DALAM MENGHADAPI KRISIS ENERGI
INDONESIA 2025
Oleh : Khanifah dan Liska Dewi Rahayu

Indonesia merupakan negara yang memiliki kebutuhan energi tinggi.


Fenomena tersebut menimbulkan semakin terbatasnya jumlah cadangan
sumber energi di indonesia karena sifatnya yang tidak dapat diperbarui,
sehingga berdampak pada krisis energi. Cadangan minyak bumi terbatas,
yaitu sebesar 3,6 barel, gas bumi sebesar 100,3 TCF dan cadangan batu bara
sebesar 32,27 miliar ton. Menurut (BPPT, 2016) rasio R/P
(Reserve/Production) tahun 2014 minyak bumi akan habis dalam 12 tahun,
gas bumi 37 tahun, dan batu bara 70 tahun. Cadangan ini akan lebih cepat
habis dari tahun yang telah diperkirakan, karena kecenderungan produksi
dan konsumsi bahan bakar fosil terus meningkat. Pada tahun 2025,
diperkirakan Indonesia akan mengalami krisis energi.
Indonesia sebagai Negara maritim memiliki potensi alam dan
keanekaragaman hayati daerah pesisir yang sering dijumpai berupa
ekosistem mangrove,terumbu karang dan rumput laut. Produktivitas rumput
laut Indonesia pada tahun 2016 sekitar 11,1 juta ton dan menopang 58% dari
komoditas utama budidaya perikanan Indonesia (Kementerian Perikanan
dan Kelautan, 2016).
Salah satu limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal disekitar
daerah pesisir pantai adalah limbah rumput laut. Berdasarkan hasil
penelitian, rumput laut jenis Eucheuma cottonii mengandung kadar abu
19,92 %, protein 2,80%, lemak 1,78 %, serat kasar 7,02 % dan karbohidrat
yang cukup tinggi yaitu sekitar 68,48 % (Wiratmaja dkk., 2011). Hal
tersebut membuktikan bahwa besarnya kandungan karbohidrat pada
Eucheuma cottonii berpotensi sebagai substrat untuk pembentukan
seluluosa, yang kemudian selulosa akan dikonversikan menjadi glukosa
sebagai nutrisi dari mikroba. Limbah rumput laut berpotensi untuk dijadikan

4
sumber energi terbarukan, yaitu melalui pembuatan Microbial Fuel Cell
(MFC). Microbial Fuel Cell (MFC) merrupakan sel bahan bakar (fuel cell)
yang berasal dari materi organik yang digunakan oleh mikroba sebagai
sumber energi untuk melakukan aktivitas metabolismenya. Microbial Fuel
Cell (MFC) dari rumput laut ramah lingkungan, karena selulosa yang
terkandung dalam rumput laut dijadikan sebagai sumber biomassa, sehingga
dapat mencegah global warming karena tidak menimbulkan polutan
berbahaya berupa CO. Mikroba pada microbial fuel cell dapat
menghilangkan isolasi enzim individu sehingga memberikan substrat yang
lebih murah untuk bahan bakar. Bakteri dalam MFC dapat memproduksi
energi listrik selama mengonsumsi limbah (Ibrahim dkk., 2014).
Keuntungan lain yang ditawarkan microbial fuel cell yaitu karena prosesnya
yang cepat, biaya yang relatif murah, ramah lingkungan karena tidak
menimbulkan polutan berbahaya, dan yang terpenting adalah bersifat
terbarukan.
Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan, penulis membuat
gagasan yang solutif, kreatif, dan inovatif untuk mengatasi permasalahan
tersebut, yaitu dengan membuat Biofuel Mbah Tonii (Limbah Eucheuma
caottoni) berbasis Microbial Fuel Cell (MFC) sebagai Inovasi Masyarakat
Pesisir dalam Menghadapi Krisis Energi 2025.

Potensi Limbah Rumput Laut (Eucheuma cottonii) sebagai Penghasil Energi


Listrik

Limbah rumput laut (Eucheuma cottonii) berpotensi untuk dijadikan


substrat MFC untuk menghasilkan energi listrik. Pada tahun 2010, produksi
rumput laut naik secara signifikan sebesar 3.082 juta ton, dimana pada tahun
sebelumnya, kenaikan produksi rumput laut sebedar 2.574 juta ton
(Fakhrudin, 2014). Dari jumlahnya yang melimpah, maka rumput laut
Eucheuma cottonii berpotensi untuk dimanfaatkan secara optimal.
Rumput laut Eucheuma cottonii mengandung glukosa, asam amino,
asam lemak, dan protein (Junuarita dkk, 2010). Hal tersebut menguatkan
bahwa rumput laut berpotensi untuk dijadikan substrat MFC sebagai

5
penghasil energi listrik, karena rumput laut mengandung 0,3934 kg
galaktosa per satu kilogram rumput laut (Fakhrudin, 2014). Tujuan
digunakan mikroorganisme dalam sistem MFC adalah untuk menggantikan
fungsi enzim, sehingga dihasilkan substrat yang lebih murah. Fungsi
substrat pada MFC yaitu untuk mempercepat pertumbuhan bakteri dan
bakteri tersebut dapat menghasilkan elektron.

Proses Pembuatan Microbial Fuel Cell (MFC) dari Limbah Rumput Laut
(Eucheuma cottonii)

Limbah Eucheuma cottonii digunakan sebagai substrat dalam pembuatan


MFC. Limbah Eucheuma cottonii diekstrak lalu dipanaskan dengan suhu 90 C
kemudian dilakukan penyaringan berukuran 45 mesh dan kemudian residu
dikeringkan dengan suhu 40 C. Residu tersebut dijadikan bubuk melalui proses
pulverisasi dan proses screen sampai berukuran 80 mesh. Setelah menjadi ekstrak
limbah Eucheuma cottonii dapat langsung digunakan dalam proses pembuatan
MFC. Energi listrik hasil dari proses MFC ditampung terlebih dahulu pada tabung
penyimpan energi listrik (powerbank). Dari powerbank tersebut, akan dipasang
kabel-kabel penghubung. Kemudian, energi listrik dari powerbank dapat langsung
digunakan pada peralatan elektronik. Desain MFC dengan substrat Eucheuma
Cottonii dapat dilihat pada Gambar 4.1

Substrat
Rumput laut H2 O
CO2

H+ H-

Gambar 4.1 Desain Microbial Fuel Cell (MFC) dari limbah Eucheuma
cottonii (Rumput Laut)

6
Microbial Fuel Cell (MFC) umumnya terdiri dari anoda, katoda, membran
penukar kation atau proton dan sirkuit listrik. Bakteri hidup pada ruangan anoda
dan mengubah substrat rumput laut menjadi glukosa, asetat, dan limbah cair
menjadi CO2, proton dan elektron. Penggunaan bakteri Saccharomyces cerevisiae
sangat penting dalam proses fermentasi substrat sehingga didapatkan gula reduksi
yang digunakan sebagai sumber energi untuk aktivitas anaerobik (Tan dan Lee,
2015).
Pembuatan MFC bisa menggunakan kultur dari konsorsium mikroba yang
terdiri atas Geobacter sulferreducens,Shewanella oneidensis,biofilm dan analisis
planktonik ditangguhkan dari komunitas mikroba dalam ruang anoda dari MFC
diinokulasi dengan lumpur aktif menunjukkan Desulfovibrio sp.,P. aeruginosa,
Cytophaga xylanolytica, Dechloromonas sp., Thiomonas perometabolis, dan
Cytophaga sp.as (Saba dkk , 2017)
Pada kondisi aerobik, bakteri menggunakan oksigen dan nitrat sebagai
aseptor elektron akhir untuk membentuk air. Namun, pada ruang anoda, tidak
terdapat oksigen, sehingga bakteri harus mengubah aseptor elektronnya menjadi
sebagai sebuah aseptor insoluable seperti anoda MFC (Liu, 2008).
Prinsip kerja dari MFC adalah substrat rumput laut dioksidasi oleh mikroba
sehingga menghasilakan proton dan elektron pada anoda. Elektron ditransfer
melalui sirkuit eksternal, sedangkan proton didifusikan melalui larutan menuju
katoda. Pada katoda, reaksi elektron dan proton terhadap oksigen akan
menghasilakan air (H2O). Reaksi kimia MFC dapat dengan substrat berupa
glukosa yang terkandung dalam rumput laut dituliskan sebagai berikut:
Anoda : C6H12O6 + 6 H2O 6CO2 + 24H+ + 24e-
Katoda : O2 + 4H+ + 4e- 2H2O
Total Reaksi : C6H12O6 + 6 O2 6CO2 + 6H2O
(Kristin, 2012)
Berdasarkan kemampuan Eucheuma cottonii dalam mentransfer elektron
pada anoda, maka MFC dapat digunakan untuk mengumpulkan elektron yang
berasal dari metabolisme mikroba. Elektron kemudian mengalir melalui sirkuit
listrik dengan muatan pada katoda. Reaksi reduksi oksigen (ORR) adalah salah
satu faktor utama yang membatasi output kinerja keseluruhan sel bahan bakar

7
mikroba (MFC). Platinum Grup Logam-bebas (PGM free) dapat digunakan
dalam hal ini sebagai katalis dan AAPyr sebagai prekusor, sehingga menghasilkan
daya maksimum sebesar 482 Wcm (Kodali dkk, 2017)
Beda potensial antara anoda dan katoda bersama dengan aliran elektron
akan menghasilkan daya. Produksi listrik dalam reaktor MFC dihitung dengan
menganalisa data open circuit voltage (OCV) dan arus (I) yang diukur setiap hari
sekali menggunakan digital (DT-830B). Nilai kuat arus dan tegangan yang
didapatkan, kemudian dikonversikan ke power density P(mW/m2) yang dapat
dirumuskan dengan :

= atau =

Dengan : P = Daya (Watt)


V = Tegangan/ beda potensial (volt)
I = Arus (mA)
A= Luas permukaan yang digunakan mikroorganisme bertumbuh
di anoda grafit
(Januarita dkk., 2010)

Keunggulan Microbial Fuel Cell (MFC) dari Limbah Rumput Laut


(Eucheuma cottonii)

Microbial Fuel Cell (MFC) memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :


Efisiensi energi listrik yang dihasilkan pada proses MFC lebih tinggi, yaitu 50%
(Barua et al., 2010). Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Junuarita
dkk., (2010) MFC dapat menghasilakan listrik dari sampah organik (limbah
rumput laut) dan biomassa yang dapat diperbarui, bakteri mampu menjadi katalis
dan beradaptasi dengan baik terhadap bahan organik yang berbeda dengan
lingkungan sehingga menghasilkan elektron. Sedangkan menurut Kristin (2012)
MFC merupakan energi yang ramah lingkungan. MFC dapat menghasilkan energi
listrik yang tinggi, yaitu sekitar 80-97%, sehingga tepat digunakan sebagai sumber
energi listrik berbasis charger, tegangan yang digunakan pada sistem MFC lebih
rendah yaitu 110mV dibandingkan dengan elektrolisis air untuk menghasilkan
hidrogen yaitu 1210 mV, dan berkelanjutan (Karmakar dkk, 2010). Hal tersebut
menjadikan sistem MFC memungkinkan untuk diaplikasikan menjadi sumber arus

8
listrik untuk charger smartphone maupun kebutuhan spesifik lainnya disebabkan
karena sistem MFC ini dapat diaplikasikan di luar laboratorium (Alexis dkk .,
2016).

Berdasarkan keunggulan dan keefektifan MFC dari rumput laut dalam


menghasilkan energi listrik yang dapat diperbaharui, diharapkan MFC dapat
diterapkan di daerah pesisir yang kaya akan sumberdaya alam berupa rumput laut
dan MFC dari rumput laut siap digunakan untuk menghadapi krisis energi
Indonesia 2025.

Eucheuma cottonii berpotensi untuk dijadikan substrat Microbial Fuel Cell


(MFC) sebagai penghasil listrik karena mengandung galaktosa yang cukup tinggi
yaitu sebesar 39,4% kg per satu kilogram rumput laut dan karbohidrat yang cukup
tinggi yaitu sekitar 68,48 %. Keunggulan Microbial Fuel Cell (MFC) adalah
Efisien karena menghasilkan energi listrik yang tinggi, dapat diperbaharui, ramah
lingkungan, berkelanjutan, dan biaya produksinya murah.

DAFTAR PUSTAKA
Alexis, X., Stinchcombe, A., Greenman, J. and Ieropoulos, I. (2016) Urine
transduction to usable energy: A modular MFC approach for smartphone
and remote system charging, Applied Energy. The Authors, pp. 410.
doi: 10.1016/j.apenergy.2016.06.006.

Barua Pranab K. et al,. 2010. Electricity Generation from Biowaste Based


Microbial Fuel Cells.International Journal of Energy, Information and
Communication. Volume 1, No.1.

BPPT .2016. Outlook Energi Indonesia.Jakarta: PUSPITEK Energi.

Ibrahim, Bustani, Pipih Suptijah, Syeila Rosmalawati. 2014. Kinerja


Rangkaian Seri Microbial Fuel Cell sebagai Penghasil Biolistrik dari
Limbah Cair Perikanan. Volume:17, No.1.

Januarita, Rizki, Azka Azizah, Anis Ulfa, Hilma Syahidah, dan Ganjar Samudro.
2010. MFCS 2 in 1: Microbial Fuel Cells Pengolah Air Limbah dan

9
Penghasil Listrik (Alternatif Limbah Isi Rumen Sapi dengan Pengaruh
Variasi COD dan PH. Artikel Ilmiah. Universitas Diponegoro.

Karmakar, Sourish, Kanika Kundu, dan Subir Kundu. 2010. Design and
Development Microbial Fuel Cell. Current Research, Technology and
Education Topic in Aplied Microbiology and Microbial Biotechnology.

Kementerian Perikanan dan Kelautan..2016.Pedoman Teknis


Pembangunan Kawasan Kebun Bibit Rumput Laut.Jakarta:DJPB.

Kodali, M., Santoro, C., Serov, A., Kabir, S., Artyushkova, K., Matanovic, I.
and Atanassov, P. 2017. Mn Fe, Electrochimica Acta. Elsevier Ltd.
doi: 10.1016/j.electacta.2017.02.033.

Kristin, Ester. 2012. Produksi Energi Listrik melalui Microbial Fuel Cell
menggunakan Limbah Industri Tempe.Skripsi. Universitas Diponegoro.

Lasabuda, Ridwan. 2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dan


Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia.Jurnal Ilmiah
Platax.Volume: 1, No.2.

Lin, H. 2008. Microbial Fuel Cell: Novel Anaerobic Biotechtology for Energy
Generation from Waste Water. Anaerobic Biotecnology for Bioenergy
Production: Principle and Application. Publishing: 221-243.
Saba, B., Christy, A. D., Yu, Z. and Co, A. C. 2017. Sustainable Power
Generation from Bacterio-Algal Microbial Fuel Cells ( MFCs ): An
overview, Renewable and Sustainable Energy Reviews. Elsevier,
73(January), pp. 7584.

Tan dan Lee K.T. 2015. Bioresource Technology Comparison of


differentprocess strategies for bioethanol production from Eucheuma
cottonii: An economic study. BIORESOURCE TECHNOLOGY. Elsevier
Ltd. doi: 10.1016/j.biortech.2015.08.008.

10
RIWAYAT HIDUP

Biodata Ketua

1. Biodata Diri
Nama : Khanifah
Tempat, tanggal lahir : Purbalingga, 25 Januari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 4401414065
Jurusan/Angkatan : Biologi/2014
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Alamat : Langgar RT 01/04, Kejobong, Purbalingga
Email : Khanifahaja7@gmail.com
No. HP : 085727008867

2. Pengalaman Organisasi
SSC FMIPA UNNES 2015
DPM FMIPA UNNES 2015
SSC FMIPA UNNES 2016
SSC FMIPA UNNES 2017
3. Karya Tulis yang Pernah Dibuat
No Judul Karya Tahun
- -

4. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
- - -

Biodata Anggota 1

11
1. Biodata Diri
Nama : Liska Dewi Rahayu
Tempat, tanggal lahir : Sragen, 14 Februari 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 4201414033
Jurusan/Angkatan : Fisikai/2014
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
Alamat : Jantran Rt:26 Rw:05, Pilang, Masaran,
Sragen
Email : Liskadewi14@gmail.com
No. HP : 085706843148

2. Pengalaman Organisasi
SSC FMIPA UNNES 2015
FKIF FMIPA UNNES 2015
SSC FMIPA UNNES 2016
SSC FMIPA UNNES 2017
3. Karya Tulis yang Pernah Dibuat
No Judul Karya Tahun
- -

4. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
- - -

12
FORMULIR PENDAFTARAN
KOMPETISI ESAI NASIONAL
EXPLO SCIENCE 2017

Biofuel Mbah Tonii (Limbah Eucheuma


cottonii) Berbasis Microbial Fuel Cell (MFC)
1
Judul : Sebagai Inovasi Energi Masyarakat Pesisir
. Dalam Menghadapi Krisis Energi Indonesia
2025
2
Universitas : Universitas Negeri Semarang
.
3
Identitas Ketua
.
Nama : Khanifah

Tempat, Tanggal Purbalingga, 25 Januari 1996


:
Lahir
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 4401414065
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/
Fakultas/Jurusan :
Biologi
Alamat : Langgar RT 01/04, Kejobong, Purbalingga
No. telepon/HP :
085727008867
Email : Khanifahaja7@gmail.com
4
Data anggota
.
Nama Anggota : Liska Dewi Rahayu
Tempat, Tanggal
: Sragen, 14 Februari 1996
Lahir
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 4201414033
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/
Fakultas/Jurusan :
Fisika
No. telepon/HP : 085706843148
Email : Liskadewi14@gmail.com

Semarang, 14 Maret 2017


Ketua Tim

Khanifah
4401414065
13
14

Anda mungkin juga menyukai