Anda di halaman 1dari 16

BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

BAB II
STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

KELENGKAPAN
i. Kompetensi Program Studi
Pada modul ini akan dibahas mengenai struktur atom dan statistic electron
sebagai dasar dari material elektroteknik yang diharapkan dapat mengacu pada
kompetensi Program Studi Teknik Elektro sebagai berikut :
Kompetensi Utama : Kemampuan menerapkan pengetahuan material
elektroteknik pada Teknik Tenaga Listrik, Telekomunikasi serta
Kendali, Komputer & Elektronika

ii. Sasaran Belajar


Mengacu pada kompetensi program studi, yaitu pengetahuan dasar material
elektoteknik pada teknik elektro, maka diharapkan mahasiswa mempunyai
gambaran mengenai prinsip material elektroteknik.

iii. Sasaran Pembelajaran


Proses pembelajaran pada modul pendahuluan ini diharapkan mahasiswa :
Ø Mengetahui struktur dan model atom dalam material elektroteknik
Ø Mengetahui Struktur Kristal dan ikatan atom/molekul dalam material
elektroteknik

iv. Strategi/Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran untuk modul ini adalah metode ceramah (lecture
class), karena masih memberikan struktur atom dan Kristal dalam material
elektroteknik.

Material Elektroteknik 8
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

v. Indikator/Kriteria Penilaian
Keberhasilan sasaran belajar diketahui ketika mahasiswa mengetahui dan
mencapai sasaran pembelajaran yang telah disebutkan pada bagian sasaran
pembelajaran

ISI MODUL

Untuk dapat mengerti secara kualitatif maupun kuantitatif tentang material-


material di alam khususnya material listrik perlu diingatkan kembali beberapa sifat
penting material yang tergantung dari susunan geometrik atom dan juga interaksi
antara atom dan molekul-molekul. Akibat interaksi antar atom dan molekul maka
muncullah teori pita energi yang ternyata sangat berguna dalam menjelaskan sifat-
sifat material. Aplikasi material dalam berbagai bidang dan divais sebagian besar
dirancang dengan memanfaatkan teori pita energi dalam analisa mobilitas
pembawa muatan.
Pada bab ini akan memberikan pengenalan struktur atom yang akan dimulai
dari konsep dasar struktur atom, model atom, struktur kristal, ikatan kimia dan
model jalur energi.

2.1. STRUKTUR ATOM

Tiap atom terdiri dari suatu nukleus yang sangat kecil mengandung proton
dan neutron yang dikelilingi oleh perputaran elektron. Baik elektron maupun
proton adalah bermuatan listrik, besarnya muatan listrik tersebut adalah 1,6 x 10-19
Coulomb. Elektron bermuatan negatip, proton bermuatan positip sedangkan
neutron bermuatan netral. Massa partikel subatom tersebut sangatlah kecil, proton
dan neutron memiliki massa yang hampir sama sebesar 1,6 x 10-27 kg, massa
tersebut lebih besar dari massa elektron sebesar 9,1 x 10-37 kg.

Material Elektroteknik 9
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

Tiap unsur kimia dikarekterisasi dengan jumlah proton dalam nukleus atau
nomor atom (Z). Untuk atom netral atau atom kompleks, nomor atom sama
dengan jumlah elektron. Setiap unsur memiliki nomor atom tersendiri, khususnya
elektron yang paling luar menentukan sifat-siafat yang diutamakan dalam teknik,
yaitu:
− Menentukan sifat-sifat kimia,
− Menentukan ikatan antara atom-atom, dengan demikian menentukan
karakteristik mekanik dan kekuatan,
− Menentukan ukuran atom dan mempengaruhi konduktivitas listrik material,
− Mempengaruhi karakteristik optik.

Massa atom A dari atom spesifik dinyatakan sebagai jumlah massa proton
dan neutron dalam nukleus. Walaupun jumlah proton sama untuk semua atom dari
suatu elemen, jumlah neutron N dapat menjadi variabel. Sehingga, atom dari
beberapa elemen mempunyai dua atau lebih massa atom yang berbeda disebut
isotop. Berat atom berkaitan dengan rata-rata berat massa atomik dari atom
secara alamiah menjadi isotop. Satuan massa atom, amu (atomic mass unit)
digunakan untuk perhitungan berat atom. 1 amu didefinisikan sebagai 1/12 massa
atom dari isotop karbon, karbon 12 (12C): (A = 12,00000). Massa proton dan
neutron adalah sedikit lebih besar dari satu, dengan persmaan

A≈Z+N (2.1)

Berat atom suatu elemen atau berat molekul dari suatu campuran secara spesifik
berdasarkan amu per atom (molekul) atau massa per mole material. Dalam satu
mole zat adalah 6, 023 x 1023 (bilangan Avogadro) atom atau molekul. Perhitungan
berat dua atom berkaitan dengan persamaan berikut,

1 amu/atom (atau molekul) = 1 g/mole

Material Elektroteknik 10
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

Contoh, berat atom besi adalah 55,85 amu/atom atau 55,85 g/mole. Kadang-
kadang menggunakan amu per atom atau molekul dikonversi dengan cara lain g
(atau kg)/mole.

2.2. MODEL ATOM

Menurut model atom Bohr, suatu atom terdiri atas sebuah inti yang
bermuatan positip, yang dikelilingi oleh sebuah inti yang bermuatan positip, yang
dikelilingi oleh sebuah atau lebih elektron yang bermuatan negatip sehingga atom
tersebut netral (muatan inti + muatan elektron – neutron = 0).
Tempat-tempat kedudukan elektron sudah tertentu dan terdiri dari
beberapa kulit (shell) yang masing-masing disebut K, L, M, N dan seterusnya,
dengan konfigurasi sebagai berikut:

N
M
L
K
inti

Gambar 2.1. Model atom Bohr, beserta tempat-tempat kedudukan elektron

K u l i t:
Pertama : K dapat menampung maksimum 2 elektron
Kedua : L dapat menampung maksimum 8 elektron
Ketiga : M dapat menampung maksimum 18 elektron
Keempat : N dapat menampung maksimum 32 elektron

Material Elektroteknik 11
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

:
:
Ke X : X dapat menampung maksimum 2 X2 elektron
Susunan dan konfigurasi elektron atom unsur-unsur pada setian kulit dan
subkulit seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1.

Material Elektroteknik 12
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

TABEL 2.1. KONFIGURASI ELEKTRON ATOM UNSUR-UNSUR YANG DIISOLIR

Nomor Unsur Jumlah Elektron Nomor Unsur Jumlah Elektron


Atom K L M N Atom O P
1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f 5s 5p 4d 4f 5s 5p 5d 5f 5g 6s 6p 6d 6f 7s
1 H 1 51 Sb 10 - 2 3 - - - - - - - -
2 He 2 52 Te 10 - 2 4
3 Li 2 1 53 I 10 - 2 5
4 Be 2 2 54 Xe 10 - 2 6
5 B 2 2 1 55 Cs 10 - 2 6 1
6 C 2 2 2 56 Ba 10 - 2 6 2
7 N 2 2 3 57 La 10 - 2 6 1 2
8 O 2 2 4 58 Ce 10 2 2 6 - 2
9 F 2 2 5 59 Pr 10 3 2 6 - 2
10 Ne 2 2 6 60 Nd 10 4 2 6 - 2
11 Na 2 2 6 1 61 Pm 10 5 2 6 - 2
12 Mg 2 2 6 2 62 Sm 10 6 2 6 - 2
13 Al 2 2 6 2 1 63 Eu 10 7 2 6 - 2
14 Si 2 2 6 2 2 64 Gd 10 7 2 6 1 2
15 P 2 2 6 2 3 65 Tb 10 8 2 6 1 2
16 Si 2 2 6 2 4 66 Dy 10 9 2 6 1 2
17 Cl 2 2 6 2 5 67 Ho 10 10 2 6 1 2
18 A 2 2 6 2 6 68 Er 10 11 2 6 1 2
19 K 2 2 6 2 6 - 1 69 Tm 10 12 2 6 1 2
20 Ca 2 2 6 2 6 - 2 70 Yb 10 13 2 6 1 2
21 Se 2 2 6 2 6 1 2 71 Lu 10 14 2 6 1 2
22 Ti 2 2 6 2 6 2 2 72 Hf 10 14 2 6 2 2
23 V 2 2 6 2 6 3 2 73 Ta 10 14 2 6 3 2
24 Cr 2 2 6 2 6 5 1 74 W 10 14 2 6 4 2
25 Mn 2 2 6 2 6 5 2 75 Re 10 14 2 6 5 2
26 Fe 2 2 6 2 6 6 2 76 Os 10 14 2 6 6 2
27 Co 2 2 6 2 6 7 2 77 Ir 10 14 2 6 9 0
28 Ni 2 2 6 2 6 8 2 78 Pt 10 14 2 6 9 1
29 Cu 2 2 6 2 6 10 1 79 Au 10 14 2 6 10 1
30 Zn 2 2 6 2 6 10 2 80 Hg 10 14 2 6 10 2
31 Ga 2 2 6 2 6 10 2 1 81 TI 10 14 2 6 10 2 1
32 Ge 2 2 6 2 6 10 2 2 82 Pb 10 14 2 6 10 2 2
33 As 2 2 6 2 6 10 2 3 83 Bi 10 14 2 6 10 2 3
34 Se 2 2 6 2 6 10 2 4 84 Po 10 14 2 6 10 2 4
35 Br 2 2 6 2 6 10 2 5 85 At 10 14 2 6 10 2 5
36 Kr 2 2 6 2 6 10 2 6 86 Rn 10 14 2 6 10 2 6
37 Rb 2 2 6 2 6 10 2 6 - - 1 87 Fr 10 14 2 6 10 2 6 1
38 Sr 2 2 6 2 6 10 2 6 - - 2 88 Ra 10 14 2 6 10 2 6 2
39 Y 2 2 6 2 6 10 2 6 1 - 2 89 Ac 10 14 2 6 10 2 6 1 2
40 Zr 2 2 6 2 6 10 2 6 2 - 2 90 Th 10 14 2 6 10 2 6 2 2
41 Nb 2 2 6 2 6 10 2 6 3 - 1 91 Pa 10 14 2 6 10 2 6 3 2
42 Mo 2 2 6 2 6 10 2 6 4 - 1 92 U 10 14 2 6 10 2 6 4 2
43 Tc 2 2 6 2 6 10 2 6 5 - 1 93 Np 10 14 2 6 10 5 2 6 - 2
44 Ru 2 2 6 2 6 10 2 6 6 - 1 94 Pu 10 14 2 6 10 5 2 6 1 2
45 Rh 2 2 6 2 6 10 2 6 7 - 1 95 Am 10 14 2 6 10 6 2 6 1 2
46 Pd 2 2 6 2 6 10 2 6 8 - - 96 Cm 10 14 2 6 10 7 2 6 1 2
47 Ag 2 2 6 2 6 10 2 6 10 - 1 97 Bk 10 14 2 6 10 8 2 6 1 2
48 Cd 2 2 6 2 6 10 2 6 10 - 2 98 Cr 10 14 2 6 10 9 2 6 1 2
49 In 2 2 6 2 6 10 2 6 10 - 2 1 99 Es 10 14 2 6 10 10 2 6 1 2
50 Sn 2 2 6 2 6 10 2 6 10 - 2 2 100 Fm 10 14 2 6 10 11 2 6 1 2

Material Elektroteknik 13
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

Jika diteliti lebih lanjut konfigurasi elektron ini terpecah lagi menjadi grup-grup
kwantum menurut notasi spektroskopi sebagai berikut:
K menjadi 1 s
L menjadi 2 s, 2 p
M menjadi 3 s, 3 p, dan 3 d
N menjadi 4 s, 4 p, 4 d dan 4 f
Dimana subkulit:
s dapat menampung maksimum 2 elektron
p dapat menampung maksimum 6 elektron
d dapat menampung maksimum 10 elektron
f dapat menampung maksimum 14 elektron.

2.3. STRUKTUR KRISTAL

Wujud material-material listrik dapat diklasifikasikan sebagai zat padat, cair


dan gas. Selain dari fasa-fasa wujud tersebut, terdapat tiga wujud gas terionisasi
yaitu plasma. Semua logam, sebagian besar keramik dan beberapa polimer
membentuk kristal ketika bahan tersebut membeku. Dengan ini dimaksudkan
bahwa atom-atom mengatur diri secara teratur dan berulang dalam pola 3
dimensi, struktur semacam ini disebut kristal. Struktur zat padat dapat digolongan
sebagai monokristal, polikristal, amorphous amorphous-kristal.

a. Monokristal

Zat monokristal bersifat homogen dan mempunyai susunan atom-atom


yang teratur di seluruh bagian dan membentuk sel-sel kristal yang identik dan
periodik. Sel-sel kristal tersebut sebagai sel primitif (sel satuan). Sel satuan ini
yang mempunyai volume terbatas, masing-masing memiliki ciri yang sama dengan
kristal secara keseluruhan.

Material Elektroteknik 14
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

Sel primitif ini dibentuk oleh tiga vektor dasar a, b, c yang tersusun secara
berulang di dalam bahan dengan vektor pergeseran (translation vektor):

R = n 1 a + n 2 b + n3 c (n1, n2, n3 = 0, ± 1, ± 2, ..........)

Bentuk sel-sel primitif ditentukan oleh sudut α, β, γ dari ketiga vektor dasar
tersebut. Ada tujuh sistem kristal, dengan karakteristik geometriknya seperti
tercantum dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Sistem Kristal

Sistem Sumbu (axes) Sudut sumbu (axial angles)


Kubik a =b=c α = β = γ = 90o
Tetragonal a =b≠c α = β = γ = 90o
Ortorombik a ≠b≠c α = β = γ = 90o
Monoklinik a ≠b≠c α - γ - 90o ≠ β
Triklinik a ≠b≠c α ≠ β ≠ γ ≠ 90 o
Heksagonal a =a≠c α = β = 90o; γ =120o
Rombohedral a =a=c α = β = γ ≠ 90o

120o
c
c c

a
b
a a
b a

(a) (b) (c)

Gambar 2.2. Kristal bukan kubik (a) tetrogonal: a1 = b2 ≠ c; sudutnya = 90o. (b)
Ortorombik a ≠ b ≠ c; sudutnya = 90º. (c) Heksagonal: a 1 = a 2 ≠
c; sudutnya 90º, dan 120 o

Material Elektroteknik 15
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

b. Polikristal

Bahan polikristal tersusun atas grain-grain kristal–kristal yang terikat


bersama dan bermacam-macam dengan orientasi yang random. Biasanya arah
kristal berbeda-beda, tetapi bila dibuat arahnya tertentu, dikenal sebagai bahan
polikristal ”grainoriented” atau ”textured”.

c. Amorphous

Bahan Amorphous sama sekali tidak mempunyai susunan atom-atom yang


teratur. Berasal dari cairan yang berubah menjadi fasa padat, yaitu dengan
menurunkan temperatur yang mencegah terjadinya pembentukan dan
pertumbuhan kristal.

d. Bahan Amorphous-Kristal
Bersifat amorphous tetapi terdapat keadaan kristal di beberapa bagian.

2.4. IKATAN ATOM DAN MOLEKUL

Ikatan kimia terjadi untuk mendapatkan kondisi lebih stabil dibanding bila
berdiri sendiri-sendiri. Secara umum ikatan kimia dibagi dua menjadi kelompok
yaitu ikatan primer atau ikatan kuat dan ikatan sekunder atau ikatan lemah. Ikatan
primer terdiri dari tiga macam yaitu ikatan ionik, ikatan konvalen dan ikatan logam.

(a) Ikatan Ionik


Ikatan atom yang paling mudah dijelaskan adalah ikatan ionik, yang
terbentuk oleh adanya gaya tarik menarik antara muatan positip dengan muatan
negatip melalui gaya Coulomb. Atom-atom unsur Na dan Ca yang masing-masing
mempunyai satu dan dua elektron pada orbital valensinya, dengan mudah
melepaskan elektron luarnya dan menjadi ion positip. Atom Cl dan O dengan
mudah menerima tambahan elektron pada orbital valensinya sampai mencapai

Material Elektroteknik 16
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

delapan buah elektron. Dengan menerima satu atau dua elektron, keduanya
menjadi ion bermuatan negatip. Gaya elektrostatik antara ion positif dengan ion
negatif mencirikan ikatan yang banyak dimiliki bahan dielektrik, inorganik dimana
komposisinya terdiri dari ion bukan sejenisnya.
Muatan negatip dapat menarik semua muatan positip dan muatan positip
dapat menarik semua muatan negatip. Akibatnya, ion natrium dikelilingi oleh
sejumlah ion Cl dikelilingi oleh sejumlah ion Na positip. Gaya tarik menarik merata
kesegala jurusan. Persyaratan utama dalam material dengan ikatan ion ialah
bahwa jumlah muatan positip harus sama dengan jumlah muatan negatip. Jadi
komposisi natrium klorida adalah NaCl. Magnesium klorida mempunyai komposisi
MgCl2, karena atom magnesium dapat memberikan dua elektron dari kulit
valensinya, sedang atom klor hanya dapat menerima satu saja.
Karena gaya tarik menarik Coulomb ini melibatkan semua tetangga, bahan
dengan ikatn ion sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion valensi ganda.
Sebagai contoh, bila magnesium dan oksigen bergabung membentuk MgO, energi
yang dilepaskan adalah 570 kJ/mol (136.000 kalori) per 0,6 x 1024 ion Mg 2+ dan
0,6 x 1024 ion O2-. Jadi MgO harus dipanaskan sampai sekitar 2800 oC sebelum
mempunyai cukup energi dan mencair.

(b) Ikatan Kovalen


Ikatan kovalen terbentuk dengan adanya pemakaian bersama elektron-
elektron. Jenis ikatan ini dimiliki oleh atom-atom material semikonduktor dan
banyak ditemui pada atom diatomik seperti H2, O 2, N 2, F2, karbon, Si, Ge dan
kebanyakan polimer. Sebagai contoh atom oksigen yang mempunyai nomor atom
8 mempunyai konfigurasi elektron 1s 1 2s2 2p4. Konfigurasi elektron ini dapat
menjadi stabil seperti konfigurasi Neon dengan saling memakai 2 elektron pada
2p4 menjadi 2p 6.
Dalam ikatan kovalen makin banyak elektron dipakai bersama maka energi
ikatan akan semakin besar dan hal ini menyebabkan panjang ikatan semakin

Material Elektroteknik 17
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

pendek. Sebagai contoh karbon dengan satu ikatan C-C mempunyai energi ikatan
370 kJ/mol dengan panjang ikatan 1,54 A sedangkan untuk ikatan rangkap C=C
melibatkan energi 680 KJ/mol dengan panjang ikatan 1,3 A. harga energi dan
panjang ikatan untuk beberapa material dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3. Energi dan panjang ikatan beberapa material

Energi Ikatan Panjang Ikatan


Ikatan
(kJ/mol) (A)
C-C 370 1,54
C=C 680 1,3
C=C 890 1,2
C-H 435 1,1
C-N 305 1,5
C-O 360 1,4
C=O 535 1,2
C-F 450 1,4
C-Cl 340 1,6
O-H 500 1,0
O-O 220 1,5
N-O 250 1,2
N-H 430 1,0
F-F 160 1,4

(c) Ikatan Logam


Ion-ion logam berikatan yaitu antara ion positif dan elektron valensi yang
telah terlepas dari atomnya. Ikatan logam lebih lemah daripada ikatan kovalen
bahan semikonduktor.
Ikatan logam dijumpai pada logam. Atom-atom logam tersusun secara
teratur membentuk suatu pola tertentu. Elektron terluar (elektron valensi) dari
suatu atom mengalami gaya atraksi dari inti atom beberapa atom lain di sekitarnya.
Sehingga elektron-elektron ini tidak menjadi “milik“ suatu atom secara spesifik
akan tetapi membentuk suatu awan elektron milik bersama atom-atom. Sebagai
contoh setiap atom tembaga (Cu) yang mempunyai struktur face centered cubic

Material Elektroteknik 18
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

(FCC) bertetangga dengan 12 atom lain dan awan elektron dapat terbentuk dari
kelompok atom-atom ini.

(d) Ikatan van der Waals


Disamping ketiga ikatan primer di atas masih ada lagi ikatan sekunder yaitu
ikatan van der waals dan ikataan hidrogen. Ikatan van der waals muncul pada
atom atau molekul yang mempunyai dipol baik permanen atau tidak permanen.
Ikatan antara molekul yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik
elektrostatik diantara muatan-muatan yang tidak sejenis dari molekul-molekul.
Ikatan ini yang mengikat molekul-molekul dari hidrogen, nitrogen, CO2, dan
bahan-bahan organik. Sifat ikatan molekul adalah lemah, sehingga titik didih dan
leleh material-material ini adalah rendah.

2.5. MODEL JALUR ENERGI

Bila model atom Bohr pada Gambar 2.1 diperbesar, maka yang terlihat
hanya sebagian dari lintasan elektron seperti terlihat pada Gambar 2.3 (a). Untuk
mempermudah, maka lintasan elektron pada model atom Bohr dibuat menjadi
garis-garis horizontal seperti terlihat pada Gambar 2.3 (b) dan disebut tingkat
energi.
Tingkat Energi
R3

R2
Lintasan 3 ER3

Lintasan 2 ER2
R1
Inti atom Lintasan 1 ER1
tepi inti

(a) (b)

Gambar 2.3 (a) Sebagian dari model atom Bohr, (b) tingkat energi atom

Material Elektroteknik 19
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

Jadi lintasan K disebut tingkat energi 1 dan seterusnya. Setiap tingkat


energi mempunyai energi yang berbeda-beda. Makin besar jarak lintasan (tingkat
energi) dari inti atom, makin besar energi yang dipunyai elektron. Jadi bila atom
tersebut mendapatkan tambahan energi, maka elektron dapat pindah ke tingkat
energi yang lebih besar.
Lintasan-lintasan elektron atau tingkat–tingkat energi pada zat, tidak hanya
dipengaruhi oleh atom masing-masing lintasan, tetapi juga oleh atom-atom
lainnya. Karena setiap elektron pada kristal berada pada posisi berlainan, maka
energi dari elektron–elektron tersebut tidak sama. Tingkat–tingkat energi dari zat
padat akan membentuk jalur energi seperti terlihat pada Gambar 2.4.

Energi

ER3 Jalur ketiga

ER2 Jalur kedua

ER1 Jalur pertama

Gambar 2.4. Model jalur energi bahan-bahan.

Elektron–elektron di jalur energi lebih dalam dari jalur energi valensi karena
ikatannya yang kuat dengan inti atom tidak memberikan arti apa-apa pada sifat
konduksi material.
Elektron–elektron di jalur energi valensi apabila memperoleh eksitasi energi
luar maka akan meninggalkan jalur energi valensi dan berlaku sebagai elektron
bebas. Elektron bebas ini akan bersifat menghantarkan arus listrik. Terdapatnya
elektron bebas ini bahan bersifat konduktif.

Material Elektroteknik 20
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

Dalam model jalur energi elektron bebas melakukan konduksi listrik dalam
suatu jalur energi yaitu jalur energi konduksi.
Karena jalur energi lebih rendah dari jalur energi tidak memberikan arti apa-
apa bagi sifat konduksi listrik material, maka model jalur energi material
disederhanakan dengan hanya terdiri atas jalur energi valensi dan jalur energi
konduksi.
Pada Gambar 2.5 di bawah ini diperlihatkan model jalur energi material.
Antara jalur energi valensi dengan jalur energi konduksi terdapat celah energi
(energy gap, Eg). Celah energi menggambarkan berapa energi eksitasi yang
diperlukan untuk mengeksitasi elektron valensi menjadi elektron bebas yang
memberikan sifat konduksi listrik material.

EVdc

WF

EC Asumsi:
EF = EC
EF = tingkat
EF energi Fermi

EV

Gambar 2.5. Model jalur energi suatu bahan (semikonduktor atau Insulator)

Model jalur energi pada Gambar 2.5 menggambarkan keadaan tingkat energi
velensi dan konduksi bahan semikonduktor atau insulator, dimana terdapat celah
energi Eg > 0. Dalam pembahasan selanjutnya model jalur energi material-
material akan jelas perbedaan kedua bahan tersebut.
Elektron-elektron pada material-material konduktor maupun semikonduktor
dapat diemisikan ke luar (Evac) material-material tersebut.

Material Elektroteknik 21
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

Terdapat tingkat energi acuan ruang hampa (Evac) di mana perbedaannya


dengan tingkat energi Fermi material EF, menyatakan fungsi kerja (work function
WF) material tersebut. Fungsi kerja menyatakan berapa energi yang diperlukan
bagi elektron bebas di dalam material untuk menjadi elektron bebas di ruang
hampa.
Pada Gambar 2.6 memperlihatkan model jalur energi dari insulator,
semikonduktor, dan konduktor. Untuk insulator dan semikonduktor, masing-
masing terdiri dari jalur energi valensi, jalur energi terlarang dan jalur energi
konduksi. Sedangkan untuk konduktor, hanya terdiri dari jalur energi valensi dan
jalur energi konduksi saja.
Bahan-bahan insulator memiliki celah energi yang lebar dengan Eg biasanya
> 6 eV.
Bahan-bahan semikonduktor memiliki celah energi yang lebih sempit yaitu
Eg < 6 eV, biasanya disekitar 1 eV (Si memiliki Eg = 1,1 eV). Sedangkan bahan
konduktor tidak memiliki celah energi. Jalur energi konduksi bahan ini berimpit
(over lapping) dengan jalur energi valensi jadi tidak ada perbedaan tingkat energi
elektron valensi dengan elektron bebas.

Energi Energi Energi

Jalur
kenduksi Jalur
EC kenduksi
EC EC
Eg ≈ 6 eV Jalur
terlarang Eg ≈ 1 eV
EV
EV
EV Jalur
valensi

(a) (b) (c)

Gambar 2.6. Model jalur energi dari :


(a) Isolator; (b) Semikonduktor; (c) Konduktor

Material Elektroteknik 22
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON

PEDOMAN PENILAIAN
Ø Mampu menjelaskan perbedaan listrik dinamis dan listrik statis serta
memberikan contoh (40 %)
Ø Mampu menjelaskan jenis material elektroteknik yang digunakan dalam
teknik elektro (60 %)

Material Elektroteknik 23

Anda mungkin juga menyukai