Kelas X
kimi
a
KONFIGURASI ELEKTRON
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami konfi gurasi elektron kulit dan subkulit.
2. Menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konfi gurasi elektron.
Teori atom Niels Bohr menyatakan bahwa inti atom tersusun atas proton dan neutron,
sedangkan kulit atom tersusun atas elektron-elektron yang bergerak mengelilingi inti atom pada
lintasannya. Gambaran letak penyebaran elektron dalam orbital-orbital disebut dengan konfi
gurasi elektron. Konfi gurasi elektron dibagi menjadi dua, yaitu konfi gurasi elektron berdasarkan
kulit dan konfi gurasi elektron berdasarkan subkulit.
1
• Kulit M (n = 3), jumlah elektron maksimum = 2 × 32 = 18
• Kulit N (n = 4), jumlah elektron maksimum = 2 × 42 = 32
• Kulit O (n = 5), jumlah elektron maksimum = 2 × 52 = 50
a. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah elektron yang berada pada kulit terluar. Konfigurasi elektron untuk
beberapa atom dan elektron valensinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Nama Kuli t ElektronValensi
Unsur
K L M N O
O 2 6 6
8
P 2 8 5 5
15
Ca 2 8 8 2 2
20
Ga 2 8 18 3 3
31
Kr 2 8 18 8 8
36
I 2 8 18 18 7 7
53
Catatan:
• Angka-angka pada konfigurasi elektron tersusun seperti bukit.
Contoh:
18
8 8
36Kr
• Jumlah elektron pada kulit terluar tidak boleh lebih dari 8 elektron.
• Beberapa unsur kelompok transisi memiliki pola konfigurasi berbeda, karena elektron
sudah mengisi subkulit d.
Contoh:
22 Ti = 2 8 10 2
26 Fe = 2 8 14 2
b. Konfigurasi Elektron untuk Ion
1. Kation
Kation (ion positif) adalah atom yang telah melepas elektron.
Contoh:
1. 11 Na+: atom natrium telah melepas 1 elektron, sehingga jumlah elektronnya
menjadi 11 – 1 = 10. Dengan demikian, konfigurasi elektronnya menjadi: 11Na+ =
2 8
2. 13 Al3+: 2 8, karena atom Al telah melepas 3 elektron.
3. 20 Ca2+: 2 8 8, karena atom Ca telah melepas 2 elektron.
2. Anion
Anion (ion negatif) adalah atom yang telah menyerap elektron.
Contoh:
1. 9 F-: atom fluorin telah menyerap 1 elektron, sehingga jumlah elektronnya
menjadi 9 + 1 = 10. Dengan demikian, konfigurasi elektronnya menjadi:
9 F- = 2 8
2. 8 O2- = 2 8, karena atom O telah menyerap 2 elektron.
3. 15 P3- = 2 8 8, karena atom P telah menyerap 3 elektron.
Contoh Soal 1
Jika konfigurasi elektron untuk ion X2+ = 2 8 8, maka konfigurasi elektron untuk atom X
= ....
Pembahasan:
X2+ = 2 8 8
Ketika atom X melepas 2 elektron membentuk ion X2+, berarti jumlah elektronnya adalah 2
+ 8 + 8 = 18 elektron. Dengan demikian, jumlah elektron atom X saat netral adalah 18 + 2 =
20 elektron. Jadi, konfigurasi elektron untuk atom X = 2 8 8 2.
Contoh Soal 2
Jika konfigurasi elektron untuk ion A3- = 2 8, maka konfigurasi elektron untuk atom A = ....
Pembahasan:
A3- = 2 8
Ketika atom A menyerap 3 elektron membentuk ion A 3-, berarti jumlah elektronnya adalah
2 + 8 = 10. Dengan demikian, jumlah elektron atom A saat netral adalah 10 – 3 = 7. Jadi,
konfigurasi elektron untuk atom A = 2 5.
B. KONFIGURASI ELEKTRON BERDASARKAN SUBKULIT
Konfigurasi elektron berdasarkan kulit memiliki keterbatasan karena pada logam transisi
terjadi penyimpangan aturan. Untuk mengatasinya, muncullah konfigurasi elektron
berdasarkan subkulit.
a. Asas Aufbau
Asas Aufbau menyatakan bahwa pengisian elektron dimulai dari tingkat energi terendah.
Urutan pengisian elektron berdasarkan tingkat energinya adalah sebagai berikut.
7s 7p
6s 6p 6d
5s 5p 5d 5f
4s 4p 4d 4f
3s 3p 3d
2s 2p
1s
2. 13 Al 5. 26 Fe
3. 35 Br Pembahasan:
Contoh:
1) 11 Na = [Ne] 3s1
2) 17 Cl = [Ne] 3s2 3p5
(Benar, penulisan didasarkan pada urutan masuknya elektron dari tingkat energi
terendah).
(Benar, penulisan didasarkan pada urutan kulit. Meskipun demikian, pengisian elektron
setelah 3p6 adalah 4s2 dan terakhir di 3d5).
(Salah, karena setelah mengisi subkulit 3p6, seluruh elektron masuk ke 3d dan tidak ada
yang masuk ke subkulit 4s).
28
Dari contoh tersebut, dapat diketahui bahwa subkulit d cenderung terisi setengah penuh
(3d5) atau terisi penuh (3d10) agar lebih stabil.
Jika 1 elektron pada 2p loncat ke subkulit 3p, maka konfigurasi elektronnya menjadi: C
= 1s2 2s2 2p1 3p1
6
2. Konfigurasi Anion
Anion (ion negatif) terbentuk ketika suatu atom menyerap elektron. Elektron yang diserap
akan mengisi orbital berikutnya yang masih kosong.
Contoh:
1. 9 F = 1s2 2s2 2p5
Contoh Soal 4
Ubahlah konfigurasi atom berikut ini ke konfigurasi ion atau konfigurasi ion ke konfigurasi
atom.
1. 20 Ca (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2) ke 20Ca2+
2. 25 Mn ([Ar] 4s2 3d5) ke Mn2+, Mn4+, dan Mn7+
3. 27 Co (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2) ke 27Co3+
4. X4+ (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6) ke X
5. A3+ ([Ar] 3d10) ke A
6. X5+ ([Ar] 3d3) ke X
7. 8 O (1s2 2s2 2p4) ke 8O28. 17 Cl (1s2 2s2 2p6 3s2 3p5) ke 17Cl9. X3- (1s2 2s2 2p6 3s2
3p6 4s2 3d10 4p5) ke X
10. A4- ([Kr] 5s2 4d10 5p6) ke A
Pembahasan:
1. 20 Ca = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
8. 17 Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 17 Cl- = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
9. X3- = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5 X = 1s2 2s2
2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2
10. A4- = [Kr] 5s2 4d10 5p6
A = [Kr] 5s2 4d10 5p2
g. Membuat Diagram Orbital
Konfigurasi elektron dapat digambarkan dalam diagram orbital. Sebagai contoh, atom 1H
dengan konfigurasi elektron 1s1 memiliki diagram orbital berikut.
1s1
Untuk atom yang berelektron banyak, diagram orbitalnya harus mengikuti kaidah larangan
Pauli dan aturan Hund.
1. Larangan Pauli
Prinsip larangan Pauli menyatakan bahwa tidak ada elektron-elektron dalam suatu atom
yang keempat bilangan kuantumnya (n, ℓ, m, s) sama. Dalam sebuah orbital, elektron
maksimumnya adalah 2. Dengan demikian, jika dua elektron menempati orbital yang
sama, maka bilangan kuantum n, ℓ, dan m bernilai sama. Oleh karena itu, bilangan
kuantum spinnya harus berbeda.
Contoh:
1. 2 He = 1s2, diagram orbitalnya:
↿⇂ 11
bukan
1s2 1s2
2. 4 Be = 1s2 2s2, diagram orbitalnya:
↿ ↿⇂
⇂
1s2 2s2
3. 13 Al = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1, diagram orbitalnya:
↿ ↿ ↿ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ 1
⇂ ⇂ ⇂
1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
4. 16 S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, diagram orbitalnya:
↿ ↿ ↿ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿ ↿⇂
⇂ ⇂ ⇂ ⇂
1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
2. Aturan Hund
Aturan Hund menyatakan bahwa untuk tingkat energi yang sama, elektron akan
menempati orbital sendiri-sendiri terlebih dahulu dengan spin searah, setelah itu
orbital diisi elektron berikutnya dengan arah spin berlawanan. Tujuan aturan Hund ini
adalah untuk meminimalkan gaya tolak menolak antar-elektron sehingga keadaan
stabil dapat tercapai.
Contoh:
1. 7 N = 1s2 2s2 2p3, diagram orbitalnya:
↿ ↿⇂ 1 1 1
⇂
1s2 2s2 2p3
2. 9 F = 1s2 2s2 2p5, diagram orbitalnya:
↿ ↿⇂ ↿ ↿⇂ 1
⇂ ⇂
1s2 2s2 2p5
3. 16 S = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4, diagram orbitalnya:
↿ ↿ ↿ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿ 1 1
⇂ ⇂ ⇂ ⇂
1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Untuk konfigurasi elektron yang harus distabilkan, diagram orbitalnya adalah sebagai
berikut.
Contoh:
1. 24 Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4, diagram orbitalnya:
↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ 1 1 1 1
Kurang stabil
4s 3d
↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ 1
Kurang stabil
Untuk konfigurasi elektron yang berbentuk ion, diagram orbitalnya adalah sebagai berikut.
Contoh:
1. 3 Li = 1s2 2s1
↿ 1
⇂
3 Li +
= 1s 2
↿⇂
↿ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂ ↿⇂
h. ⇂
Menentukan Bilangan Kuantum Elektron Terakhir
Untuk menentukan harga keempat bilangan kuantum dari elektron tertentu, perhatikan
langkah-langkah berikut.
1. Tuliskan konfigurasi elektronnya.
2. Gambarkan diagram orbitalnya.
3. Tentukan bilangan kuantumnya, yaitu:
- n, menunjukkan kulit.
- ℓ, menunjukkan subkulit (s → ℓ = 0, p → ℓ = 1, d → ℓ = 2, f → ℓ = 3) - m,
menunjukkan letak orbital (-ℓ sampai +ℓ) .
- s, menunjukkan arah rotasi elektron.
Contoh:
Be = 1s2 2s2
4
↿ ↿⇂
⇂
Untuk 1s2, nilai ℓ = 0. Dengan demikian, nilai m = 0.
1s2
m=0
• n = 2 (kulit ke-2)
• ℓ = 0 (subkulit s)
• m = 0 (nomor orbital 0)
Untuk menentukan harga keempat bilangan kuantum dari elektron terakhir, perhatikan
langkah-langkah berikut.
1. Tuliskan konfigurasi elektronnya.
2. Gambarkan diagram orbital elektron terakhirnya.
3. Tentukan bilangan kuantum elektron terakhirnya, yaitu: - n, menunjukkan
kulit.
- ℓ, menunjukkan subkulit (s → ℓ = 0, p → ℓ = 1, d → ℓ = 2, f → ℓ = 3) -
m, menunjukkan letak orbital (-ℓ sampai +ℓ) .
- s, menunjukkan arah rotasi elektron.
Contoh Soal 5
Tentukan bilangan kuantum elektron terakhir dan jumlah elektron tidak berpasangan dari
atom berikut. a. 15 P
b. 26 Fe
Pembahasan:
a. 15 P = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Elektron terakhir: 3p3
Gambar diagram orbital elektron terakhir:
3p3 = ↿ ↿ ↿
-1 0 +1
Bilangan kuantum elektron terakhir:
n =3 (kulit ke-3) ℓ =1
(subkulit p) m = +1 (nomor
3d6 = ↿ 1 1 1 1
⇂
-2 -1 0 +1 +2
Bilangan kuantum elektron terakhir:
n =3 (kulit ke-3) ℓ =2
(subkulit d) m = -2 (nomor
orbital = -2) s = - (elektron ke
arah bawah)
Jumlah elektron tidak berpasangan = 4 elektron.
Contoh Soal 6
Jika jumlah neutron atom tersebut adalah 30, maka tentukan konfigurasi elektron, nomor
atom, dan nomor massanya.
Pembahasan:
Diketahui:
n = 4 → kulit ke-4 ℓ = 1 → subkulit p =
m = 0 → elektron terakhir di
orbital 0 s = +½ → elektron ke arah atas
Dengan demikian, diperoleh:
1 1
-1 0 +1
Dari diagram tersebut, dapat diketahui bahwa elektron terakhir terletak di 4p2. Dengan
demikian, diperoleh:
- Konfigurasi atom X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2.
- Jumlah elektron = 2 + 2 + 6 + 2 + 6 + 2 + 10 + 2 = 32. Oleh karena X merupakan atom
(bukan ion), maka jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 32
- Nomor massa = jumlah proton + neutron = 32 + 30 = 62
Contoh Soal 7