Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK

PERKEMBANGAN TEORI ATOM


atom
1. Teori Atom Dalton (John Dalton, 1760-1844) 000
- Atom merupakan bagian terkecil materi
dari materi
- Atom-atom unsur sejenis mempunyai sifat yang sama
- Atom-atom dari unsur yang tidak sejenis mempunyai sifat
yang berbeda
- Atom-atom dapat bergabung membentuk molekul

Catatan :
Dalton belum menemukan isotop , yaitu atom sejenis yang
mempunyai ”kembarannya”, contohnya atom hidrogen
1
mempunyai 3 kembaran yaitu 1 H , 12 H dan 1
3
H yang masing-
masing berbeda sifat fisikanya.

2. Teori Atom Bohr (Niel Bohr 1913)


- Atom terdiri inti berisi proton (+) dan netron yang tidak
bermuatan serta elektron yang bermuatan negatif yang
bergerak mengelilingi inti dalam lintasan (orbit) tertentu.
- Lintasan-lintasan elektron disebut tingkat-tingkat energi ;
makin jauh dari inti semakin besar tingkat energinya.
- Elektron dapat berpindah ke tingkat energi yang lebih
besar jika menyerap energi dan kembali ke keadaan semula
dengan memancarkan energi
2

E2 E3
E1 

E 1 < E 2 < E3
Inti
Skema Atom Bohr
proton (p) (+)

inti
(+) netron (n)
Atom

Elektron (e) (-)

Netral p =e
 (+) =  (-)

Macam dan Sifat Partikel Subatomik

Partikel Lambang Muatan Massa (sma)


proton p +1 1,007276
netron n 0 1,008665
elektron e -1 0,000549

Massa p  n (= 1835 x massa e)

3. Model Atom Mekanika Gelombang

(1) Luis de Broglie (1925) :


elektron merupakan partikel dan gelombang.

Sebagai partikel : mempunyai massa (m)


3

Sebagai gelombang : bergerak dengan panjang gelombang ()


dan kecepatan v tertentu.

Hubungan kategorinya dirumuskan sebagai :


 = h/m v h = tetapan Planck
= 6,63 x 10-34 J
m = massa elektron (kg)
v = kecepatan gerak (m)

(2) Warner Heisenberg (1927) : AZAS KETIDAKPASTIAN :


- Tidak ditentukan kecepatan dan posisi elektron sekaligus”,
(BERSAMA-SAMA)
- melainkan hanya KEBOLEHJADIAN letak elektron di
dalam suatu atom.
Elektron tidak berada pada suatu orbital tertentu melainkan di
dalam ruang dalam suatu atom.
Daerah di sekitar inti yang merupakan kebolehjadian letak
elektron disebut ORBITAL.

(3) Erwin Schrodinger (1926)


- Meneruskan konsep gelombang yang dikemukakan oleh
Broglie.
- Menyatakan ; atom/molekul dapat berpindah ke tingkat
energi lain jika memancarkan/menyerap sejumlah energi.
- Besarnya energi yang diserap/dipancarkan tersebut di
nyatakan sebagai :
E = h c/
 = panjang gelombang sinar yang dipancarkan/diserap.

NOTASI ATOM
4

- Atom setiap unsur dilambangkan dengan huruf


pertama/kedua/ketiga
Misalnya : Hidrogen =H
Helium = He
Nitrogen =N
Nikel = Ni
- Setiap atom dari masing-masing unsur mempunyai jumlah p,
n dan e yang tidak sama.
- Atom suatu unsur dituliskan dengan notasi sebagai berikut

A X = lambang atom
Z Z = nomor atom (jumlah p atau e)
A = nomor massa (jumlah p + n)
Atau n = A – Z
23
Contoh 11
Na atom : natrium
Jml p = 11
“ e = 11
“ n = 23-11 = 12

Banyaknya elektron dalam Kulit /Atom

- Menurut Bohr : elektron (di luar inti) bergerak pada lintasan


tertentu (kulit elektron)
- Kulit-kulit elektron disebut dengan huruf (masing-masing
mulai no. kulit 1 s.d. 7) = K, L, M, N, O, P dan Q
- Setiap kulit elektron dapat berisi elektron maksimum = 2 n2
(n = no. kulit)

Sehingga diperoleh :

No. Kulit Kulit Jumlah e maks


5

1 K 2.12 =2
2 L 2.22 =8
3 M 2.32 = 18
4 N 2.42 = 32
5 O 2.42 = 32
6 P 2.32 = 18
7 Q 2.22 =8

Catatan : jumlah e pada KULIT TERLUAR, MAKS = 8


Contoh ; Susunan elektron dari 19 K = 2,8,8,1(bukan : 2, 8, 9)
Jadi : n maks = 4

STRUKTUR KULIT ELEKTRON


- Masing-masing Kulit (K, L, …. dst.) terdiri dari satu/lebih
sub kulit/atau sub tingkat energi
- Terdapat 4 macam sub kulit : s, p, d dan f
- Masing-masing sub kulit terdiri dari satu/lebih orbital
(digambarkan sebagai )
- Setiap orbital berisi e maks. 2 yang arahnya berlawanan

Struktur kulit elektron


6

No. Kulit Sub Orbital Jumlah e


Kul Kulit maks
it
1 K s  =1 2

2 L s  =1 2
p =3 6 =8

3 M s  =1 2
p =3 6
= 18
d 10
=5
4 N s 1 2
p 3 6
d 5 10 = 32
f 7 14

5 O s 1 2
p 3 6
d 5 10 = 32
f 7 14

6 P s 1 2
p 3 6 = 18
d 5 8

7 Q s 1 2
p 3 6=8

KONFIGURASI ELEKTRON

- Elektron-elektron menempati sub kulit atom menurut aturan


tertentu, selain dalam setiap orbital harus berisi maks. 2
elektron dengan arah yang berlawanan

- Aturan-aturan penempatan elektron dalam sub kulit :


1. Aturan Aufbau
7

Elektron harus mengisi sub kulit yang energinya paling


rendah lebih dulu (s.d. penuh)
Pengisian elektron pada tingkat energi sub kulit
digambarkan sebagai berikut

1s

2s 2p

3s 3p 3d

4s 4p 4d 4f

5s 5p 5d 5f

6s 6p 6d

7s 7p

s s p, s p s, d p s, d p s, f d p s , f d p

Contoh : konfigurasi elektron 11 Na : 1s2, 2s2 2p6 3s1

Catatan :
- PENULISAN urutan sub kulit berdasarkan urutan
nomor (no. sub kulit yang kecil didepan)
PENGISIAN ELEKTRON pada sub kulit menurut aturan
Aufbau
Contoh : Konfigurasi elektron 25 Mn

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2

Konfigurasi elektron stabil


8

- Susunan 3d4 4s2 atau 3d9 4s2 adalah tidak stabil,


masing-masing berubah menjadi stabil dengan susunan :
3d5 4s1 dan 3d10 4s1
Contoh :
Konfig. elektron 24 Cr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1

BAGIAN II

SISTEM PERIODIK UNSUR


- Sampai kini telah ditemukan 118 buah unsur.
- Unsur sebanyak itu ditemukan secara bertahap
- Sangat mungkin akan ditemukan unsur baru
dikemudian hari.
- Unsur-unsur yang ditemukan dikelompokkan
menurut kemiripan sifat atau parameter tertentu
(berubah secara beraturan).
- Berdasarkan sifat-sifatnya dapat ditentukan
golongan/kelompok unsur tersebut, atau
sebaliknya, berdasarkan golongan/kelompok
dapat ditentukan sifat-sifat suatu unsur. Dari
keadaan tersebut dapat diprediksi sifat-sifat unsur
yang belum ditemukan.
9

Pengelompokan Unsur

1. Sistem Dobreiner (1816).


- setiap kelompok terdapat 3 unsur
- massa unsur yang ditengah merupakan rata-rata
dari kedua unsur lainnya.

Misalnya :

(1) kelompok unsur Li, Na dan K


(massa Li = 7 dan K = 39 sma)
maka massa unsur Na = ½ (7+39) = 23 sma

(2) kelompok Ca, Sr dan Ba


(massa Ca = 40 dan Ba = 137 sma),
maka massa Sr = ½ (40 + 137) = 88,5
(massa Sr sebenarnya 88).
Karena setiap kelompok terdiri dari 3 unsur,
Sistem Dobreiner disebut : TRIADE
DOBREINER
2. Sistem New Land (1863)

- Pengelompokkan unsur-unsur berdasarkan


kenaikan massa atomnya.
- Setiap kelompok beranggotakan 7 unsur yang
sifatnya berubah secara beraturan.
- Nomor unsur kelipatan 7 mempunyai sifat yang
mirip
(sifat unsur ke 1 mirip dengan unsur ke 8 ;
sifat unsur ke 2 mirip dengan unsur ke 9 dst).
- Pengelompokan unsur menurut New Land :
10

1 2 3 4 5 6 7
H Li Be B C N O
8 9 10 11 12 13 14
F Na Mg Al Si P S
15 16 17 18 19 20 21
Cl K Ca Cr Ti Mu Fe

3. Sistem Periodik Mendeleyev (1969)

“Sifat-sifat unsur merupakan fungsi berkala dari


bobot atomnya”

Bagian sistem periodik Mendeleyev adalah :


(1) kolom (deret vertikal):
berisi unsur-unsur yang sifatnya mirip.
(2) Baris (deret horisontal):
berisi unsur-unsur yang sifatnya berubah
secara berkala
Bentuk sistem periodik Mendeleyev (1871)
terlihat seperti pada gambar (pada hand out)

4. Sistem Periodik Panjang (SP. Moderen)


 Pada SP Mendeleyev belum ditemukan unsur-
unsur gas mulia.
 Dalam SP Modern telah ditemukan unsur-
unsur gas mulia.
11

 IA VIIIB

1  H  IIA  Periodic Table of the Elements **  IIIB  IVB  VB  VIB  VIIB  He

2  Li Be                      B  C  N  O  F  Ne

3  Na  Mg  IIIA  IVA  VA  VIA  VIIA  VIII  VIII  VIII  IB  IIB  Al  Si  P  S  Cl  Ar

4  K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr

5  Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
La
6 Cs  Ba Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Tl Pb Bi Po At Rn
Ac
7  Fr Ra Rf Db Sg Bh Hs Mt Uun Uuu Uub

  Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu

  Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr

Dasar penyusunan (bentuk) SP Moderen :


(1)Unsur-unsur disusun menurut kenaikan nomor
atomnya,
sehingga : “Sifat-sifat unsur merupakan fungsi
periodik dari nomor atomnya”
(2)Kemiripan konfigurasi elektronnya.
Dalam satu deret vertikal, konfigurasi elektron-
nya mirip, sehingga sifatnya mirip.
Bentuk SP Moderen tersusun dari :
(1) lajur vertikal, disebut “GOLONGAN”
(2) lajur mendatar, disebut “PERIODE”

Golongan
Unsur-unsur dalam SP Modern terbagi atas dua
golongan:
(1) Gol. A = gol Utama dan
(2) Gol. B = Gol Transisi.

- Gol. Utama terdiri dari 8 kelompok : 1A s.d. 8A.


12

- Nomor gol A = banyaknya elektron pada kulit


terluar (=elektron valensi dari unsur tersebut).
Misalnya:
gol. 1A (H, Li, dsb) mempunyai 1 elektron
valensi pada kulit terluarnya.

Kelompok unsur gol. A mempunyai nama


berdasarkan sifatnya, yaitu :
- Gol. 1A disebut : Gol. (logam) Alkali (kecuali H)
karena unsur-unsur gol 1A mudah membentuk
basa kuat.
- Gol. 2A disebut : Gol. (logam) Alkali tanah ;
karena banyak diperoleh sebagai senyawa dalam
batuan.
- Gol. 7A disebut : Gol. Halogen ;
karena mudah membentuk senyawa garam
dengan logam
- Gol. 8A disebut : Gol. Gas mulia
karena unsur-unsurnya sukar bereaksi dengan
unsur lain.

Unsur-unsur gol. A yang terletak dalam satu


golongan mempunyai kemiripan dalam hal :

(1)Konfigurasi elektronnya

- Semua unsur yang terletak dalam satu gol,


konfigurasi elektronnya berakhir pada sub kulit
yang sama dan berisi elektron yang sama
banyak.

Misalnya unsur 3 Li dan 11 Na (gol. 1A):


13

konfigurasi elektronnya masing-masing berakhir


pada 2S’ dan 3S’.

(2)Sifat kimianya.

- Unsur-unsur segolongan dapat melepaskan/


menangkap elektron yang sama banyak,
sehingga sifat kimianya mirip.

Misalnya :
- unsur-unsur gol. 2A (Mg, Ca,dsb) :melepas 2
elektron pada kulit terluarnya,
sehingga unsur-unsur ini bervalensi 2,
- unsur-unsur gol. 7A (F, Cl, dsb) menangkap 1
elektron untuk menjadi stabil,
sehingga valensinya (salah satunya) adalah 1.

Unsur-unsur gol. B
- merupakan logam, disebut : gol. logam transisi.
- dapat melepas elektron dari lebih dari satu kulit
terluarnya,
sehingga memiliki >1 Bil Oksidasi (valensi),
contoh Fe mempunyai valensi 2 dan 3 dsb.).

Kemiripan unsur-unsur gol. B :

konfigurasi elektron Aufbau-nya berakhir pada


sub kulit d.

Periode
14

- Nomor periode = banyaknya kulit

- Nama kulit : K, L, M, N, dst.

Misalnya : Na terletak pada periode ke 3 karena


mempunyai tiga buah kulit, yaitu K, L dan M.

Penamaan periode berdasarkan banyaknya unsur


dalam periode tersebut, yaitu :

(1) Periode Amat Pendek = periode 1,


hanya terdiri dari 2 unsur (H dan He).

(2)Periode Pendek : periode 2 dan 3


- masing-masing berisi 8 unsur.

(3)Periode Panjang : periode 4 dan 5,


Mulai periode 4 telah berisi unsur transisi,
sehingga periode ini, masing-masingnya berisi
18 unsur.

(4)Periode Amat Panjang : periode 6 & 7.


- masing-masing mengandung unsur “transisi
dalam”, yaitu gol. lantanida pada periode 6 dan
gol. aktinida pada periode 7.

Unsur-unsur gol. lantanida (14 buah unsur)


mempunyai sifat yang mirip dengan unsur
lantanida (La). Sedangkan unsur-unsur gol.
aktinida mempunyai sifat yang mirip dengan
15

unsur aktinida (Ac), sehingga kedua kelompok


unsur ini terletak pada gol. yang sama yaitu 3B.
Sifat-sifat Periodik Unsur

Unsur-unsur dalam SP Moderen mempunyai sifat-


sifat yang berubah secara berkala. Sifat-sifat
tersebut meliputi hal-hal berikut.

1. Jari-jari atom
Jari-jari atom : jarak dari inti kekulit terluarnya.
Jari-jari suatu atom dipengaruhi oleh 2 hal :
(1) jumlah kulit atom
(2) jumlah elektron pada kulit terluarnya.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah:


Makin ke bawah:
- periodenya makin besar
jumlah kulitnya makin banyak
- jari-jari atomnya makin panjang.

Contoh atom 11 Na mempunyai 3 kulit,


sedangkan 19 K mempunyai 4 kulit, sehingga
R. Na < R.K (R.Na = 1,86 A0 dan R.K = 2,31 A0)

Dalam satu periode dari kiri ke kanan :


- jumlah kulit yang sama banyak,
- tetapi nomor golongannya bertambah satu,
jumlah p (muatan +) dan jumlah e (muatan -)
bertambah
gaya tarik keduanya semakin kuat
jari-jari atomnya makin pendek.
16

Contoh : 11 Na (11+ dan 11-) dan 12 Mg (12+ dan


12-), gaya tarik Mg > Na maka
R. Na > R Mg (R. Na = 1,86 A 0 dan R. Mg =
1,60 A0)

2. Energi ionisasi (EI)


- Suatu atom logam dapat melepas e dr kulit
terluarnya apabila menyerap energi.
- Makin kuat elektron tersebut terikat oleh inti,
semakin besar EI yang dibutuhkan untuk melepas
elektron tersebut.

Energi ionisasi (EI) :


besarnya energi yang diserap oleh suatu atom
dalam bentuk gas untuk melepas elektron dr
kulit terluarnya, menjadi ion (+).

Apabila dalam kulit terluar terdapat > 1 e , akan


dilepas bertahap.dan EII < EIII, dst.
Contoh :
Ca(g) + 590 kj  Ca+ (g) + e  EII = 590 kj
Ca+(g) + 1145 kj  Ca2+(g) + e  EIII =
1145 kj

Dalam satu golongan dari atas ke bawah


- Makin ke bawah jari-jari atom makin besar,
elektron (terluar) makin lemah terikat, sehingga
makin mudah dilepas, maka EI-nya makin kecil.
17

Dalam satu periode dari kiri ke kanan.


Makin ke kanan jari-jari atom makin kecil,
elektron makin kuat terikat, sehingga dibutuhkan
energi (EI-nya) makin besar untuk melepas
elektronnya.

3. Afinitas elektron
Afinitas elektron (AE) :
Besarnya energi yang dilepaskan oleh suatu
atom dalam bentuk gas untuk menangkap e
menjadi ion (-).

Proses tersebut dituliskan sebagai berikut :


X(g) + e  X- + AE
Contoh : Cl(g) + e  Cl- + 348 kj , maka
afinitas e Cl adalah 348 kj.

Afinitas e ditentukan oleh jari-jari atom.


Dalam satu gol makin ke atas dan satu periode
makin ke kanan afinitas elektron unsur makin
besar.

4. Elektronegatifitas
Elektronegatifitas atau keelektronegatifan :
Kemampuan menarik elektron dari suatu atom
dibandingkan dengan atom lain dalam satu
molekul.

Sifat ini identik dengan afinitas elektron.


18

Contoh, dalam molekul HCl :


- atom Cl lebih kuat menarik elektron
dibandingkan dengan atom H.
- elektronegatifitas Cl > H.

Seperti halnya afinitas elektron, dalam satu


golongan makin ke atas dan dalam satu periode dari
kiri ke kanan elektronegatifitas unsur makin besar.

Nilai elektronegatifitas unsur dinyatakan dalam


“skala Pauling”, dan unsur yang
elektronegatifitasnya terbesar adalah F, yaitu
sebesar 4,0 (lihat tabel).

5. Kereaktifan (Reaktivitas)
Kereaktifan unsur identik dengan kemampuan
untuk melepas/menangkap electron.
Sehingga dalam satu golongan ke bawah unsur-
unsur logam makin reaktif, sedangkan kereaktifan
unsur-unsur non logam makin berkurang.
Sebaliknya dalam satu periode ; makin ke kanan,
kereaktifan unsur-unsur logam makin berkurang,
sedangkan unsur-unsur non logam makin
bertambah.

Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Letak


Unsur.
19

Letak unsur dalam sistem periodik (no. golongan


dan periodenya dapat ditentukan berdasarkan
Konfigurasi elektronnya ; yaitu dengan melihat
pengisian elektron pada satu atom dua sub kulit
terakhir.
Contoh : unsur yang konfigurasi elektronnya
berakhir pada 3S1 terletak pada gol. 1A periode 3.

Hubungan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Konfigurasi
e
No. Golongan Periode
Berakhir
pada
n S1 1A n
2A n
n S2
npx (x+2) A n
(n-1) dx Sy x + y = 3 s.d. 7  gol :
(x = 1 s.d. 10 (x+y) B
y = 1,2) = 8, 9, 10  gol : 8 B n
= 11  gol. : 1
B
= 12  gol : 2
B
4f 3B 6
5f 3B 7
20

Contoh
1. 11X : 1 s 2 2 s2 2p6 3s1  gol. 1A ; Periode 3
2. 15Y : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3  gol 5A ; Periode 3
3. 26Z : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2gol. 8B;
Periode 4

SOAL-SOAL LATIHAN

1. Jelaskan mengapa massa suatu atom ditentukan oleh massa proton dan netron?
2. Tuliskan konfigurasi electron atom 28 Ni
3. Mengapa atom 2He tidak terletak di sebelah H
4. Sebutkan dua dasar penyusunan , sehingga diperoleh bentuk sistem periodik moderen yang
seperti kita kenal saat ini
5. Bandingkanlah sifat-sifat : jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas, keelektronegatifan serta
kereaktifan atom 12 X dan 13 Y
6. Tentukan no. golongan dan periode atom unsur 30 Z

Anda mungkin juga menyukai