2, September 2014
INTISARI
Serbuk kayu adalah limbah organik yang merupakan bahan sisa hasil penggergajian yang
belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagai daerah penghasil kayu tentunya kalimantan
memiliki limbah kayu yang cukup besar. Apabila hal ini tidak dicarikan solusi
penanganannya tentunya akan menyebabkan masalah lingkungan, karena limbah gergaji
membutuhkan ruang untuk pembuangan.
Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai bahan bangunan dengan memanfaatkan
serbuk kayu yang memberikan hasil semakin besarnya penggunaan serbuk kayu pada
campuran menjadikan bahan bangunan semakin lebih ringan, akan tetapi kekuatannya
semakin rendah. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kekuatan batako yaitu
dengan memberikan komposit pada lapisan luar keliling batako. Proses pembuatan batako
terdiri dari dua tahapan, tahapan pertama dengan meletakan campuran beton ringan
serbuk kayu, kemudian dilanjutkan dengan tahapan yang kedua yaitu dengan memberikan
lapisan mortar semen dengan variasi ketebalan 2 cm, 3 cm dan 4 cm.
Hasil penelitian didapat kenaikan kuat tekan batako komposit mortar semen pada keliling
batako dengan ketebalan mortar semen masing masing 2 cm, 3 cm dan 4 cm dihasilkan
berturut-turut adalah 1,25 MPa, 1,56 MPa dan 1,94 MPa untuk batako serbuk kayu ulin,
0.91 Mpa, 1,26 Mpa dan 1,1 Mpa untuk batako serbuk kayu galam sedangkan untuk
batako serbuk kayu kapur masing masing 0,42 Mpa, 0,78 Mpa, dan 0,93 Mpa. Berat jenis
untuk untuk kayu ulin rata-rata adalah 362,6 kg, bataton kayu galam adalah 328,3 kg
sedangkan untuk kayu kapur 308,7 kg.
ABSTRACT
Ulin wood (eusideroxylon zwageri) can be classified in grade I woods, based on its
compressive strength. The woods were typically salt-water resistant, hasrd and dark
coloured. This type of wood has been commontly use for construction and furniture
materials. In the nature, ulin may reach 50 m high with a diameter of 120cm.
Unfortenately, the number of ulin trees in the nature has been decreasing and almost
extinguished due to massive exploitation. There for, well planned preservation efforts are
urgent.The goal of this study is to promote a smart preservation model that can give multi
ISSN: 1829-6025 17
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
benefits. In this study, ulin trees were planted to the right side of road not only for
preservation pupose but also creating green environment and protecting the road side
slope from erotion and failure.
The plantation of 1 year ulin trees were conducted in Juni 2014 over 3220 m along the
right side of Pampang Muara road, where side slope failure were dominan in Desa
Pampang Kecamatan Samarinda Utara. The hight of trees were in range of 70 and 90
cm sixty (60) trees were planted with on interval of 50 m.
Four month after plantation 53 (fifty three) trees were continously grew. Twenty seven of
them grew at the downslope of the road-side, providynatural reinforcement and stability
for the slope and concequently reducing erotion and failure.
Keyword: kuat tekan optimum, nilai fas, umur beton.
ISSN: 1829-6025 18
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
ISSN: 1829-6025 19
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
Proses penelitian
Berikut bagan alir penelitian (langkah langkah penelitian) yang dilakukan dapat dilihat pada
Gambar 2 dibawah ini.
MULA
Kajian
Pengadaan Material
Melakukan Pengujian
Bahan Material Beton :
1. Semen Gresik (PPC)
2. Agg. Halus (Pasir
Palu)
Merencanakan Komposisi
Pembuatan Benda
Analisa
Pembuatan
SELESA
Gambar 2. Bagan alir penelitian
ISSN: 1829-6025 20
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
Hasil pengujian silinder beton MPa sampai dengan 6,9 MPa, menurut
Neville and Brooks (1987) kuat tekan antara
Kuat tekan rerata beton serbuk kayu 0,425
0,7 MPa sampai dengan 7 MPa, dan untuk
MPa untuk kayu kapur, 0,708 Mpa untuk
struktur sangat ringan sebagai isolasi
kayu galam dan 1,062 Mpa untuk kayu ulin
menurut SNI 03-3449-2002. Grafik hasil
yang diperoleh dapat diklasifikan sebagai
kuat tekan silinder beton ditampilkan dalam
beton dengan kuat tekan yang rendah.
Gambar 3.
Berdasarkan pemeriksaan berat beton yang
diperoleh sebesar 799,72 kg/m3, dapat
diklasifikan sebagai beton ringan dengan
kuat tekan yang dipenuhi, menurut
Dobrowolski (1998) kuat tekan antara 0,35
ISSN: 1829-6025 21
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
ISSN: 1829-6025 22
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
b. Batako serbuk kayu komposit Grafik berat batako serbuk kayu dan grafik
Hasil pengujian kuat tekan batako komposit kuat tekan batako serbuk kayu ditampilkan
mortar semen seperti terlihat pada Tabel 10. pada Gambar 4 dan 5.
Tabel 10: Hasil Pengujian batako komposit mortar semen
Beban Kuat
Kode Berat Kuat Tekan
No. Maksimum Tekan
Benda Uji (kg) (Mpa)
(kg) (kg/cm²)
1 BSUK 1
t = 20 mm 6.8 3000 12.49 1.25
t = 30 mm 7 4000 15.63 1.56
t = 40 mm 7.4 6000 22.04 2.20
2 BSUK 2
t = 20 mm 6.8 3000 12.49 1.25
t = 30 mm 7 4000 15.63 1.56
t = 40 mm 7.4 5000 18.37 1.84
3 BSBK 1
t = 20 mm 6.2 2000 8.32 0.83
t = 30 mm 6.4 2500 9.77 0.98
t = 40 mm 6.7 3000 11.02 1.10
4 BSBK 2
t = 20 mm 6.2 2500 10.41 1.04
t = 30 mm 6.4 2500 9.77 0.98
t = 40 mm 6.7 3000 11.02 1.10
5 BSKP 1
t = 20 mm 6 1000 4.16 0.42
t = 30 mm 6.1 1500 5.86 0.59
t = 40 mm 6.3 2000 7.35 0.73
6 BSKP 2
t = 20 mm 6 1000 4.16 0.42
t = 30 mm 6.1 2500 9.77 0.98
t = 40 mm 6.3 3000 11.02 1.10
ISSN: 1829-6025 23
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
ISSN: 1829-6025 24
24
INERSIA Vol. VI No.2, September 2014
bahan, didapat harga batako per biji Rp. SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat
14.773,- dan harga per m2 luas dinding Rp. Tekan Beton, Balitbang Departemen
192.057,-. Kimpraswil , Jakarta.
SNI 03-6433-2000, Metode Pengujian
KESIMPULAN
Serapan Air pada Beton, Balitbang
1. Kuat tekan batako serbuk kayu komposit Departemen Kimpraswil, Jakarta.
untuk variasi ketebalan 20 mm, 30 mm, SNI 03-6825-2002, Metode Pengujian Kuat
dan 40 mm, berturut-turut adalah 1,25 Tekan Mortar, Balitbang
MPa, 1,56 MPa, dan 1,94 Mpa untuk Departemen Kimpraswil , Jakarta.
batako kayu ulin, 0,91 Mpa, 1,26 Mpa, SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi Bahan
1,1 Mpa untuk batako kayu Galam, Bangunan Bagian A (Bahan
sedangkan untuk kayu Kapur masng Bangunan Bukan Logam), Balitbang
masing 0,42 Mpa, 0,78 Mpa dan 0,93 Departemen Kimpraswil , Jakarta
Mpa. Sumaryanto et all. (2009), Batako Sekam
2. Berat jenis per 100 cm2 untuk bataton Padi Komposit Mortar Semen,
serbuk kayu ulin komposit mortar semen Forum Teknik Sipil Indonesia.
40 mm adalah 362,6 kg, bataton kayu Tjokrodimuljo, K (2004), Teknologi Beton,
galam komposit mortar semen 40 mm Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil,
adalah 328,3 kg sedangkan untuk kayu Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
kapur 308,7 kg. Mada, Yogyakarta.
3. Klasifikasi mutu dan kuat tekan Yulianto, I (2005), Perilaku Mekanik Beton
minimum yang disyaratkan dari SNI 03- Ringan Sekam Padi dengan
0348-1989, hanya batako serbuk kayu Kandungan Semen Portland 250
ulin 40 mm, yang memenuhi syarat kg/m3, 300 kg kg/m3, dan 350 kg/m3,
batako mutu IV. Tesis, Program Pasca Sarjana,
Universitas Gadjah Mada,
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Gideon, K (1993). Pengaruh Material
terhadap Kuat Tekan Beton,
Bandung.
NSPM Kimpraswil. (2002). Metode,
Spesifikasi dan Tata Cara (Bagian 3
: Beton, Semen, Perkerasan Beton
Semen), Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen
Permukiman dan Prasarana
Wilayah, Bandung.
Poengki et all (2008). Batako Serbuk kayu
Jati Komposit Mortar Semen, Tesis
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Prayitno T.A., Modul Kuliah Teknologi
Kayu, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Rantri C. et all. (2008). “Kusen Beton
Menggunakan Substitusi Serbuk
Gergaji”, Tesis Universitas gadjah
Mada Yogyakarta.
SNI 03-0348-1989, Metode Pengujian dan
Spesifikasi Bata Beton, Balitbang
Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
ISSN: 1829-6025 25