Anda di halaman 1dari 19

Laporan Audit Lingkungan di Pabrik Keramik Dinoyo

Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Biologi Masa Depan (Lingkungan)

Dosen Pengampu Dr Elly Purwanti, M.P

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Putri Ayu Lestari (201610070311003)
Irawati (201610070311007)
Sofia Fitri M (201610070311010)
Dina Eka P.S (201610070311026)
Fadal (201610070311038)
Antin Fitriani (201610070311044)
Ainun Cornelia V (201610070311045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allh SWT, atas segala Karunia dan
Ridho-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas observasi di “Pabrik Keramik
Dinoyo menggunakan paradigma Input-Proses-Output” yang dimaksudkan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biologi Masa Depan (Lingkungan).
Terselesaikannya tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah membantu baik dalam proses observasi maupun penulisan laporan ini.
Ucapan terima kasih ini kami sampaikan kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Biologi Masa Depan (Lingkungan) Dr. Elly
Purwanti, M.P
2. Bapak pengusaha pabrik keramik Dinoyo Malang beserta karyawannya
Kami hanya bisa menyampaikan terima kasih dan berdo’a semoga amal salih
yang telah mereka lakukan, diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.

Malang, 22 Mei 2019

Penulis
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Analisis Metabolisme Pabrik
2.2 Lokasi Penelitian
2.3 Waktu Penelitian
2.4 Jenis Penelitian
2.5 Teknik Pengumpulan Data
BAB III HASIL
3.1 Kondisi Tempat Pembuatan Keramik
3.2 Proses Pembuatan Keramik di Dinoyo
3.3. Pengelolaan Limbah Keramik di Pabrik Dinoyo
3.4 Dampak Limbah Keramik Terhadap Lingkungan
3.5 Dampak Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Tempat Pembuatan Keramik
4.2 Proses Pembuatan Keramik di Dinoyo
4.3 Pengelolaan Limbah Keramik di Pabrik Dinoyo
4.4 Dampak Limbah Keramik Terhadap Lingkungan
4..5 Dampak Sosial Ekonomi Budaya dan Kesehatan Masyarakat
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Lampiran 1
Daftar Gambar
Gambar 1.
Gambar 2.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Pabrik keramik “SN” yang terletak di Jalan M.T. Haryono XIII Dinoyo Malang
yang merupakan salah satu sentra home industri keramik terbesar yang ditemukan, di
daerah kampung keramik dinoyo hanya terdapat 5 pabrik home industri yang ada di
kampung keramik dinoyo. Dengan adanya pabrik di daerah tersebut membuat daerah itu
menjadi lebih dikenal oleh masyarakat, baik dari dalam Malang maupun luar mulai dari
Sabang sampai Merauke, sehingga pabrik keramik tersebut terus meningkatkan
produksinya dengan pesat yang membuat peningkatan ekonomi masyarakat, dengan
meningkatnya produk yang dihasilkan tentu akan berpengaruh terhadap kualitas
lingkungan sekitar pabrik, dengan hasil pengamatan keadaan kampung keramik dinoyo
dapat dikatakan masih tergolong bersih dan udara yang sejuk dikarenakan banyak
pepohonan yang ada disekitar pabrik.
Pada pabrik keramik terdapat proses pengolahan bahan-bahan yang didalamnya
terdapat bahan kimia yang mana bahan kimia tersebut dapat mengganggu keseimbangan
lingkungan. Dimana, yang akan terkena dampak dari penggunaan bahan kimia tersebut
yakni masyarakat yang berada di sekitar pabrik serta karyawan pabrik, dari proses yang
ada limbah cair maupun limbah padat akan terakumulasi dan merusak keseimbangan
lingkungan.
Pada produk keramik yang dihasilkan dari industri bahan bakunya terdapat bahan
polutan seperti logam berat yang sifatnya beracun sehingga dapat membahayakan bagi
makhluk hidup. Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk keramik
adalah lemp\ung, feldspar, dan pasir, selain itu digunakan pula berbagai macam mineral
lain seperti garam dan oksida. Selain itu terdapat bahan tambahan yang digunakan untuk
menurunkan suhu lebur dan suhu reaksi adalah oksida timbal (Pb). Industri keramik juga
menggunakan bahan pewarna yang mengandung chrom dan timbal . Cr (krom) dan Pb
(timbal) merupakan logam berat beracun yang dapat mengakibatkan penderitaan bagi
masyarakat. Sebagai produk industri melengkapi pengolahan limbah yang dimana sangat
memungkinkan aktivitas industri dapat melakukan dengan ramah lingkungan. Sehingga
dapat menurunkan kandungan logam di dalam air limbah yang berhubungan dengan air
limbah yang dihasilkan dalam aktivitas industri.
Pentingnya melakukan audit lingkungan di pabrik keramik yakni untuk
mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan sehingga
dapat dilakukan upaya-upaya pencegahan kerusakan lingkungan yang akan terjadi akibat
adanya pabrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kondisi tempat pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo?
2. Bagaimana proses pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo ?
3. Bagaimana pengelolaan limbah keramik di Pabrik Dinoyo ?
4. Bagaimana dampak limbah pabrik keramik terhadap lingkungan sekitar ?
5. Bagaimana dampak sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat adanya pabrik
keramik Dinoyo?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo
2. Untuk mengetahui kondisi tempat pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo
3. Untuk mengetahui pengelolaan limbah keramik di Pabrik Dinoyo
4. Untuk mengetahui dampak limbah pabrik keramik yang ada terhadap lingkungan
sekitar
5. Untuk mengetahui dampak fisika kimia, biologi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan
masyarakat adanya pabrik keramik Dinoyo

1.4 Manfaat
1. Sebagai sumber informasi, pengetahuan, menambah wawasan, referensi dan
bahan perbandingan bagi pembaca lain yang berminat mempelajari permasalahan
lingkungan, selain itu sebagai bahan informasi lebih lanjut sehingga kedepannya
bisa dijadikan penelitian lebih lanjut.
2. Sebagai sumber informasi untuk evaluasi perbaikan-perbaikan atas kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Analisis Metabolisme Pabrik

2.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini berlokasi di pabrik keramik S&N yang terletak di JL. MT. Haryono,
Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru kota Malang Jawa Timur. Penelitian
dilakukan di lokasi ini karena pabrik keramik S&N merupakan pabrik yang bersedia
dijadikan sebagai narasumber. Selain itu, pabrik ini merupakan pabrik keramik terbesar
yang ada di Dinoyo.

2.3 Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilakukan dalam beberapa waktu yakni Sabtu, 11 Mei 2019 dan
pada 13 Mei 2019

2.4 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang di lakukan tergolong penelitian kualitatif. Anggito (2018)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data pada suatu latar
alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel, sumber data, dilakukan secara purposive
dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.

2.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa cara yakni:
1. Observasi
Dalam pengumpulan data melalui observasi ini kami melakukan pengamatan
secara langsung dengan melakukan pencatatan pada kondisi saat pengamatan,
objek pengamatan yang diobservasi peneliti adalah keadaan lingkungan di sekitar
pabrik keramik SN.
2. Wawancara
Pengumpulan data kedua yakni dengan wawancara, dimana wawancara dilakukan
secara tidak formal kepada pihak pemilik pabrik, karyawan, serta masyarakat di
sekitar pabrik. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara kondisional.
3. Dokumentasi
Dalam pengambilan data ini yang diperlukan yalni foto tempat, foto produksi,
proses pengolahan, dan pengovenan. Dokumentasi merupakan bahan tertulis atau
benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa
berupa rekaman, gambar, atau benda peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas
tertentu.
BAB III
HASIL

3.1 Kondisi tempat pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo

Gambar 1 Pabrik Keramik “SN”


Sumber : Dokumen Pribadi
Pabrik keramik “SN” merupakan salah satu pabrik home industri yang berada di
kampung keramik Dinoyo. Di pabrik ini terdapat berbagai macam model keramik
mulai dari yang kecil seperti gelas sampai yang terbesar seperti guci. Pabrik ini juga
memproduksi barang berupa vas bunga, guci maupun souvenir. Secara umum,
perletakan produk oleh pemilik ruang pamer dibedakan menjadi dua area. Area
bagian depan difungsikan untuk meletakkan barang-barang produk baru atau sering
dipesan oleh pengunjung, hal tersebut sering dijumpai dari aktivitas para pengunjung
yang sedang mengamati untuk kemudian memilih berbagai jenis barang kerajinan
keramik yang menarik bagi mereka. Sedangkan area belakang difungsikan untuk
meletakkan barang-barang stok lama maupun koleksi, juga kemasan kardus-kardus
pesanan yang siap diambil maupun tempat bekerja melakukan pengepakan benda
keramik

\
Gambar 2 Tempat proses pembuatan keramik
Sumber : Dokumen Pribadi
Tempat pembuatan keramik ini berada tepat di sebelah tempat pemasaran. Kedua
area tersebut tidak terpisah secara permanen karena hanya dibatasi oleh
elemen-elemen ruang yang bersifat semi-fixed yang berupa perabot seperti rak atau
lemari dan juga meja. Dimana di tempat ini digunakan untuk pembuatan keramik
mulai dari pengumpulan bahan, pencampuran bahan baku, dan pengeringan serta
glasir.

Gambar 3 Oven
Sumber : Dokumen Pribadi

Oven yang digunakan di pabrik terletak di ujung belakang tempat pembuatan


keramik. Proses pengovenan dilakukan dengan menggunakan gas elpiji 12 kg.
Dimana oven ini dilengkapi dengan cerobong asap yang langsung mengarah ke
atmosfir. Panjang dari cerobong asap itu kurang lebih 5 cm

3.2 Proses pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo


Proses pembuatan keramik terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Pengumpulan bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah kaolin / tanah liat putih, felspard (batuan),
kwarsa (pasir) dan ball clay (tanah liat).
2. Pencampuran bahan baku
Setelah pengumpulan bahan, bahan kemudian dicampur dan di mixer selama 30
menit. Pada proses pencampuran bahan ini nantinya akan didapatkan campuran
material bahan bahan baku keramik dengan pengaturan komposisi tertentu. Proses
pencampuran ini dapat meningkatkan densitas dan mengurangi porositas yang
terdapat dalam keramik tersebut.
3. Pengeringan, penyempurnaan dan dekorasi
Selama proses pengeringan pada saat pemanasan akan meningkatkan tekanan uap
air dan cairan sehingga akan meningkatan kapasitas penyerapan dari udara kering.
Pada saat mengeringkan keramik akan menghilangkan kandungan air plastisnya,
sedangkan air yang trikat dalam molekul bahan keramik (air kimia) hanya dapat
dihilangkan melalui proses pembakaran. Kadar air yang terkandung dalam
keramik akan mempengaruhi permukaan produk seperti retak, dan pori-porinya
tidak rapat.
4. Glasir
pada proses ini dimana produk keramik yang telah jadi diberikan dilapisi oleh
glasir yang membuat lapisan permukaan atas keramik menjadi mengkilat
sehingga akan membuat daya tarik peminatnya.

3.3 Pengelolaan limbah keramik di Pabrik Dinoyo


Berdasarkan hasil wawancara menurut Ibu Ruqyah mantan karyawan di pabrik
keramik Dinoyo menyatakan bahwa dalam pengelolahan limbah pabrik keramik
Dinoyo Malang tidak terdapat limbah cair maupun limbah padat. Karena penghasilan
limbah yang jernih sehingga hasil dari olahan limbah cair tersebut mengendap
akhirnya endapannya tersebut diolah kembali atau di daur ulang. Pengelolahan
limbah padat untuk pembuatan keramik tersebut hasil limbah padat yang berupa
sisa-sisa pecahan-pecahan keramik tersebut diolah untuk didaur ulang. Limbah cair
yang diperoleh dalam pembuatan keramik tersebut dalam membuang limbah yang
dihasilkan dari pengolahan bahan baku atau industri langsung diangkut kemudian
dibuang ke sungai, tanpa dipisah-pisah dan tidak memperlihatkan senyawa yang
terkandung didalam limbah tersebut. Limbah keramik yang semula menjadi sampah
dan tidak bernilai di lingkungan masyarakat mampu dikembangkan menjadi berbagai
produk yang memiliki nilai jual. Produk hasil pengolahan limbah berpotensi dijual
didaerah lokal maupun luar Kota Malang. Adanya pengelolaan dan pemanfaatan
limbah keramik Dinoyo mampu meminimalisir kerugian yang dialami oleh para
perajin. Tingkat sampah akibat dari limbah keramik di lingkungan masyarakat juga
akan berkurang. Selain itu,di sisi lain dengan melakukan pengolahan limbah keramik
adalah dapat meningkatkan omset para perajinnya, serta dapat membuka lapangan
kerja baru bagi warga sekitarnya.
Dalam skala laboratorium untuk mencari pH, dosis adsorben, dan waktu kontak
yang paling efektif untuk menurunkan kandungan logam berat pada limbah glasir,
sehingga memenuhi baku mutu. Baku mutu yang digunakan yaitu Peraturan Mentri
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Industri Keramik. Pada peraturan ini baku mutu untuk
logam, yaitu Pb (1 mg/L), Co (0,6 mg/L), Cd (0,1 mg/L) dan Cr (1 mg/L).
Berdasarkan baku mutu ini kadar logam Pb pada limbah industri keramik di atas
kadar yang ditetapkan sehingga perlu dilakukan pengolahan agar kadarnya sesuai
dengan baku mutu yang telah ditetapkan (Priadi, 2014).
3.4 Dampak limbah pabrik keramik yang ada terhadap lingkungan sekitar
1. Dampak fisika Kimia
Berdasarkan hasil wawancara, Menurut Bapak Suharto mengatakan
bahwa pada saat ini tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya
pabrik keramik, seperti limbah padat maupun limbah cair. Hal ini dikarenakan
pabrik-pabrik di sana sudah membeli bahan yang sudah ¾ jadi, sehingga bahan
tersebut langsung di mixer, dan langsung dibuat keramik, jadi limbah yang
dihasilkan itu tidak ada. hanya saja ada bekas finishing yang berupa air, dan itu
tidak memiliki dampak bagi kesehatan maupun lingkungan, kekeruhan sungai
dapat digolongkan kekeruhan normal seperti sungai pada umumnya walaupun ada
limbah cair yang dialirkan namun beberapa responden juga menyebutkan limbah
cair yang dialirkan berwarna jernih. Sedangkan pada sekitar tahun 1970 masih
ada dampak negatifnya berupa pembuangan limbah, dan asap yang dihasilkan
oleh produksi pabrik yang menyebabkan udara disekitar tidak bersih.
2. Dampak Biologi
Berdasarkan hasil wawancara beberapa responden juga menyebutkan
dampak yang ditimbulkan tidak ada, beliau mengatakan hasil limbah padat di
daur ulang kembali sedangkan limbah cair diambil endapannya dan diolah
kembali, sehingga pada saat pembuangan ke sungai air limbahnya jernih dan
tidak berdampak pada lingkungan sungai dan biota yang ada disekitar sungai, dan
dari hasil pengamatan masih banyak tumbuhan hijau yang menyejukkan udara
disekitar. Pada tahun 90 an memang memiliki dampak pada saat menggunakan
solar dan minyak tanah berupa pencemaran udara sehingga menimbulkan asap
karena hasil pembakaran.
3.5 Dampak sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat dengan adanya
pabrik keramik Dinoyo
1. Dampak Sosekbud (Sosial ekonomi budaya)
Pengelolaan sampah atau limbah yang tidak baik akan membuat lingkungan kotor.
Berdasarkan hasil wawancara limbah padat pabrik yang berupa pecahan keramik
atau produk gagal dibuang dikumpulkan menjadi satu yang selanjutnya dikelola
oleh petugas. adapun dampak ekonomi yang di dapatkan dari pabrik bagi
masyarakat sekitar, pabrik dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
yang ada di sekitar pabrik tersebut, untuk dampak sosialnya dapat membuat
kampung keramik di Dinoyo dikenal oleh masyarakat dari pengrajin keramik yang
dihasilkannya.
2. Dampak Kesehatan masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dari masyarakat sekitar tidak ada dampak kesehatan
yang diperoleh dengan adanya pabrik keramik tersebut, kemungkinan pengetahuan
yang dimiliki masyarakat sekitar kurang mengetahui bahwa limbah pabrik yang
dihasilkan tersebut dapat membahayakan bagi tubuh kita.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kondisi tempat pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo


Keberadaan ruang pamer pada kawasan pengrajin keramik Dinoyo, selain sebagai
etalase produk kerajinan juga sebagai tempat penyimpanan dari hasil proses
kerajinan keramik. Banyaknya permintaan akan produk keramik, menjadi pemicu
untuk melakukan alih fungsi dari ruang tersebut, berkaitan dengan prinsip ekonomis,
maka ruang tersebut difungsikan secara optimal untuk menampung produk keramik.
Sesuai kondisi yang ada, ruangan menunjukkan suasana ruang pamer terkesan sesak
karena banyaknya barang dagangan, kemudian juga terjadi tumpang tindih fungsi
ruang pamer dengan ruang kerja serta tempat penyimpanan barang. Terbatasnya luas
ruangan dan banyaknya produk-produk yang ada menyebabkan penataan ruang
kurang memenuhi prinsip kenyamanan untuk pengunjung maupun pengelola dalam
menjalankan aktivitas. Menurut Soeharjanto (2018) Ruang pamer kerajinan keramik,
merupakan unsur penting untuk memberikan informasi tentang produk kerajinan
terbaru sebagai objek pamer utama, produk kerajinan yang banyak diminati oleh
pengunjung sebagai objek pamer penunjang serta produk kerajinan yang berupa
barang kolektor sebagai objek pelengkap. Oleh karenanya, penataan ruang perlu
ditata agar menarik pengunjung untuk menggali pengetahuan dan menyajikan
informasi serta mengaktifkan respon pengunjung terhadap objek pamer dan
memberikan kesan kepada pengunjung. Hindari penataan objek pamer yang
monoton, juga diperlukan fleksibilitas pada penataannya sehingga mudah untuk
dipindahkan maupun dimodifikasi agar dapat memberikan kesan suasana baru bagi
pengunjung, serta tatanan objek komoditi pada rak agar mudah dijangkau oleh
pengunjung.

4.2 Proses pembuatan keramik di Pabrik Dinoyo


Proses pembuatan keramik yang ada di pabrik SN mulai dari bahan-bahan yang
digunakan hingga proses pengglasiran, ada yang sudah sesuai dengan standar yang
berlaku yakni dalam peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 16 tahun 2008
tentang baku baku mutu air limbah bagi usaha dan/ atau kegiatan industri keramik dan
ada juga hal-hal yang belum sesuai dengan standar operasionalnya. seperti, pada saat
proses pengeringan menggunakan oven di pabrik SN menggunakan suhu 1220 0C, dalam
pasal 1 peraturan menteri ini suhu yang digunakan kurang lebih 1300 0C.
Selain itu pada saat proses pengglasiran terlihat karyawan tidak menggunakan
masker, dimana seperti yang kita ketahui bahwa glasir berbahaya jika terhirup oleh
seseorang maka akan berbahaya. Pada saat proses pengglasiran juga tidak menggunakan
sarung tangan plastik untuk melindungi tangan dari bahan-bahan kimia yang menjadi
campuran bahan glasir, pekerja hanya menggunakan peralatan keselamatan kerja berupa
pakaian pelindung seperti celemek ketika melakukan pengglasiran. .
4.3 Pengelolaan limbah keramik di Pabrik Dinoyo
Berdasarkan industri keramik usaha atau kegiatan yang melakukan proses
pengolahan bahan baku berupa bahan tambang yang mengandung oksida non logam
seperti kaolin, fielsdspar, pasir, silika, dan tanah liat melalui proses pembakaran pada
suhu kurang lebih 1300° C. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar
unsur pencemar dan juga jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya
dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu
usaha dan kegiatan. Menurut sifatnya, pengolahan limbah padat ada dua cara, yaitu
pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan
pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan adalah limbah padat yang tidak
mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya, sehingga dapat langsung dibuang
ke tempat tertentu seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Limbah padat dengan
pengolahan adalah limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan
berbahaya, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat
tertentu (Arief, 2016).
Faktor-faktor yang perlu di perhatikan sebelum mengolah limbah padat sebagai
berikut :
1. Jumlah Limbah
Jika jumlah limbah sedikit, maka dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Jika
jumlahnya banyak, maka membutuhkan penanganan khusus. Terutama mengenai
tempat dan sarana pembuangan.
2. Sifat Fisik dan Kimia Limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkuta, dan
pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari
lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Karena lingkungan ada yang peka dan tida peka terhadap pencemaran, maka perlu
di perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan
tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan Akhir dan Pengolahan
Tujuan akhir dari pengolahan bersifat ekonomis dan nonekonomis. Tujuan
pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi pabrik
secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna untuk
didaur ulang atau dimanfaat dalam hal lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang
bersifat non ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan
lingkungan.

4.4 Dampak limbah pabrik keramik yang ada terhadap lingkungan sekitar
1. Dampak fisika Kimia
Hasil wawancara mengatakan bahwa tidak ada dampak yang ditimbulkan
limbah yang dihasilkan dalam pengolahan keramik, namun sesungguhnya pada
pewarnaan keramik menggunakan bahan cobalt dimana tentunya bahan tersebut
mengandung bahan kimia yang jika di lakukan penelitian lebih detail akan
mempengaruhi kualitas air sungai. Jika sisa limbah padat contohnya pecahan keramik
yang gagal produksi dapat dimanfaatkan sebagai kerajinan lain seperti aksesoris,
sehingga tidak ada limbah yang dibuang.
2. Dampak Biologi
Kurangnya pengetahuan masyarakat disana sehingga mengatakan tidak adanya
dampak yang timbul dari proses pembuatan keramik. Akan tetapi jika ditinjau dari
bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan keramik khususnya bahan pewarna yang
digunakan, secara teori kemungkinan besar limbah cair yang dihasilkan dari pembuatan
keramik mengandung logam berat. Menurut penelitian Priadi (2014) tentang limbah cair
industri keramik mengatakan logam berat bersifat tidak terurai dan persisten, paparan
kontaminasi logam berat yang hadir meskipun dalam konsentrasi rendah dapat berbahaya
pada lingkugan karena bersifat non-biodegradable. Pembuangan di sungai dapat
berdampak pada biota yang ada sungai jika dalam jumlah yang banyak.

4.5 Dampak sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat adanya pabrik
keramik Dinoyo
1. Dampak Sosekbud (Sosial ekonomi budaya)
Berdasarkan hasil wawancara dimana lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitar peluangnya sangat besar untuk membantu perekonomian keluarga
sehingga pabrik keramik menjadikan salah satu masyarakat sekitar sebagai
karyawan dimana sama halnya dengan penelitian yang sudah ada menurut
Widodo (2017) pemberantasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang
layak, serta memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
2. Dampak Kesehatan masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh sangat berbeda dengan penelitian
terdahulu menurut Ijana (2017) Faktor resiko yang paling dominan sebagai resiko
ISPA pada balita di Puskesmas Dinoyo Kota Malang adalah faktor lingkungan
yang tidak sehat dengan nilai OR sebesar 11,35. Hal ini berarti faktor lingkungan
khususnya keadaan tempat tinggal yang tidak sehat lebih beresiko 11,35 kali lipat
terhadap kejadian ISPA.

4.5 Solusi
1. Limbah padat berupa potongan keramik sehabis penggilingan dapat diproses
ulang (digiling lagi) sebelum proses pewarnaan untuk mengurangi penumpukan
limbah.
2. Saat proses pewarnaan sebaiknya para pekerja menggunakan alat-alat
keselamatan kerja seperti masker dan sarung tangan agar dapat melindungi dari
zat-zat kimia yang berbahaya
3. Penggunaan bahan pewarna sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang ramah
lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak yang signifikan

BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sesuai kondisi yang ada, ruangan di pabrik SN menunjukkan suasana ruang
pamer terkesan sesak karena banyaknya barang dagangan, kemudian juga terjadi
tumpang tindih fungsi ruang pamer dengan ruang kerja serta tempat penyimpanan
barang. selain itu untuk ruang pamer dan tempat pembuatan keramik tidak
terpisah secara permanen karena hanya dibatasi oleh elemen-elemen ruang yang
bersifat semi-fixed yang berupa perabot seperti rak atau lemari dan juga meja.
2. Proses pembuatan keramik di pabrik SN meliputi empat proses yakni pertama
pengumpulan bahan, kedua pencampuran bahan baku menggunakan mixer,
ketiga pengeringan, penyempurnaan dan dekorasi, keempat proses pengglasiran
3. Pengelolaan limbah padat yang berupa pecahan-pecahan keramik yang telah
diglasir tersebut diolah menjadi beberapa produk aksesoris seperti : gelang,
kalung, cincin, dan bros. Pecahan-pecahan keramik dikombinasikan dengan
rantai, kawat, dan bahan aksesoris lainnya. Kemudian untuk limbah cair yang
mengedap tersebut endapannya diolah kembali untuk didaur ulang menjadi bahan
keramik.
4. Dampak limbah keramik pada lingkungan sekitar :
- Dampak kimia fisika
limbah yang dihasilkan itu tidak ada. hanya saja ada bekas finishing yang
berupa air, responden juga menyebutkan limbah cair yang dialirkan
berwarna jernih.kekeruhan sungai dapat digolongkan kekeruhan normal
seperti sungai pada umumnya walaupun ada limbah cair yang dialirkan
- Dampak Biologi
Bekas finishing pebuatan keramik yang berupa air yang dibuang di sungai
dapat mengandung logam berat yang berbahaya bagi kehidupan biota di
sungai.
5. Dampak sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat
- Dampak Sosekbud (Sosial ekonomi budaya)
Dampak ekonomi yang di dapatkan dari pabrik bagi masyarakat sekitar,
pabrik dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di
sekitar pabrik tersebut, untuk dampak sosialnya dapat membuat kampung
keramik di Dinoyo dikenal oleh masyarakat dari pengrajin keramik yang
dihasilkannya.
- Dampak Kesehatan masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara dari masyarakat sekitar tidak ada dampak
kesehatan yang diperoleh dengan adanya pabrik keramik tersebut,
kemungkinan pengetahuan yang dimiliki masyarakat sekitar kurang
mengetahui bahwa limbah pabrik yang dihasilkan tersebut dapat
membahayakan bagi tubuh kita.
-
3.2 Saran
Daftar Pustaka

Akmal, I., Savitri, G., Arimbi, N. 2006. Seri Rumah Ide - Keramik. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Anggito, Alwi dan Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV
Jejak
Arief, Latar Muhammad. (2016). Pengolahan Limbah Industri Dasar-Dasar
Pengetahuan dan Aplikasi di Tempat Kerja. Yogyakarta : Penerbit Andi
Nainggolan, Khairina., Yaqub Cikusi., dan Hayat. (2017). Peningkatan Pendapatan
Daerah Berbasis Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. Arist. Vol 5(2): 374-
385
Nurahmartiyanti, S., Rozalena, Agustin. 2010. Pernak-Pernik Pemanis Rumah. Jakarta :
Niaga Swadaya
Priadi, C., Sari, A., dan Moersidik, S. (2014). Adsorpsi Logam Seng dan Timbal pada
Limbah Cair Industri Keramik oleh Limbah Tanah Liat. Jurnal Reaktor. Vol 15
(1) : 10-19
Soeharjanto, D., Widyarthara, A., Hamka. (2018). Penerapan Perancangan pada Penataan
Ruang Pamer Kerajinan Keramik Di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru
Kota Malang. Jurnal PAWON. Vol 2 (2) :13-28
Ijana., Eka, Ni Luh Putu., dan Lasri. Analisis Faktor Resiko Terjadinya Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Lingkungan Pabrik Keramik Wilyah
Puskesmas Dinoyo, Kota Malang. Nursing News. Vol 2 No 3; 352-359.

Anda mungkin juga menyukai