Anda di halaman 1dari 31

Pengantar Ilmu Ekonomi

TIM MATAKULIAH

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
Pengertian Ilmu Ekonomi
 Masalah yang dihadapi oleh manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhannya, adalah sifat kebutuhan
yang tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebuhan
bersifat terbatas.

Paul A. Samuelson (1985), memberikan definisi Ilmu Ekonomi


sebagai suatu Studi, bagaimana orang-orang dan masyarakat
membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang dan
penggunaan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat
dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya
untuk dikonsumsi sekarang atau pada masa mendatang,
kepada orang serta golongan masyarakat.
(Hakekat Ilmu Ekonomi : The Study of Choosing)
Secara umum Ilmu Ekonomi didefinisikan sebagai :
“Ilmu tentang usaha-usaha manusia dalam memenuhi
kebutuhannya dengan alat-alat pemuas kebutuhan yang
langka”

Karena alat pemuas kebutuhan tersebut langka, maka


manusia harus melakukan pilihan, dan pilihan itu
dilakukan untuk memperoleh kepuasan yang tertinggi
bagi konsumen atau keuntungan tertinggi bagi produsen.

Dengan kata lain Ilmu Ekonomi dapat diartikan sebagai


ilmu tentang memilih.
Hal yang perlu difahami adalah, bahwa ilmu
ekonomi hanya menitikberatkan perhatian dan
analisisnya pada :
(a) barang-barang yang berguna bagi manusia,
baik langsung maupun tidak langsung, dan
(b) barang-barang langka (scarce).

ilmu ekonomi tergolong dalam ilmu sosial, karena obyek penelitian


dan pembahasannya adalah manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhannya, namun dalam perkembangan selanjutnya ilmu
ekonomi banyak menggunakan analisis matematika dan statistika
dalam menjelaskan hubungan ekonomi, sehingga banyak yang
menyatakan, bahwa ilmu ekonomi tergolong sebagai ilmu eksakta.
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi terbagi dalam dua bagian besar yang lebih jauh
menurunkan ilmu-ilmu ekonomi teori dan terapan, yaitu
ilmu ekonomi mikro dan ekonomi makro.

Ekonomi Mikro : Mempersoalkan segmen-segmen kecil dari


seluruh perekonomian, yakni para konsumen dan produsen
individuil atau kelompok-kelompok konsumen dan produsen yang
dikenal sebagai pasar atau industri.
Aspek analisis Ekonomi Mikro, antara lain meliputi :
(1) Analisis biaya/manfaat, (2) Teori permintaan dan penawaran,
(3) Elastisitas, (4) Model-model pasar, (5) Industri, (6) Teori
harga,
(7) Teori produksi.
Ekonomi Makro : Mempersoalkan totalitas
ekonomi Agregat) atau perekonomian secara
keseluruhan
(misal : problem-problem pengangguran dan inflasi).
ILmu ekonomi makro mempelajari perilaku
masyarakat (negara/bangsa) dalam memenuhi
kebutuhannya.

Aspek analisis Ekonomi Makro, antara lain meliputi :


1. Pendapatan Nasional,
2. Neraca pembayaran,
3. Kesempatan kerja,
4. Inflasi,
5. Investasi.
Berdasarkan jenis analisisnya, ilmu ekonomi
secara garis besar dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok, yaitu :

(1) Ilmu Ekonomi Deskriptif


Ilmu ekonomi yang memberikan gambaran
tentang suatu kondisi atau keadaan ekonomi dengan
sebenarnya, misalnya mengenai terjadinya krisis
ekonomi di Indonesia karena menurunnya nilai kurs
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
(2) Teori Ekonomi
Teori ekonomi didasarkan pada kondisi nyata yang terjadi
pada masyarakat yang telah disederhanakan, terutama
mengenai sifat-sifat hubungan ekonomi.
Penyederhanaan kondisi ini disebut asumsi, misalnya
permintaan suatu barang akan naik bila harga barang
tersebut turun dan permintaan akan turun jika harga naik.
Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa penawaran dan
pendapatan masyarakat tetap.

(3) Teori Ekonomi Aplikasi


Aplikasi adalah cabang dari ilmu ekonomi mikro dan makro.
Sebagai contoh ekonomi moneter membahas dan memberikan
masukan kepada pelaku ekonomi tentang cara mengelola uang
dan mengatasi Inflasi dengan menggunakan teori ekonomi baku,
yaitu ilmu ekonomi mikro dan makro.
Sifat Metode dalam Teori Ekonomi
 (1) Definisi
Agar analisisnya dapat diterima dengan baik secara logis,
maka setiap variabel dalam ilmu ekonomi perlu diberikan
definisi, misalnya apa yang dimaksud dengan harga, biaya,
konsumsi, produksi dan sebagainya.

 (2) Asumsi atau Pemisalan


Semua ilmu pengetahuan pada dasarnya membutuhkan
asumsi agar teorinya berlaku secara keilmuan.
Tujuan dari asumsi dalam ilmu ekonomi adalah untuk
membatasi analisisnya agar teori dan hukum-hukumnya
dapat berlaku dengan baik. Misalnya penawaran suatu
produk hanya akan meningkat bila harga produk tersebut
naik dan juga akan berlaku sebaliknya, dengan asumsi
bahwa ramalan dan selera masyarakat tidak berubah.
 (3) Hipotesis
Penggunaan hipotesis, terutama dalam pengungkapan fakta,
secara teoritis merupakan suatu keharusan.
Hipotesis berguna untuk memberikan batasan kesimpulan
mengenai sesuatu yang diteliti/dianalisis.

 (4) Ramalan
Estimasi atau prediksi (forcasting) adalah suatu bagian inti
dalam ilmu ekonomi. Kegiatan meramal bahkan identik
dengan ilmu ekonomi, karena salah satu kelebihan terletak
pada kemampuannya untuk membaca tanda-tanda kejadian
ekonomi yang terjadi pada masa lalu dan sekarang untuk
meramalkan masa yang akan datang, karenanya Ilmu
ekonomi membutuhkan ilmu lain seperti stastika dan
matematika.
 (5) Grafik (Kurva)
Grafik dalam ilmu ekonomi digunakan untuk menjelaskan
hubungan antar variabel. Hal mana terutama didasarkan
atas alasan, bahwa hubungan antar variabel akan lebih
mudah dibaca dan diterangkan dengan menggunakan
grafik, namun tetap diakui bahwa penggunaan grafik
mempunyai kelemahan fundamental, karena hanya bisa
digunakan untuk menggambarkan dua atau tiga variabel.

 (6) Asas Rasionalitas


Dalam analisis, ilmu ekonomi mensyaratkan bahwa
individu/masyarakat harus rasional dalam menggunakan
uang untuk konsusmsi/produksi. Sebagai contoh, jika
seorang konsumen bermaksud untuk meningkatkan
belanjanya, maka keinginan ini harus disesuaikan dengan
uang yang ada atau yang masih tersisa.
Kegiatan Ekonomi
 Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan
serta masyarakat secara keseluruhan akan selalu
menghadapi masalah yang bersifat ekonomi, yaitu masalah
yang menghendaki sesorang atau suatu perusahaan atau
masyarakat tertentu harus membuat keputusan tentang
cara yang terbaik untuk melakukan suatu “Kegiatan
Ekonomi”
 Kegiatan Ekonomi dapat didefinisikan sebagai “kegiatan
seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu
masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun
mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut”
“Kebutuhan Masyarakat” adalah keinginan untuk mengkonsumsi
barang dan jasa, yang dapat dibedakan menjadi :
(1) Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli,
(2) Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.
Faktor penggerak yang sangat mendasar bagi terjadinya kegiatan
ekonomi ialah karena adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan
manusia ini merupakan tujuan dan sekaligus motivasi dari
kegiatan produksi, konsumsi dan kegiatan tukar manukar.
Kebutuhan Manusia adalah keinginan yang timbul dalam diri
manusia dan masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk
memperoleh pemenuhannya. Salah satu pokok pembicaraan
dalam ilmu ekonomi adalah “Kebutuhan Ekonomi “ yang
menimbulkan berbagai kegiatan
ekonomi.
Kebutuhan Ekonomi : adalah kebutuhan barang-barang
keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang (disebut :
Harga). Selain itu ada kebutuhan lain yang tidak dapat dinilai
dengan Uang. (Karena tidak dapat dinilai dengan uang), maka
kegiatan ini tidak termasuk dalam kelompok kegiatan ekonomi
(contoh
Kebutuhan kasih sayang).
Pelaku Kegiatan Ekonomi : Secara garis besar dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah. Masing-masing golongan ini menjalankan peran
yang sangat berbeda dalam suatu perekonomian.
MASALAH-MASALAH EKONOMI
Pada dasarnya ilmu ekonomi hanya memusatkan perhatiannya
pada barang yang berguna dan langka dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Berkaitan dengan masalah bagaimana mengatur
kebutuhan yang tidak terbatas dari sumber yang terbatas, maka
masalah pokok yang selalu dikaji dalam ilmu ekonomi, antara lain:

 Barang apakah yang akan diproduksi dan berapa banyaknya


(What ?)
 Bagaimana Caranya Barang Tersebut Diproduksi (How ?)
 Untuk siapa barang tersebut diproduksi (For Whom)
(1) Barang-barang apa (What) yang akan dihasilkan
dan berapa banyak barang tersebut harus dihasilkan.

(2) Bagaimana (How) barang-barang dihasilkan (oleh


siapa, dengan sumber-sumber ekonomi apa serta tingkat
teknologi bagaimana barang-barang itu dihasilkan ?
(masalah pilihan teknik berproduksi dan pilihan
teknologi).

(3) Untuk Siapa (For Whom) barang-barang itu


dihasilkan ? (Siapa saja yang akan menikmati dan
memperoleh keuntungan dari barang-barang yang
dihasilkan tersebut). (masalah distribusi).
(What, How, & For Whom)???

Kemiskinan

(1) makanan/pangan,
(2) pakaian (sandang),
(3) perumahan dan permukiman (papan)
(4) kesehatan
(5) pendidikan
Secara umum masyarakat menyerahkan ketiga masalah pokok
tersebut, pada “Mekanisme Harga” di Pasar.

“Mekanisme Harga” adalah : proses yang berjalan


atas dasar gaya (kekuatan) tarik menarik antara
konsumen dan produsen yang bertemu di pasar. Hasil
netto dari kekuatan tarik-menarik tersebut adalah
terjadinya "harga" untuk setiap barang (di pasar
barang) serta untuk setiap faktor produksi (di pasar
faktor produksi).
Mekanisme “Harga” di Pasar
P
D S’
A B
P2

P1 E

P3 M N

D’
S

O Q1
Q
Q2 Q3
Barang dihasilkan dari proses pengkombinasian faktor-faktor
produksi oleh produsen. Bila harga sesuatu faktor produksi
naik, maka produsen akan berusaha mengadakan
penghematan penggunaan faktor produksi tersebut dan
menggunakan lebih banyak faktor produksi yang lain dalam
proses produksinya.

Dalam ilmu ekonomi dianggap bahwa antara faktor-faktor


produksi selalu ada kemungkinan substitusi. Kemungkinan ini
akan terlihat pada konsep Isoquant yang sering digunakan
dalam pemecahan masalah ekonomi.

"Isoquant" adalah kurva yang menunjukkan berbagai


kemungkinan kombinasi faktor produksi K (kapital) dan L
(labour) untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu.
Kurva Isoquant

(Gerak harga faktor produksi


K memecahkan masalah How
bagi masyarakat)

K1 A

B
K2
Isoquant

O L
L1 L2
Circular Flow Digram
Permintaan Pasar Produksi Penawaran
Sandang Sandang
Pangan Harga-Harga Pangan
Barang Hasil
Papan Produksi Papan

Konsumen Produsen
What
R. Tangga
How Pembayaran Upah,
Sewa, Bunga
Pemilik For Whom
Faktor Produksi

Tanah Tanah
Harga-harga
Modal Faktor Produksi Modal
Tenaga Kerja (upah, sewa & Tenaga Kerja
Bunga)
Penawaran Permintaan
Pasar Faktor Produksi
Salah satu keuntungan dari mekanisme pasar adalah, bahwa
mekanisme ini bisa memecahkan tiga masalah pokok ekonomi yang
dihadapi oleh masyarakat, akan tetapi tidak semua masalah
ekonomi dapat dipecahkan dengan baik melalui mekanisme pasar,
diantaranya adalah masalah-masalah sebagai berikut :

 (1) Distribusi pendapatan. Mekanisme harga tidak selalu bisa


menjamin dipecahkannya masalah For Whom secara adil.
 (2) Ketidak sempurnaan pasar. Harga yang terbentuk tidak
mencerminkan prioritas masyarakat secara wajar, sehingga
masalah what dan How tidak dapat dipecahkan dengan baik.
 (3) Barang-barang Kolektif. Barang-barang yang hanya bisa
disediakan oleh masyarakat secara kolektif . (misalnya :
keamanan, ketertiban hukum, pendidikan dsb.) Harga pasar
bagi barang-barang tersebut tidak ada, atau jika ada,
tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya.
Analisis dan Pemecahan Masalah
Dalam Ilmu Ekonomi
Seperti diketahui sumber-sumber ekonomi terbatas adanya,
karena itu harus diadakan pilihan barang-barang apa yang
akan
dihasilkan. Sebagai contoh : perekonomian dari suatu negara,
diketahui :
 (1) Mempunyai penduduk dalam jumlah tertentu.

 (2) Mempunyai pabrik-pabrik serta alat-alat produksi dalam

jumlah tertentu.
 (3) Mempunyai tanah, pengetahuan teknis, tenaga (sumber

energi) serta sumber-daya alam lainnya, juga dalam


jumlah tertentu.
 Apabila ketiga sumberdaya tersebut dipadukan seluruhnya,
maka kita akan dihadapkan pada berbagai kemungkinan untuk
menghasilkan seribu satu macam barang/jasa yang sangat pelik
pemecahannya. Karena itu untuk pemecahannya persoalan
tersebut harus disederhanakan. Dalam hal ini dapat
diasumsikan, bahwa negara yang bersangkutan hanya akan
menghasilkan 2 (dua) jenis barang (misal Roti dan Senjata).

 Kemungkinan Produksi secara Hipotetik ditunjukkan dalam


Tabel berikut :

Kemungkinan Jumlah Roti Jumlah Senjata


Produksi (ribu ton) (ribu pucuk)
A 0 4,0
B 1 3,8
C 2 3,0
D 3 2,2
E 4 0,0
Kemungkinan produksi A dan E merupakan kemungkinan
produksi yang ekstrim, dimana semua sumber ekonomi yang
tersedia dikerahkan pada produksi senjata (A) dan produksi
roti (E).

Kemungkinan produksi yang lain menunjukkan adanya


kombinasi antara menghasilkan senjata dan roti.
Misal pada titik B negara tersebut memilih menghasilkan
1000 ton roti dan 3.800 pucuk senjata, demikian seterusnya
pada kombinasi C dan D. Jika semua kombinasi (titik A – E)
dihubungkan, maka akan diperoleh suatu kurva yang disebut
“Kurva Kemungkinan Produksi” (Production Possibility
curve).
Hal ini berarti, bahwa jika seluruh faktor produksi yang ada di
dalam perekonomian negara tersebut digunakan sepenuhnya,
maka perekonomian negara itu berada dalam posisi
“Kesempatan Kerja Penuh” (Full Employment).
Jika kombinasi (kemungkinan produksi) yang dipilih berada di bawah
kurva, maka perekonomian negara tersebut mengalami pengangguran,
karena tidak seluruh faktor produksi yang tersedia digunakan
sepenuhnya,
sehingga masih ada potensi untuk meningkatkan produksinya lebih tinggi
lagi. Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) atau Production Possibility
Curve (PPC) Adapat digambarkan sebagai berikut :
4- B
Senjata
C
-
D
-

-
E
0
-
-
-

1 2 3 Roti 4
 Didalam praktek sehari-hari adalah sulit untuk memisahkan
mana yang termasuk dalam katagori perilaku ekonomi dan
mana yang bukan perilaku ekonomi, karena struktur ekonomi
suatu negara sangat rumit dan kompleks, oleh sebab itu untuk
dapat menerangkan bagaimana kegiatan ekonomi
berlangsung, sering digunakan penyelidikan-penyelidian
sebagai berikut :

 (1) Menyederhanakan persoalan-persoalan yang dihadapi


dengan cara membuat berbagai asumsi dan model dari
keadaan yang sedang diselidiki.
 (2) Mengadakan penelitian atas persoalan-persoalan yang
terjadi untuk dapat menarik beberapa kesimpulan.
Sebagai contoh untuk menyelidiki perilaku manusia dalam
membeli telur, dapat dibuat penyederhanaan (dalam pikiran),
faktor-faktor mana yang relevan dan faktor-faktor mana yang
kurang relevan dalam persoalan membeli telur.
Misalnya yang dianggap relevan adalah harga telur dan jumlah
telur yang dibeli, sedangkan yang kurang relevan antara lain
faktor kebiasaan, warna telur dan sebagainya.
Selanjutnya dibuat asumsi yang menganggap bahwa
faktor-faktor yang kurang relevan tidak mengalami perubahan
selama penyelidikan berlangsung.
Contoh ini merupakan suatu model yang disebut “Ceteris
Paribus”. Dengan kata lain yang diselidiki hanya tinggal
keadaan membeli telur hubungannya dengan harga telur,
(faktor-faktor lain dianggap konstan).
Disebut “Model Ceteris Paribus”, jika yang diutamakan adalah
asumsi tentang tidak berubah atau berpengaruhnya faktor-
faktor lain yang dianggap kurang relevan.

Model lain dalam “Analisis Ekonomi” ada yang disebut :


“Model Ekuilibrium”, yaitu jika yang diutamakan adalah
asumsi adanya beberapa faktor dalam posisi yang sama kuat,
sehingga tidak ada kekuatan yang dapat mengubah.
Misal : Model Ekulibrium Pasar , dimana kekuatan permintaan
dan penawaran sama kuat, sehingga terbentuk harga.

“Hukum ekonomi” adalah kesimpulan umum dari persoalan-


persoalan ekonomi yang terjadi berulang kali. Sekumpulan
prinsip-prinsip atau hukum-hukum ekonomi disebut
“Teori Ekonomi”.
 Hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain dapat
dibedakan menjadi:

 (1) Hubungan Kausalitas : hubungan yang terjadi apabila faktor


yang satu timbul karena ada faktor lain yang menyebabkan.
 Misal :
 - Apabila uang yang beredar bertambah, maka harga-harga akan
naik;
- Menghasilkan dalam jumlah banyak akan menyebabkan biaya
per
unit produksi menjadi lebih rendah. (Model Ceteris Paribus)

 (2) Hubungan Fungsional : hubungan yang terjadi jika dua


faktor saling mempengaruhi.
 Misal :
- Jumlah barang yang dibeli dengan harga barang tersebut;
- hasil produksi dengan jumlah buruh yang bekerja, dan
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai