Anda di halaman 1dari 5

Bioremediasi Pestisida Pada Tanah Tercemar

(Soil Pollution by Extensive Agricultural and Animal Husbandry Practices)

Oleh :
Allesandro Surya Perdana
119250067
Mikrobiologi Lingkungan A

Dosen Pengampu :
Silak Hasiany Siregar, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk individu yang akan terus tumbuh dan berkembang, semakin
berjalannya waktu jumlah manusia di bumi ini akan terus bertambah hal ini akan
mempengaruhi segala sektor diantaranya adalah sektor pertanian, peningkatan jumlah
penduduk akan berdampak terhhadap penambahan jumlah kegiatan di sektor pertanian
seperti alat, pestisida, pupuk, bibit dan masih banyak lagi. Namun dalam
peningkatannya perlu diperhatikan agar tidak mencemari dan berbahaya bagi
lingkungan sekitar, oleh karena itu diperlukan pengawasan dan pengendalian dala
penggunaan pestisida.

Penggunaan pestisida secara ekstensif melalui aplikasi di lapangan, penggilingan


tanaman, penanganan, pembilasan kontainer, tumpahan tak disengaja, dll memiliki
potensi untuk mencemari tanah dengan parah (Briceno G. et al., 2012).
Sebagian besar pestisida yang digunakan secara umum saat ini dikenal dapat merusak
keragaman fungsional mikrobiota tanah yang menyebabkan hilangnya kesuburan tanah
dan terhambatnya pertumbuhan tanaman, sehingga menyebabkan kelestarian tanah
pertanian pada risiko serius. Hal ini terjadi karena adanya kandungan insektisida yang
kuat (Fang et al., 2009)

Pencemaran tanah dan air adalah salah satu penyebabnya kekhawatiran global utama.
Dengan pertumbuhan industrialisasi dan ekstrasi sumber daya alam yang meningkatkan
pembuangan industri ke lingkungan, teutama tanah dan air yang dapat menyebabkan
terjadinya akumulasi logam berat yang dapat mengakibatkan penurunan aktivitas
mikroba tanah. Berbagai bahan kimia dan logam berat, seperti emas, tembaga, nikel,
seng, timbal, kadrium, arsenik, kromium, dan merkuri. Logam Cd dan logam Pb logam
yang sering mencemari tanah ( Hardiani, 2011 ).

Pestisida merupakan bahan kimia pertanian yang digunakan untuk membasmi


Organisme pengganggu tanaman. Setelah aplikasi, residu pestisida akan terdapat pada
tanaman, tanah, dan organisme tanah. Pestisida yang masuk ke lokasi pertanian juga
akan memasuki perairan melalui irigasi, dan dapat berpindah ke tanah di lokasi lain
karena aliran air permukaan (runoff). Pestisida akan mengalami proses alam di dalam
tanah. Reaksi-reaksi ini dipengaruhi oleh jenis tanah, kelembaban tanah, pH tanah,
temperatur tanah, volatilitas pestisida, mikroorganisme, dan substansi kimia yang
terkandung di dalam tanah (Berliana, 2020).

Tanah merupakan salah satu komponen terpenting dalam keberlangsungan hidup


manusia sama halnya dengan air dan udara, bayangkan saja jika struktur dan kualitas
tanah rusak tentu saja mempengaruhi tingkat kadar air dalam tanah. Selain berkaitan
dengan air, kualitas tanah juga faktor terpenting hidupnya tumbuh-tumbuhan sementara
itu tumbuh- tumbuhan adalah salah satu mata rantai makanan yang mempengaruhi mata
rantai makanan di atasnya.

B. Mekanisme Bioremediasi
Bioremediasi memanfaatkan proses biodegradasi alami dari polutan berbahaya dengan
meningkatkan aktivitas dan perkembangan organisme ini secara signifikan untuk
mengubah senyawa beracun menjadi produk yang ramah lingkungan. Mekanisme dari
bioremediasi pestisida ini dengan menggabungkan metode bioremediasi konvensional
dengan teknik molekuler. Degradasi pestisida yang dibantu mikroba diatur oleh akses
molekul pestisida ke populasi mikroba pemakan pestisida. Lingkungan akan menjaga
konsentrasi pestisida di tanah agar tetap terkendali melalui konsumsi molekul pestisida
beracun oleh populasi mikroba asli (Singh, Giri, & Sahi,2017).

Bioremediator merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan untuk memperbaiki


tanah tercemar polutan terutama pestisida melalui aktivitas mikroba tanah maupun
enzim yang dihasilkan. Penanganan cemaran melalui aktivitas mikroba akan terjadi
tranformasi bahan- bahan yang dianggap berbahaya menjadi bahan-bahan yang kurang
maupun yang tidak berbahaya (Indratin, 2016).

Mikroba adalah agen biologis utama yang mampu menghilangkan limbah dan bahan-bahan
yang merusak, termasuk pestisida, serta mempromosikan daur ulang mereka di lingkungan.
Hingga saat ini, penelitian mengenai potensi mikroba sebagai bioremedian telah banyak
dilakukan, contohnya adalah eksplorasi potensi kemampuan beberapa jenis bakteri dalam
mendegradasi pestisida, salah satunya klorpirifos seperti yang dikemukakan oleh
Agustiyani (2011)
Secara umum, mikroorganisme mampu menekan hama dengan memproduksi racun,
menyebabkan penyakit atau mencegah pembentukan organisme lain. Mikroba tanah seperti
jamur, bakteri, aktinomisetes, dan protozoa merupakan komponen yang sangat penting
dalam ekosistem tanah karena mikroba tersebut memiliki peran utama dalam siklus nutrisi,
mempertahankan struktur tanah, dan juga mengatur pertumbuhan tanaman melalui
berbagai mekanisme (Vladimir P. et al., 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, Dewi. 2011. Potensi Bakteri Denitrifikasi dalam Biodegradasi Carbaryl pada
Kondisi Anaerobik. Jurnal Teknologi Lingkungan. 12 (3): 233-348.

Berliana, M. (2020, Mei 18). Penanggulangan Pencemaran Tanah oleh Pestisida dengan
Menggunakan Teknik Bioremediasi In-Situ.(Diakses pada 18 Mei 2021)

Briceno G., M.S. Fuentes, G. Palma, et al. 2012. Chlorpyrifos biodegradation and 3,5,6-
trichloro-2-pyridinol production by actinobacteria isolated from soil. International
Biodeterioration & Biodegradation. 73: 1-7.

Fang, Hua, Yunglong Yu, Xiaoqiang Chu, et al. 2009. Degradation of chlorpyrifos in
laboratory soil and its impact on soil microbial functional diversity. Journal of
Environmental Sciences. 21 (3): 380-386.

Hardiani, Henggar, Teddy Kardiansyah, Susi Sugesty. 2011. Bioremediasi Logam Timbal
(Pb) Dalam Tanah Terkontaminasi Limbah Sludge Industri Kertas Proses Deinking.
Jurnal Selulosa. 1 (1): 31-41.

Indratin, S. W. (2016). Bioremediasi untuk Menurunkan Kadar Insektisida Klordan di


Lahan Sawah. Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), 704-710.

Singh, D.P., J.I.S. Khattar, J. Nadda, et al. 2011. Chlorpyrifos degradation by the
cyanobacterium Synechocystis sp. strain PUPCCC 64. Environ Sci Pollut Res. 18:1351–
1359.

Vladimir P., Beskoski, Gojgic-Cvijovic G.D., Milic Jelena S., et al. 2011. Bioremediation
of soil polluted with crude oil and its derivatives: microorganisms, degradation pathways,
technologies. Hemijska industrija. 66 (2): 275-289.

Anda mungkin juga menyukai