Soal Tugas 1-Mikrobiologi-2023 Genap
Soal Tugas 1-Mikrobiologi-2023 Genap
NIM : 050613987
SOAL TUGAS 1
MIKROBIOLOGI
SEMESTER 2023 GENAP
1. Bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit untuk dilihat dan diamati, hal tersebut karena
selain bakteri tidak berwarna (transparan) juga ukurannya sangat kecil. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Prinsip
dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri
dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Pewarnaan bakteri ini
merupakan cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
a. Jelaskan jenis-jenis pewarnaan yang dilakukan pada bakteri atau jasad renik
lain! (Skor 15)
2. Bakteri adalah mikroba bersel tunggal (uniseluler) yang dalam kondisi tertentu dapat
dijumpai sebagai kumpulan yang kelihatannya bersel banyak. Bentuk dan ukuran
bakteri bervariasi dan hanya dapat terlihat di bawah mikroskop cahaya.
a. Jelaskan bentuk bakteri yang bervariasi tersebut dan berikan contohnya untuk
masing-masing bentuk bakteri tersebut! (Skor 12)
b. Jelaskan bentuk bakteri yang disebabkan oleh pengaruh faktor luar (faktor
lingkungan) sehingga mempunyai bentuk yang tidak normal! (Skor 8)
Jamur benang berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Proses seksual hanya
terjadi antara hifa atau spora yang tipe kelaminnya berbeda. Dikenal dua tipe kelamin
(mating type) yaitu tipe kelamin jantan (disebut juga tipe kelamin +) dan tipe kelamin
betina (tipe kelamin -).
3. Isolasi mikroba atau tindakan mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba
tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
medium buatan. Isolasi ini merupakan tahap pertama menuju identifikasi mikroba.
Fungsi kegiatan isolasi adalah memisahkan sebuah kultur yang memiliki banyak jenis
mikroba (mixed culture) menjadi hanya satu jenis mikroba (pure culture). Kegiatan
selanjutnya setelah isolasi adalah inokulasi
1. A Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang
khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati
bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat
diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna ,
substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang
sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna
terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri
seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu
spesies
Pewarnaan bakteri dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pewarnaan bakteri hidup Pewarnaan bakteri hidup dilakukan dengan menggunakan
bahan yang tidak toksik, tetapi jarang dikerjakan karena bakteri yang masih hidup sulit
menyerap warna. Pewarnaan bakteri hidup dilakukan untuk melihat motilitas
(pergerakan) bakteri dan pemeriksaannya dilakukan dengan menggunakan tetes
bergantung
2. Pewarnaan bakteri mati Pewarnaan pada bakteri yang telah dimatikan bertujuan
untuk melihat struktur luar dan dalam dari bakteri, memperjelas ukuran bakteri dan
melihat reaksi bakteri terhadap pewarnaan yang diberikan sehingga dapat diketahui
sifat fisik dan kimia dari bakteri tersebut
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu
1. pengecatan sederhana
2. pengecatan negatif
3. pengecatan diferensial
4. pengecatan struktural.
Kapsul dan lendir tidaklah esensial bagi kehidupan sel, tapi dapat berfungsi
sebagai makanan cadangan, perlindungan terhadap fagositosis (baik dalam tubuh
inang maupun dialam bebas) atau perlindungan terhadap dehidrasi. Kemampuan
menghasilkan kapsul merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi
oleh komposisi medium tempat ditumbuhkannya sel-sel yang bersangkutan.
Komposisi medium juga dapat mempengaruhi ukuran kapsul. Ukuran kapsul
berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur-jalur
yang berlainan dalam satu spesies.
Pada beberapa jenis bakteri adanya kapsul sebagai petunjuk virulensi. Semua
kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air. Komposisi kimiawi kapsul ada yang
berupa glukosa ( misalnya dektrosa pada leokonostok mesendteroides), polimer gula
amino (misalnya asam hialuronat pada Staphylococcus piogenik), polipeptida
(misalnya polimer asam D-glutamat pada Bacillus antraksis) atau kompleks
polisakarida, dan glikoprotein ( misalnya B disentri).
Pewarnaan kapsul tidak dapat dilakukan sebagaimana melakukan pewarnaan
sederhana, pewarnaan kapsul dilakukan dengan menggabungkan prosedur dari
pewarnaan sederhana dan pewarnaan negatif. Masalahnya adalah ketika kita
memanaskan prepat dengan suhu yang sangat tinggi kapsul akan hancur, sedangakan
apabila kita tidak melakukan pemanasan pada preparat, bakteri akan tidak dapat
menempel dengan erat dan dapat hilang ketika kita mencuci preparat.
Pewarnaan kapsul menggunakan pewarna Kristal Violet dan sebagai
pelunturnya adalah Copper Sulfate. Kristal violet memberikan warna ungu gelap
terhadap sel bakteri dan kapsul. Namun kapsul bersifat nonionic, sehingga pewarna
utama tidak dapat meresap dengan kuat pada kapsul bakteri. Copper sulfate
bertindak sebagai peluntur sekaligus counterstain, sehingga mengubah warna yang
sebelumnya ungu gelap menjadi biru muda atau pink. Maka dari itu pada pewarnaan
kapsul, kapsul akan transparan sedangakan sel bakteri dan latar belakangnya akan
berwarna biru muda atau pink.
b Bioremediasi adalah suatu proses penggunaan beragam jenis organisme hidup, seperti
bakteri, jamur, dan tanaman, yang dipergunakan untuk dapat membersihkan atau
mengurangi pencemaran dalam lingkungan. Organisme hidup yang dipergunakan ini
digunakan untuk dapat menguraikan atau mendekomposisi beragam jenis senyawa kimia
berbahaya yang terdapat di beragam tempat seperti di dalam air, tanah, atau udara,
sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan juga aman bagi manusia dan
makhluk hidup lain di sekitarnya.
Adapun sejarah dari bioremediasi dapat ditelusuri kembali yaitu ke zaman kuno ketika
banyak orang menggunakannya untuk membersihkan limbah pertanian dan mengolah
tanah. Namun, penggunaan bioremediasi yang bersifat modern dimulai pada awal 1900-an
ketika peneliti telah menemukan bahwa bakteri dapat menguraikan beragam senyawa
organik dan logam berat dalam lingkungan.
Di mana pada tahun 1940-an, peneliti menggunakan bakteri untuk membersihkan air
limbah yang ada di tanah liat dan pada tahun 1960-an, mikroba mulai diidentifikasi untuk
penggunaan bioremediasi untuk membersihkan minyak mentah.
Kemudian pada tahun 1972, Kongres Amerika Serikat (AS) mengeluarkan Undang-
Undang Air Bersih (Clean Water Act) yang mengharuskan dari penggunaan teknologi
bioremediasi untuk membersihkan air limbah.
Selanjutnya, pada 1980-an, bioremediasi menjadi lebih populer setelah terjadi kecelakaan
kapal tanker Exxon Valdez di Alaska dan juga bencana nuklir Chernobyl di Ukraina. Sejak
itu, bioremediasi kemudian telah digunakan secara luas di berbagai penjuru dunia untuk
membersihkan berbagai jenis pencemaran, seperti termasuk beragam limbah industri,
limbah petrokimia, dan juga limbah nuklir.
Selama beberapa dekade terakhir, penelitian dan juga pengembangan dari bioremediasi
terus berlanjut, dan teknologi bioremediasi yang lebih baru dan lebih efektif terus
dikembangkan. Seperti saat ini, bioremediasi adalah salah satu metode yang paling
umum digunakan di seluruh dunia untuk membersihkan lingkungan yang terkontaminasi,
dan diharapkan bioremediasi akan terus berkembang dan menjadi lebih efektif di masa
depan.
Sejak pertama kali ditemukan, bioremediasi telah mengalami banyak sekali perkembangan
dalam hal pengembangan teknologi dan juga aplikasinya. Berikut ini adalah beberapa
perkembangan penting dalam bidang bioremediasi:
C . Saat ini, mungkin kita sudah akrab dengan kata mikroorganisme. Keseluruhan
mikroorganisme baik bakteri, fungi, archaea dan protista serta materi genetiknya dalam
suatu ekosistem disebut mikrobioma. Pengertian mikrobioma ini tidak hanya berupa
mikroorganisme itu sendiri, tetapi juga pada aktivitas dan hubungan timbal baliknya pada
lingkungan maupun antar mikroorganisme. Contoh dari mikrobioma adalah mikrobioma
perut, mikrobioma laut, mikrobioma tanaman dan mikrobioma tanah.
Mikrobioma tanah adalah seluruh mikroorganisme, materi genetik dan aktivitasnya pada
suatu komunitas tanah. Mikrobioma tanah, khususnya dalam pertanian, memiliki peran
besar bagi kesuburan tanaman yang tumbuh di atasnya. Terdapat berbagai jenis
mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah, tak terkecuali pada tanah pertanian yang
menerapkan sistem pertanian organik.
Menurut SNI 6729:2016, sistem pertanian organik adalah sistem manajemen produksi
yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem
termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Keragaman hayati
pada sistem pertanian organik tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang kasat mata
seperti cacing tanMikrobioma tanah memiliki peran penting dalam pemeliharaan nutrisi
tanah. Mikrobioma tanah berasosiasi dengan ekosistem tumbuhan melalui interaksi
tumbuhan dan mikroorganisme. Di tanah, mikroorganisme banyak terdapat di horizon
tanah yang dekat dengan akar yaitu rizosfer. Hal itu disebabkan adanya pelepasan berbagai
macam nutrien dari tumbuhan. Tumbuhan menyekresi berbagai macam nutrisi penting
bagi mikroorganisme seperti asam amino, glukosa, fruktosa dan sukrosa.
Mikroorganisme rizosfer sendiri bermanfaat bagi tumbuhan karena dapat menghasilkan
nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan. Mikroorganisme rizosfer dapat memfiksasi nitrogen
yang akhirnya dapat diserap tumbuhan dan memproduksi fitohormon yang penting bagi
tumbuh kembang tumbuhan. Selain itu mikroorganisme rizosfer juga dapat melarutkan
fosfor, potassium dan zink sehingga mudah diserap oleh tumbuhan.
ah dan serangga, tetapi juga makhluk tak kasat mata yaitu
mikroorganisme. Mikroorganisme dapat melindungi tanaman dari organisme patogenik
dengan memproduksi berbagai metabolit sekunder seperti ammonia, hidrogen sianida,
siderofor dan enzim-enzim hidrolitik. Selain itu, terdapat mikroorganisme tanah bersifat
plant growth promoting (PGP), yang merupakan komponen penting bagi pertanian
berkelanjutan. Mikroorganisme PGP mendorong pertumbuhan tumbuhan, meningkatkan
kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen secara langsung maupun tidak langsung.
Mikroorganisme PGP ini biasa digunakan sebagai pupuk hayati sebagai ganti dari pupuk
kimia. Contohnya adalah PGPR (plant growth promoting Rhizobacteria).
-Bakteri bulat sebenarnya tidak ada bakteri bentuk bulat tetapi spheroid bentuk bulat atau
kokus dapat dibedakan lagi dalam
Mikrokokus : bualat,satu satu
Diplokokus : bulat bergandengan dua dua
Streotokokus : bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel satu atau
dua arah dalam satu garis
Tetrakokus bulat terdiri atas 4 sel yang tersususn dslsm bentuk bujur sangjar sebagi hasil
pembelahan sel kedua arah
Sarcina : bulat terdiri atas 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil dari
pembelahan sel ketiga arah
Stafilokokus : bulat tersusun sebagai kelompok buah anggur sebagai hasil pembelahan sel
kesegala arah
-bakteri batang ni adalah bakteri berbentuk batang. Mereka juga terjadi secara tunggal atau
sebagai beberapa sel yang menempel setelah pembelahan sel.
Dua spesies basil parasit dan patogen adalah Bacillus anthracis penyebab
penyakit antraks dan Bacillus cereus yang menyebabkan keracunan
makanan .
Berdasarkan susunan selnya yang berbentuk batang, basil diklasifikasikan menjadi
beberapa jenis:
a. Bacillus: Sel tunggal yang tidak terikat, bentuknya seperti batang. Contohnya
adalah Bacillus cereus, Salmonella enterica, dll.
b. Diplobacilli: Dua batang menempel satu sama lain dan ditemukan berpasangan
setelah pembelahan sel. Contohnya adalah Moraxella bovis, Klebsiella
rhinoscleromatis, dll .
c. Streptobacilli: Karena pembelahan sel dalam satu bidang, basil tersusun dalam
sebuah rantai. Genus Streptobacillus mengandung bakteri gram negatif, aerobik,
atau anaerobik fakultatif. Contohnya adalah Streptobacillus moniliformis,
Streptobacillus felis, dll.
d. Coccobacilli: Bentuknya pendek dibandingkan basil lain dan lonjong, tampak
seperti kokus. Contohnya adalah Chlamydia trachomatis, Haemophilus influenzae,
Gardnerella vaginalis, dll.
e. Palisades: Basil setelah pembelahan sel membengkok dan karenanya tersusun
dalam struktur palisade seperti pagar. Contoh : Corynebacterium diptheria
a. Spirillum: Ini adalah bakteri gram negatif dan kaku yang memiliki flagela eksternal.
Contohnya adalah Spirillum, Campylobacter jejuni, Helicobacter pylori, dll.
b. Spirochete: Bakteri ini berbentuk spiral, tipis dan fleksibel. Mereka memiliki flagela
periplasma internal. Ini adalah spesies patogen yang menyebabkan berbagai penyakit serius.
Contohnya adalah Leptospira, Treponema pallidum, dll.
a. Spirillum: Ini adalah bakteri gram negatif dan kaku yang memiliki flagela
eksternal. Contohnya adalah Spirillum, Campylobacter jejuni, Helicobacter pylori,
dll.
b. Spirochete: Bakteri ini berbentuk spiral, tipis dan fleksibel. Mereka memiliki
flagela periplasma internal. Ini adalah spesies patogen yang menyebabkan berbagai
penyakit serius. Contohnya adalah Leptospira, Treponema pallidum, dll.
2 b bakteri fototrof mempunyai pigmen fostosintetik sehingga dapat menggunakan
energi Cahaya. Bemtuknya ada yang kokus batang atau lengkung yang tergantug
kepada lingkungan nya
2 c Kapang dapat bereproduksi secara aseksual (fase anamorf) maupun seksual (fase
teleomorf). Mayoritas kapang hanya bereproduksi secara aseksual, tetapi seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan telah ditemukan sejumlah kapang ternyata
juga mampu bereproduksi seksual. Spesies-spesies anamorf tersebut kemudian akan
mempunyai nama baru
Reproduksi seksual dan aseksual pada kapang dapat dilihat secara garis besar pada
masih menampilkan Filum Deuteromycota untuk kapang-kapang yang belum memiliki
fase seksual. Menurut Alexopoulus (1996) Deuteromycota sudah tidak ada dalam
kingdom fungi. Siklus reproduksi seksual dan aseksual pada jamur, Reproduksi seksual
melibatkan 3 tahap yaitu plasmogami (peleburan plasma), karyogami (peleburan
nukleus), dan meiosis. Kedua cara reproduksi tersebut menghasilkan spora. Oleh
karena itu, spora ada yang diproduksi secara seksual maupun aseksual. Contoh spora
yang diproduksi secara seksual adalah askospora, basidiospora, dan zigospora. Spora
yang diproduksi secara aseksual misalnya arthrospora klamidospora
sporangiospora/spora konidiospora/konidia dan zoospo Reproduksi seksual dan
aseksual pada kapang dapat dilihat secara garis Menurut Alexopoulus (1996)
Deuteromycota sudah tidak ada dalam kingdom fungi. Siklus reproduksi seksual dan
aseksual pada jamur Reproduksi seksual melibatkan 3 tahap yaitu plasmogami
(peleburan plasma), karyogami (peleburan nukleus), dan meiosis. Kedua cara
reproduksi tersebut menghasilkan spora. Oleh karena itu, spora ada yang diproduksi
secara seksual maupun aseksual. Contoh spora yang diproduksi secara seksual adalah
askospora, basidiospora, dan zigospora. Spora yang diproduksi secara aseksual
misalnya arthrospora , klamidospora (sporangiospora/spora (konidiospora/konidia (,
dan zoospora