Anda di halaman 1dari 18

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PENGANTAR AGROSAINS

Disusun oleh :

1. Abdillah Azzam Wahyudin (150510200080)


2. Dendy Ryandana (150610200035)
3. Muhammad Rizki Fauzan (150510200089)
4. Ranendra Kreshnatama Wiradisuria (150610200044)
5. Rheida Fayza Islasorna Aurell (150510200082)
6. Verita Kristi Lydia Siagian (150510200078)
7. Shafwah Zylvi Azkiannissa (150510200088)
8. Gigih Bayu Bramantya (150510200077)

Kelas D
Universitas Padjadjaran
2020
A. Hakikat Kegiatan Pertanian

Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan


menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang. Produksi juga bisa disebut sebagai
proses penciptaan barang dan jasa. Sementar itu, pertanian dalam arti sempit, yakni kegiatan
bercocok tanam dengan pengertian pertanian dalam arti luas yang mencakup bidang
pertanaman, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Jadi produksi dalam
pertanian bisa juga disebut kegiatan menambah nilai guna atau penciptaan barang dan jasa
pada bidang yang meliputi bidang pertanaman, perikanan, peternakan, perkebunan dan
kehutanan.

Tujuan produksi antara lain sebagai berikut:


 Untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
 Berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
 Menghasilkan barang setengah jadi guna memenuhi kebutuhan produksi selanjutnya.
 Meningkatkan produksi nasional dalam rangka meningkatkan kemakmuran rakyat.
 Memacu tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat menyerang pengangguran.
 Meningkatkan pendapatan masyarakat atau pendapatan Negara.
 Memproduksi barang-barang ekspor berarti meningkatkan sumber devisa Negara.

B. Faktor-Faktor Produksi Pertanian

1. Faktor Produksi Sumber Daya Alam


Faktor sumber daya alam adalah faktor produksi yang bersumber dari kekayaan alam
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Sumber daya alam tersebut berupa,
udara, iklim, air, tanah/lahan, flora dan fauna. Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam
dikelompokkan menjadi 2 yaitu, unscarcity (tidak terbatas) dan scarcity (terbatas/langka).
Sumber daya unscarcity yaitu angin, cahaya matahari, dan iklim. Sedangkan, contoh sumber
daya scarcity yaitu tanah/lahan.
Dikarenakan perubahan zaman, di beberapa daerah sumber daya yang bersifat
unscarcity berubah menjadi scarcity. Contohnya, ketersedian air bersih di beberapa daerah
masih bersifat unscarcity, namun di beberapa daerah ketersedian air bersih sudah mengalami
kelangkaan (scarcity). Mengapa ketersedian air mengalami kelangkaan? Ketersediaan air
disebabkan oleh faktor pertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengurangi daerah resapan
air dan terbatasnya daya tampung. Lalu, Bagaimanakah petani mengaliri sawahnya? Oleh
karenanya, di beberapa tempat perlu dibangun bendungan untuk menampung air yang
kemudian akan dialirkan ke sawah menggunakan irigasi untuk mengalirkan air ke sawah, dan
kadang-kadang harus diciptakan hujan buatan.
Kelangkaanpun terjadi juga di faktor produksi sumber daya alam lainnya yaitu tanah.
Pada era sebelum Masehi tanah masih bersifat unscarcity seperti udara dan cahaya. Namun,
setelah perkembangan zaman, tanah berubah sifat menjadi scarcity karena bertambahnya
kepemilikan tanah sedangkan luasnya tanah di muka bumi tidak bertambah. Tanah/lahan
yang bersifat langka/terbatas (scarcity) berperan sebagai salah satu faktor produksi alam yang
merupakan komponen pendukung utama atmosfer, sama halnya dengan cahaya matahari,
udara, dan air. Tanah juga berperan dalam proses kegiatan pertanian walaupun tidak semua
tanah di permukaan bumi layak digunakan untuk pertanian. Adapun, fungsi tanah dalam
pertanian adalah tempat tumbuh tanaman, mengatur aliran air dan larutan, sebagai
detoksifikasi bahan organik maupun anorganik, serta menyimpan dan mendaur ulang nutrisi.

Permasalahan tanah dan lahan untuk pertanian di Indonesia


a. Degradasi sumberdaya lahan
Kegiatan pembangunan selain menghasilkan manfaat juga membawa risiko
(dampak negatif) terhadap lingkungan. Manfaat dan risiko tersebut harus
diperhitungkan secara seimbang. Kegiatan pembangunan yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap degradasi lahan antara lain kegiatan deforestasi,
industri, pertambangan, perumahan, dan kegiatan pertanian. Apabila kegiatan tersebut
tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan terjadinya degradasi lahan
pertanian yang mengancam keberlanjutan usaha tani dan ketahanan pangan. Praktek
budidaya pertanian tidak jarang menimbulkan dampak negatif yang menyebabkan
lahan terdegradasi. Dua faktor penting dalam usaha pertanian yang potensial
menimbulkan dampak pada sumberdaya lahan adalah tanaman dan manusia (sosio
kultural) yang menjalankan pertanian. Kegiatan atau cara budidaya pertanian yang
potensial menimbulkan dampak negatif antara lain pengolahan tanah, penggunaan
agrokimia yang tidak ramah lingkungan (pupuk dan insektisida), serta sistem
budidaya.

b. Rata-rata luas penguasaan tanah petani kecil dan terbatas


Salah satu masalah yang terus menghantui pembangunan petani Indonesia
adalah sempitnya penguasaan lahan. Dengan lahan garapan sempit tentu petani juga
akan mendapat penghasilan terbatas dan membuat tingkat kesejahteraannya di bawah.
Rata-rata petani Indonesia hanya memiliki luas lahan 0,2 hektar. Belum lagi masalah
kondisi tanah yang kualitas tidak optimal karena penggunaan pupuk kimia dan
pestisida. Penyebab keterbatasan penguasaan lahan pertanian di antara lain adalah
perbedaan ketersediaan tenaga kerja dan kemampuan tenaga kerja;perbedaan akses
terhadap lahan yang disebabkan oleh lamanya waktu tinggal di suatu wilayah
.Penguasaan lahan yang sempit menyebabkan rendahnya kesejahteraan petani
Indonesia. Petani dengan penghasilan yang kecil dan terbatas tentu akan sulit untuk
mengembangkan skala usahataninya.

c. Alih fungsi lahan


Alih fungsi lahan pertanian pada dasarnya merupakan konsekuensi logis dari
adanya pertumbuhan dan perubahan struktur sosial-ekonomi masyarakat yang sedang
berkembang. Perkembangan tersebut tercermin dari adanya :
1) pertumbuhan aktivitas pemanfaatan sumberdaya lahan sebagai dampak
peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan hidup per kapita
2) adanya pergeseran kontribusi sektor pembangunan dari sektor-sektor
primer (pertanian dan pertambangan) ke sektorsektor sekunder
(manufaktur) dan tersier (jasa). Lahan dimanfaatkan untuk berbagai
sektor yang bertolak belakang dan tidak saling mendukung. Kawasan
tersebut kini hanya menjadi aset ekonomi yang menghasikan profit
bagi pihak-pihak tertentu yang mencari keuntung dari proyek tersebut
yang bernilai ekonomis lebih diprioritaskan dibanding proyek
pelestarian lingkungan dan sumberdaya.

d. Erosi yang tidak jarang


Erosi merupakan salah satu ancaman lingkungan terbesar terhadap
keberlanjutan dan produktivitas yang dapat memperparah pada krisis iklim dan
mengancam ketahanan pangan. Kondisi ini terutama dirasakan di tempat-tempat
dengan risiko erosi tertinggi seperti daerah aliran sungai Indonesia, India, Filipina dan
negara lainnya.
1) Kenapa Erosi Tanah Jadi Masalah Besar?
Tanah mungkin terlihat seperti sumber daya alam yang tidak
terbatas dengan tingkat ketahanan yang tinggi. Kenyataannya, tanah
sangatlah rapuh karena proses pembentukannya memakan ribuan
tahun. Tanah lapisan atas yang paling dekat dengan permukaan
mengandung nutrisi yang penting bagi tanaman. Lapisan tanah inilah
yang terancam erosi akibat pergerakan angin dan air. Erosi tanah akan
mengurangi kesuburan tanah, sehingga dapat berdampak buruk pada
hasil panen. Erosi juga mengalirkan air yang mengandung tanah ke
hilir, sehingga menumpuk lapisan sedimen tebal yang dapat
menyumbat aliran air di kali dan sungai, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan banjir. Begitu terjadi, erosi tanah kemungkinan besar
akan terus terulang. Erosi tanah adalah sebuah permasalahan global.
Erosi tanah kini terjadi lebih cepat daripada pembentukan tanah,
sehingga banyak lahan tidak dapat lagi ditanami.

2) Bagaimana Erosi Tanah Memengaruhi Perubahan Iklim?


Erosi menurunkan kualitas tanah, sehingga kapasitas tanamnya
semakin rendah. Padahal, tanaman adalah penyerap karbon dioksida
yang menjadi penyebab pemanasan iklim. Tanah sendiri dalam setahun
mampu menyerap gas rumah kaca (GRK) Setara 5 persen dari total
emisi GRK tahunan dari aktivitas manusia. Tidak hanya berdampak
pada lingkungan, erosi juga berdampak pada perekonomian, erosi
tanah mengakibatkan perununan PDB pertanian sebesar 2 persen, bila
memperhitungkan kerugian yang dirasakan petani secara langsung
mupun kerugian pihak lainnya di hilir

.
e. Reformasi agraria masih jauh dari harapan
1) Pemerintah Joko Widodo, periode lalu , tetap menggadang-gadang reforma
agraria dan perhutanan sosial sebagai salah satu program prioritas. Program ini
bertujuan mengurangi ketimpangan kepemilikan lahan hingga mengurai
konflik agraria. Sayangnya, implementasi masih jauh panggang dari api.
2) Komnas HAM merilis, konflik agraria terus meluas. Konflik agraria
mencerminkan keadaan tak terpenuhinya rasa keadilan bagi kelompok
masyarakat yang mengandalkan hidup dari tanah dan kekayaan alam.
3) Dalam kurun 2018-April 2019 tercatat, 196 kasus konflik agraria di Indonesia
ditangani Komnas HAM, kejadian terbesar di 29 provinsi.
4) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, menilai, aroma keberpihakan terhadap
investasi makin menguat di tengah makin kaburnya komitmen pengakuan dan
perlindungan hak masyarakat adat.

Beberapa contoh diantara banyaknya kasus konflik agrarian diantara lain:


 sengketa lahan Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur.
 sengketa lahan Urut Sewu, Kebumen, Jawa tengah, yang memicu konflik
berkepanjangan antara petani dan TNI AD.
 kasus kematian 35 orang di lubang bekas tambang di Kalimantan Timur

2. Faktor Produksi Tenaga kerja ( Labour )


Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari
tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenagakerja adalah :
a. Tersedianya tenaga kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja
yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga
jumlahnya optimal. Jumlah tenagakerja yang diperlukan ini memang masih banyak
dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenagakerja, jenis kelamin, musim dan upah
tenagakerja.

b. Kualitas tenaga kerja


Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan,
selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenagakerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah
tenagakerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam
jumlah yang terbatas.

c. Jenis kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam proses produksi
pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti
mengolah tanah, dan tenagakerjawanitamengerjakantanam.
d. Tenaga kerja musiman
Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan
pengangguran tenaga kerja musiman.

Masalah Tenaga Kerja


Masalah pengangguran dan ketenagakerjaan sampai saat ini masih menjadi perhatian
utama disetiap negara di dunia khususnya dinegara yang sedang berkembang. Dilihat dari
sudut pandang positif tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting
dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan ekonomi suatu negara. Namun dari sudut
pandang yang lain meningkatnya tenaga kerja justru sering kali menjadi persoalan ekonomi
yang sulit untuk diselesaikan oleh pemerintah.
Berdasarkan data yang dirilis (World Bank, 2013), disebutkan bahwa jumlah angkatan
kerja atau tenaga kerja diIndonesia merupakan yang terbesar keempat didunia. Artinya
jumlah angkatan kerja di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Dalam hal ini pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal
wajib dilakukan oleh pemerintah, jika pemerintah ingin survive dalam pembangunan, jika
tidak perlahan tapi pasti bertambahnya jumlah angkatan kerja yang tidak terserap
(pengangguran) akan menjadi beban dan penghambat dalam dalam perekonomian dan pada
akhirnya menjadi masalah.
Menurut UUNo.13 tahun 2003, tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun orang lain atau masyarakat. Dalam permasalahan ini tenaga kerja
dikelompokkan menjadi :
 Tenaga Kerja Terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan jenjang pendidikan yang
tinggi. Misalnya dokter, guru, insinyur dsb.
 Tenaga Kerja Terlatih adalah tenaga kerja yang memerlukan pelatihan dan
pengalaman. Misalnya sopir, montir dsb.
 Tenaga Kerja tidak Terdidik dan Terlatih adalah tenaga kerja yang dalam
pekerjaannya tidak memerlukan pendidikan ataupun pelatihan terlebih dahulu.
Misalnya tukag sapu, tukang sampah dsb.

Permasalahan Tenaga Kerja dan Pengangguran di Indonesia


a. Daya saing tenaga kerja
Dari berbagai servey yang dilakukan oleh BPS dapat disimpulkan bahwa daya saing
tenaga kerja Indonesia relatif masih rendah dibandingkan dengan daya saing negara tetangga.
Rendahnya daya saing di sebabkan rendahnya mutu SDM sebagai akibat dari rendahnya
tingkat pendidikan dan rendahnya kompetensi kerja dan kecocokan skill dengan kecocokan
pekerjaan.

b. Pasar kerja tenaga kerja


Masih rendahnya peningkatan pasar kerja di bandingkan peningkatan jumlah tenaga
kerja,meski pertambahan lapangan kerja selama 5 tahun terahir cukup banyak dibandingkan
pertambahan angkatan kerja. Kondisi menyebabkan kelebihan tenaga kerja (labour surplus
economy). Disamping itu kondisi pasar kerja juga pada pasar yang kurang berkualitas
sehingga produktivitas dari tenaga kerja juga masih rendah

c. Hubungan industrial
Masih belum terjalinnya hubungan Industrial antara pemerintah, pekerja dan perusahaan
dengan baik. Mengakibatkan rendahnya daya saing teanga kekrja dan sakah satu penyebab
pengangguran.
Hubungan industrial ini merupakan suatu sistim hubungan yang terbentuk antarapelaku
alam proses produksi barang dan dan jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja buruh
dan pemerintah. Permasalahannya hubungan industrial saat ini masih belum harmonis.
Seperti peraturan perusahaan (PP), perjanjian kerja bersama (PKB), lembaga kerja sama
(LKS) bipartit, lembaga kerja sama (LKS) tripartit, peran SP/SB dan asosiasi pengusaha.

d. Pengawasan dan perlindungan tenaga kerja


Pelaksanaan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan juga masih sangat rendah di
Indonesia. Ini terbukti dengan masih banyaknya pelanggaran dalam hubungan kerja, jam
kerja, kerja lembur dan upah antara teanga kerja dan perusahaan.

e. Link and Mach


Ketidaksesuaian antara perusahaan dan tenaga kerja dalam mendapatkan pekerja dan
pekerjaan yang sesuai dengan keahlian juga merupakan permasalahan dalam menciptakan
pengangguran di Indonesia. Link and Matc merupakan konsep keterkaitan dan kesepadanan
antara skill yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan kebutuhan kerja yang dibutuhkan. Link
and Mach masih menjadi masalah utama yang harus diselesaikan dalam mengurangi
pengangguran di Indonesia.

3. Faktor Permodalan Pertanian


a. Modal pertanian
Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi lain
(tanah dan tenaga kerja) menghasilkan barang-barang baru (hasil pertanian). Modal
yang biasanya dimiliki petani (diluar tanah), yaitu ternak beserta kandangnya,
cangkul, bajak dan peralatan pertanian lainnya, pupuk, bibit dan pestisida, hasil panen
yang belum dijual, tanaman yang masih di sawah, dan lain-lain. Tanah tidak termasuk
modal karena :
1) Tanah tidak dibuat oleh manusia tetapi disediakan oleh alam
2) Tanah tidak mudah atau hampir tidak mungkin ditambah
3) persediaannya
4) Harga tanah dapat naik tanpa batas, sedangkan modal yang lain
5) ditentukan oleh demand & supply
Modal menghasilkan barang-barang baru (alat untuk memupuk pendapatan
dan mendorong untuk menciptakan modal baru, yaitu dengan cara
menyisihkan kekayaannya atau sebagian hasil produksi untuk maksud yang produktif
(menahan dari jadi konsumtif). Contohnya, kenaikan pendapatan dan penjualan
dibelikan motor atau sapi untuk kegiatan produktif juga, atau disisihkan untuk modal
berdagang. Penciptaan modal akan sangat mendukung pembangunan pertanian,
karena penciptaan modal berarti melakukan investasi Sumber modal pertanian bisa
berasal dari milik sendiri (equity capital) dan pinjaman dari luar (credit). Bentuk
modal :
1) Modal fisik (modal material) : bibit, alat2, ternak
2) Modal manusiawi (inmaterial) : keterampilan dan kecakapan petani

b. Kredit dalam Pertanian


Pada negara yang baru berkembang, sumber modal mayoritas petani berasal
dari pinjaman (kredit), terbukti dari banyaknya bentuk-bentuk kredit dari pemerintah
untuk petani. Contoh : kredit bimas, KUT,kupedes, KIK,KMKP, KCK, dan lain-lain.
Macam-macam bentuk kredit:
1) Kredit investasi : dipakai untuk membiayai pembelian barang-barang
modal yang bersifat tetap (tdk habis dalam satu kali produksi)
2) Kredit modal kerja : dipakai untuk modal yang bersifat tidak tetap (beli
pupuk dan bibit)
Macam-macam kredit perorangan ditinjau dari jaminan:
1) Kredit dengan jaminan tanaman
2) Kredit dengan jaminan tanah (gadai tanah)
3) Kredit uang atau barang yg dibayar dengan uang dan barang juga tanpa
jaminan
Syarat Kredit Usahatani :
1) Kredit yang diberikan adalah kredit ringan (bunga maupun syarats-
yaratnya).
2) Kredit bersifat dinamis (mendorong petani untuk menggunakannya
secara produktif melalui bimbingan dan pengawasan).
3) Kredit yang diberikan juga harus merangsang petani untuk menerima
petunjuk dan berpartisipasi dalam program-program peningkatan
produksi
4) Kredit yang diberikan hendaknya bukan hanya kredit untuk usaha tani
(produktif) tetapi juga ada kredit yang bersifat konsumtif, dengan
syarat :
 Barang dan jasa yang akan dibeli melalui uang kredit tersebut
memang sangat diperlukan
 Tidak ada jalan lain yg lebih baik dan tidak dapat menunggu
hingga penghasilan baik.
 Petani dapat mengembalikan tanpa menyulitkan kehidupan
ekonominya.
Bank penyedia modal pertanian, contohnya adalah Bank Desa, Lumbung Desa
dan BRI. Lembaga-lembaga kredit bagi petani di Indonesia : pegadaian desa dan
Koperasi Unit Desa (KUD).
c. Permodalan Sebagai Masalah Utama Petani Indonesia
Permodalan adalah permasalahan paling mendasar yang sering dihadapi
petani. Modal sering menjadi kendala seorang petani dalam melakukan usahataninya.
Keterbatasan modal juga membuat kuantitas dan kualitas hasil yang didapat petani
tidak maksimal.. Menurut data BPS tahun 2016, dari total 27,7 juta orang yang
digolongkan miskin di Indonesia, 21,8% di antaranya berprofesi sebagai petani. Sifat
budidaya yang lebih tergantung dengan alam, kegagalan panen yang dialami petani
tentu menjadi permasalahan yang sangat serius. Petani yang tergolong miskin
seringkali tidak memiliki tabungan untuk menutupi kerugian usahataninya.
Menurut Saputra (2003) dalam penelitiannya di Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian tentang aksesibilitas petani kecil pada sumber
kredit, petani kecil atau miskin memiliki banyak kendala untuk mendapat akses modal
ke lembaga formal seperti bank, di antaranya:
1) Petani tidak memiliki agunan sertifikat tanah.
2) Pembayaran secara bulanan tidak sesuai dengan usahatani yang memberikan
siklus produksi musiman.
3) Petani kecil umumnya belum familier dengan prosedur administrasi yang
rumit.

d. Masalah Pemodalan dan Solusinya


1) Kesadaran Petani yang Berorientasi ke Depan
2) Mendorong Peran Lembaga Keuangan dengan Skema yang Menguntungkan
Petani, yaitu peminjaman modal dengan bunga kecil
3) Mendorong peran penting tengkulak
4) Merealisasikan Subsidi Pertanian yang Tepat Sasaran dan Produktif

4. Faktor Manajemen/Teknologi
Manajemen sangat penting peranannya apabila dikaitkan dengan efisiensi dan
efektifitas. Artinya walaupun faktor produksi tanah, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, dan
modal merasa cukup, tetapi apabila tidak dikelola dengan baik maka produksi yang baik dan
tinggi tidak akan tercapai. Manajemen terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penyusunan personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan
pengawasan (controlling) evaluasi suatu proses produksi. Karena proses produksi ini
melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja) dari berbagai tingkatan, maka manajemen sama
dengan pengelolaan, artinya kemampuan manusia mengelola atau mengkombinasikan seluruh
faktor-faktor produksi dalam waktu tertentu untuk memperoleh produksi tertentu.
Inovasi, informasi, manajemen, dan teknologi merupakan faktor kunci kemajuan
proses produksi pertanian. Peran inovasi teknologi pertanian sangat penting dalam
meningkatkan kualitas hasil pertanian dan produktivitas pertanian, serta memudahkan para
petani untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen, yaitu :
a. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah pada petani dapat menghambat produktivitas pertanian
dalam negeri. Pendidikan yang tidak mumpuni membuat pertumbuhan pertanian menjadi
tidak optimal.

b. Pengalaman berusahatani
Kurangnya pengalaman berusahatani menyebabkan kurangnya keterampilan petani dalam
mengelola kegiatan berusahatani. Kurangnya keterampilan petani ini dapat terjadi karena
petani kecil tidak memiliki sumber pendapatan khususnya pada saat kegiatan pemeliharaan
berlangsung. Mereka hanya mengandalkan hasil panen saat ini untuk membiayai operasional
masa tanam berikutnya sehingga dapat menghambat diversifikasi ekonomi.

c. Skala usaha
Skala usaha sangat bergantung pada besarnya kemampuan petani untuk mengelola lahan
pertanian berdasarkan manajemen yang ada dengan penerapan yang bagu. Apabila skala
usaha semakin besar, maka semakin besar pula tingkat efisiensinya karena dapat menerapkan
kapasitas yang maksimal baik tenaga kerja maupun pengolahan lahannya.

d. Besar kecilnya kredit


Besar kecilnya kredit berpengaruh terhadap manajemen pertanian. Apabila kredit semakin
besar, maka skala usaha juga semakin besar sehingga pendapatan dan prestasi kerja
(performance) produksi yang dituntut juga semakin tinggi sehingga diperlukanlah
manajemen pengelolaan yang baik untuk mencapainya.

e. Macam komoditas
Komoditas pertanian terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu komoditas pangan, komoditas
perkebunan, dan komoditas hortikultura. Tentunya pada setiap komoditas memiliki
karakteristik, fisiologis, pengolahan, dan ekosistem yang berbeda yang menyebabkan
penerapan manajemen pengelolaan yang berbeda pula pada setiap komoditas.

Bagaimana sebgagai sarjana pertanian, kita dapat berkontribusi dalam perbaikan manajemen
dan penerapan teknologi informasi serta inovasi untuk membangun pertanian nasional?

1. Manajemen Agribisnis
a. Pengertian Manajemen Agribisnis
Pengertian Manajemen Agribisnis adalah menerapkan ilmu-ilmu manajemen
ke dalam kegiatan di industri pertanian (agro-industri) dengan memberlakukan
fungsi perencanaan, penyusunan, pengarahan, maupun juga pengendalian, serta
akan memanfaatkan semua sumber daya yang ada untuk dapat mencapai tujuan,
yakni dapat menghasilkan suatu produk pertanian yang sesuai keinginan dan
sangat menguntungkan.
Dalam bisnis, manajemen agribisnis memiliki makna yang sangat luas dan
sudah dijelaskan oleh beberapa ahli. Secara konsepnya, manajemen agribisnis
merupakan semua kegiatan mulai dari pengadaan, penyaluran hingga pemasaran
produk-produk pertanian serta agro-industri yang memiliki kaitan antara satu
dengan yang lainnya.
Manajemen dibutuhkan dalam agribisnis sebagai sarana untuk dapat
membentuk suatu perencanaan agribisnis yang terstruktur maupun juga
terorganisasi dengan baik. Melalui pengertian manajemen agribisnis tersebut,
dapat mudah dipahami bahwa perencanaan sangat vital dalam bisnis pertanian
mengingat sifatnya yang penuh ketidakpastian maupun juga rentan akan risiko
kerugian.

b. Pentingnya Manajemen Agribisnis


Memiliki sebuah usaha bisnis pada bidang pertanian atau yang lebih umum
disebut agribisnis, tentu membutuhkan manajemen sebagai suatu bentuk
perencanaan, pengelolaan dan peninjauan kembali terkait bisnis yang sedang
dijalankan.Manajemen memiliki peran penting dalam kegiatan agribisnis, dengan
adanya manajemen semua kegiatan akan terencana dengan matang dan terstruktur
sehingga sangat berguna untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
Dalam manajemen juga terdapat pengorganisasian yang mana dalam fungsi ini
memudahkan pembagian tugas dan tanggung jawab.

c. Aspek Penting dalam Manajemen Agribisnis


Terdapat beberapa aspek utama dalam menyusun manajemen agribisnis adalah
sebagai berikut:
1) Peran Pemerintah
Pemerintah memiliki peran yang sangat besar terhadap sektor
pertanian maupun agribisnis di Indonesia ,tapi dapat dilihat bahwa
pemerintah kurang memiliki perhatian akan hal ini, hal itu yang
membuat pertanian di negara ini tidak memiliki banyak kemajuan
bahkan bisa dibilang hanya jalan di tempat, salah satu hal yang dapat
dilihat dari kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian
adalah dari APBN. Sektor pertanian hanya mendapatkan anggaran
sekitar 21 triliun atau sekitar 0,8% dari total APBN untuk indonesia.
Di china sendiri sektor pertaniannya bisa di bilang maju karena
pemerintahnya memiliki perhatian yang sangat besar terhadap sektor
pertanian, mungkin pemerintah indonesia bisa mencontoh pemerintah
china agar sektor pertanian kita bisa maju dan berkembang.

2) Penyusunan Visi dan Misi Bisnis


Seperti yang sudah digambarkan dari pengertian manajemen
agribisnis diatas, memutuskan untuk dapat mengembangkan suatu
bisnis pertanian membutuhkan perencanaan visi atau misi yang akan
matang sebagai langkah utamanya. Hal ini juga akan mencakup
analisis terhadap SWOT (Strength, Weakness, Opportunitym Threats)
terhadap usaha yang akan dikembangkan. Tujuannya ialah untuk dapat
menentukan kearah mana bisnis akan bergerak atau lalu bagaimana
bisnis akan dijalankan.

3) Rencana Pemasaran
Manajemen pemasaran dalam bisnis pertanian perlu disusun
sebelum masuk ke rencana produksi yang tujuannya merupakan
dimana untuk membuat bagan target maupun sasaran dari produk
bisnis seperti produk apa yang telah dihasilkan, siapa yang akan
membeli, kemana akan dipasarkan maupun juga kisaran berapa
harganya.
Hal inilah yang menjadikan manajemen agribisnis sangat
penting karena tanpa adanya rencana pemasaran yang baik bisa jadi
produk yang akan dihasilkan tidak laku dipasaran. Padalah pada
industri yang menjual produk pertanian sangat rentan dengan risiko
mudah layu atau juga sudah tak layak konsumsi.

4) Rencana Produksi
Dalam manajemen agribisnis, rencana produksi merupakan
dimana penggunaan asset dan sarana perusahaan untuk dapat
menghasilkan suatu produk.Prinsip utama perencanaan produksi dalam
agribisnis ialah market orientation yang berarti juga memproduksi
barang atau jasa yang akan diperlukan pasar. Tujuannya ialah ketika
barang tersebut diproduksi, maka akan laku dipasar karena adanya nilai
guna yang besar.

5) Rencana Keuangan
Keuangan menjadi faktor yang paling krusial dalam bisnis. Tak
ada yang bisa dipungkiri bahwa tujuan bisnis merupakan untuk
menghasilkan keuntungan dalam hal ini uang. Manajemen agribisnis
akan banyak dibutuhkan untuk membuat perencanaan keuangan dan
jika akan diperlukan biasanya dilakukan bersama konsultan.

6) Rencana Sumber Daya


Agribisnis adalah bisnis pertanian yang berarti bisnis ini
membutuhkan banyak sumber daya manusia, yang dalam hal ini bisnis
ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk dapat membantu
pengelolaannya. Sehingga dengan rekruitmen yang banyak tersebut
menjadi pengeluaran terbesar perusahaan. Melalui manajamen
agribisnis yang dimana mumpuni bisa membantu menekan kebutuhan
suatu sumber daya yang misalnya dengan menggabungkan dari
beberapa kegiatan dengan satu tanggung jawab.

Dari 6 aspek utama manajemen agribisnis yang telah disebutkan , ini bisa
menjadi suatu landasan untuk menyusun dokumen manajemen yang terstruktur
untuk tujuan dalam perencanaan yang baik. Sesuai dengan pengertian manajemen
agribisnis yaitu sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan dan
pengelolaan argoindustri maka tanpa adanya manajemen yang tepat bisa
menyebabkan suatu perusahaan berjalan kearah yang kurang tepat, alhasil bisa
menimbulkan kerugian.

d. Peran Manajemen di Agribisnis


Manajemen memiliki empat ciri pokok yaitu berorientasi pada tujuan,
melibatkan banyak orang, menggunakan teknik-teknik tertentu, dan dilaksanakan
dalam satu organisasi baik formal maupun informal. Manajemen sangat
dibutuhkan dalam agribisnis dan memiliki peran aktif dalam pengembangan
agribisnis sesuai dengan fungsi manajemen yaitu :
1) Perencanaan
Perencanaan agribisnis merupakan suatu sistematis untuk mencari
alternatif-alternatif baru, disertai dengan perhitungan konsekuensi
finansialnya terhadap hasil dan biaya. Kegiatan perencanaan agribisnis
meliputi beberapa hal yaitu :
 Pertama, identifikasi kebutuhan pasar yang mana perencanaan
agribisnis terlebih dahulu harus dapat menjawab apa yang
diinginkan oleh pembeli untuk menekan kerugian dan untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Selain untuk
mengetahui kebutuhan pasar, pengidentifikasian ini juga
berfungsi untuk mengetahui beberapa sumber informasi seperti
grosir, warung kecil, konsumen akhir, dan lembaga keuangan
(Bank pemerintah).
 Kedua, identifikasi kebutuhan industri hilir yaitu kegiatan
agroindustri, pada proses ini para manajer wajib pengetahui
bagaimana proses penyimpanan, pengeringan, pengolahan
hasil, sampai dengan proses pengangkutan hal tersebut
bertujuan untuk meminalkan kerugian yang mungkin terjadi.
 Ketiga, yaitu identifikasi jaringan ketersediaan agroinput yang
meliputi lembaga penyedia (industri hulu), mutu, jumlah,
harga, dan waktu ketersediannya.
 Keempat, identifikasi jaringan ketersedian modal usaha, hal ini
merupakan hal yang penting karena modal merupakan salah
satu faktor utama yang menunjang terjadinya proses agribisnis.
 Kelima, penyusunan pola usahatani yang memiliki keunggulan
kompetitif komoditi.
 Keenam, perencanaan modal dan pengajuan kredit.
 Ketujuh, perencanaan tenaga kerja, hal ini memang terdengar
tidak penting tapi hal ini menjadi faktor yang penting dalam
memanage suatu kegiatan dalam agribisnis.
2) Pengorganisasian
Setelah perencanaannya sudah bagus selanjutnya ada
pengorganisasian, dalam pengorganisasian ditetapkan sistem organisasi
yang dianut untuk menetapkan pembagian pekerjaan, tugas dan
tanggung jawab dari masingmasing orang yang ikut bekerja sama
untuk mempermudah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Organisasi mempunyai tiga komponen yaitu fungsi, personalia, dan
faktor-faktor sarana fisik. Seorang manajer sangat berperan dalam
pengorganisasian untuk dapat mengelola orang-orang yang tergabung
dalam suatu organisasi tersebut. Seorang manajer harus mampu
memberi bimbingan kepada bawahannya dan harus dapat memimpin
organisasi tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab agar menjadi
teladan kepada para bawahannya.

3) Pengarahan
Fungsi pengarahan merupakan gerak pelaksanaan dari
kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Menurut
Downey dan Erickson (1992), pengarahan bertujuan untuk menentukan
kewajiban dan tanggung jawab, menetapkan hasil yang harus dicapai,
mendelegasikan wewenang yang diperlukan, menciptakan hasrat untuk
berhasil, mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Pengarah merupakan jantung dari proses
manajemen dan harus didasarkan pada rencana organisasi yang baik,
yang menentukan tanggung jawab, wewenang, dan evaluasi. Selain itu
pengarahan berfungsi untuk membuat organisasi tetap hidup, untuk
menciptakan kondisi yang menumbuhkan minat kerja, kekuatan untuk
bertindak, pemikiran yang imajinatif dan kelompok kerja yang
berkelanjutan.

4) Pengkoordinasian
Dalam suatu organisasi sering terjadi perbedaan antar anggota
organisasi, padahal suatu organisasi disusun untuk mencapai satu
tujuan bersama. Hal tersebut dapat menimbulkan perbedaan yang
akhirnya dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil, oleh
karena itu berbagai pendapat tersebut perlu dipadukan agar harmonis
dalam suatu tindakan koordinasi yang akan menuju kesuatu tujuan
organisasi. Koordinasi merupakan daya upaya untuk mensinkronkan
dan menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia. Koordinasi
merupakan otak dalam batang tubuh dari keahlian manajemen.

5) Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan
dalam manajemen, sebab dengan pengawasan dapat diketahui hasil
yang telah tercapai dan apabila terjadi penyimpangan dapat dilakukan
perbaikan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

e. Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis


Manajemen Agribisnis merupakan sebuah sistem yang utuh mulai dari sub-
sistem dimana penyediaan sarana produski atau juga peralatan pertanian, sub-
sistem usaha tani, sub-sistem pengolahan atau agroindustri, dan sub-sistem
pemasaran. Dukungan dari sub-sistem kelembagaan sarana maupun prasarana, dan
sub-sistem pembinaan sangat diperlukan agar sistem Agribisnis bisa berjalan
sesuai dengan fungsinya.
Berikut ini ialah ada beberapa indikator keberhasilan pembangunan
Manajemen agribisnis yakni:
1) Meningkatnya Kesejahteraan Petani
 Nilai tukar petani dapat meningkat.
 Keunggulan komparatif maupun kompetitif para petani
mengalami peningkatan.
 Terjadi peningkata pada usaha tani atau juga usaha pengolahan
hasil tani.

2) Meningkatnya Kesempatan Kerja


 Jumlah usaha agribisnis diberbagai pedesaan mengalami
peningkatan.
 Terjadi perkembangan pada usaha industri hulu atau juga
industri pengolahan hasil tani.
 Adanya penurunan angka pengangguran di desa-desa

3) Meningkatnya Ketahanan Pangan


 Ketersediaan sumber pangan meningkat.
 Terjadi penurunan impor bahan pangan.
 Jumlah masyarakat yang rawan pangan menurun.
 Terjadi peningkatan diversifikasi konsumsi pangan non beras.

2. Inovasi-inovasi Pertanian
Untuk memajukan sektor pertanian kita juga harus mempunyai inovasiinovasi terbaru,
inovasi –inovasi ini diperlukan agar kita bisa meningkatkan sektor pertanian dari berbagai
sisi. Ini beberapa inovasi – inovasi yang ada di pertanian
a. Drone
Drone tidak hanya berfungsi untuk mengambil gambar dari atas saja tapi
drone juga bisa di manfaatkan di dalam dunia pertanian antara lain :
1) Mengamati keadaan tanah dan tanaman.
2) Memeriksa gulma dan merawat tanaman.
3) Memantau kesehatan tanaman secara keseluruhan .
4) Penyiraman tanaman yang lebih efisien.
5) Penyebaran pupuk, pestisida, herbisida

b. TaniHub
TaniHub menjadi salah satu platform digital yang berfokus menjadi
marketplace yang menjual berbagai macam produk pertanian. Aplikasi ini
menyediakan berbagai macam produk mentah, seperti sayur, buah-buahan,
daging, telur dan kebutuhan lainnya.Aplikasi TaniHub memudahkan kita yang
ingin berbelanja kebutuhan dapur secara mudah. Dalam aplikasi ini kita juga bisa
langsung memesan dan membayar langsung belanja. Dengan kemudahan
bertransaksi yang nyaman untuk konsumen, TaniHub menjadi salah satu
marketplace agribisnis terpadu.

c. Penggunaan Radio Frequency Identification (RFID)


Sensor RFID dipergunakan untuk melacak tanaman mulai dari ladang hingga
ke toko. Manfaat dari teknologi ini adalah dapat meningkatkan kepercayaan bagi
produsen dan memicu tanggung jawab produsen agar selalu menyediakan produk
dan barang yang segar. Sebagai contoh adalah apabila ada wabah dalam tanaman,
akan lebih mudah terlacak dari mana tanaman itu berasal. Petani juga dapat
merasa lega apabila tanaman mereka terlacak dan memastikan produk mereka
aman hingga sampai ke konsumen.
Daftar Pustaka

8villages.com. (2019, 1 April). Mengapa Kesejahteraan Petani Indonesia Masih Rendah?


Diakses pada 18 September 2020, dari
https://8villages.com/full/petani/article/id/5ca17baed324d09579ad7163

Andezer, Nescaya. (2014, 29 November). Faktor-Faktor Produksi Pertanian. Diakses pada 18


September 2020, dari http://nescaya.blogspot.com/2014/11/faktor-faktor-produksi-
pertanian.html

brilio.net. (2020, 29 Januari). 5 Aplikasi pertanian ini paling cocok buat para petani. Diakses
pada 19 september 2020, dari https://www.brilio.net/creator/5-aplikasi-pertanian-ini-
paling-cocok-buat-parapetani-8087d7.html

Detakindonesia.co.id. (2020, 11 Juli). Inovasi Teknologi Berpengaruh dalam Sektor


Pertanian. Diakses pada 19 september 2020, dari
https://detakindonesia.co.id/read/detail/5453/inovasiteknologi-berpengaruh-dalam-
sektor-pertanian/5

Hidayat. (2009). Sumberdaya Lahan Indonesia: Potensi, Permasalahan dan Strategi


Pemanfaatan.Diakses pada 18 September 2020, dari
https://scholar.google.com/scholar?q=related:BQ-
EOUngAKYJ:scholar.google.com/&scioq=&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p
%3DBQ-EOUngAKYJ

Jaenuri, Ahmad. (2017). Faktor-Faktor Produksi Pertanian. Diakses pada 18 September 2020,
dari https://jaenuriblog.wordpress.com/2017/11/05/faktor-faktor-produksi-pertanian/

Jitunews.com. (2015, 7 April). Masalah Permodalan Petani ? Ini Solusinya !!!. Diakses pada
19 September 2020, dari https://www.jitunews.com/read/12051/masalah-permodalan-
petani-ini-solusinya

Kawasanpertanian.blogspot.com. (2017, 2 Oktober). Macam-macam Komoditas Pertanian


dan Pengelompokannya. Diakses pada 18 September 2020, dari
https://kawasanpertanian.blogspot.com/2017/10/macam-macam-komoditas-pertanian-
dan.html. Kementerian Pertanian

Modal Dalam Produksi Pertanian. (2015). Diakses pada 19 September 2020, dari
https://agustinabidartifpunsrimengajar.files.wordpress.com/2015/06/bahan-ajar-6-mk-
pengantar-ekonomi-pertanian-agbid.pdf

mongabay.co.id. (2019, 31 Desember). Catatan Akhir tahun: Reformasi Agraria Jauh dari
Harapan. Diakses pada 19 September 2020, dari
https://www.mongabay.co.id/2019/12/31/catatan-akhir-tahun-reforma-agraria-masih-
jauh-dari-harapan/

riskaumatussholela.blogspot.com. (2016, 19 Desember). Apa sih Peran dan Pentingnya


Manajemen dalam Agribisnis ? Diakses pada 19 september 2020, dari
http://riskaumatussholeha.blogspot.com/2016/12/apa-sih-peran-
danpentingnyamanajemen.html#:~:text=Manajemen%20memiliki%20peran
%20penting%20da lam,meminimalkan%20kerugian%20yang%20mungkin%20terjadi.

Sarjanaekonomi.co.id. (2020, 1 Agustus). Manajemen Agribisnis. Diakses pada 19 september


2020, dari
https://sarjanaekonomi.co.id/manajemenagribisnis/#Ruang_Lingkup_Manajemen_Agri
bisnis

Soleh, Ahmad. (2017). Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran di Indonesia. Diakses


pada 18 September 2020, dari https://media.neliti.com/media/publications/177585-ID-
masalah-ketenagakerjaan-dan-pengangguran.pdf

Sulaeman, Dede. (2020, 10 Februari) .Sebab dan Akibat dari Erosi Tanah. Diakses pada 19
September 2020, dari https://wri-indonesia.org/id/blog/sebab-dan-akibat-dari-erosi-
tanah-dan-bagaimana-mencegahnya

Sumaryanto.dkk. 2002. Masalah Pertanahan di Indonesia dan Implikasinya Terhadap Tindak


Lanjut Pembaruan Agraria. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Tarigan, Kelin dan Salmiah. (2013). Faktor-faktor produksi pertanian. Diakses pada 18
September 2020, dari https://ocw.usu.ac.id/course/download/3160000148-ekonomi-
pertanian/6_7_faktor_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai